Kenedict kini berada di ruangan lain. Ia ditemani seorang asisten. Mereka tengah menunggu di ruangan terpisah dari ruangan VVIP yang biasanya menjadi tempat favoritnya.
“Maaf membuatmu menunggu lama, Mr. Kent, aku harus benar-benar mengurus gadis itu,” ucap Scarlett. Ia muncul dari balik pintu sambil menundukkan kepalanya.
Kent menarik satu sisi kerah jasnya. Tubuhnya berkeringat padahal pendingin ruangan ini sungguh sangat mampu membuatnya nyaman namun, gadis bermata bulat itu seperti menyemburkan api yang membuat Kent merasa terbakar. Pria itu sungguh tidak mengerti jika ada manusia seperti gadis bermata cokelat yang baru di temuinya. Ini untuk pertama kali dalam hidup seorang Kenedict Archer mendapat penolakkan dari seorang gadis dan ironinya gadis itu adalah seorang pelayan bar.
“Jadi, berapa yang harus kubayar?" tanya Kent.
Scarlet langsung bisa menebak maksud perkataan Kent. Ia berjalan perlahan dengan kedua tangan yang terlipat di depan tubuhnya.
"Lima juta," ucap Scarlet.
Kent menarik napas panjang. "Setelah dia keluar dari sini, dia akan sepenuhnya menjadi milikku. Aku akan melakukan apa pun yang ingin kulakukan padanya dan kalian tidak boleh lagi ikut campur," ucap Kent.
Scarlet mengangkat kepalanya. Ia menganggukan kepala menatap mata Kent.
"Aku setuju dengan harganya."
Scarlett melebarkan matanya. Bahkan tanpa sadar ia mencodongkan badannya ketika mendengar ucapan Kent barusan. Mulutnya mulai menganga sempurna. Scarlet tidak menyangka jika Kent akan langsung setuju dengan harga yang ia berikan. Wanita itu langsung menghampiri Kent lalu tersungkur di depan kaki sang miliarder.
“Apakah Anda akan membayarnya saat ini?” tanya Scarlet dengan mata yang berbinar.
Kent mendecih sinis sambil menatap rendah perempuan yang sedang berlutut di depan kakinya. Ia menggelengkan kepala sungguh tidak percaya jika semua manusia bisa dikendalikan dengan uang. Kent memiringkan kepalanya. Pria itu segera mengeluarkan ponselnya lalu mengetik sesuatu. Tak sampai semenit, ia lalu membalikkan layar ponsel menghadap Scarlett.
Scarlett menelan ludah tak percaya ketika melihat nominal uang yang berhasil ditransfer oleh Kenedict dan di bawah nominal uang tersebut, tertera namanya di sana.
“Oh my God ….” Scarlet bergumam. Bagaimana tidak, uang sebanyak lima juta dolar tak pernah ia terima langsung bahkan dari seorang Mr. Kent sebelumnya. Walau pun Kent pria miliarder, ia tak pernah sekalipun membeli seorang gadis. Harga paling mahal yang pernah ia terima dari Kent adalah dua juta dolar dan itu untuk seorang gadis perawan dan kini? Scarlet bahkan tidak tahu jika gadis yang baru dibeli Kent dengan harga lima juta dolar itu masih perawan atau tidak. Namun, semua itu tidak berarti lagi baginya. Sekarang yang terpenting dia sudah mendapatkan banyak uang. Lagi pula, Scarlett juga tidak yakin jika akan ada pria lain yang bersedia memakai gadis pemberontak itu.
“Ingat Scarlet, setelah ini dia hanya akan menjadi milikku. Tidak ada lagi yang berhak atas dirinya sekalipun itu adalah dirinya sendiri.”
“Ya, Mr. Kent. Tentu. Dia hanya milikmu seorang.”
Kent lalu meneguk wisky yang sejak tadi sudah menganggur di tangannya. Ia benar-benar tidak sabar ingin segera membawa gadis itu ke rumahnya, deru napas dari pria itu langsung berubah saat bayang-bayang di dalam otaknya yang menginginkan penyerahan diri dari gadis itu mulai menguasainya hingga ia bisa merasakan darahnya yang berdesir hebat memenuhi pembuluh nadinya.
Rahang Kent mengencang. Ia langsung berdiri. Massimo anak buahnya itu langsung meraih gelas kosong di tangan tuanya. Dengan satu kali hentakan kasar Kent menarik jas mewahnya lalu ia segera keluar dari ruangan itu.
“Lepaskan aku!”
Di depan pintu, gadis yang baru saja di beli dengan harga yang mahal itu masih terus meronta-ronta. Kent melirik lewat ekor matanya. Ia kembali mengibaskan jasnya lalu berjalan dengan angkuh melewati gadis itu. Rex mengikat tangan Ilona di belakang lalu dia mulai mendorong Ilona.
“Woy tai!” Ilona masih terus berteriak. “Are you think I will surrender to you?” teriak Ilona. Ia tidak peduli dengan semua tatapan mata yang kini sedang menintimidasi dirinya. “Cih!” Sesuatu dalam dirinya seolah terus memaksa Ilona untuk memberontak. Ia tidak boleh pasrah dengan keadaan.
“Lepasin gue!” Penampilan Ilona benar-benar telah berantakan. Rambutnya acak-acakan dan tampilannya sangat tidak manusiawi lagi, tapi semakin Ilona memberontak semakin kuat juga Rex mendorong tubuhnya.
Mereka kini berada di area parkir. Kent berjalan pelan. Suara Ilona mendengung di telinganya, tapi itu semakin membuat Kent merasa tertantang. Ia bahkan masih bisa menyunggingkan senyum iblis. Mereka berhenti di depan sebuah mobil SUV mewah berwarna hitam metalik. Kent menghentikan langkahnya saat ia sampai di belakang mobilnya.
Kedua tangan Kenedict tumpang tindih di belakang tubuhnya. Perlahan-lahan ia mulai memutar lutut. Kent masih menantikan gadis yang terus melakukan gerakan sia-sia dan kini dia tepat berada di depan Kent. Massimo langsung membuka pintu belakang dan ketika Rex kembali mendorong tubuh Ilona untuk di bawa masuk ke dalam mobil, Kent pun mengangkat tangannya memberi isyarat pada Rex untuk segera menghentikan langkahnya dan Rex pun berhenti.
“Apa kau pikir gadis sekotor itu layak duduk di sampingku?” Kent memutar wajahnya memperlihatkan tatapan sinis berbalut wajah arogansinya.
Rex menunduk dan tak ada niat untuk menyahuti pertanyaan Kent.
“Taruh di di belakang,” titah pria itu. “Massimo,” panggilnya.
“Ya tuan,” ucap Massimo.
Kent mengedikkan kepalanya menunjuk bagian belakang mobil.
Mata Ilona perlahan-lahan melebar saat instingnya lebih dulu memberikan petunjuk pada apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, belum sempat dia mengeluarkan sepatah kata bahkan sedikit gerakan untuk bisa melawan, Rex sudah mengangkat tubuhnya dan dengan satu gerakan cepat Rex sukses memasukan Ilona ke dalam bagasi dan Massimo tak kalah sigap. Ia langsung menutup pintu kap mobil.
Kent adalah orang yang paling menikmati pertunjukan ini.
“Woy lepasin ….”
Kenedict Archer tersenyum penuh kemenangan mendengar teriakkan gadis itu. Tak menunggu lama, ia langsung memutar lutut dan masuk kedalam mobilnya. Namun, ketika dia duduk, Kent merasa telinganya terganggu oleh teriakan di belakang.
“Massimo, pergi dan sumbat mulutnya,” titah Kent.
Massimo mengangguk. Ia membuka laci dashboard lalu mengeluarkan sebuah kain berwarna merah. Massimo mendorong pintu mobil. Ia berjalan cepat membuka kap mobil.
Ilona sempat merasa senang sebab ia boleh lagi menghirup udara, tapi kesenangannya runtuh ketika Massimo mengangkat kepalanya dan langsung melilitkan kain merah di tangannya ke mulut Ilona.
“Mmmmppth ….” Ilona melotot pada Massimo, tapi pria itu tentu tidak akan mempedulikan teriakan dan amukkan Ilona. Setelah berhasil menyumbat mulut Ilona, Massimo bergegas kembali ke belakang kemudi. Pria itu langsung memutar kunci mobil dan melesatkan SUV tersebut dari klub malam tersebut.
Ilona terus menangis. Udara di sekelilingnya terasa panas, pengap dan dia mulai kesulitan bernapas. Tulang-tulangnya terasa remuk dan entah bagian tubuh mana yang merasa perih sebab sepertinya seluruh tubuhnya terasa sakit. Selain merasa letih, Ilona merasa begitu takut. Takut pada hal yang lebih besar yang mungkin bisa terjadi padanya.
Pria bernama Mr. Kent itu terlalu berbahaya. Ilona masih terbayang pada gadis-gadis yang berlutut dengan kepala tertunduk di depan kakinya. Dari semua itu, Ilona bisa memperkirakan seberapa berkuasanya dia. Dalam tangisnya, Ilona masih berharap jika dia bisa selamat dari sesuatu yang berbahaya.
****
Archer's Mansion
11.09 PM______________Massimo turun lebih dulu untuk membukakan pintu bagi tuannya. Kemudian dia beralih kebelakang untuk membuka pintu bagasi.
Ilona begitu lemas. Bahkan untuk menarik napas ia seolah tidak punya kekuatan. Mobil telah berhenti dan entah di mana mereka membawanya. Ia hanya pasrah. Terlebih, ketika mendengar bunyi gagang yang di tarik pertanda seseorang akan kembali membuka pintu bagasi ini. Ilona sontak menutup matanya saat cahaya lampu menusuk membuat kedua bola matanya sakit.
Gadis yang tengah berbaring di dalam kap mobil milik Kenedict Archer benar-benar tidak berdaya. Ketika Massimo menarik lengannya, ia tidak bisa berkata apa pun. Massimo langsung mengangkat tubuh Ilona dan mengeluarkannya dari dalam bagasi. Ia mengangkat tubuh mungil itu lalu membawanya ke pundaknya. Ilona meringis saat perutnya menabrak pundak Massimo yang kokoh.
Ilona merasa sedikit pusing saat kepalanya di paksa untuk tengkurap. Dalam ketidakberdayaan, Ilona hanya bisa menatap lantai batu pasir putih dan siluet seseorang yang mengikutinya dari belakang. Kepalanya begitu sakit dan dadanya sangat sesak karena hampir saja dia kehilangan napas di dalam kap mobil yang gelap. Kelopak matanya naik turun dan kesadarannya mulai hilang. Sayup terdengar suara-suara di sekelilingnya.
“Selamat datang Mr. Kent,”
“Massimo, bawa dia di kamar tamu,"
“Baik tuan.”
“Meghan, tolong kau urus dia. Berikan dia pakaian yang bagus dan siapkan dia.”
“Baik tuan.”
Ilona merasa jika tubuhnya semakin melayang. Tubuhnya terhentak-hentak. Pandangan di depannya adalah lantai keramik mengkilap. Mungkin juga dilapisi emas. Ilona berusaha keras menaikkan tatapannya. Bola matanya meraih sepasang manik hijau milik Kenedict Archer.
“Aright baby girl, sekarang kau adalah milikku. Kita lihat sejauh mana kau bisa melawanku.” Kent menutup kalimatnya dengan seringaian.
Entah mengapa Ilona jadi ingin tertawa. Ia ingin menertawai nasibnya.
‘Sekarang, aku mulai percaya pada sebagian orang yang suka mengutuk takdir mereka dan mengatakan jika sial itu memang melekat pada hidup mereka.’
________________
tekan VOTE please :)
Hallo, selamat datang di duniaku. Jika kalian menyukai cerita ini, silahkan menyimpan cerita ini di perpustakaan kalian. Oh ya, ini Novel Dewasa yang hanya bisa dibaca oleh kalian yg sudah berumur 18+. Beberapa part akan menyuguhkan adegan dewasa dan explicit. Jika kurang menyenangkan bisa di skip. Cerita ini sekadar FIKSI semata. Tidak ada maksud utk menyinggung sebagian atau bbrp kelompok. Nikmati saja alurnya. Suka, duka, sedih, bahagia. Gemetar dan meledak. Rasakan sensasinya. Jangan lupa untuk memberikan VOTE dengan mengklik tombol VOTE di bawah. Keep your eyes open untill the end, yah ;) Mampir juga ke cerita terbaruku judulnya BEAUTIFUL PSYCHO bertema Romansa Dewasa. Ditunggu kehadirannya ;)
Enam kemudian ><__________________San Diego – California USA Archer’s Mansion 07.23 PM_________ Ilona dan Jane begitu sibuk menata meja makan. Gadis itu sengaja turun ke dapur untuk membantu para pelayan mansion. Turun dari tangga, seorang pria bermata hijau dalam balutan sweater panjang berwarna abu-abu. Ia mengambil langkah panjang menghampiri dining room. Kedua kaki berhenti tepat saat tubuhnya tiba di pintu. “Katanya sup ayam mampu meningkatkan kekebalan tubuh saat hamil?” tanya Ilona. Ia membawa sesendok kuah ke mulutnya. Di sampingnya, Jane mengangguk. “Bagaimana rasanya?” Ilona menarik kedua sudut bibirnya ketika kelopak matanya melebar. “Mmmm …,” gumam gadis itu. Ia mengacungkan jempol. “Masakanmu selalu yang tebaik, Jane.” Jane tertawa. “Aku senang kau menyukainya, Nyonya.” “Em, em, em, em!” Hailey menggoyangkan telunjuk di depan wajahnya. “Sudah berkali-kali kubilang jangan pern
“Kalau begitu ayo kita mulai.” Hailey tersenyum penuh kemenangan. Melihat bagaimana manik berwarna biru milik suaminya kini berubah gelap membuat sesuatu dalam pangkal paha Hailey berkedut makin kencang. Embusan napas berat dari Christian menyapu kulit dadanya. Ditatapnya sang pria yang kini tengah melucuti bagian atas gaunnya dengan gerakan pelan. Seakan-akan tengah membuka kado spesial, Christian membukanya sepenuh hati. “Damn it,” gumam Christian ketika menatap bagian padat dan kenyal milik sang istri. Christian mendongak menatap Hailey lalu dilumatnya bibir istrinya dengan kasar. Hailey menghela napas di dalam mulut Christian lalu dengan cepat pria itu menarik bibirnya lagi. Tubuh Hailey menggeliat gelisah ketika Christian menempelkan lingualnya di leher wanita itu. “Oh, Chris. Mmmptthhh ....” Hailey mendesah. Kelopak matanya menutup sebagian manik berwarna cokelat itu. Tangan Hailey terangkat melepaskan jepit rambut. Membiarkan rambutnya
Christian menggendong pengantinnya dengan begitu lembut memasuki salah satu kamar mewah di hotel termegah kota ini. Desain serba putih dengan taburan bunga mawar merah di atas tempat tidur. Sementara sang pengantin wanita mengalungkan tangan ke leher Christian. Hailey memandang lelakinya lekat-lekat lantas ia menarik kedua sudut bibirnya. Hailey tersenyum. Hatinya dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran. Betapa tidak menyangkanya wanita itu mendapatkan Christian sebagai suaminya. Sepertinya ia harus sering berterimakasih kepada Kenedict yang telah mengirim Hailey kepada kakaknya. Walaupun pertemuan mereka dibilang tragedy, tetapi Hailey sungguh bersyukur. Ia tak menginginkan hal yang lain selain pria bermata biru yang kini sedang mendekapnya mesra. Christian menaruh tubuh istrinya dengan begitu lembut di atas ranjang. Sambil mengunci tatapan pada Hailey, Christian bergerak menudungi tubuh sang istri. Ia tetap menjaga bobot tubuhnya dengan kedua lutut dan satu ta
Hallo :)Dengan berakhirnya kisah romansa dewasa ini, aku mau mengucapkan terima kasih untuk seluruh pembacaku yang sudah mengikuti kisah ini dari awal sampai akhir. Terima kasih juga untuk kalian yang telah berbaik hati memberikan VOTE & RIVIEW untuk novel ini. Mohon maaf apabila Novel ini kurang memuaskan. Sekali lagi, novel ini hanyalah sebuah karangan yang datang dari imajinasi penulis. Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata dan tidak ada maksud untuk menyinggung satu dan atau beberapa pihak/golongan. Apa pun yang tersuguhkan dalam novel ini, niatnya hanyalah untuk menghibur. Semoga ada pesan moral yang bisa diambil dari kisah Kenedict, Christian, Ilona dan Hailey. Sampai bertemu di karya-karyaku selanjutnya, yah :)Sehat terus. Jaga kesehatan dan semoga TUHAN MEMBERKATI :)Your lovely Author : DREAMER QUEEN
London – England09.23 AM________Kenedict mondar-mandir di dalam ruang ganti. Sementara di sudut ruangan terdengar embusan napas panjang dari Christian yang sedang duduk di kursi tunggal berwarna putih.“Kent, apa kau butuh popok?” cibir Christian. Pria itu gemas melihat tingkah Kent.“Sial!” Kent mendesis sambil menatap kakaknya dengan nyalang.Wajahnya pucat. Benar-benar pucat, tapi telinganya merah. Ia kembali berlari ke kamar mandi dan datang setelah sepuluh detik. Christian menggelengkan kepalanya. Pria itu akhirnya berdiri lalu mengambil jas berwarna hitam yang disampirkan ke sandaran kursi.TOK TOKKeduanya kompak menengok ke arah pintu. Hailey muncul dengan senyum sumringah.“Mempelai wanita telah siap,” kata Hailey.Christian tersenyum. Ia menjulurkan tangan saat Hailey berjalan cepat menghampirinya. Pria itu mendekap tubuh Ha
Dan sekarang aku sadar, jika sebenarnya ada tempat di mana seharusnya aku berada di sana. Berlari ke sana. Tempat yang pernah kuanggap sebagai sebuah kengerian. Kini berdiri di depanku sebagai penyembuhku.Christian Archer~______________Restoran di hotel mewah ini sedikit ramai, oleh karena para eksekutif global company memilih untuk makan siang di Ritz Carlton.Terdengar gelak tawa dari suara bass berat milik tuan Dune. Diikuti kekehan dari beberapa teman sebayanya. Mereka menikmati makan siang dengan santai. Berusaha menghilangkan formalitas yang mengikat.Namun, ada satu tempat dekat jendela yang suasananya sangat canggung. Dua orang muda memilih untuk duduk di tempat tersudut. Seolah-olah yang lain memang memberikan ruang bagi mereka. Sesekali mereka memandang pada pemandangan di luar jendela. Namun, semua itu sekadar untuk melepaskan gugup yang sedari tadi membalut suasana makan siang mereka.&ldq