Christian menggendong pengantinnya dengan begitu lembut memasuki salah satu kamar mewah di hotel termegah kota ini. Desain serba putih dengan taburan bunga mawar merah di atas tempat tidur.
Sementara sang pengantin wanita mengalungkan tangan ke leher Christian. Hailey memandang lelakinya lekat-lekat lantas ia menarik kedua sudut bibirnya. Hailey tersenyum. Hatinya dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran. Betapa tidak menyangkanya wanita itu mendapatkan Christian sebagai suaminya. Sepertinya ia harus sering berterimakasih kepada Kenedict yang telah mengirim Hailey kepada kakaknya.
Walaupun pertemuan mereka dibilang tragedy, tetapi Hailey sungguh bersyukur. Ia tak menginginkan hal yang lain selain pria bermata biru yang kini sedang mendekapnya mesra.
Christian menaruh tubuh istrinya dengan begitu lembut di atas ranjang. Sambil mengunci tatapan pada Hailey, Christian bergerak menudungi tubuh sang istri. Ia tetap menjaga bobot tubuhnya dengan kedua lutut dan satu ta
Hemmm … mau diterusin gak nih? Hehehehe~ yang mau diterusin coba VOTE dulu sama taru pesan kesan kalian baca NOVEL ini di bagian review halaman depan. Ohya, FYI aku publikasi cerita baru judulnya BEAUTIFUL PSYCHO genre ADULT ROMANCE. Karena ini romantisme dewasa, maka beberapa part akan memuat adegan explicit seperti konten seksualitas yang hanya bisa dikonsumsi oleh mereka yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Gimana kisahnya? Ayo cek work aku sekarang 😉 Jangan lupa tekan VOTE.
“Kalau begitu ayo kita mulai.” Hailey tersenyum penuh kemenangan. Melihat bagaimana manik berwarna biru milik suaminya kini berubah gelap membuat sesuatu dalam pangkal paha Hailey berkedut makin kencang. Embusan napas berat dari Christian menyapu kulit dadanya. Ditatapnya sang pria yang kini tengah melucuti bagian atas gaunnya dengan gerakan pelan. Seakan-akan tengah membuka kado spesial, Christian membukanya sepenuh hati. “Damn it,” gumam Christian ketika menatap bagian padat dan kenyal milik sang istri. Christian mendongak menatap Hailey lalu dilumatnya bibir istrinya dengan kasar. Hailey menghela napas di dalam mulut Christian lalu dengan cepat pria itu menarik bibirnya lagi. Tubuh Hailey menggeliat gelisah ketika Christian menempelkan lingualnya di leher wanita itu. “Oh, Chris. Mmmptthhh ....” Hailey mendesah. Kelopak matanya menutup sebagian manik berwarna cokelat itu. Tangan Hailey terangkat melepaskan jepit rambut. Membiarkan rambutnya
Enam kemudian ><__________________San Diego – California USA Archer’s Mansion 07.23 PM_________ Ilona dan Jane begitu sibuk menata meja makan. Gadis itu sengaja turun ke dapur untuk membantu para pelayan mansion. Turun dari tangga, seorang pria bermata hijau dalam balutan sweater panjang berwarna abu-abu. Ia mengambil langkah panjang menghampiri dining room. Kedua kaki berhenti tepat saat tubuhnya tiba di pintu. “Katanya sup ayam mampu meningkatkan kekebalan tubuh saat hamil?” tanya Ilona. Ia membawa sesendok kuah ke mulutnya. Di sampingnya, Jane mengangguk. “Bagaimana rasanya?” Ilona menarik kedua sudut bibirnya ketika kelopak matanya melebar. “Mmmm …,” gumam gadis itu. Ia mengacungkan jempol. “Masakanmu selalu yang tebaik, Jane.” Jane tertawa. “Aku senang kau menyukainya, Nyonya.” “Em, em, em, em!” Hailey menggoyangkan telunjuk di depan wajahnya. “Sudah berkali-kali kubilang jangan pern
Christian menarik tangan Ilona. Seolah takut kehilangan gadis itu. Ia membawa Ilona hingga ke beranda mansion. Di depan sudah ada seorang pria pertengahan empat puluh yang merupakan supir pribadi dari Christian. Pria itu langsung bergerak membuka pintu belakang mobil. “Selamat pagi, Mr. Chris," sapanya. Ia memutar pandangan menatap gadis di samping Chris dan sambil menundukkan kepala, ia pun menyapa Ilona, "Selamat pagi, Nyonya.” “Selamat pagi Louis,” sahut Chris. Ilona hanya tersenyum simpul. Christian memberikan senyuman. Ia berbalik menatap Ilona yang tampak begitu kaku di belakangnya. Wajah gadis itu benar-benar tegang. “Ayo,” ucap Chris sambil menggerakkan kepala menunjuk mobilnya. Ilona mengulum bibir sambil memilin jemarinya di belakang tubuh. Kedua lututnya begoyang gelisah. Ikut dengan Christian benar-benar bukan ide yang bagus. “Chris, sebenarnya ….” “Hahh, sudahlah.” Tak ingin mendengar alasan Ilona, Christian begitu saja menarik lengan gadis itu hingga kedalam mobil
Archer’s Mansion08.22 PM______________Christian mengerjapkan mata. Kepalanya pening bagai terkena pukulan gada. Pria itu meringis sambil memegang kepala dengan kedua tangan. Kelopak matanya kembali terpejam saat sinar dari cahaya lampu menusuk netranya. Sambil mendesis panjang, pria itu mencoba mengingat apa yang telah terjadi padanya. Sontak ia menarik tubuhnya. Christian terduduk sempurna saat semua ingatannya telah terkumpul. “Ilona …,” gumam pria itu. Matanya langsung melebar saat melihat pemandangan di sekeliling. Ia menjatuhkan tatapan menatap dirinya kini yang tengah berbalut selimut tebal. “Arrrghhh ….” Chris kembali membanting punggung. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Pria itu ingat apa yang telah terjadi padanya. “Sial!” Christian mendengkus. Tenggorokkannya tersekat hebat. Ia meraih segelas air dari atas nakas lalu meneguknya dengan cepat. Chris kembali menghembuskan napas panjang. Rasa-rasanya dia ingin mati saja sekarang. Chris menarik kepalanya dengan kedua tanga
Kent memutar tubuh. Ada kekecewan di sana. Membentang luas dalam lubuk hati ketika bibirnya sendiri yang mengatakan janji itu. Memikirkan kembali apakah ia benar-benar telah siap melepas gadis yang belakangan ini mengisi hari-harinya. Apakah semuanya memang akan terlepas begitu saja ketika gadis itu bersedia bertelanjang dan menerima tubuh pria itu sepenuhnya. “Ayo,” ucap Kent. Ia kambali menoleh. Menjulurkan tangan yang kemudian di sambut oleh sang gadis. Berpegangan tangan namun entah mengapa kali ini Kent merasa berdebar-debar dalam hatinya. Kent berhenti tepat di samping kubikel sekertarisnya. “Layla, tolong batalkan semua rapatku hari ini. Termasuk wawancara dengan TV internasional,” ujar Kent. Layla mengerutkan dahi. Ia telah bekerja bertahun-tahun bersama Kent. Ia mengenal betul bagaimana sifat seorang Kenedict Archer. Pria itu tidak pernah membatalkan rapat apa pun selama ini. Dan hari ini, entah kenapa Kent jadi semakin aneh hanya karena seorang gadis kampungan bernama Ilon
“Aaaaarggh ….” Ilona menjerit. Suaranya menggema memenuhi ruangan ini. Ia berteriak. Menahan semua rasa sakit yang sedang diberikan oleh sang tuan. Tubuhnya bergetar sangat hebat. Jiwanya seolah ditarik ketika benda itu menyentuh biritnya. Kent kembali mengayunkan tangannya. Mengarahkan ikat pinggang berbahan kulit itu ke birit polos milik Ilona. Oh ya Tuhan, gadis itu kembali meringis, berteriak sambil mengepalkan tangan. “Berteriaklah.” Suara penuh dominasi itu terdengar begitu mengerikan. Pria itu seperti kesetanan. Murkanya meledak-ledak memerintah tangan kekarnya untuk terus terayun. TAAASSSHHH …. “Aaaarrgghhh!” Lagi-lagi Ilona berteriak. Gadis itu meremas seprai dengan kedua tangan yang terikat. Ia mengubur wajah kedalam kasur. Menggigit kain sutra tipis di bawahnya. Berusaha melampiaskan semua rasa sakit yang sedang ia alami. TAAASSSSHHH …. Sekali lagi. Kent mendaratkan pukulan terakhirnya. Ia ambruk. Tangannya bergetar dengan hebat. Rahangnya mengeras, di balut dengan ke
Kenedict Archer, salah satu tamu VVIP Pub The Lion. Club malam yang terkenal hanya menerima tamu eksklusif dan satu-satunya yang termegah di San Diego bahkan di California. Tamu-tamu di sini kebanyakan adalah kalangan para eksekutif termasuk para miliarder dari berbagai tempat. Mereka datang ke night club ini untuk melepas lelah, mencari hiburan bahkan … sebagian dari mereka mencari sesuatu untuk di taklukan namun, bagi seorang Kenedict yang lebih nyaman di sapa Mr. Kent, mencari sesuatu sepertinya tidak di takdirkan untuknya sebab … dialah yang dicari oleh orang-orang. Dia begitu muda. Begitu muda dan menarik, sangat menarik. Postur tubuh atletis dengan tinggi mencapai 183 CM, 
Kenedict kini berada di ruangan lain. Ia ditemani seorang asisten. Mereka tengah menunggu di ruangan terpisah dari ruangan VVIP yang biasanya menjadi tempat favoritnya. “Maaf membuatmu menunggu lama, Mr. Kent, aku harus benar-benar mengurus gadis itu,” ucap Scarlett. Ia muncul dari balik pintu sambil menundukkan kepalanya. Kent menarik satu sisi kerah jasnya. Tubuhnya berkeringat padahal pendingin ruangan ini sungguh sangat mampu membuatnya nyaman namun, gadis bermata bulat itu seperti menyemburkan api yang membuat Kent merasa terbakar. Pria itu sungguh tidak mengerti jika ada manusia seperti gadis bermata cokelat yang baru di temuinya. Ini untuk pertama kali dalam hidup seorang Kenedict Archer mendapat penolakkan dari seorang gadis dan ironinya gadis itu adalah seorang pelayan bar. “Jadi, berapa yang harus kubayar?" tanya Kent. Scarlet langsung bisa menebak maks