Hari ini aku tahu jika sebenarnya ada rasa yang tak mampu terungkap oleh kata. Namun biarlah semuanya mengalir apa adanya.
Ilona Audrey~
______________
Ilona tersenyum menatap sepasang manik hijau yang tengah memandanginya dari pantulan cermin. Gadis itu tengah disibukkan dengan alat pengering rambut yang telah ia colokan ke listrik. Ia menekan tombol untuk menyalakan hair dryer lalu mulai mengarahkannya ke rambut Kenedict yang basah.
Kent duduk di depan cermin. Handuk berwarna putih melingkari pinggangnya sementara Ilona memakai jubah mandi berwarna putih. Tentu saja Kenedict memberikan privasi untuk Ilona. Ia membiarkan gadis itu mengganti pakaiannya yang telah basah kuyup akibat perbuatannya.
Setelah mengganti pakaian, Kenedict masih ingin dimanjakan oleh Ilona. Pria Adonis itu meminta Ilona mengeringkan rambutnya dan gadis Indonesia itu tentu akan dengan senang hati melakukannya.
Kent menarik satu tangan Ilona
Hallo :) Jangan lupa tinggalkan review di halaman depan yah kakak 💋
Di mataku, hanya dialah satu-satunya wanita terindah. Cantik tak cukup menggambarkan keindahannya. Dia indah. Bukan hanya parasnya saja namun semua keindahan itu terpancar dari dalam hati. Maka aku harus bersyukur menjadi satu-satunya manusia yang terpilih untuk memilikinya.Kenedict Archer~_________________Sambil menggenggam tangan Ilona, Kenedict berjalan keluar dari kamarnya. Dua orang muda itu terlihat saling memamerkan senyum sumringah. Dua-duanya tengah merasa begitu bahagia walau tak ada satu kalimat pun yang bisa menjelaskan status hubungan mereka saat ini.Semua itu tak penting lagi bagi keduanya. Sekarang ini, baik Kenedict maupun Ilona telah memasrahkan semua pada perasaan mereka tanpa menuntut lebih."Mr. Kent," sapa seseorang yang lantas membuyarkan adu saling tatap keduanya. Mereka kompak memutar pandangan menatap sumber suara. "Oh, maaf." Jane menunduk saat melihat keromantisan dua orang muda itu. Lantas membuatnya sadar jika
Di sanalah hatiku. Dimanifestasikan di luar tubuhku. Menyelimuti sebuah siluet besar dari pria dengan ketampanan yang tak biasa.Ilona Audrey~______________"Mr. Kent," panggil Ilona. Ia mendongak menatap Kent, termasuk pria itu ikut memandanginya. "Apakah keluargaku akan tetap di sini?" tanya gadis itu.Kent tersenyum. Sesuatu menarik perhatiannya. Ia pun menjulurkan tangannya. Ilona melirik dan mengikuti tangan Kenedict yang sedang mendekat padanya. Tangan Kenedict cukup panjang membuatnya sanggup meraih wajah Ilona dari tempat duduknya.Ditempatkannya tangan kekar pria itu ke samping wajah Ilona, meraih rahang gadis itu lalu ibu jarinya mengusap mayonaise yang menempel di sudut bibir si gadis. Kent menarik tangannya lagi lantas menghisap ibu jarinya.Oh astaga. Ini masih pagi dan Kenedict mulai menunjukan sesuatu yang entah ia sadari atau tidak, sengaja atau tidak, perbuatan Kent barusan sanggup membuat Ilona merona seketika. Gadis
Mengetahui jika pria yang sementara ini menggenggam tanganku ternyata adalah seseorang yang memiliki jangkauan lebih luas dari yang sempat aku bayangkan, seketika membuatku merasa begitu kecil. Dia lebih bersinar diantara kilauan berlian. Dia bercahaya. Membuatku berpikir jika seharusnya aku tetap berada di tempatku dan memandangi dirinya dari kejauhan.Ilona Aurdrey~_______________Ilona dibuat tercengang saat Kenedict kembali mengganti rencananya. Ketika mobil yang ditumpangi baru berjalan kira-kira lima kilo meter dari vila tempat mereka tinggal, Kent menyuruh Massimo untuk kembali. Baik Ilona maupun Massimo, tak ada yang berani bertanya mengapa mereka harus kembali saat telah menempuh setengah perjalanan. Namun, setibanya mereka di vila, Ilona dikejutkan dengan kemunculan sebuah helikopter yang rasanya tak asing lagi diingatan Ilona.Kenedict menatap gadis di sampingnya lalu segera meraih tangan sang gadis. Pria Archer itu
Sebagian diriku menyuruhku untuk bersembunyi di sudut paling kecil dan tak terlihat, namun sebagian diriku yang lain ingin aku untuk mengatakan pada dunia bahwa aku milikmu.Ilona Audrey~_____________“Come on,” ucap Kenedict. Ia dengan begitu percaya diri menggenggam tangan Ilona.Dari kejauhan tampak Layla mendecih kesal. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Ia memutar bola mata dengan malas. Pemandangan di depannya benar-benar membuat gadis itu gerah.“Kampungan,” gumam wanita seksi itu. Ucapannya barusan terdengar hingga ke rungu Ilona. Ketika jarak Kenedict makin dekat, Layla ikut mengubah raut wajahnya. Kedua sudut bibirnya naik membentuk senyum. “Selamat datang Mr. Kent,” sapanya sumringah.“Di mana para tamu?” tanya Kent dengan nada datar.Layla bergerak mendekati Kenedict. Gadis itu langsung melingkari sebelah lengan Kenedict dengan kedua tangan
Tak akan ada yang berubah. Kesederhanaanmu yang akhirnya membuatku mengerti jika sebuah perasaan tak bisa diukur oleh tampilan. Apa pun dirimu, kau adalah kau. Satu hal yang pasti, hanya aku yang berhak memiliki kesederhanaanmu.Kenedict Archer~______________“Astaga! Kau seharusnya berkaca sebelum menanyakan hal itu, Nona. Bukankah kau melihatnya sendiri. Hari itu, kau lupa? Bukankah kau juga ada di sana? Kau melihat kami, kan? Kau sangat bodoh, astaga!”“Lagipula apa yang kau harapkan dari Kenedict, hah?”“Demi Tuhan, kau bukan tipenya.”“Kuperingatkan agar kau segera pergi. Aku masih menggunakan cara baik-baik. Aku tak segan melakukan sesuatu yang akan menyakitimu nantinya.”**“Nona ….”Ilona bergeming. Gadis itu menghela napas lantas memperbaiki mimik wajahnya. Ia berbalik dan begitu ka
Bagaikan melempar koin ke sumur keberuntungan, aku mendapatkanmu sebagai imbalan. Semesta pun tak sanggup memisahkan dirimu dariku. Kenedict Archer~_______________Kent menenggelamkan wajahnya di dalam ceruk leher Ilona. Lagi-lagi ia menjadi Big Baby Blonde yang meminta jatah untuk dimanjakan. Kent berlagak bagai seorang anak kecil yang tak pernah tahu caranya mandi. Segala sesuatu harus dilakukan oleh Ilona, dan gadis itupun hanya bisa mengiyakan apa yang menjadi keinginan bayi besarnya. Mereka berdiri di depan cermin dengan hanya memakai jubah mandi. Tentu saja, sensasi mandi mendebarkan masih terasa hingga ke dalam daging Ilona. Tubuh Ilona masih bergetar diterpa gairah meresahkan yang setiap waktu selalu membuatnya frustasi. Napasnya masih bergemuruh di depan dada. Ia hanya mematri tatapannya di depan cermin sambil terus bermonolog dalam diam dengan bayangannya sendiri. Kent menaruh tangannya di atas pundak Ilona sebelum mendaratkan kec
Kenedict tersenyum. Matanya memaku menatap Ilona tanpa berkedip. Keduanya hanya berpandangan dalam diam dengan irama jantung yang sama kerasnya. Saling memuja. Sebagian lagi begitu penasaran dengan apa yang akan terjadi pada perpindahan detik selanjutnya. Kent menelan ludah. Manik hijau zamrud itu semakin menggelap menahan gairah menuntut pemuasan. Namun, semuanya harus dilakukan perlahan. Dengan perasaan. Kenedict bergerak, memindahkan wajahnya sedikit ke samping. Satu tangannya membentuk siku, terparkir di samping wajah Ilona. Kenedict menyeret satu tangannya dari bawah, membelai tubuh polos Ilona. Berjalan di antara perut memberikan efek samping yang membuat Ilona mendesah lantas menutup kedua matanya. “Keep your eyes open,” bisik Kent. Ilona dipaksa untuk kembali membuka matanya. Hembusan napas berat dari sang gadis menjadi pertanda jika tubuhnya telah menerima efek samping luar biasa dari sentuhan tangan sensual itu. “You r
Desahan napas panjang kembali terdengar. Kenedict merebahkan tubuhnya di samping Ilona. Alunan napas kasar, tersendat dan kaku membuat Kenedict tertawa berat. Ia membalikkan tubuh lalu mengangkat kepala Ilona untuk menyelipkan tangannya ke belakang tengkuk sang gadis. Kent menjadikan lengannya sebagai bantal Ilona. Sebuah kecupan mesra mendarat di dahi Ilona yang telah dibanjiri peluh. Dalam hal ini, Kenedict merasa telah memiliki Ilona sepenuhnya. Membuatnya semakin yakin pada keputusan yang telah ia ambil di sela-sela ia merasakan tubuh sang gadis. “Kau hanya miliku, ingat itu.” Kent berucap sambil menatap Ilona dari samping, sedang gadis itu masih terlalu sibuk bermonolog dengan pikirannya sambil terus memperbaiki napas. “Katakan sesuatu,” bisik Kent lagi. Ilona berusaha keras mencapai kesadaran penuh. Sesuatu di antara kedua pangkal pahanya masih berdenyut menikmati sisa-sisa sensasi nikmat yang membuat bagian lembab dan sensitif itu terasa perih.