Share

Belongs to the Player
Belongs to the Player
Penulis: Cherry Blossom

Prologue

Image

Prologue

Sidney menjejalkan pakaian ke dalam koper tanpa memilah terlebih dahulu dari dalam lemari pakaiannya. Menurutnya, ia harus segera melarikan diri dari London, secepatnya.

Tuhan tidak adil.

Di mana anggota keluarganya bebas menentukan kisah cintanya sendiri, tetapi ia tidak. Tidak cukup sampai di sana, ia adalah cucu Sandra Smith yang seharusnya mewarisi bakat wanita itu seperti ibunya dan adik perempuannya. Keduanya mewarisi bakat mendesain perhiasan, sedangkan dirinya tidak.

Bagaimana bisa?

Bahkan Grace yang bukan keturunan asli keluarganya saja memiliki bakat membuat desain. Kenapa ia adalah pengecualian?

"Kau tidak perlu pergi ke mana pun, sayangku," ucap Gabriel Smith, saudara sepupu Sidney.

"Tidak, sebelum hidupku direnggut oleh pernikahan yang membosankan, aku harus mendapatkan impianku."

Ia berencana pergi ke Rusia untuk membeli beberapa ribu hektar tanah di sana. Tanah yang diincar adalah tanah yang berpotensi untuk dijadikan tambang berlian, tempat itu berada di Republik Sakha atau Yakutia, tepatnya di Mirny.

Impian Sidney memiliki bisnis tambang berlian agar kelak ia tidak harus bergantung hidup pada suaminya. Ia ingin memiliki karier sendiri, menyibukkan hari-harinya agar kelak terhindar dari kegiatan berbau politik di lingkungan calon suaminya.

"Jika masalah pekerjaan, aku bisa memberimu jabatan di perusahaanku," ucap Gabe lambat-lambat.

Sidney memutar bola matanya. "Aku menginginkan bisnis di bidang berlian."

Gabe menghela napasnya, ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Sidney yang terlalu berlebihan. Neneknya memiliki toko perhiasan yang bernama Luxury Diamond dan sudah cukup ternama. Sidney bisa meneruskan bisnis yang sekarang dipegang oleh ibunya atau setidaknya jika ia tidak sabar lagi mengelola bisnisnya sendiri, ia bisa mengelola salah satu cabang Luxury Diamond.

"Tempat itu tidak aman, kau tidak perlu pergi ke sana."

Yakutia adalah tempat paling gersang di Rusia dan tempat itu dihuni oleh penduduk yang tidak lebih dari 50.000 orang. Bagaimana bisa Sidney berpikir untuk pergi ke sana sendirian?

Sidney berhenti menjejalkan pakaian ke dalam kopernya. "Ini bukan era feodal, internet ada di mana-mana, aku tidak akan tersesat dan aku sudah dewasa, tidak akan diculik."

Gabe tersenyum. "Dari pada kau memikirkan memiliki tambang berlian, bagaimana kita membangun kerja sama dengan salah satu pengrajin berlian di Rusia?" Ia mengamati wajah Sidney kemudian melanjutkan ucapannya, "aku hanya akan mengawasi, kau berhak mengatur bisnismu sendiri."

Sidney membalas tatapan Gabe dengan sorot mata waspada. "Bisakah kau mewujudkan itu secepatnya?"

"Kau tidak sabar ingin melarikan diri, ya?"

"Aku tidak seperti itu!"

Gabe menggelengkan kepalanya. "Kau tidak harus menikahi Gerald. Demi Tuhan, kau hanya cukup mengatakan pada ibumu jika kau tidak tertarik menikahi calon politikus yang kotor."

Gabriel selalu tidak pernah segan mengatai calon suami Sidney dengan sesuka hati. Di mata Gabe, Gerald tidak lebih dari seonggok daging busuk.

"Gerald tidak seburuk itu, dan dia tidak mungkin beriman politik kotor."

"Kau membelanya?"

"Kau selalu mencelanya." Sidney mendengus. "Bagaimana pun, Gerald akan menjadi suamiku."

"Kalian tidak saling mencintai."

Persetan dengan cinta.

Sidney menyandarkan punggungnya di pintu lemari pakaian. "Bukankah sudah jelas jika aku dan Gerald menikah bukan karena cinta?"

"Kau tidak harus menikahinya," tegas Gabe. "Kau tidak berhutang apa pun kepada keluarga mereka."

Sidney memang tidak berhutang apa pun kepada keluarga Truman, tetapi keluarga Johanson berhutang.

Ia enggan mengingat kenangan buruk itu, bahkan sebenarnya ia tidak bisa mengingatnya karena saat kejadian naas ia baru saja lahir kemudian diculik dan dibawa ke Mexico.

Orang tua Gerald ingin menikahkan salah satu putri keluarga Johanson dengan putra mereka dan sialnya, hanya Sidney satu-satunya kandidat karena adik perempuannya telah disunting pria Jepang.

Keluarganya tidak memasalahkan jika Sidney menolak perjodohan yang diminta oleh ibu Gerald. Tetapi, Sidney tahu diri dan ia berniat membalas budi.

Sidney menatap sepupunya yang selalu ada untuknya, lebih dari siapa pun di London. Di matanya Gabriel adalah pria terbaik di muka bumi ini setelah ayahnya. Andai saja posisinya ditukar dengan Grace, yang dinikahi kakak laki-lakinya, ia akan memilih Gabe sebagai suaminya. Dan Gabe tahu apa yang Sidney pikiran.

"Kita bisa melakukan apa pun yang kita inginkan." Gabriel mendekati Sidney dan berdiri tepat di depan gadis bermata hazel seperti dirinya. "Dengar, bahkan jika keluarga dan dunia menentang, jika kau bersedia aku akan menikahimu."

Sidney tertawa tanpa humor karena bukan kali pertama mendengar omong kosong dari bibir Gabe. Ia telah ratusan kali mendengarnya.

Bersambung....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wahyu Sudaryanti
nongol di sini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status