Bab 181. Ardho Keluar Dari Penjara
==========
“Ok, terima kasih infonya! Ingat, begitu pernikahan adiknya selesai, kembalikan dia ke dalam penjara!”
“Siaaap, Pak!”
Para Bodyguard Deva kembali fokus mengintai situasi di rumah Rika. Sang Narapidana di sambut hangat oleh Dr. Robert, calon adik iparnya.
“Selamat datang, Mas!”
Dr. Robert menyalam calon kakak iparnya.
“Terima kasih. Dr. Robert, kan? Senang bisa bertemu. Terima kasih akhirnya adikku mau mengakhiri masa lajangnya. Padahal usianya sudah lebih dari cukup, teman komp
Bab 182. Obat Perangsang Di Dalam Minuman========“Maaf, Din. Aku mau bicara, penting.”Suara pria sangat berwibawa. Tak ada kesan kalau dia sedang butuh sesuatu, tetapi sebaliknya Dindalah yang seolah butuh dia.“Bicara apa? Sepertinya gak ada yang penting, gugatan ceraiku sudah di pengadian, kamu tunggu aja panggilan sidangnya. Toh, kamu sudha keuar dari penjara. Jadi orang-orang tak akan menuduhku lagi sebagai perempuan egois, yang menuntut cerai karena suami di penjara. Sekarang tidak ada lagi alasan yang memberatkan aku. Tetapi, selamat, ya. Akhirnya kamu bebas. Sudah, aku matikan telponnya,” ujar Dinda tetap ketus.
Bab 183. Menuntaskan Hasrat Beriring Dendam===========Ardho kembali dari belakang dengan dua gelas minuman di tangannya. Teh manis hangat untuk Dinda, dan kopi buat dirinya.“Silahkan diminum!” ucapnya menyerahkan gelas untuk Dinda.“Makasih, Mas!” Dinda menerima gelas itu. Menyeruput beberapa teguk, lalu meletakkannya kembali di atas meja.“Jadi, kita mulai saja, ya! Pertama dulu masalah gugatan kamu, aku setuju. Aku tak akan menahan perceraian kita. Karena itu yang terbaik buat kita, iya, kan?” Ardho me
Bab 184. Berita Heboh di Pagi Buta=========Suasana di rumah Alisya di malam kejadian, saat Ardho menelepon wanita itu sebelum Dinda datang.“Siapa yang nelpon, Sayang?” Deva menatap punggung Alisya. Wanita itu duduk di tepi ranjang besar mereka.“Gak, tahu, nih, Mas. Nomor tak dikenal. Bentar, ya!” Alisya mengusap layar.“Hallo!” sapa Alisya. Tapi tak ada jawaban dari si penelepon.“Maaf, ini siapa?” tanya Alisya meninggikan suaranya. Tetap tak terdenagr jawaban.&nbs
Bab 185. Pernikahan Tiara Terancam Batal=========“Bagaimana keadaannya?” Dr. Robert menghampiri Dr. Ilham yang baru saja keluar dari ruang operasi. Pria itu tak masuk kerja hari ini. Sengaja dia mengambil cuti untuk persiapan pernikahannya. Esok adalah harinya. Namun, begitu mendapat telepon dari Alisya, pria itu buru-buru datang ke rumah sakit.“Dokter mengenalnya?” Dokter Ilham balik bertanya.“Ya, dia calon kakak ipar saya. Esok harusnya dia menikahkan adiknya dengan saya.”
Bab 186. Sumpah Dokter Robert==========“Maaf, Mbak. Kami sungguh-sungguh minta maaf. Kami merasa, jika sejak awal pernikahan ini sudah banyak onak dan duri, maka selamanya kelak, keluarga merek aakan diterpa masalah. Berarti mereka tidak serasi. Itu kepercayaan di keluarga kami. Jadi, untuk apa diteruskan. Tolong, agar Mbak bisa memaklumi!”“Baik, saya tahu sejak awal kalian memang tak menyukai Tiara, putri saya. Tak perlu mencari kambing hitam dan berbagai alasan. Putri saya memang bukan siapa-siapa, tak pantas mendampingi putra kalian yang sangat istimewa. Sangat tidak sepadan. Perlu kalian ketahui, kami
Bab 187. Pertengkaran Kecil Di Pagi Buta=========“Kalau sudah dijelasin Mama, kenapa Mas Robert masih ke sini?” Tiara menoleh. Kini mata mereka beradu. Jelas Tiara melihat ada keseriusan di mata kekasihnya. Tak ada keraguan di sana. Tetapi, Tiara bukan gadis penghayal. Tatapan penuh cinta itu, tak boleh dia harapkan lagi. Mata teduh itu bukan miliknya. Tiara menunduk kini. Menetralkan debar dengan buncah pedih di dada.“Ingin menegaskan sama kamu. Bahwa aku tak akan pernah mundur sejengkal pun Tiara!” Dr. Robert menyentuh dagu gadis itu, lalu menegakkan wajah yang tersaput mendung hingga berse
Bab 188. Watak Asli Deva===========“Ma-maksud Papa bukan seperti itu, aduh, papa salah ngomongnya, nih. Mama aja yang jelasin, ya! Tolong jelasin ke Tasya, Sayang!” Deva menoleh ke arah Alisya.Alisya menarik napas beberapa kali. Berusaha tetap setenang mungkin, meski hatinya kini bergejolak sesak. Cara Deva mendidik putrinya, tetap berdasarkan keangkuhan. Bibit keangkuhan itu dia tanamkan pula di hati putrinya. Sepertinya watak angkuh itu tak akan gampang lekang dari diri pria itu, bahkan akan dia wariskan pula pada anaknya. Rena bukan anak kandungnya, Deva menumbuhkan&nbs
Bab 189. Bulan Madu Alisya======Allah lah pemilik segala sesuatu di muka bumi ini. Tak ada yang melebihi kekuasaan Allah. Zat yang harus kita sembah, karena diri kita adalah milik-Nya. Kita harus akur, jangan sampai Allah mengambil Papa dan Mama, karena Allah marah. Itu yang Alisya tanamkan di hati kedua putrinya. Membujuk dan mendekati mereka dengan penuh kasih sayang.Tasya dan Rena mencoba memahami setiap kalimat yang diucapkan oleh Alisya. Keduanya saling menyesali diri, dan berjanji akan selalu saling menyayangi. Deva melihat perubahan kedua putrinya. Kini mereka terlihat sangat akur kembali. Itu berkat Alisya. Tetapi, masih ada yang m