Beranda / Rumah Tangga / Berbagi Suami / Harapan Hanya Tinggal Harapan

Share

Harapan Hanya Tinggal Harapan

Penulis: Si Nicegirl
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 07:37:56

"Jaga dirimu untukku, Mas! Semoga saja ingatan Elmq cepat kembali. Atau setelah sadar nanti Elmq tidak akan mengira kalau dirinya adalah aku. Sejujurnya, aku tidak akan sanggup kalau aku harus menyerahkanmu untuknya. Aku tidak dapat membayangkan kalau kita akan berpura-pura menjadi orang asing alih-alih suami istri."

 

"Ya, semoga saja saat Ema sadar nanti, dia telah kembali menjadi dirinya sendiri lagi. Dan kita tidak perlu bertukar peran seperti itu."

 

Namun ternyata harapan hanyalah tinggal harapan saja. Tepat setelah itu ponsel Elsa berdering, mama Tian yang menghubunginya,

 

"Cepat ke sini, Elmq sudah sadar!" serunya sebelum menutup teleponnya, bahkan tidak memberikan kesempatan pada Eksa untuk meresponnya.

 

Untuk sesaat Elsa terpana, campuran perasaan senang karena pada akhirnya Elma siuman dengan perasaan takut pada apa yang akan Elsa hadapi nantinya membaur menjadi satu.

 

Meski keputusannya telah bulat untuk meminjamkan Rangga pada Elma demi keselamatan adik kembarnya itu, jauh di lubuk hatinya Elsa tetap merasakan kekhawatiran yang teramat sangat. Bagaimanapun juga, secara tidak langsung Elsa akan berbagi suaminya dengan Elma, meski tidak secara harfiah.

 

"Ada apa?" tanya Rangga membuyarkan lamunannya.

 

"Elmq sudah sadar, Mas. Mama minta kita untuk ke sana sekarang," jawab Elsa sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas kerjanya, kedua matanya menatap dalam-dalam mata suaminya itu.

 

"Apa ingatannya …"

 

Sepertinya Rangga memiliki kekhawatiran yang sama dengan Elsa. Dan Elsa tahu betul, tidak hanya dirinya saja yang mengharapkan ingatan Elma akan kembali lagi, tapi Rangga juga. Baik Elsa maupun Rangga akan terselamatkan dari situasi sulit yang akan mereka hadapi nantinya.

 

"Aku tidak tahu, Mas. Tadi Mama tidak mengatakan apa-apa lagi. Sebaiknya kita melihatnya sekarang, sebelum Mama menghubungi aku lagi karena kita yang tidak kunjung datang," saran Elsa. Seperti itulah mama Tian, selalu tidak sabar jika itu menyangkut Elma. Apalagi Sekarang menyangkut nyawa Elmq, putri tersayang mama Tian.

 

Rangga berdiri lebih dulu, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Elsa Berdiri juga sebelum akhirnya mereka jalan bersisian menuju ruang rawat inap Elma dengan pikiran masing-masing.

 

"Mas Rangga!" pekik riang Elma saat melihat Rangga dan Elsa masuk.

 

Sambil tersenyum kikuk Rangga dan Elsa melangkah mendekati tempat tidur Elmq, namun tatapan Elma sepenuhnya hanya tertuju pada Rangga saja, seolah dunianya menyempit hanya pada sosok Rangga seorang saja.

 

"Kamu sudah pulang kerja, Mas? Atau kamu izin karena aku sedang sakit?" Tanyanya dengan suara manjanya, khas Elma saat sedang berbicara dengan Samu, mendiang suaminya.

 

"Ya, aku izin." jawab Rangga pelan.

 

Ia tidak ingin mencari tahu sedang memerankan siapa Elma saat ini. Atau sebenarnya Rangga terlalu takut untuk menemukan jawabannya, pun demikian dengan Elsa.

 

"Apa kepalamu masih pusing?" tanya Elsa, sama halnya dengan Rangga, ia belum mau mencari tahu tengah menjadi siapa Elma saat ini.

 

Tatapan Rania akhirnya teralihkan dari Rangga ke Elsa, "Elmq, mana Mas Samu dan putri kalian? Apa mereka tidak ikut ke sini?"

 

Pertanyaan Elma tidak hanya membuat bahu Elsa saja yang terkulai lemah, tapi juga bahu Rangga. Seolah beban berat saat ini tengah diletakkan di pundak mereka. Ketakutan mereka pada akhirnya menjadi kenyataan juga.

 

Ya, harapan satu-satunya mereka telah musnah. Ternyata Elmq tersadar sebagai Elsa, dan sudah pasti mereka harus mengikuti permainannya itu.

 

Elsa terdiam sebentar untuk menenangkan dirinya, untuk tidak memperlihatkan kesedihannya di depan adiknya itu sebelum menjawab,

 

"Mereka masih di Sydney. Mas Samu belum mendapatkan izin cuti dari kantornya, jadi aku ke sini sendiri. Aku mau menemanimu sampai kamu sembuh sepenuhnya, Sa," Elsa berusaha menguatkan suaranya agar tidak terdengar bergetar, meski air mata telah mengenang di kedua matanya itu.

 

"Ada Mama dan Mas Rangga yang mengurusku, El. Kamu balik saja, kasian Mas Samu dan putrimu kalau kamu meninggalkan mereka, bukan begitu Mas?"

 

Mendapatkan pertanyaan yang tiba-tiba dari Elma membuat tatapan sendu Rangga beralih dari Elsa ke adik iparnya itu, helaan napas berat terdengar keluar dari mulut Rangga sebelum menjawab,

 

"Menurutku sebaiknya Elmq tinggal dengan kita, Sa. Karena saat aku kerja nanti, tidak akan ada yang mengawasimu, sementara Mama pergerakannya pun sudah terbatas sekarang.”

 

Enak saja mau mengusir istri sahnya begitu saja. Rangga tidak akan pernah membiarkannya. Ia tidak dapat membayangkan hidup tanpa Elsa, satu-satunya wanita yang teramat sangat ia cintai melebihi apapun.

 

Berpegangan pada cintanya yang besar pada Elsa itulah yang membuat Rangga pada akhirnya menerima keputusan impulsif istrinya itu. Ia percaya sekali cintanya tidak akan mengkhianatinya.

 

"Apa yang Rangga ucapkan itu betul, Sa. Mama akan kewalahan kalau mengurusmu sendirian. Kamu kan belum bisa jalan tanpa kursi roda, sementara Mama tidak akan kuat memindahkanmu dari tempat tidur atau dari manapun ke kursi roda. Dengan adanya Elma, sedikit banyaknya Elma akan bisa membantumu. Lagipula Samu sudah mengizinkannya, ya kan El?”

 

Elsa mengangguk pelan. Memangnya apalagi yang dapat ia lakukan selain dari menyetujui apapun ucapan mama Tian itu. Dan sekali lagi, semua demi Elma dan juga mama Tian.

 

“Ya, Sa. Mas Samu sudah mengizinkannya. Mas Samu akan segera ke sini Kalau pekerjaannya telah selesai dan sekolah putri kami libur.”

 

Elma nampak mendesah pelan sebelum akhirnya menyetujuinya, "Baiklah, terima kasih atas kesediaanmu mengorbankan waktumu untukku, El. Aku akan sangat menghargainya. Begitu juga dengan kamu kan, Mas Rangga?”

 

“Iya.” Jawaban singkat Rangga terdengar lirih, matanya masih menatap sendu Elsa.

 

Jauh di dalam dirinya, Rangga masih berharap kalau Elsa akan membatalkan keputusannya itu. Apa yang sedang mereka lakukan ini sangatlah riskan untuk rumah tangga mereka. Tapi kalau Rangga menolak keputusan Elsa, hal itu juga akan menjadi boomerang bagi rumah tangga mereka.

 

Setelah ini, mereka hanya dapat berdoa pada Tuhan, semoga saja Tuhan kembali memberikan ingatan Elma yang hilang itu. Sehingga masalah mereka akan selesai tanpa ada satupun yang tersakiti.

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berbagi Suami   Harapan Hanya Tinggal Harapan

    "Jaga dirimu untukku, Mas! Semoga saja ingatan Elmq cepat kembali. Atau setelah sadar nanti Elmq tidak akan mengira kalau dirinya adalah aku. Sejujurnya, aku tidak akan sanggup kalau aku harus menyerahkanmu untuknya. Aku tidak dapat membayangkan kalau kita akan berpura-pura menjadi orang asing alih-alih suami istri." "Ya, semoga saja saat Ema sadar nanti, dia telah kembali menjadi dirinya sendiri lagi. Dan kita tidak perlu bertukar peran seperti itu." Namun ternyata harapan hanyalah tinggal harapan saja. Tepat setelah itu ponsel Elsa berdering, mama Tian yang menghubunginya, "Cepat ke sini, Elmq sudah sadar!" serunya sebelum menutup teleponnya, bahkan tidak memberikan kesempatan pada Eksa untuk meresponnya. Untuk sesaat Elsa terpana, campuran perasaan senang karena pada akhirnya Elma siuman dengan perasaan takut pada apa yang akan Elsa hadapi nantinya membaur menjadi satu. Meski keput

  • Berbagi Suami   Keputusan Elsa

    "Kamu selalu saja membantah ucapan Mama. Kamu bahkan tidak mau mengabulkan permintaan yang bisa saja menjadi permintaan terakhir Mama! Kamu egois sekali, Sa!" "Aku akan melakukannya, Ma! Aku akan mengikuti keinginan Mama untuk menjadi Elmq dan membiarkan Mas Rangga menjadi suaminya, aku akan melakukan apapun, Ma. Jadi tolong, jangan berkata seperti itu lagi.” Sontak saja kesediaan Elsa membuat Rangga tersentak. Sebelumnya Eksa telah sepakat untuk menolak rencana gila itu, tapi sekarang Eksa kembali luluh, bahkan menyatakannya dengan sangat tegas tanpa mendiskusikannya kembali pada Rangga. "Sa! Apa kamu sudah gila?" "Aku akan gila kalau sampai aku juga kehilangan Mama, Mas. Kehilangan Papa saja sudah cukup berat untukku, apalagi kehilangan satu-satunya orang tua yang aku miliki sekarang ini? Aku mohon kamu mengerti keputusanku, Mas. Please, mengertilah kesulitan yang tengah aku hadapi ini." 

  • Berbagi Suami   Elsa Yang Terus Dikorbankan

    "Bagaimana kalau Elma benar-benar mengira Rangga adalah suaminya dan meminta Rangga melakukan hubungan suami istri? Apa Mama akan membiarkan putri kesayangan Mama itu berzina?"Untuk sesaat mama Tian terlihat mengkerutkan keningnya, mungkin saja sedang mencerna pertanyaan Elsa tadi. Dan Elsa sangat berharap mama Tian berhenti memaksakan ide gila itu padanya, pada mereka."Apa kamu pikir orang yang sedang sakit dapat melakukan itu? Dan terlebih lagi Elma tidak dapat menggerakkan kedua kakinya, apa kamu kira adikmu itu akan kepikiran ke arah itu? Tidak Sa, Elma pasti hanya akan fokus pada kesembuhannya. Dan saat ia sembuh nantinya ingatannya akan kembali pulih, jadi Rangga akan tetap aman dan menjadi milikmu sepenuhnya.”"Bagaimana kalau hal itu terjadi, Ma?" Kali ini Rangga yang bertanya. Ia adalah pria yang selalu berpikiran logis, jika menyangkut kebutuhan biologis, mau sakit atau pun tidak, rasa itu pastilah ada. Itu sudah menjadi kebutuhan setiap makhluk yang bernyawa."Kamu lah ku

  • Berbagi Suami   Kembali Goyah

    “Tadi Elma tersadar lalu menanyakan Samu dan Jingga. Mama tidak tahu harus jawab apa, tapi sepertinya Elma teringat kalau suami dan putrinya itu telah meninggal, jadi Elma langsung melompat turun dari tempat tidur dan terjatuh,” jawab mama Tian di sela isakannya.Elsa menghela napas lega karena ternyata Elma telah kembali menjadi dirinya sendiri lagi. Jadi, Elsa tidak akan merasa bersalah karena tidak dapat meminjamkan Rangga untuk membantu proses penyembuhan adiknya itu.“Aku lumpuh, Sa … Aku tidak hanya kehilangan anak dan suamiku tapi aku juga lumpuh! Kenapa Tuhan begitu kejam padaku?” isak Elma sambil memukuli dada Elsa dengan kepalan tangannya.“Kamu tidak lumpuh, El. Kakimu hanya belum terbiasa bergerak lagi. Dua bulan kamu hanya berbaring di atas tempat tidur tanpa sekalipun menggerakkan anggota badanmu.” Elsa berusaha menenangkan adiknya itu.“Dua bulan? Jadi mereka sudah meninggal selama dua bulan dan aku hanya tertidur saja? Jahat sekali aku, Sa! Istri dan ibu macam apa aku

  • Berbagi Suami   Tidak Mau Berbagi

    Melihat Elsa yang hanya terdiam dan asik dengan pikirannya sendiri, Rangga kembali menegaskan,"Mas tanya sekali lagi, apa kamu bukan putrinya? Mamamu bisa dengan mudahnya memohon kebahagiaan Elma meski dengan cara mengambil kebahagiaanmu! Lalu bagaimana denganmu? Bagaimana dengan kebahagiaanmu sendiri?”Ya, Elsa tahu benar kasih sayang mamanya memang selalu timpang sebelah dan selalu condong kepada Elma. Tapi tetap saja dia mamanya, wanita yang telah melahirkannya. Dan Elsa akan menjadi anak yang durhaka kalau sampai menyakiti hati mamanya itu.Sejak dulu, satu-satunya hal yang tidak ingin Elsa lakukan adalah menyakiti hati mamanya. Ia sangat menyayangi orangtuanya, terutama wanita yang telah melahirkannya itu. Jadi, meski tahu akan merasakan sakit di hatinya lagi, Elsa tetap akan menuruti apapun keinginan mama Tian, apapun.“Mas, ini hanya untuk sementara waktu saja. Tolong berpura-puralah menjadi suami Elma dan menganggap Elma sebagai aku. Selama ini aku tidak pernah meminta apapun

  • Berbagi Suami   Berbagi Suami

    Sambil menghapus air mata dengan jemarinya, mama kembali berdiri tegak. Ia menatap Elsa dan Rangga secara bergantian, “Apa kamu mau melakukan apapun demi bisa membuat Elma kita kembali tersenyum lagi?” tanyanya.“Iya, Mama. Selama aku bisa aku akan melakukan apapun untuknya,” jawab Elsa tanpa mengetahui maksud terselubung dari pertanyaan mamanya itu.“Termasuk menyerahkan suamimu itu pada Elma?”Tentu saja hal itu membuat tidak hanya Elsa tapi juga Rangga tersentak. Bahkan Rangga langsung merangkul pinggang Elsa seolah tidak ingin melepaskannya hanya karena Elma.“Tidak, Ma! Aku akan melakukan apapun kecuali yang satu ini!” tegas Elsa.Menyerahkan suaminya pada adiknya itu? Ia tahu selama ini kasih sayang mama padanya memang timpang sebelah, tapi ini yang terburuk sampai-sampai mamanya itu mengabaikan perasaan Elsa hanya demi Elma.“Hanya untuk sementara, Sa. Hanya sampai kondisi Elma berangsur normal, dan ingatannya sedikit demi sedikit kembali membaik lagi. Dan Mama harap saat itu E

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status