Share

Keputusan Elsa

Penulis: Si Nicegirl
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-14 07:29:07

"Kamu selalu saja membantah ucapan Mama. Kamu bahkan tidak mau mengabulkan permintaan yang bisa saja menjadi permintaan terakhir Mama! Kamu egois sekali, Sa!"

 

"Aku akan melakukannya, Ma! Aku akan mengikuti keinginan Mama untuk menjadi Elmq dan membiarkan Mas Rangga menjadi suaminya, aku akan melakukan apapun, Ma. Jadi tolong, jangan berkata seperti itu lagi.”

 

Sontak saja kesediaan Elsa membuat Rangga tersentak. Sebelumnya Eksa telah sepakat untuk menolak rencana gila itu, tapi sekarang Eksa kembali luluh, bahkan menyatakannya dengan sangat tegas tanpa mendiskusikannya kembali pada Rangga.

 

"Sa! Apa kamu sudah gila?"

 

"Aku akan gila kalau sampai aku juga kehilangan Mama, Mas. Kehilangan Papa saja sudah cukup berat untukku, apalagi kehilangan satu-satunya orang tua yang aku miliki sekarang ini? Aku mohon kamu mengerti keputusanku, Mas. Please, mengertilah kesulitan yang tengah aku hadapi ini."

 

"Kamu akan menyesali keputusan impulsifmu itu, Sa!"

 

"Aku akan lebih menyesali kalau aku menolak permintaan Mama yang pada akhirnya aku akan kehilangan dua orang yang sangat penting di dalam hidupku. Mama dan juga adik kembarku."

 

Tanpa berkata apa-apa lagi Rangga berderap keluar kamar dalam amarahnya. Ingin sekali Elsa mengejar suaminya itu, tapi untuk saat ini, ia harus menenangkan mama Tian terlebih dahulu.

 

Selama ini Rangga telah menjadi suami yang baik dan bijak untuknya. Elsa berharap kalau dalam masalah ini, Rangga tidak akan berubah, suaminya itu akan tetap menjadi suami yang setia dan juga penyayang, yang selalu mengucapkan kata-kata bijak nan menenangkan.

 

"Kamu serius dengan ucapanmu barusan, Sa?" tanya mama Tian dengan suara parau.

 

"Iya, Mama. Aku akan melakukan apapun demi kesembuhan Elmq. Dan aku pun yakin pada kesetiaan Mas Rangga, aku percaya Mas Rangga tidak akan melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan pada Elmq nantinya,' jawab Elsa dengan penuh keyakinan.

 

Mama Tian meletakkan kedua tangannya di bahu Elsa untuk membantu putrinya itu berdiri lagi, hingga mata mereka saling terkunci,

 

"Mama tahu kamu akan melakukannya. Kamu selalu menekan keinginanmu demi bisa membahagiakan adikmu satu-satunya itu. Baiklah, Mama sudah bisa bernapas lega sekarang. Kalau begitu, saat Elmq sadar nanti dan dia mengira dirinya sebagai dirimu, maka kita semua harus mengikutinya, ok?"

 

"Baik, Ma."

 

Mama membalik tubuh Elsa agar sama-sama melihat sosok rapuh Elmq yang masih terbaring lemah di atas tempat tidurnya,

 

"Semoga saja keputusan tepatmu ini akan membawa kebaikan untuk kita semua, dan terutama untuk pemulihan Elmq nantinya. Mama akan berhutang banyak hal padamu," ucapnya.

 

***

 

Setelah memastikan kalau mama Tian sudah mulai tenang dan tidak akan melakukan hal yang akan membuatnya kehilangan nyawanya, barulah Elsa mencari Rangga. Suaminya itu terlihat tengah merenung di kursi taman yang menghadap langsung ke halaman luas, dimana anak-anak kecil tengah berlarian ke sana ke mari, dalam pantaun orang tua atau pengasuh mereka tentunya.

 

Tidak ada satu patah kata pun yang dapat Eksa ucapkan selain hanya memeluk tubuh kekar Rangga dalam diam. Ia ingin berlama-lama memeluk suaminya itu, hal yang mungkin saja tidak akan dapat Elsa lakukan lagi kalau rencana mama Tian terlaksana. Setidaknya mereka tidak akan bisa bermesraan lagi di depan Elmq nantinya.

 

Dalam diam Elsa terus berdoa agar Rangga dapat menerima keputusannya dengan lapang dada. Semoga Rangga mengerti apa yang membuat Elsa menyetujui ide gila mama Tian. Ada dua nyawa yang dipertaruhkan di balik keputusan impulsifnya itu.

 

Setelah cukup lama mereka terdiam, pada akhirnya akhirnya Rangga yang bersuara lebih dulu setelah pria itu menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya, itu pasti.

 

"Aku tidak dapat menolaknya, ya kan?" tanyanya lirih.

 

Dari kedua mata Rangga yang sembab, Elmq tahu betul kalau suaminya itu pasti sangat terluka dengan keputusan yang telah Elsa ambil. Keputusan yang menurut Rangga akan membahayakan rumah tangga mereka nantinya.

 

Namun semua itu tidak akan pernah terjadi kalau Rangga tetap setia pada Elsa kan?

 

Dan di atas segalanya, Elsa tahu betul kalau Rangga pasti akan tetap menjaga sumpah setianya pada Elsa.

 

"Kita tidak memiliki jalan lain lagi, Mas. Aku mengerti apa yang tengah kamu rasakan sekarang ini, karena aku pun juga sedang merasakannya. Bahkan berlipat kali sedihnya darimu, Mas. Karena ini sama saja aku berbagi suami dengan adik aku sendiri," jawab Elsa.

 

"Kenapa, Sa? Kenapa ujian seberat ini harus menerpa rumah tangga kita? Tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehku kalau aku harus menjadi suami wanita lain selain kamu, Sa. Meski itu hanya sebagai suami pura-pura saja," lirih Rangga.

 

Kalau mau egois, Rangga tidak akan pernah mau mengikuti keinginan Elsa dan juga mama Tian, ia tidak akan peduli dengan keselamatan nyawa mama Tian dan juga Elmq.

 

Tapi, kalau Rangga mengabaikan mereka dan mengakibatkan mereka kehilangan nyawa mereka, sudah pasti hal itu akan membuat Elsa sedih, satu hal yang tidak akan pernah Rangga berikan pada istrinya itu.

 

Apalagi kalau sampai hal itu membuat Elsa menjadi membencinya, yang ujung-ujungnya rumah tangga mereka tetap akan berada di ujung tanduk.

 

Jadi tidak ada cara lain untuknya dan juga untuk Elsa, selain mengikuti saran yang mama Tian berikan.

 

"Anggap saja masalah ini sebagai ujian dari aku untuk kesetiaanmu, Mas. Aku percaya sepenuhnya kalau kamu tidak akan pernah menyentuh Elmq, meski kalian akan tidur di kamar yang sama setiap malamnya. Jika kita dapat melewati ujian ini dengan sangat baik, maka tidak akan ada lagi yang akan dapat menggoyahkan kepercayaanku padamu, Mas. Aku tidak akan pernah meragukanmu sedetikpun!"

 

Rangga mendesah pelan sebelum balas memeluk Elsa, "Aku tidak akan pernah menyentuh Elmq, Beb!" tegasnya.

 

Sebenarnya, Rangga tidak perlu menegaskan janjinya itu pada Elsa, karena sudah pasti Elsa akan memberikan kepercayaan penuh pada Rangga. Ia percaya Rangga tidak akan menghianati sumpah yang pernah pria itu ucapkan di depan mendiang papa Elmq.

 

Tapi begitulah Rangga, selalu memastikan kalau Elsa tidak mengkhawatirkan apapun. Selalu berusaha untuk menenangkan dan juga menyenangkan Elsa.

 

"Jaga dirimu untukku, Mas! Semoga saja ingatan Elsa cepat kembali. Atau setelah sadar nanti Elsa tidak akan mengira kalau dirinya adalah aku. Sejujurnya, aku tidak akan sanggup kalau aku harus menyerahkanmu untuknya. Aku tidak dapat membayangkan kalau kita akan berpura-pura menjadi orang asing alih-alih suami istri."

 

"Ya, semoga saja saat Elmq sadar nanti, dia telah kembali menjadi dirinya sendiri lagi. Dan kita tidak perlu bertukar peran seperti itu."

 

Namun ternyata harapan hanyalah tinggal harapan saja. Tepat setelah itu ponsel Elsa berdering, mama Tian yang menghubunginya,

 

"Cepat ke sini, Elmq sudah sadar!" serunya sebelum menutup teleponnya, bahkan tidak memberikan kesempatan pada Elsa untuk meresponnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berbagi Suami   Istri Rasa Selingkuhan

    “Bagaimana dengan Elma dan Mama?” “Itu urusan nanti. Yang jelas Mas tegaskan sekali lagi, setelah satu bulan masih belum ada kemajuan dari Elma juga, maka Mas akan mengakhirinya. Silahkan benci Mas kalau memang kamu mau, itu jauh lebih baik daripada kita hidup seperti ini!” Setelah menimbang keputusan Rangga, akhirnya Elsa pun menyetujuinya. Ya Rangga benar, ia juga berhak untuk bahagia. Apakah ia egois? Entahlah. Tapi yang pasti, ia ingin sekali-kali mementingkan dirinya sendiri, kebahagiaannya sendiri, seperti yang baru saja Rangga ucapkan. Pikiran seperti itu terus saja berkecamuk di dalam diri Elma, ia ingin membenarkan keputusan yang akan ia dan Rangga ambil dalam akhir bulan nanti. Namun apakah keputusan yang akan Elsa dan Rangga ambil itu benar dan tidak akan ada penyesalan di kemudian hari? Ya, semoga saja. “Kamu setuju kan?” tanya Rangg

  • Berbagi Suami   Kamu Berhak Bahagia

    Rangga mencondongkan sedikit tubuhnya untuk berbisik di telinga Elsa, “Mas juga sudah memesan Villa di sini. Pemandangannya luar biasa, Aku yakin sekali kamu akan menyukainya juga.” “Villa? Apa kita akan bermalam di sini?” Alih-alih menjawab, Rangga malah menyeringai lebar. Sontak saja kelakuannya itu membuat Elsa dongkol padanya, “Jangan konyol, Mas. Kita tidak bisa bermalam tanpa memancing kecurigaan Elma. Lagipula, Mama pasti akan sangat murka pada kita.” Rangga merangkul pinggang Elsa, bersama-sama mereka menikmati pemandangan yang disuguhkan Kafe itu, “Kita tidak bermalam di sini, Beb. Mas hanya ingin memelukmu jauh lebih lama. Menikmati kembali kebersamaan kita tanpa harus merasa takut Mama dan Elma akan melihatnya.” “Bisakah Villa disewa hanya untuk setengah hari saja?”

  • Berbagi Suami   Makan Siang Yang Jauh

    “Sa!” panggil Tasya untuk yang kesekian kalinya, membuat perhatian Elsa teralihkan dari layar monitornya, “Astaga, Tas. Kalau kamu mau istirahat, kamu ke kantin saja duluan, nanti Aku nyusul!” “Tadinya aku juga memang mau duluan, Sa. Tapi ini si Bos. Tahu kamu sudah masuk malah minta Aku ajak kamu makan bareng di Kafe sebelah.” “Tas please, jangan mulai deh.” “Ih, aku serius, Sa. Nih liat chatnya kalau kamu tidak percaya.” “Cariin alasan deh, Tas. Banyak file yang harus aku terjemahkan.” “Kalau alasannya pekerjaan, Bos Nanta pasti bakal kasih kamu dispensasi, Sa. Jadi mau kasih alasan apa lagi dong? Sudah banyak bohong aku sama dia,” sungut Tasya. “Bukan aku yang minta kamu berbohong. Kamu sendiri yang tidak mau kasih alasan yang sebenarnya ke dia kalau aku tidak

  • Berbagi Suami   Kembali Bekerja

    Setelah menghadapi drama Elma yang kembali meminta Rangga untuk memandikannya, dan Rangga kembali lolos dengan alasan yang sama seperti yang Rangga gunakan sebelumnya, Elsa pun dapat kembali bekerja. Setelah mendengar ocehan panjang lebar mama Tian mengenai keegoisan Elsa yang memilih kembali bekerja daripada memperhatikan Elma tentunya. Mama Tian yang selalu menempatkan kepentingan Elma di atas kepentingan Elsa yang juga merupakan putri kandungnya. Dan sesampainya Elsa di ruang kerjanya, Ia menjatuhkan diri ke kursinya dengan helaan napas beratnya hingga menarik perhatian Tasya padanya, “Bertengkar lagi dengan Mamamu? Masih terus mendesakmu untuk segera hamil?” tebak Tasya sambil tersenyum miring. Biasanya, Elsa datang ke kantor dengan kondisi seperti itu tiap kali ia bertengkar dengan mama Tian. Dan Tasya tahu itu karena Elsa selalu mencurahkan keluh kesahnya pada sahabat baiknya itu. Satu-satunya saha

  • Berbagi Suami   Berhenti Minta Maaf

    “Kamu mengerti kan, kenapa Mas menolak keras saran kamu itu?” tanya Rangga yang langsung menghubungi Elsa sesampainya ia di kantor. “Aku tidak kepikiran sampai ke arah sana, Mas. Aku … “ “Sudahlah, jangan bahas lagi. Sekarang sebaiknya kita cari cara menghindari Elma. Tidak mungkin juga kan Mas beralasan pergi pagi-pagi buta untuk rapat setiap harinya?” “Iya juga sih, selama kakinya belum mantap melangkah Elma pasti akan terus meminta bantuan Mas untuk mandi, atau melakukan hal lainnya. Mungkin yang bisa aku lakukan hanya membantu Elma belajar melangkah lagi. Aku akan menyemangatinya untuk terus melakukan terapi yang by the way, susternya sudah datang. Saat ini sedang di kamar Elma.” “Apa kamu pikir dengan kembalinya kekuatan kaki Elma akan membuat masalah selesai? Tidak, Beb. Masalah baru lagi akan terus berdatangan selama Elma belum mendapatkan kembali ingatannya.” “Maksud Mas?”

  • Berbagi Suami   Bantu Aku Mandi

    “Kamu sudah mau berangkat, Mas?’ suara serak Elma membuat Rangga tersentak kaget. Ia baru saja menutup pintu kamar mandi sepelan mungkin agar Elmq tidak terbangun. Namun ternyata Elma telah Bangun lebih dulu. “Eh iya. Kenapa pagi-pagi sekali kamu sudah bangun, Sayang?” Rangga bertanya dengan senyum canggungnya. Sambil menguap lebar, Elma merentangkan kedua tangannya dengan manja, “Kemarilah, Mas. Aku ingin memelukmu,” pintanya. “Mas harus segera bersiap-siap, Sayang. Mas harus menghadiri rapat pagi ini,” elak Rangga. “Sebentar saja, Mas. Aku merasa ketakutan sekali semenjak mendapati diriku terbaring di rumah sakit. Aku … Aku takut sekali, Mas.” Sebagai kakak ipar, sudah pasti Rangga merasa iba melihat Elma yang begitu rapuh. Mungkin jauh di dalam dirinya masih tersisa trauma akibat dari kecelakaan itu. Meski saat ini Elma tidak dapat mengingatnya. 

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status