Alka Santika Lakshita, adalah gadis pegawai minimarket yang menjadi pujaan hati Jeremy Xanders Arthur, seorang CEO dan pengusaha terkenal. Keduanya menjalin hubungan asmara dan saling mencintai. Namun, hubungan keduanya tidak direstui oleh kedua orang tua Jeremy lantaran latar belakang Alka. Tetapi Alka dan Jeremy tetap meneruskan hubungan mereka hingga jenjang pernikahan. Suatu ketika, setelah dua tahun pernikahan berjalan, terjadi sebuah kecelakaan yang hampir merenggut nyawa. Jeremy mengalami koma. Ibu Jeremy yang mengetahui keadaan sang putra yang sedang berjuang di antara hidup dan mati, mengusir menantunya untuk meninggalkan Jeremy. "Pergi dari kehidupan anakku! Aku tidak sudi melihat kamu terus berdamping hidup dengan Jeremy!"
View More"Mas! Apa sebaiknya kita tunda saja pertemuan dengan kedua orang tua Mas. Aku belum siap," ucap Alka ketika tengah berdiri tepat di depan rumah Jeremy.
"Tapi kita sudah terlanjur sampai di sini. Kemarin kamu bilang sanggup bertemu dengan kedua orang tua Mas. Kenapa sekarang berubah pikiran?" Jeremy bingung dengan sikap wanitanya.
Jeremy sudah berada di Yogyakarta selama 3 hari sebelum mengajak Alka menemui kedua orang tuanya. Jeremy mengutarakan niatnya ingin mempersunting Alka setelah mereka menjalin hubungan selama 2 tahun lamanya. Maka dari itu, Jeremy ingin mengajak Alka untuk terbang ke Makassar.
Awalnya Alka menolak berulang kali karena takut bila orang tua Jeremy tidak merestui. Namun Jeremy tak mau menyerah membujuk wanitanya. Dan akhirnya, Alka menuruti ajakan Jeremy.
"Buang pikiran negatifmu jauh-jauh. Percayalah kepadaku. Mereka tidak seperti yang kamu pikirkan."
Alka mengangguk mendengar ucapan Jeremy. Dalam hati ia berharap, semoga apa yang ia duga tidak terjadi. Jeremy kemudian mengajak Alka masuk ke dalam rumah setelah asisten rumah tangga membukakan pintu untuk mereka.
Tanpa mereka berdua sadari, Hasan, Ayah Jeremy memperhatikan dari balik tirai lantai dua rumah itu. Beberapa menit yang lalu, pria paruh baya itu mendengar laporan dari anak buahnya, bahwa Jeremy membawa kekasihnya ke rumah. Hasan menatap tidak suka kepada Alka.
Jeremy merahasiakan dari kedua orang tuanya bahwa ia menjalin hubungan bersama seorang wanita. Namun, Hasan yang selalu meminta orang untuk mengawasi putranya mengetahui itu sejak awal mereka berhubungan. Hasan pun tahu bagaimana latar belakang Alka dan ia tidak suka dengan kekasih putranya tersebut.
"Mau apa Jeremy membawa gadis itu kemari?" desis Hasan.
***
"Duduk sini, Sayang!" Jeremy meminta Alka untuk duduk di sampingnya.
"Kenapa rumahnya sepi?" tanya Alka heran.
"Mama dan Papa ada di lantai atas. Sebentar lagi mereka akan turun. Bibi sudah memanggil mereka," jawab Jeremy.
Tak lama kemudian, dua orang pria dan wanita paruh baya, yaitu Mama dan Papa Jeremy berjalan menuruni tangga. Mama Jeremy terlihat tidak sabar untuk segera bertemu dengan sang putra setelah beberapa hari tidak pulang. Namun, ia terkejut karena melihat sang putra pulang membawa seorang gadis.
"Jeremy!" panggil Wilda, Mama Jeremy.
"Mama!" Jeremy dan Alka bangkit dari duduknya untuk mendekati Wilda dan Hasan dan menyalami mereka.
Nyonya Wilda memandang Alka dari atas ke bawah dengan heran. "Siapa gadis ini?"
Alka seketika merasakan jantungnya berdebar ketika melihat tatapan tak suka dari Ibu dari pria yang ia cintai. Alka pun sudah menebak seperti apa reaksinya semenjak berada di dalam pesawat. Jeremy mengajak kedua orang tuanya untuk duduk.
Tempo hari, Jeremy memberitahu kedua orang tuanya bahwa ia ingin memperkenalkan gadis pujaannya. Nyonya Wilda dan Tuan Hasan meminta Jeremy untuk membawa gadis itu dan ingin bertemu.
"Ini namanya Alka, Ma. Dia gadis yang ingin aku kenalkan ke Mama dan Papa." Jeremy memperkenalkan Alka kepada orang tuanya.
Alka mengangguk hormat kepada Wilda dan Hasan. "Selamat Siang, Pak, Bu. Saya Alka."
Wilda memberi tatapan sinis kepada Alka. Ia lalu mengalihkan pandangan kepada putranya. Jeremy mengerti arti tatapan dari ibunya yang seolah menanyakan siapa gadis itu.
"Dia pacarku, Ma." Jeremy memberitahu.
"Gadis seperti ini kamu pacari?" Nyonya Wilda menatap tak percaya.
"Apa pekerjaan kamu saat ini?" Wilda bertanya kepada Alka dengan nada dingin.
"Saya bekerja sebagai pegawai minimarket, Bu," jawab Alka sopan.
"Pekerjaan orang tuamu apa?"
"Kedua orang tua saya sudah meninggal. Dulu pekerjaan orang tua saya petani."
"Jeremy, Jeremy! Kamu menolak untuk dijodohkan dengan gadis pilihan kami. Mama berpikir kamu itu berpacaran dengan wanita yang hebat. Ternyata hanya gadis desa biasa dan pegawai minimarket?"
Sedari tadi Nyonya Wilda yang bicara. Sedangkan Ayah Jeremy, hanya diam tanpa bersuara. Ia biarkan 3 orang itu saling berbicara.
"Mama. Walaupun dia hanya gadis desa, tapi dia memiliki kepribadian yang baik. Dan Jeremy sangat mencintai Alka, Ma, Pa." Jeremy tak suka dengan sikap ibunya yang seperti merendahkan Alka.
Tuan Hasan akhirnya berbicara, "Bukankah Papa sudah mengatakan kepada kamu agar kamu mengakhiri hubungan kamu dengan gadis miskin ini? Mengapa masih kamu lanjutkan dan sekarang kamu bawa dia ke rumah kami?"
"Jadi kamu tahu tentang anak kita yang berpacaran dengan gadis ini, Pa?" tanya Wilda dengan ekspresi terkejut.
"Ya."
"Kenapa Papa nggak beritahu Mama?"
"Karena Papa pikir, Jeremy mau mendengarkan apa kata Papa untuk mengakhiri hubungannya dengan gadis ini. Tetapi sekarang ... Untuk apa Jeremy membawa gadis ini ke rumah?"
"Alasan Jeremy mengajak dia ke rumah ini, dan bertemu dengan Mama dan Papa, karena Jeremy ingin meminta izin untuk menikahi Alka."
"Apa?!" Kedua orang tua Jeremy terkejut dengan maksud dari Jeremy membawa Alka ke rumah mereka.
"Jeremy! Mama dan Papa membesarkan serta menyekolahkan kamu untuk menjadi orang yang berpikiran luas, orang yang berpendidikan tinggi, dan menjadi sukses. Bukan untuk menikahi wanita rendahan seperti dia." Wilda mengangkat jari telunjuknya kepada Alka.
Ucapan dari kedua orang tua Jeremy, benar-benar menyakiti hati Alka. Orang tua Alka semasa hidup, pernah mengatakan kepada putrinya, agar jangan pernah menjalin hubungan dengan pria dari keluarga kaya raya, apalagi dari keluarga terpandang. Karena Alka gadis yang berasal dari desa dan hidup dengan sederhana, itu bisa membuat Alka di injak-injak harga dirinya. Dan Alka baru mempercayai itu sekarang.
"Mama dan Papa tidak menyetujui aku menikahi Alka?" tanya Jeremy.
"Tentu saja kami tidak setuju. Kami tidak mau memiliki menantu miskin. Itu hanya akan membuat malu kami sebagai pengusaha dan pejabat yang dihormati oleh banyak orang," jawab Hasan.
Keluarga Jeremy, memiliki standar yang tinggi mengenai wanita yang akan menjadi pendamping putranya. Wanita yang ingin menjadi istri Jeremy, harus berasal dari keluarga kaya raya dan berkelas. Dan Jeremy telah dipilihkan calon istri dari putri rekan Hasan sesama pengusaha. Diana Rosita namanya.
"Mama dan Papa itu sudah hidup enak dan bergelimang harta dari kecil. Serta kalian berdua itu tidak pernah mau memandang orang yang kesusahan. Kalian terlalu angkuh dengan apa yang kalian miliki. Karena kalian tidak pernah mengetahui bagaimana hidup susah. Tetapi seharusnya kalian jangan seenaknya menghina orang yang memiliki keterbatasan ekonomi."
Hasan mengepalkan tangan mendengar ucapan Jeremy yang berusaha membela Alka.
"Sejak kapan kamu bisa berbicara panjang lebar seperti itu terhadap Mama dan Papamu?" Tuan Hasan menatap tajam Alka, "rupanya gadis miskin ini telah banyak membawa pengaruh buruk terhadap kamu."
"Pak! Saya tidak seperti yang anda pikirkan. Saya tidak pernah ada niatan untuk membuat Kak Jeremy menjadi buruk. Saya bukan orang yang seperti itu." Alka membela diri.
"Diam!" bentak Wilda, "tidak ada yang meminta kamu untuk berbicara!"
Alka diam dan tertunduk. Sungguh apa yang ia hadapi sekarang lebih parah dari apa yang dia bayangkan. Alka menyesali keputusannya menuruti ajakan Jeremy pergi ke kota ini. Seharusnya ia tetap dengan pendiriannya untuk tidak mau menuruti pria itu.
Hasan menghela nafas sejenak kemudian menatap Alka. "Alka! Mulai sekarang, tolong kamu jauhi anak saya dan akhiri hubungan kalian. Saya telah menjodohkan anak saya dengan wanita yang kastanya lebih tinggi. Jadi saya mohon, akhiri hubungan kalian."
Butiran bening mengalir di pipi Alka. Gadis itu berusaha mati-matian menahan air matanya sejak tadi. Namun tanpa terasa, kristal bening itu mengalir dengan sendirinya. Alka mencoba menekan rasa sakit dihati.
"Baiklah! Saya akan meninggalkan Mas Jeremy," putus Alka dengan suara bergetar.
Jeremy terkejut dan menoleh ke samping di mana Alka duduk. Ia tak menyangka bahwa Alka dengan begitu mudah mengatakan akan meninggalkan dirinya. Tidak ingatkah Alka dengan apa yang telah mereka jalani selama 2 tahun ini? Begitu pikir Jeremy.
"Kenapa kamu mau mengakhiri hubungan ini? Semudah itukah kamu berucap?" tanya Jeremy tak percaya.
Alka hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Jeremy. Air matanya semakin mengalir deras. Ada rasa sesak ketika Jeremy terlihat seperti orang bingung mendengar keputusan Alka.
Sedangkan Wilda yang menatap Alka menangis, berdecih pelan. Ia menganggap bahwa Alka hanya bersandiwara untuk menarik simpati putranya.
"Tidak perlu menjual air mata di depan kami," ucap Wilda dengan sinis.
Hasan menatap Alka dan berbicara, "Sekarang silakan keluar! Rumah saya tidak menerima tamu orang miskin dalam durasi yang lama."
Ayah Jeremy secara terang-terangan mengusir Alka. Mereka seolah-olah memandang Alka ibarat sampah. Tanpa ingin berlama-lama di rumah itu, Alka bangkit dari duduknya dan menunduk hormat kepada orang tua Jeremy.
"Saya permisi. Maaf telah mengganggu waktu kalian."
Alka melangkahkan kaki keluar dari rumah Jeremy dengan perasaan tersayat pedih. Semenjak berangkat dari Yogyakarta, Alka sudah bisa menduga bagaimana reaksi orang tua Jeremy. Tidak mungkin bagi konglomerat seperti keluarga Jeremy menerimanya sebagai menantu dengan latar belakang yang sederhana.
"Alka!" teriak Jeremy yang berlari keluar mengejar Alka. "Alka tunggu!"
Jeremy menarik tangan Alka dan menahan wanitanya agar jangan pergi. Ia membingkai wajah Alka yang tidak mau menatap wajahnya. "Tolong jangan pergi! Mari kita tetap lanjutkan hubungan ini tanpa restu kedua orang tuaku."
Alka menatap mata Jeremy dengan sedih. "Mas! Lebih baik akhiri saja hubungan kita. Aku tidak pantas untukmu."
"Tidak, Alka. Tidak." Jeremy menggenggam tangan Alka, "Aku mencintaimu tulus. Tidak peduli dengan latar belakangmu."
"Tapi kamu dengar sendiri bagaimana orang tuamu. Aku tidak ingin hubunganmu dengan mereka menjadi renggang karena aku. Maka dari itu, relakan hubungan kita kandas. Terima kasih untuk semuanya, Mas."
Alka melepaskan tangan Jeremy yang menggenggam tangannya. Ia pamit kepada Jeremy untuk segera pulang ke Yogyakarta. Menurut Alka lebih baik berakhir hubungan mereka daripada ia tetap bersama dengan Jeremy, tetapi selalu dihina oleh keluarga Jeremy. Jeremy menangis dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Alka segera pulang ke kampung halamannya di Gunung Kidul, Yogyakarta. Didalam pesawat, ia menangis terisak mengingat ucapan menyakitkan dari kedua orang tua Jeremy yang menghina dan mencacinya. Terlahir sebagai anak seorang petani dan miskin, membuat ia menjadi bahan cacian para manusia bertabiat arogan. Meskipun ia sangat mencintai Jeremy, ia rela melepaskan pria itu karena orang tua Jeremy tidak mau menerima Alka.
Alka memandang gumpalan awan yang dilewati oleh pesawat. Ia tumpahkan semua kesedihan dan segera melupakan semuanya meski sakit.
"Memang lebih baik hubungan kita berakhir, Mas. Aku rela dan ikhlas, demi kebaikan kita bersama."
Sementara itu, Hasan menatap tajam putranya yang berdiri berhadapan dengannya.
"Papa berikan dua pilihan kepadamu. Kamu akhiri hubunganmu dengan Alka, atau pergi dari rumah ini, dan jangan panggil kami kedua orangtuamu lagi?"
Jeremy berlari menyusuri lorong rumah sakit. Ia mempercepat langkah tungkainya untuk sampai di ruang rawat sang istri. Sang ibu memberikan kabar bahwa istrinya telah sadar. Tentu saja hal ini merupakan hal yang melegakan bagi Jeremy sendiri. Sehingga, Jeremy sudah tidak perlu lagi berlarut-larut memikirkan mengenai kematian Diana yang tak wajar. Ada hal yang membuat dia khawatir. Beberapa menit setelah Alka sadar dan melewati serangkaian pemeriksaan oleh Dokter, menjadi tak terkendali setelah mengetahui bayi dalam kandungannya meninggal. Maka dari itu, Jeremy segera datang untuk menenangkan sang istri.Terlihat sang ibu duduk di depan ruangan rawat istrinya. Wilda segera berdiri menyambut kedatangan Jeremy. "Bagaimana keadaan istriku, Ma?" tanya Jeremy dengan nada khawatir. Wilda memejamkan mata dan menghela napas. "Tadi ... dia berteriak histeris tidak ada hentinya. Dokter kemudian menyuntikkan obat penenang. Segeralah masuk ke dalam.""Baik, Ma. Mama sebaiknya pulang ke rumah da
"Kamu tidak salah?" tanya Jeremy menatap tak percaya pada sekretarisnya. Nita menggeleng. "Tidak, Pak. Bapak bisa menghubungi ketua lapas secara langsung."Jeremy bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi ketua lapas tempat Diana ditahan. Ia ingin mengkonfirmasi kabar buruk yang terjadi pada Diana Rosita Wirawan. Rangga sendiri membeku karena terkejut setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nita. Jeremy menutup ponselnya dan menghembuskan nafas dengan dalam. Pria itu beralih menatap Rangga yang duduk di sampingnya. Ia pun merasa terkejut sama seperti Rangga."Benar Diana meninggal di tahanan. Menurut saksi dari tahanan, lain dia bunuh diri," beritahu Jeremy. Rangga menggeleng tak percaya. "Bagaimana mungkin?"Rangga terpukul setelah mendengar kabar kematian mantan istrinya. Walaupun Diana telah berbuat sangat jahat, tetapi tidak dipungkiri bahwa masih mencintai wanita itu. Seberapapun buruk sifat Diana dengan segala kejahatan yang dilakukan oleh wanita itu, Diana adalah ibu
Saat ini, Rangga tengah duduk berdua dengan Jeremy di sebuah taman. Rangga yang mengajak bertemu Jeremy karena ingin ada hal yang ingin ia sampaikan. Dan Jeremy menyetujui ajakan bertemu Rangga. "Apa yang akan kamu jelaskan kepada anakmu, ketika dia bertanya tentang ibunya?" tanya Jeremy sambil menatap langit biru yang cerah. Rangga menghela napas dalam. "Ketika dia masih kecil, aku hanya akan mengatakan bahwa ibunya meninggal. Baru setelah ia dewasa akan aku jelaskan semuanya. Aku tidak akan menutupinya."Jeremy menoleh menatap Rangga. "Tidakkah terlalu kejam menceritakan semua?"Rangga terdiam sejenak. Ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan. Mengingat anak hasil hubungannya dengan Diana kemungkinan besar tak akan mengenal ibu kandungnya. "Apa menurutmu baik jika aku menutupinya?" tanya Rangga pada Jeremy, "bukannya kalau aku menceritakan, itu bisa menjadi pelajaran untuk anak kami?""Orang tua punya prinsipnya masing-masing. Ada yang menutupi itu semua supaya anak tidak membenci ib
Setelah satu minggu Wilda berseteru dengan mantan menantunya, kini persidangan terakhir Diana bergulir. Hari yang ditunggu akhirnya telah tiba. Yaitu mendengar tuntutan putusan hukuman yang dijatuhkan kepada Diana. Jeremy mengutus pengacaranya untuk mewakili dirinya di sidang terakhir tersebut. Dan pengacara Jeremy, melakukan siaran langsung lewat media sosial agar Jeremy bisa ikut melihat jalannya persidangan.Kejahatan Diana dari bukti-bukti yang diperiksa jaksa dan diteliti lagi oleh hakim, benar-benar menyudutkan bahwa Diana merencanakan pembunuhan. Pembunuhan terhadap Nisa istri Rangga, pembunuhan kepada Naufal putra Jeremy dan Alka, kemudian penculikan Alka yang membuat Alka harus kehilangan janinnya. Kasus tindak pidana yang dilakukan oleh Diana bukan hanya itu. Diana dijatuhi pasal berlapis. Diana dituduh telah dibantu oleh ayah kandungnya untuk mempermainkan hukum. Iqbal juga telah menjalani sidang terkait aksinya membantu menutupi kejahatan putrinya. Pria yang dulunya mer
Setelah melakukan kunjungan ke lapas untuk menemui Diana, Wilda memaksa bertemu ketua lapas. Ia ingin ketua lapas memastikan sebelum Diana menjalani sidang tuntutan, tak boleh ada satupun orang yang mengunjungi wanita itu. Wilda yang notabene orang terhormat walaupun telah mengalami kebangkrutan, tetap dihormati dan dituruti apa yang diminta oleh Wilda. Ketua lapas tak sedikitpun keberatan. Apalagi Jeremy pun menginginkan hal yang sama sebelum Wilda menyampaikan kemauannya. Ibu Jeremy segera pulang ke Jakarta setelah apa yang ia lakukan di Surabaya selesai. Ia tak membuang-buang waktu untuk datang ke rumah sakit melihat keadaan menantunya. "Aku mengetahui apa yang terjadi di sana ....,"Jeremy menyambut kedatangan Wilda dengan perkataan yang mengejutkan. Pria itu rupanya tahu apa yang terjadi saat Wilda menemui Diana di lapas."Tahu tentang apa?" Wilda menatap putranya dengan bingung. "Dia ingin meminta bantuan kepada Mama supaya bebas dari sana, kan?" tanya Jeremy dengan tenang.
Wilda tertawa terbahak-bahak setelah mendengar rentetan permohonan yang diucapkan oleh Diana Rosita Wirawan. Wanita yang merupakan mantan menantunya. Diana sendiri menatap pias wajah ibu dari Jeremy."Apa aku tidak salah dengar? Kamu ingin aku membebaskan mu?" Wilda kembali tertawa disertai tatapan mengejek.Wilda merasa lucu dengan pikiran wanita itu. Apakah Diana berpikir bahwa ia dan sang suami masih memiliki pengaruh yang besar setelah kebangkrutan yang dialami? Jika mereka masih membeli pengaruh besar, itu hanya kepada Jeremy saja."Setidaknya ... Anda sadar diri karena jika bukan bantuan ayah saya, Anda sudah bangkrut dari dulu." Diana menatap tajam ke arah Wilda.Lagi-lagi Wilda tertawa mendengar Diana mengungkit kebaikan ayahnya yang diberikan kepada keluarga Arthur. Wilda dan Hasan tidak pernah memohon kepada Iqbal untuk membantu mereka. Iqbal melakukan semua itu inisiatif sendiri atas nama persahabatan. Dan kebetulan pada saat itu perusahaan Arthur mengalami masalah besar.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments