Beranda / Rumah Tangga / Berhasil Usai Bercerai / Bab 3 - Perlahan Bangkit

Share

Bab 3 - Perlahan Bangkit

Penulis: Rini Lim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 15:13:45

Rania hanya diam saja tak menanggapi, Ia lebih memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya setelah ini. Ia tahu bahwa Ia harus bekerja lagi tapi harus mulai darimana untuk bertahan hidup sampai mendapat pekerjaan.

Bu RT melihat Rania yang terdiam menunduk, hatinya jatuh iba pada wanita muda seumuran anak gadisnya yang terlihat cantik alami, dia tahu wanita ini wanita yang baik dan taat agama. Entah mengapa Rania bisa berjodoh dengan lelaki berperangai buruk seperti Aldi.

“Nak Rania sementara bisa tinggal di rumah Ibu sampai mendapat pekerjaan. Maaf, apa nak Rania mau diupah membantu cuci piring di rumah makan Ibu?”, tawar Bu RT.

Rania mendongak semangat lalu mengangguk, “Mau Bu, saya sangat berterima kasih sudah diberi tempat menginap malam ini dan juga pekerjaan cuci piring”, jawab Rania.

Bu RT tersenyum lega, tadinya dipikir Rania akan menolak sebab sewaktu menjadi nyonya Aldi, kehidupan mereka dari luar nampak mewah.

Rania menjalani kehidupannya dengan hati lapang, Ia perlahan mulai bisa melupakan kegagalan rumah tangganya, mulai bisa mengubur sakit hati yang dalam sebab diusir malam-malam. Sesekali Ia masih mengingat Aldi tapi yang tersisa bukan lagi cinta melainkan kenangan buruk akan cinta dan pernikahan sehingga semakin lama membuat Rania enggan memikirkan laki-laki. Ia mencoba lebih giat bekerja untuk menabung membeli ponsel yang akan dipakainya untuk membuat lamaran dan mengakses drive tempat Ia menyimpan dokumen penting pendidikannya, juga biaya transportasi untuk melamar pekerjaan.

Rania sadar harus mencari pekerjaan lain untuk hidup dan bangkit.

Softcopy ijazah dan dokumen pendidikannya yang Ia simpan di g****e drive nyatanya bisa sangat berguna sehingga Ia tetap bisa mengaksesnya saat masuk menggunakan email pribadi. Rania kemudian mulai mencari pekerjaan lagi dengan mengirim lamaran ke beberapa perusahan melalui aplikasi pencari kerja, ia juga menghubungi kembali kantor tempatnya bekerja dulu. Terakhir kali atasannya pernah bilang jika suatu saat berubah pikiran mau bekerja lagi, Rania dipersilahkan untuk datang. Semoga saja Pak Fahmi masih mau memperkerjakan aku, batin Rania. Perusahaan mana saja yang lebih dahulu memanggil untuk bekerja, itulah yang akan Ia jalani, begitu pikirnya.

Tiga bulan bekerja sebagai tukang cuci piring akhirnya Rania bisa mengumpulkan uang karena Rania juga terbiasa berhemat. Terkadang Rania mendapat uang tambahan jika rumah makan sedang ramai. Uang itu dipakai Rania untuk keperluan melamar pekerjaan. Sampai akhirnya Ia mendapat kabar bahwa kantor lamanya bersedia menerimanya bekerja kembali. Katanya sang atasan menerima kembali karena mengingat kinerja Rania yang bagus saat bekerja dulu, juga alasan berhenti bekerja yang menurut atasannya sangat mulia, yaitu ingin mengurus suami dan keluarga. Fahmi, kepala divisi penjualan saat itu akhirnya luluh memperkerjakan Rania kembali di perusahan bergengsi ini.

Beruntung Rania saat itu sudah menyelesaikan pendidikan sarjananya sebelum menikah sehingga dia bisa mempunyai harapan untuk bangkit kembali dari keterpurukannya dengan bekal pendidikan. Kalau saja dia menuruti Aldi untuk tidak menyelesaikan kuliahnya dulu, entah bagaimana hidup Rania sekarang, karena ternyata manusia yang begitu dicintai dan dia percaya mampu membuangnya begitu saja seperti sampah. Sungguh Allah Maha membolak balik hati manusia.

Dengan hati gembira, Rania menemui ibu RT dan menceritakan semuanya, juga meminta izin untuk berhenti mencuci piring di siang hari, tapi Ia berjanji akan tetap membantu mencuci setelah pulang bekerja di sore atau malam hari. Tetapi Bu RT menolak secara halus karena berpikir bahwa Rania pasti hanya sungkan untuk langsung meninggalkan dirinya karena merasa hutang budi. Akhirnya Ia meminta Rania untuk tetap tinggal di rumahnya sampai mendapat gaji pertamanya, lalu mempersilahkan Rania untuk pergi mengejar cita-citanya dengan pekerjaan yang lebih baik dan bangkit. Rania mengiyakan dengan perasaan haru. Ia sejujurnya memang belum cukup punya uang untuk menyewa tempat tinggal dan bertahan hidup selama sebulan jika harus keluar dari rumah bu RT sebelum mendapatkan gaji pertamanya, namun ia pantang meminta, ia ingin tetap tinggal dengan tetap membayar biaya tinggalnya dengan tenaganya mencuci piring dan membantu pekerjaan rumah. Dan kebaikan hati bu RT untuk tetap membiarkannya tinggal disitu selama satu bulan ke depan sangat berarti untuk Rania bisa menghemat biaya transportasi. Sedikit Ia sisihkan untuk membeli satu buah baju dan sepasang sepatu baru yang murah dan layak untuk dipakai bekerja. Selama menikah dengan Aldi, Rania tak pernah membeli baju dan sepatu karena sangat hemat menyimpan uang gaji Aldi.

“Ibu senang kamu akhirnya mendapat pekerjaan. Semoga berkah dan lancar, nak”, kata bu RT usai mendengar penuturan Rania yang akan mulai bekerja tiga hari dari sekarang.

“Aamiin, terima kasih, Bu. Saya berhutang budi dengan Ibu dan Bapak. InshaAllah Rania akan main kesini lagi, boleh ya Bu”, ucap Rania. Bu RT tersenyum haru sambil menahan air matanya.

“Kamu sudah Ibu anggap sebagai anak Ibu sendiri, Nak. Mainlah kalau ada waktu”, jawab bu RT.

Rania mencium punggung tangannya dengan takzim lalu memeluknya sambil menangis.

“Terima kasih banyak, Ibu. Rania tak tahu dengan apa bisa membalas kebaikan bapak dan Ibu. Semoga Allah melindungi ibu sekeluarga, hanya Allah yang bisa membalasnya”, jawab Rania dengan linangan air mata. Ia berjanji dalam hati akan selalu kembali kesini setiap Ia mendapat rezeki.

Bu RT mengusap kepala Rania dengan penuh kasih sayang. Ia sungguh menyayangi perempuan malang ini, kesantunan dan kesabarannya dalam menerima takdir telah membuat hatinya tersentuh dan seketika itu naluri keibuannya muncul. Ia kagum melihat Rania yang dengan tekun membantunya mencuci piring dan melayani pembeli tanpa sedikitpun menyesali keadaan, apalagi melihat kejujuran Rania saat membantu mengelola rumah makan itu, Ia seperti melihat anak gadisnya sendiri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 72 - Akhir Yang Bahagia (Tamat)

    Pagi itu Fahmi berangkat kerja seperti biasa, sementara Rania mulai menikmati hari-harinya sebagai istri dan seorang ibu rumah tangga. Setelah menikah, Rania memang mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya dan Fahmi bekerja karena alasan profesionalitas. Fahmi setuju karena tak mungkin bagi mereka bekerja pada perusahaan yang sama dan di lokasi yang sama pula. Meskipun divisi Rania berbeda dengan Fahmi, tapi sebagai direktur penjualan Rania secara struktur melapor kepada direktur utama yaitu Fahmi. Oleh karenanya Rania memutuskan mencari pekerjaan lain.Rania mulai merasakan pusing dan mual setiap pagi hingga Fahmi berinisitatif membawanya ke dokter. Tak ingin Rania menunggu lama karena wajahnya yang terlihat semakin pucat, Fahmi lalu membawanya ke ruang IGD agar segera mendapat penanganan yang cepat dan intensif. Tak lama didatangkan dokter spesialis yang memeriksa dan melakukan USG pada Rania.“Selamat Pak, istri anda sedang hamil, sudah jalan 6 minggu, saya akan berikan obat-obat

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 71 - Menikah

    Pernikahan Rania dan Fahmi digelar dengan mewah di salah satu hotel berbintang di kawasan Jakarta Selatan. Hadir orang-orang terkasih Rania disana, Ibu kandung yang telah melahirkannya, Ibu RT yang dulu membantunya melewati masa sulit pasca diusir oleh Aldi, juga Bi Inah mantan asisten rumah tangga Aldi yang kemudian memilih keluar bekerja dan menganggur daripada harus membantu Aldi dan istri barunya kala itu. Walau pada akhirnya Rania meminta Bi Inah untuk bekerja kembali padanya setelah kehidupannya mulai berangsur membaik. Mereka bertiga adalah wanita hebat di belakang Rania. Di tengah rasa bahagia itu, muncul pula kekhawatiran dalam diri Rania tentang sulitnya memiliki anak bagi wanita berumur seperti dirinya, 40 tahun bukanlah usia muda untuk bisa hamil tetapi ketulusan sikap Fahmi yang nerimo membuat hatinya tenang dan mulai ikhlas menerima apapun kehendak Allah.“InshaAllah kita diberi kesempatan untuk memiliki anak dari rahim kamu, Rania, jikapun tidak, pastilah itu yang ter

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 70 - Rapat

    Rania benar-benar merasa tak nyaman satu kantor dengan Aldi. Untungnya memang setelah menikah dengan Fahmi nanti dia berencana untuk resign dan mencari pekerjaan lain demi menjaga profesionalitas keduanya. Karena Rania dan Fahmi sama-sama memegang jabatan tinggi di perusahaan itu.Saat tak sengaja akan berpapasan, Rania selalu berputar arah demi menghindari pertemuan dengan mantan suaminya itu. Sungguh ia tak ingin melihat Aldi lagi, walau seluruh perasaan cinta dan benci mungkin sudah hilang, tapi rasa trauma akan kesakitan yang pernah Aldi tumpahkan padanya sangat membekas di hati wanita itu. Meskipun ia telah memaafkan Aldi dan Angela tapi ia tak ingin benar-benar memiliki urusan dengannya lagi.Rapat bulanan yang rutin diadakan di divisi penjualan yang dipimpin Rania membuatnya tak bisa sepenuhnya menarik diri dari Aldi. Karena dirinya merupakan orang nomor satu di divisi itu yang mengharuskannya memimpin rapat dan memastikan strategi tim penjualan berjalan sesuai target perusahaa

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 69 - Kebingungan Rania

    Beberapa hari kemudian di kantor.Pagi itu Rania tengah berjalan ke arah pantry untuk membuat teh manis hangat favoritnya saat langkahnya tiba-tiba terhenti karena tanpa sengaja ia melihat Aldi lewat di depannya. Rania hampir saja oleng jika tidak dengan cepat menguasai keadaan. Aldi tengah diajak berkenalan dengan departemen-departemen lain di kantor oleh staf HRD.Dengan cepat Rania berbalik badan demi menghindari pertemuan itu, dia ingin mendengar langsung dari Fahmi sendiri apa yang sebenarnya terjadi.Rania membatalkan keinginannya meminum teh di pagi hari ini, dia memilih melanjutkan langkahnya lurus ke depan ke arah ruangan Fahmi. "Pagi Rona", sapa Rania sambil tersenyum."Pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?", jawab sekretaris Fahmi sopan sambil berdiri membetulkan rok pendeknya. Rania hanya tersenyum melihatnya."Apa jadwal bapak kosong sekarang? atau beliau ada meeting pagi ini?", tanya Rania datar."Saat ini kosong, Bu. Tapi setengah jam lagi ada meeting dengan komisaris PT

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 68 - Melamar

    Senin pagi di kantor, pintu ruangan Fahmi diketuk."Masuk", kata Fahmi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar notebook.Aldi masuk bersama sekretaris Fahmi."Ini Pak Aldi, Pak, ada yang bisa saya bantu lagi?", tanya Rona, sang sekretaris dengan sopan."Tidak perlu, terima kasih, Ron", jawab Fahmi. Janda satu anak itu mengangguk lalu meninggalkan ruangan.Fahmi dan Aldi saling bersalaman lalu mempersilahkan Aldi duduk di sofa untuk menunggu."Tunggu sebentar ya, Aldi, ada yang harus saya selesaikan dahulu", terang Fahmi.Aldi menurut. Ia mengitari pandangannya ke sekitar ruangan, betapa besar dan mewahnya ruangan ini, Aldi membatin. Dirinya saja bahkan belum sempat sampai di posisi ini dulu, tapi sudah sombong sekali dengan mantan istrinya waktu itu. Sekarang, dunia berputar. Orang yang akan ia mintai pekerjaan adalah calon suami dari mantan istri yang dibuangnya dulu. Aldi memejamkan matanya berusaha mengusir galau yang melanda. Duh, aku harus fokus, jangan memikirkan Rania terus, A

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 67 - Aldi?

    Rania terkejut."Aldi! itu Aldi", tunjuk Rania spontan ke arah pintu pagar rumahnya. Fahmi ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Rania. Ia bergegas menghampiri pagar dengan langkah tergesa. Rania mengikutinya di belakang."Untuk apa dia datang kesini, mas? Apa mas mengundangnya datang?", tanya Rania sedikit panik, ia memandang Fahmi dengan bingung, begitu pun Fahmi menatap Rania dengan kebingungan."Apa yang sedang kamu pikirkan, Rania? Disini tak ada siapa-siapa, tidak ada Aldi", terang Fahmi."Nggak mungkin, mas, tadi aku melihat dengan jelas dia ada disini", balas Rania dengan nada sedikit meninggi."Aku tidak mengundangnya, Rania. Lagian buat apa juga aku mengundang dia?", Fahmi balik bertanya. Rania tak menjawab. Ia pun bingung.Pak RT yang mengikuti Rania dan Fahmi sejak tadi juga berada di depan pagar rumah Rania memperhatikan sekeliling, dia tak menemukan siapa-siapa disini, apalagi Aldi yang dimaksud Rania. Rasanya tak masuk akal jika Aldi masih mempunyai muka bertemu Rania."Tad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status