Share

Bab 4 - Ibu Direktur

Penulis: Rini Lim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 15:13:55

Rania bergeming di depan meja kerjanya memandangi kertas di tangannya yang berisi biodata pelamar bernama Aldi Pratama. Peristiwa itu sungguh amat membekas di hatinya, peristiwa sepuluh tahun yang lalu saat Ia diceraikan dan diusir dari rumah pernikahan mereka. Peristiwa yang membuatnya trauma untuk menikah lagi di usianya yang sudah hampir empat puluh tahun saat ini. Hidup sendiri tanpa keluarga bukan hal yang mudah, apalagi Ia diusir tanpa diizinkan membawa apapun juga, Rania yang hidup sebatang kara di Jakarta saat itu benar-benar putus asa tak tahu bagaimana bisa melanjutkan hidup, uang tidak ada, keluarga tidak ada, ayah telah meninggal karena sakit satu bulan setelah Rania menikah, hanya ada Ibu tapi beliau sudah sakit-sakitan karena tidak ada biaya pengobatan yang bisa Rania berikan sejak menikah dengan Aldi. Rania sangat sedih jika mengingat hal itu, harus mengorbankan baktinya kepada orang tua hanya demi mencintai seorang laki-laki yang ternyata menjadi satu-satunya orang yang menghancurkan masa mudanya. Kini sang Ibu sudah membaik berkat keuangan Rania yang membaik, Ia juga semakin mandiri dan kuat dalam menjalani hidup sendiri.

Rania membaca lagi dengan seksama biodata Aldi sebagai salah satu kandidat manager penjualan yang sudah sampai di mejanya. Saat ini posisi sedang tidak bekerja karena dipindahtugasan ke luar kota dan kandidat menolak. Rasanya tidak mungkin Aldi menolak jika masalah pekerjaan, dia tentu bisa mengajak selingkuhan atau istri barunya untuk ikut bekerja di luar kota jika memang benar begitu. Rania menghela nafas, sang asisten yang mereferensikan Aldi setelah dilakukan penyaringan beberapa kandidat lain yang masuk kriteria. Rania menekan tombol extension dan flash yang menghubungkannya dengan asisten pribadinya itu.

“Heri, tolong screening lagi CV kandidat ini, kamu bantu cek ke perusahaan sebelumnya dengan bantuan HR apakah benar Ia resign atas kemauan sendiri ataukah ada masalah dengan kantor lamanya. Untuk posisi manager, kita harus benar-benar tahu sepak terjangnya dalam bisnis ini, kalau tidak reputasi perusahaan kita yang akan buruk di mata customer”, perintah Rania.

“Baik Ibu”, jawab sang asisten dengan hormat.

Rania memainkan jari jemarinya yang lentik di atas meja sambil tersenyum, jika memang ini jalan Tuhan untuk kamu membayar penghinaan yang pernah kamu lakukan di masa lalu, mungkin ini memang saatnya, Mas. Kita tidak pernah tahu jalan takdir membawa kita kemana sampai itu benar terjadi dan apa yang kita tanam itu adalah yang kita tuai.

Posisi yang Aldi lamar adalah manager, sedangkan posisi Rania jauh di atas itu. Rania memang punya kuasa yang besar untuk melakukan apapun pada Aldi sekarang, jika dia mau.

Rania membetulkan letak cermin kecil di atas meja kerja menghadap ke arahnya, Ia hendak merapikan hijabnya sebelum ke luar ruangan. Sesaat Ia menyentuh pipinya yang mulus saat bercermin. Kenapa  dulu aku begitu bodoh saat menikah dengan Aldi, mengubur semua potensi yang ada pada diriku dan memilih menjadi ibu rumah tangga dan istri yang tak berguna di rumah, hingga akhirnya dirinya sendiri juga yang dicampakkan begitu saja oleh suaminya saat itu. Padahal aku bisa lebih maju saat sendiri tanpa suami, monolog Rania.

Bunyi telpon di meja mengagetkannya, begitu melihat nama yang tertera di layar Rania langsung mengangkatnya “Ya Pak Fahmi?”.

“Aku mau mengajakmu makan siang di luar. Bisa kan?”, tanya Fahmi begitu mendengar suara Rania.

“Iya bisa”, Rania mengiyakan tanpa berpikir panjang. Laki-laki ini sangat berjasa dalam hidupku, Ia yang membantuku keluar dari keterpurukan masa laluku yang kelam, Rania bermonolog sendiri dan Rania tak mungkin mengecewakannya. Fahmi memang begitu tulus menyayangi Rania, pun saat memberi kesempatan bekerja lagi walau sebelumnya sudah sangat kecewa ketika Rania mengutarakan akan berhenti bekerja setelah menikah. Duda tanpa anak itu memang mengagumi Rania sejak awal sebelum Rania dinikahi Aldi, tapi keprofesionalannya dalam berkerja membuat Ia menahan diri untuk tidak menyatakan cinta pada Rania dan menghormati keputusannya untuk berhenti kerja saat itu. Tidak ada kontak diantara mereka sejak Rania keluar dari perusahaannya karena Fahmi memang tulus menyayangi Rania tanpa perlu memiliki sampai akhirnya Rania menghubungi Fahmi kembali untuk meminta pekerjaan.

Saat ini, Fahmi telah menjadi direktur utama, sedangkan Rania adalah direktur penjualan.

Rania bangkit dari tempat duduknya untuk ke luar ruangan berjalan melewati asisten pribadi dan karyawan lain. Ia menunggu Fahmi di ruang tunggu khusus direksi. Fahmi tersenyum simpul saat melihat Rania sudah duduk di ruang tunggu membelakangi pintu. Rania tengah menghubungi sang Ibu di rumah untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 72 - Akhir Yang Bahagia (Tamat)

    Pagi itu Fahmi berangkat kerja seperti biasa, sementara Rania mulai menikmati hari-harinya sebagai istri dan seorang ibu rumah tangga. Setelah menikah, Rania memang mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya dan Fahmi bekerja karena alasan profesionalitas. Fahmi setuju karena tak mungkin bagi mereka bekerja pada perusahaan yang sama dan di lokasi yang sama pula. Meskipun divisi Rania berbeda dengan Fahmi, tapi sebagai direktur penjualan Rania secara struktur melapor kepada direktur utama yaitu Fahmi. Oleh karenanya Rania memutuskan mencari pekerjaan lain.Rania mulai merasakan pusing dan mual setiap pagi hingga Fahmi berinisitatif membawanya ke dokter. Tak ingin Rania menunggu lama karena wajahnya yang terlihat semakin pucat, Fahmi lalu membawanya ke ruang IGD agar segera mendapat penanganan yang cepat dan intensif. Tak lama didatangkan dokter spesialis yang memeriksa dan melakukan USG pada Rania.“Selamat Pak, istri anda sedang hamil, sudah jalan 6 minggu, saya akan berikan obat-obat

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 71 - Menikah

    Pernikahan Rania dan Fahmi digelar dengan mewah di salah satu hotel berbintang di kawasan Jakarta Selatan. Hadir orang-orang terkasih Rania disana, Ibu kandung yang telah melahirkannya, Ibu RT yang dulu membantunya melewati masa sulit pasca diusir oleh Aldi, juga Bi Inah mantan asisten rumah tangga Aldi yang kemudian memilih keluar bekerja dan menganggur daripada harus membantu Aldi dan istri barunya kala itu. Walau pada akhirnya Rania meminta Bi Inah untuk bekerja kembali padanya setelah kehidupannya mulai berangsur membaik. Mereka bertiga adalah wanita hebat di belakang Rania. Di tengah rasa bahagia itu, muncul pula kekhawatiran dalam diri Rania tentang sulitnya memiliki anak bagi wanita berumur seperti dirinya, 40 tahun bukanlah usia muda untuk bisa hamil tetapi ketulusan sikap Fahmi yang nerimo membuat hatinya tenang dan mulai ikhlas menerima apapun kehendak Allah.“InshaAllah kita diberi kesempatan untuk memiliki anak dari rahim kamu, Rania, jikapun tidak, pastilah itu yang ter

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 70 - Rapat

    Rania benar-benar merasa tak nyaman satu kantor dengan Aldi. Untungnya memang setelah menikah dengan Fahmi nanti dia berencana untuk resign dan mencari pekerjaan lain demi menjaga profesionalitas keduanya. Karena Rania dan Fahmi sama-sama memegang jabatan tinggi di perusahaan itu.Saat tak sengaja akan berpapasan, Rania selalu berputar arah demi menghindari pertemuan dengan mantan suaminya itu. Sungguh ia tak ingin melihat Aldi lagi, walau seluruh perasaan cinta dan benci mungkin sudah hilang, tapi rasa trauma akan kesakitan yang pernah Aldi tumpahkan padanya sangat membekas di hati wanita itu. Meskipun ia telah memaafkan Aldi dan Angela tapi ia tak ingin benar-benar memiliki urusan dengannya lagi.Rapat bulanan yang rutin diadakan di divisi penjualan yang dipimpin Rania membuatnya tak bisa sepenuhnya menarik diri dari Aldi. Karena dirinya merupakan orang nomor satu di divisi itu yang mengharuskannya memimpin rapat dan memastikan strategi tim penjualan berjalan sesuai target perusahaa

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 69 - Kebingungan Rania

    Beberapa hari kemudian di kantor.Pagi itu Rania tengah berjalan ke arah pantry untuk membuat teh manis hangat favoritnya saat langkahnya tiba-tiba terhenti karena tanpa sengaja ia melihat Aldi lewat di depannya. Rania hampir saja oleng jika tidak dengan cepat menguasai keadaan. Aldi tengah diajak berkenalan dengan departemen-departemen lain di kantor oleh staf HRD.Dengan cepat Rania berbalik badan demi menghindari pertemuan itu, dia ingin mendengar langsung dari Fahmi sendiri apa yang sebenarnya terjadi.Rania membatalkan keinginannya meminum teh di pagi hari ini, dia memilih melanjutkan langkahnya lurus ke depan ke arah ruangan Fahmi. "Pagi Rona", sapa Rania sambil tersenyum."Pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?", jawab sekretaris Fahmi sopan sambil berdiri membetulkan rok pendeknya. Rania hanya tersenyum melihatnya."Apa jadwal bapak kosong sekarang? atau beliau ada meeting pagi ini?", tanya Rania datar."Saat ini kosong, Bu. Tapi setengah jam lagi ada meeting dengan komisaris PT

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 68 - Melamar

    Senin pagi di kantor, pintu ruangan Fahmi diketuk."Masuk", kata Fahmi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar notebook.Aldi masuk bersama sekretaris Fahmi."Ini Pak Aldi, Pak, ada yang bisa saya bantu lagi?", tanya Rona, sang sekretaris dengan sopan."Tidak perlu, terima kasih, Ron", jawab Fahmi. Janda satu anak itu mengangguk lalu meninggalkan ruangan.Fahmi dan Aldi saling bersalaman lalu mempersilahkan Aldi duduk di sofa untuk menunggu."Tunggu sebentar ya, Aldi, ada yang harus saya selesaikan dahulu", terang Fahmi.Aldi menurut. Ia mengitari pandangannya ke sekitar ruangan, betapa besar dan mewahnya ruangan ini, Aldi membatin. Dirinya saja bahkan belum sempat sampai di posisi ini dulu, tapi sudah sombong sekali dengan mantan istrinya waktu itu. Sekarang, dunia berputar. Orang yang akan ia mintai pekerjaan adalah calon suami dari mantan istri yang dibuangnya dulu. Aldi memejamkan matanya berusaha mengusir galau yang melanda. Duh, aku harus fokus, jangan memikirkan Rania terus, A

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 67 - Aldi?

    Rania terkejut."Aldi! itu Aldi", tunjuk Rania spontan ke arah pintu pagar rumahnya. Fahmi ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Rania. Ia bergegas menghampiri pagar dengan langkah tergesa. Rania mengikutinya di belakang."Untuk apa dia datang kesini, mas? Apa mas mengundangnya datang?", tanya Rania sedikit panik, ia memandang Fahmi dengan bingung, begitu pun Fahmi menatap Rania dengan kebingungan."Apa yang sedang kamu pikirkan, Rania? Disini tak ada siapa-siapa, tidak ada Aldi", terang Fahmi."Nggak mungkin, mas, tadi aku melihat dengan jelas dia ada disini", balas Rania dengan nada sedikit meninggi."Aku tidak mengundangnya, Rania. Lagian buat apa juga aku mengundang dia?", Fahmi balik bertanya. Rania tak menjawab. Ia pun bingung.Pak RT yang mengikuti Rania dan Fahmi sejak tadi juga berada di depan pagar rumah Rania memperhatikan sekeliling, dia tak menemukan siapa-siapa disini, apalagi Aldi yang dimaksud Rania. Rasanya tak masuk akal jika Aldi masih mempunyai muka bertemu Rania."Tad

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 66 - Belum Usai

    “Hah? Jadi Aldi kena penyakit kelamin juga?”, tanya Rania kaget.Fahmi mengangguk.“Astagfirullah!", ucap Rania sambil menutup mulut dengan tangannya. Fahmi hanya diam memperhatikan Rania yang tak dapat menyembunyikan kesedihan dan rasa kagetnya."Aku sama sekali tak menyangka Aldi dan Angela bisa terkena penyakit mematikan itu, mas. Aku sendiri bahkan tak pernah terpikir untuk mendoakan kejelekkan bagi mereka. Aku sungguh ikut prihatin dengan keadaan yang menimpa mereka”, ucap Rania sunguh-sungguh . Ternyata memang hanya belum usai saja pembalasan Tuhan kepada mantan suaminya itu, Rania membatin dengan sedih. Sejujurnya ia juga tak tega membayangkan kehidupan Aldi nanti jika terus menerus digerogoti penyakit seperti itu, tapi Allah yang Maha Lebih Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Fahmi mengangguk mengerti. Ia pun tahu persis seperti apa sifat Rania, wanita itu tak akan mampu mengucap doa jelek sekalipun kepada orang yang mungkin pernah menghancurkan dan menyakitinya.“Semoga A

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 65 - Pemakaman

    "Aku benar-benar sayang sama kamu, jangan pernah kamu ragukan itu", ucap Fahmi lembut. Ia menatap wanita di hadapannya dengan rasa sayang yang teramat dalam.Ia tak punya alasan untuk mendebat Fahmi. Ia hanya merasa sangat melankolis saat dihadapkan pada dua orang lelaki yang kini ada di hidupnya, yang satu sangat ia benci, yang satu sangat ia sayang.“Maaf…”, hanya kata itu yang keluar dari mulut Rania.Fahmi tersenyum mengangguk lalu mengajak Rania kembali ke ruangan Angela.Di ujung jalan, Aldi melihat kejadian itu dengan sedih, ia mendengar semua perkataan Fahmi dan ia merasa cemburu. Ya, walau kecemburuannya sama sekali tidak berdasar, tapi penyesalan menyeruak ke dasar hatinya karena telah menyia-nyiakan wanita sebaik Rania. Aku benar-benar bersalah sama kamu, Rania, kamu terlalu baik buat aku makanya Allah memisahkan kita, ucap Aldi dalam hati. Ia pun berbalik arah untuk segera kembali ke ruangan dimana istrinya berada. Ia tak ingin Rania dan Fahmi mengetahui bahwa dirinya mend

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 64 - Salah Sangka

    Pintu ruangan diketuk pelan, Rania dan Fahmi masuk ke dalam dengan raut muka penyesalan, apalagi Rania yang tak bisa menyembunyikan kesedihannya menyaksikan kepergian Angela secepat itu setelah berbicara panjang lebar kemarin. Rania bersyukur telah memberitahu Angela bahwa ia telah memaafkan segala kesalahan yang pernah doperbuat Angela padanya. Fahmi menghampiri Aldi sementara Rania membuka kain penutup wajah Angela, dadanya mulai terasa sesak menyaksikan semua yang menimpa wanita perebut suaminya dulu, sungguh ia tak mengira begini akhir cerita hidup wanita yang dulu menghina dan mencemooh dirinya. Air mata membasahi pipi Rania, perlahan ia menghapusnya. Fahmi dan Aldi menghampiri Rania. Aldi menunduk melihat Rania, ia seperti tak sanggup menatap wajah teduh mantan istrinya. Betapa banyaknya dosa yang telah dia lakukan pada Rania, menghina dan mengusirnya tanpa menyadari bahwa Allah tak pernah tidur menyaksikan perbuatan hamba-hamba-Nya yang lewat batas dan lupa diri.“Rania...” ra

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status