Share

36 (Keputusan)

Author: Elysian
last update Last Updated: 2025-05-13 15:47:26

Mami menarikku menjauh dari Shane. Aku berusaha melepaskan tanganku, tapi Mami menahanku lebih erat.

"Gak usah, Mel. Jangan dekati dia. Dia pantas mendapatkan lebih dari ini," ucap Mami sambil terus menahanku.

Aku bisa melihat kekecewaan yang berat pada wajah Mami. Shane adalah putra kesayangan dan selalu menjadi kebanggaannya. Baru kali ini aku melihat Mami semarah ini.

"Tapi Mas Shane gak sepenuhnya bersalah," kataku masih berusaha membela Shane.

"Tidak bersalah bagaimana? Dia selingkuh! Buat malu nama keluarga Adinata!" hardik Papi sambil melayangkan tatapan tajam pada Shane.

Aku mengalihkan mataku pada kedua orang tuaku yang sedari hanya diam. Mereka juga pasti sangat marah pada Shane, terutama Papa. Namun aku yakin Papa tidak akan mungkin memukul anak orang lain terlebih di depan orang tuanya, jadi Papilah yang melakukan itu pada anaknya sendiri.

"Seharusnya perjodohan ini gak pernah ada..." ucapku dengan suara bergetar.

Semua orang menatapku, termasuk Shane yang ma
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   104

    Shane baru saja tiba di unit apartemennya dengan membawa Seira yang terlelap di dalam gendongannya. Seharian ini dia menitipkan Seira pada Bu Nani di mansion keluarga Kusuma karena ada begitu banyak pertemuan bisnis yang harus dia hadiri. Pengasuh Seira mengundurkan diri dua hari lalu karena akan segera menikah. Sementara kedua orang tua Shane sedang berada di luar negeri. Shane membawa Seira ke kamar kemudian mengganti baju Seira dengan piyama yang nyaman. Gadis mungil itu sama sekali tidak terganggu dan tetap tertidur lelap sampai Shane meletakkannya di dalam boksnya. Setelah memastikan Seira tidak akan terbangun, Shane pergi ke kamarnya. Selagi menghangatkan air untuk mandi, Shane duduk di sisi bath tub sambil memeriksa ponselnya. Dia sama sekali tidak sempat memeriksa benda itu sejak tadi pagi. Untuk urusan pekerjaan dan hal-hal penting lainnya, orang-orang akan menghubunginya melalui sekretaris ataupun asisten pribadinya. Shane menemukan beberapa pesan belum terbaca di Whazzup

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   103

    Begitu Shane kembali, dari bandara ia langsung pergi menuju rumah orang tuanya untuk menjemput Seira. Untuk pertama kali semenjak kepergian Melody, Shane bisa benar-benar bernafas lega. Dia telah menemukan wanita itu meski sampai saat ini Melody belum mengenalinya. Sebenarnya Shane merasa berat meninggalkan Melody di Lindara. Dia ingin membawa wanita itu bersamanya. Hanya saja Shane tahu itu mustahil ia lakukan pada saat ini. Setibanya Shane di pekarangan rumah orang tuanya, Shane turun dari mobil kemudian berjalan memasuki rumah. Beberapa pelayan yang tengah membersihkan ruang tamu sontak membungkuk hormat padanya. Shane mengangguk singkat pada mereka. "Seira dan orang tua saya di mana?" "Tuan Adinata pergi ke luar negeri kemarin. Nyonya sedang menemani Nona Seira di pekarangan belakang," jelas seorang pelayan. Shane pergi ke pekarangan belakang. Benar saja. Ibunya sedang menemani Seira yang asyik duduk di atas rumput sambil bermain dengan mainan-mainannya. "Eh, anak Mami

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   102

    Shane memarkir mobilnya di kawasan sebuah pantai setelah menempuh hampir satu jam perjalanan. Aluna memperhatikan ke sekitarnya melalui kaca mobil kemudian menoleh ke arah Shane. "Ngapain ke sini?" tanyanya bingung. Shane mengulum senyum. "Healing," jawabnya singkat lalu turun dari mobil. Shane hendak membukakan pintu untuk Aluna, namun wanita itu sudah lebih dulu turun dari mobil. Tanpa mengindahkan Shane yang menghampirinya, Aluna berjalan begitu saja ke arah laut.Semenjak datang ke Lindara, Aluna sekalipun belum pernah mengunjungi tempat ini. Tempat ini mengingatkannya pada pantai Putih. Pantai yang samar-samar ia ingat dalam kepingan-kepingan masa lalunya.Aluna menanggalkan sepatunya kemudian menapak ke sisi pantai. Debur ombak yang lembut perlahan membawa air laut hingga menyentuh kaki Aluna.Walau sedikit, Aluna bisa merasakan efek ketenangan yang diberikan oleh pantai ini. Sedari tadi pikirannya kacau. Pertemuannya dengan Raka mau tak mau harus membuat Aluna keluar dari ke

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   101

    "Selamat siang, Aluna. Masih ingat dengan saya?" Aluna menatap pria yang sedang menyambutnya begitu ia memasuki ruangan. "Selamat siang, dokter Raka." Raka tersenyum. "Ternyata masih ingat. Silahkan duduk." Aluna duduk di kursi yang berhadapan dengan Raka. Aluna sedikit canggung. Dia masih ingat, Raka adalah dokter yang menanganinya pasca kecelakaan satu tahun yang lalu. Kala itu Raka sudah menjalankan berbagai pemeriksaan pada tubuh Aluna untuk memastikan tidak ada cedera fisik yang Aluna alami pasca kecelakaan. Raka pula yang pertama kali mendiagnosis bahwa Aluna kehilangan ingatannya. Akan tetapi saat Raka membuat rujukan agar Aluna bertemu dengan seorang psikolog, Aluna malah menolak dan memilih untuk tidak melanjutkan pengobatannya. Shane lah yang bertanya pada Bu Ratna mengenai siapa dokter yang pertama kali menangani Aluna. Shane tahu Aluna yang sedari awal memang tidak ingin melakukan sesi terapi pastilah enggan kalau disuruh mengulang seluruh pemeriksaan dari awal. Setid

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   100

    Aluna naik ke atas ranjang sambil masih mengamati Shane dalam diam. Pria itu tampak seperti sedang bertukar pesan dengan seseorang. Tanpa sengaja ketika Shane mengubah posisi menjadi tidur menyamping dan membelakangi Aluna, Aluna bisa melihat layar ponsel pria itu yang menampilkan jendela pesan dengan seseorang. Aluna tidak bisa membaca isi pesan itu karena jarak mereka tidak begitu dekat, tetapi Aluna bisa melihat ada foto-foto bayi yang terlampir di sana. Aluna mendengus. Dia merasa dipermainkan oleh Shane. Aluna terlalu terbawa akan suasana yang mengakibatkan mereka berciuman tanpa Aluna tahu bahwa Shane sudah memiliki anak. Itu berarti pria itu sudah berkeluarga 'kan? Seketika itu juga Aluna merasa benci pada dirinya sendiri. "Brengsek," umpat Aluna pelan. Shane rupanya mendengar suara Aluna. Ia segera menoleh ke arah Aluna. "Kamu ngomong sesuatu?" tanyanya polos. Aluna segera berbaring di ranjang dan menutup tubuhnya dengan selimut. "Gak. Cuma nguap," jawabnya berbohong. Sh

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   99

    Shane mengusap wajahnya dengan satu tangan lalu memijat pelipisnya seakan mencari sisa-sisa kesabaran untuk menghadapi Aluna. "Gak ada yang bilang kamu gila. Kamu hanya butuh mengkonsultasikan keadaanmu ke dokter, itu saja."Bibir Aluna sedikit mengerucut. Shane mengenali respon tubuh itu sebagai bentuk kekesalan Aluna yang sejak dulu selalu terlihat menggemaskan.Lama mereka sama-sama terdiam hingga akhirnya Aluna melirik Shane, masih dengan raut cemberut. "Kalau aku nurutin permintaan kamu, kamu janji gak bakal ngasih tahu Bu Ratna tentang pekerjaanku 'kan?""Bukan cuma ke dokter. Aku juga mau kamu berhenti dari pekerjaan itu. Baru setelah itu aku akan janji untuk tidak memberitahu Bu Ratna tentang kebohonganmu."Ekspresi Aluna semakin masam. "Kok kamu semakin demanding gini? Lagian juga apa salahnya pekerjaanku? Aku gak disentuh sama sekali oleh orang-orang yang menontonku."Rahang Shane mengeras, bibirnya tertarik membentuk garis lurus. Ia menarik nafas panjang, mencoba menahan d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status