Reni tidak sengaja melihat pesan di HP suaminya yang berisi kata-kata mesra. Itu membuatnya gelisah dan diam-diam memutuskan untuk menyelidikinya. Ternyata suaminya telah menikah diam-diam di belakangnya. Reni berusaha tenang dan membalas perbuatan suaminya dengan cara elegan. Kira-kira apa yang akan Reni lakukan untuk membalaskan sakit hatinya?
Lihat lebih banyak"Loh kok pakai manggil sayang? Pesan dari siapa ini, kenapa isi pesannya pakai kata sayang-sayangan segala sih," ujar Reni, yang begitu kaget kala melihat pesan yang masuk ke ponsel suaminya dengan kata-kata sayang di dalamnya.
Ya, saat ini Candra suaminya Reni sedang mandi, dan ponsel suaminya ditaruh di atas nakas. Tiba-tiba ponsel itu terus berdering, karena ada telepon yang masuk. Awalnya Reni cuek-cuek saja karena Reni memang tidak pernah kepo sama isi ponsel suaminya. Tapi berhubung ponsel suaminya terus berdering, Reni ingin mengangkatnya. Siapa tahu ada yang penting begitu pikir Reni. Belum juga Reni mengangkat teleponnya eh malah sudah mati duluan. Gak lama malah terdapat pesan yang masuk ke ponsel suaminya dari nomor yang dikasih nama ‘Dadang’. Sayang angkat dong teleponnya, nanti kamu datang ke rumahku ya. Karena aku ada kejutan buat kamu. Begitulah kalimat yang Reni baca, karena pesan itu muncul di atas layar ponsel suaminya. Seketika hati Reni merasa resah, dalam pikirannya langsung menduga-duga yang bukan-bukan tentang suaminya. "Kenapa dia manggil sayang ke Mas Candra? Gak mungkin dong kalau ‘Dadang’ manggil suamiku pakai kata-kata sayang, secara ‘Dadang’ itukan nama lak-laki. Siapa sebenarnya ‘Dadang’ ini," batin Reni, yang bertanya-tanya sendiri dalam hati. Karena penasaran akhirnya Reni mencoba membuka ponsel milik suaminya. Ini kali pertama Reni mengotak-atik ponsel suaminya. Tapi naas ternyata HP suaminya terkunci, dan hanya bisa dibuka menggunakan sidik jari suaminya saja, baru ponsel itu bisa dibuka. "Loh, sejak kapan Mas Candra pakai mengunci ponselnya segala," batin Reni, yang jadi merasa curiga dengan suaminya. Jika suaminya ada main serong di belakangnya. Tapi Reni nggak bisa begitu saja dong menuduh suaminya tanpa bukti, sehingga Reni mau mencari cara untuk bisa membuka ponsel suaminya. Tanpa suaminya ketahui. Gak lama terdengar pintu kamar mandi yang terbuka, lalu Reni buru-buru menaruh ponsel suaminya ke tempat semula. Begitu suaminya keluar dari kamar mandi, Reni langsung pura-pura menyiapkan baju ganti untuk suaminya pakai. Sedangkan Candra malah langsung memeluk sang istri dari belakang. "Sayang, kamu cantik sekali sih," puji Candra yang selalu terpesona dengan istrinya, karena menurut Candra istrinya itu memang cantik sekali di matanya. "Ih gombal.” Reni pura-pura biasa saja, padahal dalam hatinya merasa sangat resah. Selama ini tak ada yang mencurigakan dengan sikap suaminya. Sebab, selama ini suaminya selalu perhatian dan sayang padanya. Meskipun kadang suaminya suka lembur sampai malam, tapi Reni nggak ada curiga sedikit pun dengan suaminya. "Siapa yang gombal, Sayang. Aku serius, kamu memang cantik," ujarnya. "Ih, Mas udah deh jangan peluk-peluk begini, pakai baju dulu gih," protes Reni. Entah kenapa Reni merasa risih dengan perlakuan manis suaminya yang mendadak terasa enek. Padahal biasanya Reni selalu senang kalau suaminya bersikap manja dengannya. Mungkin kemarin Reni akan merasa begitu bahagia, kalau mendapatkan perlakuan manis serta kata-kata yang romantis dari suaminya. Tapi begitu Reni membaca pesan dari nomor yang bernama ‘Dadang’ tersebut, mendadak ia jadi merasa risih dengan suaminya. Membayangkan suaminya bermesraan dengan wanita lain di luaran sana membuat Reni merasa jijik, karena Reni tidak suka berbagi, apalagi harus berbagi suami. "Tapi aku kangen sama kamu, Sayang," ujar Candra yang enggan melepaskan pelukan dari istrinya. Candra malah mengendus tengkuk istrinya yang harum dan memikat. "Iya tapi pakai baju dulu dong, Mas. Aku juga harus menyiapkan sarapan untuk kamu, loh," alasan Reni, untuk menolak sentuhan dari suaminya. Reni melepaskan tangan suaminya dari pinggangnya dengan pelan, supaya tidak menyinggung perasaan suaminya. "Tapi nanti malam janji ya, Sayang. Soalnya aku udah kangen banget sama kamu," rengek Candra yang seperti anak kecil. Melihat tingkah suaminya yang manja dan terlihat begitu menyayanginya, membuat Reni nggak pernah sedikit pun merasa curiga sama suaminya selama ini. "Iya nanti malam deh, makannya kamu jangan lembur melulu dong, Mas," protes Reni. "Iya maaf Sayang, aku lembur kan juga buat kamu," ujar Candra. "Serius cuma buat aku, atau ada yang lain Mas?" Reni memancing reaksi suaminya. "Ya, ya tentu saja buat kamu dong, Sayang. Mana ada yang lain," jawab Candra dengan wajah yang gugup. "Tapi kamu kok jadi gugup begitu sih, Mas. Beneran buat aku, kan?” tanya Reni memastikan. "Iyalah, Sayang. Buat kamu seorang, lagian mana berani sih aku macem-macem sama kamu," jawabnya. "Iya deh suamiku. Ya sudah aku siapkan sarapan buat kamu dulu ya, ingat nanti malam nggak usah lembur," peringat Reni. Saat ini Reni ingin sekali marah dan mencecar banyak pertanyaan soal pesan di HP suaminya. Namun, Reni sekuat tenaga menahannya dulu, karena Reni tak mau bertindak gegabah. Memang, wanita mana yang nggak curiga dan marah ketika mengetahui ada orang yang mengirim pesan ke HP suaminya dengan kata-kata sayang. Setelah selesai sarapan, Candra mau langsung berangkat ke kantor. Tentunya dengan drama dulu minta peluk dan cium sama sang istri. Begitulah memang rutinitas sehari-hari mereka, sebelum Candra berangkat ke kantor. Dua tahun berumah tangga nggak ada yang berubah dengan suaminya, karena suaminya masih sama romantisnya seperti di awal pernikahan sehingga membuat Reni merasa beruntung memiliki suami seperti Candra. Bersambung."Apa, tapi kok bisa gagal bagaimana ceritanya. Ya udah, aku sama Bunga akan segera ke rumah sakit, tapi suami kamu sedang nggak ada di rumah jeng. Lebih baik kamu telpon saja ya." Setelah mengatakan itu Ratih langsung menutup telepon dengan begitu saja."Ya ampun, Bu. Kok bisa malah kena Mbak Mira sendiri sih," ujar Bunga yang sudah membayangkan Mira terkena air keras."Aduh, Ibu juga nggak tau, Bunga. Sudah ayo kita kerumah sakit saja." Akhirnya mereka berdua langsung meluncur ke rumah sakit dengan menggunakan angkot setelah berjalan kaki dari rumahnya ke jalan raya."Kenapa kita nggak naik taxi saja sih, Bu. Iuh, mana udaranya begitu panas, nanti yang ada kulit Bunga jadi gosong," ujar Bunga."Ck, udah sih kamu jangan cerewet di saat genting begini. Lagian naik angkot lebih irit dan gampang kalau naik taxi mahal mana harus nungguin pula, tadikan kebetulan ada angkot pas lewat," balas Ratih yang sedang mengkhawatirkan Mira."Ish, lagian mbak Mira itu bagaimana sih. Ngerjain begitu
Seketika Reni kini jadi merasa terharu, karena Niko mengakui dirinya sebagai istrinya di depan khalayak ramai padahal pernikahanya dan Niko hanya sebuah keterpaksaan tapi Niko malah sebegitunya membela dirinya yang memang tidak bersalah. "Ya sudah, mari kita cek CCTV restaurant ini saja untuk mengetahui kebenarannya.” Dengan cepat Niko langsung menyuruh karyawan restaurant untuk memanggil manajernya. Niko mau meminta rekaman CCTV depan restaurant untuk membuktikannya. "Apa kamu bilang, kamu suaminya Reni? yang benar saja. Renikan baru bercerai dari suaminya masa iya udah nikah lagi saja," ujar Sarti yang tidak menyangka kalau Reni sudah menikah lagi sama laki laki yang lebih tampan dan terlihat sangat mapan. "Memangnya kenapa kalau Reni baru bercerai dari suaminya yang selingkuh dengan putri anda itu, yang penting Reni sudah selesai masa iddah," balas Niko dengan menohok. "Asal kamu tau ya, Reni itu wanita mandul bisa-bisanya kamu menikahinya." Sungguh Reni sangat tidak rela d
Belum sempat cairan itu mengenai Reni, Niko sudah menendang tangan orang misterius itu sehingga cairan itu malah mengenai wajah orang itu sendiri."Aaaaaaa ..... sakit.”Orang misterius itu malah langsung menjerit kesakitan sambil memegangi wajahnya, dia juga langsung melepaskan kaca mata dan juga maskernya lalu terlihatlah wajahnya dengan jelas."Aaaaa, air ... sakit," teriaknya dengan kesetanan.Sementara Reni, dibuat begitu kaget dan syok saat melihat Mira yang tiba-tiba menjerit kesakitan sambil berlari kesana kemari sambil berteriak meminta air."Loh jadi wanita tadi adalah Mira, kenapa dia?" Tanya Reni dengan bingung, Reni masih belum mengerti dengan situasi yang ada.Orang-orang juga pada bingung melihat Mira yang berteriak-teriak minta tolong dan minta air sambil berlari kesana kemari dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Karena lari dengan tidak melihat, akhirnya Mira malah terperosok ke dalam sebuah lubang di pinggir jalan yang sedang di gali.Kebetulan di depan resto
"Yeeee, akhirnya caca yang menang Nek. Kasihan deh itu Tante Risa, akhirnya di buang sama Papah," ujar Caca yang gembira."Iya, Sayang ini pasti berkat Mamah Reni. Ayo sekarang Caca istirahat ya biar cepat sembuh dan bisa masuk ke sekolah lagi,""Iya, Nek," jawab Caca dengan patuh.Begitulah Caca kalau hatinya seneng pasti bakal patuh sama orang tua, sementara Nilam segera membantu cucunya untuk berbaring lalu setelah itu Nilam langsung menyelimutinya.Sedangkan Reni kini sudah ada di sebuah restoran karena, pagi ini Reni memang ada janji temu dengan Klien barunya di sana. Reni sangat bersyukur karena Kliennya itu belum datang, itu artinya Reni nggak telat.Nggak lama malah ada Niko datang. "Loh Reni, kamu kok bisa ada disini sih?" tanya Niko."Mas Niko juga ngapain kok bisa ada di sini?" bukannya menjawab Reni malah balik bertanya."Tentu saja aku mau bertemu dengan klien aku," jawab Niko."Dari PT. SAPUTRA JAYA," ujar Reni."Iya, jangan bilang kamu CEO dari perusahaan PT.ANTARIKSA,"
Pagi harinya, Caca sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit sehingga Niko dan Reni sudah bisa kembali bekerja. Sudah beberapa hari ini keduanya meninggalkan perusahaan, kebetulan pagi ini Reni dan Niko ada jadwal janji temu dengan klien baru.Kini Reni sudah rapi dan siap untuk berangkat ke kantor, tapi sebelum berangkat Reni mau memastikan dulu kalau Caca sudah makan dan minum obat."Pagi, Sayang," ujar Reni saat masuk ke dalam kamarnya Caca."Pagi juga, Ma," jawab Caca."Loh, kok makanannya belum di makan Sayang. Biar Mamah yang suapin ya," tawar Reni yang langsung di angguki oleh Caca."Iya, Mah. Caca mau disuapin saja sama Mama aja.” Reni segera mengambil bubur di atas nakas lalu segera menyuapi Caca, sementara Nilam yang datang ke kamar Caca melihat itu jadi merasa senang banget."Sepertinya Caca sangat bahagia sekali memiliki Ibu sambung seperti Reni, dia begitu telaten dan sabar menghadapi Caca," gumam Nilam yang langsung masuk ke dalam kamar cucunya."Wah enak sekali
"Apa-apaan sih kamu, Ris. Tadi itu Reni hampir saja terjatuh jadi aku tolongin," jelas Niko seraya melepaskan tangan Risa dari tangannya."Kalau cuma nolongin seharusnya nggak sampai saling menatap begitu dong, lagian perempuan ini itu siapa kamu sih kok sudah malam begini masih di rumah sakit sama kamu?" Tanya Risa, dan Reni lebih memilih untuk diam saja, karena Reni ingin tau apa jawaban dari Niko."Kamu juga jadi perempuan itu nggak usah kegatelan deh, Niko itu pacar aku. Jadi kamu jangan punya niat jahat buat merebutnya," ujar Risa, seraya mendorong tubuh Reni tapi tak sampai jatuh. Reni hanya mundur beberapa langkah saja, tapi hal itu sudah membuat Niko begitu geram dengan sikap Risa yang barbar."Risa kamu apa apaan sih, bisa nggak kalau nggak usah pakai cara kasar," sentak Niko."Kamu bentak aku, Mas. Hanya demi wanita ini?" Tanya Risa dengan mata yang membola, karena Niko tidak pernah membentaknya selama ini."Iya, karena kamu memang sudah sangat keterlaluan.""Keterlaluan dar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen