Short
Bermula Dari Casing Berminyak

Bermula Dari Casing Berminyak

By:  Chayra NajwaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Casing ponselku selalu terasa berminyak. Aku mengeluh pada sahabatku, tapi dia malah bilang itu terbuat dari kulit manusia. Malamnya, aku merasa ada orang yang sedang menguliti wajahku. "Kalau nggak suka kulitku, pakai kulitmu sendiri saja."

View More

Chapter 1

Bab 1

Untuk menunjukkan kekompakan, kami berempat di asrama membeli casing ponsel yang sama.

Casing itu lembut dan elastis, sangat berbeda dari casing-casing yang pernah kumiliki sebelumnya.

Hanya saja, ada satu masalah, casing itu selalu berminyak.

Awalnya, kupikir itu karena tanganku yang berkeringat, sampai suatu hari aku sibuk mengerjakan tugas dan sama sekali tidak menyentuhnya.

Namun, saat malam tiba, casing itu tetap mengeluarkan lapisan minyak kuning.

Karena tiga teman asramaku juga memakai casing yang sama, aku merasa tidak enak untuk menggantinya.

Namun harus mengelapnya setiap beberapa lama sekali, benar-benar melelahkan.

Akhirnya, aku pun mengeluh pada sahabatku.

Namun, saat membaca pesannya, hatiku langsung berdegup kencang.

"Berminyak? Itu kulit manusia!"

Aku langsung gemetar dan hampir menjatuhkan ponselku.

"Astaga, jangan nakut-nakuti aku!"

Sahabatku memintaku untuk keluar sendirian tanpa membawa casing ponsel.

Aku yang sudah ketakutan langsung menurutinya.

Setelah sampai di tempat sepi, dia meneleponku.

Begitu mendengar bahwa kami berempat di asrama memakai casing yang sama, ekspresinya langsung berubah.

"Asrama kalian pasti ada orang mati."

Aku semakin takut dan buru-buru bertanya apa maksudnya.

Sahabatku menjelaskan bahwa dalam kondisi tertentu, mayat bisa hidup berdampingan dengan manusia.

Namun, ada satu syarat, kita tak boleh tahu bahwa dia sudah mati.

Begitu kamu menyadari rahasianya, dia akan berusaha membunuhmu.

Dia juga bertanya apakah aku sempat mengatakan sesuatu yang mencurigakan di asrama.

Dengan tangan dingin penuh keringat, aku mengingat-ingat.

Sejauh ini, aku hanya mengeluh soal casing yang berminyak. Selain itu, aku tidak mengatakan apa-apa.

Orang mati itu tak mungkin menyadarinya.

Sahabatku pun merasa sedikit lega.

Aku ingin melapor polisi dan pindah asrama, tetapi tidak punya bukti yang cukup.

Jika salah menebak siapa mayatnya, malah aku yang harus menyerahkan diri!

Sahabatku mencoba menenangkanku. Masih ada dua minggu lagi sebelum libur panjang, jadi aku hanya perlu bersabar sedikit lagi.

Aku tahu hanya ini satu-satunya cara.

Meski takut, aku juga mengikutinya.

Setelah menghapus chat kami, aku pergi ke toko buah.

Berpura-pura membeli sekotak stoberi sebelum kembali ke asrama.

Saat tiba, Selly, si ketua asrama tidak ada di sana.

Selly juga seorang ketua kelas, dia sering keluar untuk membantu dosen pembimbing.

Dia sibuk mempersiapkan ujian CPNS, jadi hampir seluruh waktunya dihabiskan di perpustakaan dan baru pulang untuk tidur setelah lampu asrama sudah dimatikan.

Aku langsung mengeliminasi dia dari daftar tersangka.

Orang hidup saja malas belajar, mana mungkin orang mati masih rajin belajar?!

Aku mulai memperhatikan dua teman lainnya yang memakan stroberi.

Jenny dan Lina.

Di antara mereka, siapa yang sudah mati?

Setengah semester hidup bersama dengan seseorang yang ternyata sudah mati, bukankah itu gila?

Aku sadar diriku terlalu santai, baru menyadari sesuatu yang salah setelah hampir libur panjang.

Dua minggu lagi, aku hanya perlu bertahan dua minggu lagi.

Aku menahan diri untuk tidak memandang mereka terlalu lama dan mencoba fokus menguatkan mental.

Setelah mengerjakan tugas kelompok sebentar, Jenny mulai berdandan.

Dia adalah bunga kelas kami, berbadan tinggi, berkaki jenjang dan punya wajah cantik. Banyak pria yang mengejarnya.

Sekarang dia sedang bersiap untuk pergi makan malam dengan pacarnya.

Selama ada tiga orang di ruangan, aku merasa sedikit lebih tenang, setidaknya ada satu orang yang pasti masih hidup.

Namun, begitu tinggal aku dan Lina di asrama, rasa takutku kembali muncul.

Aku takut dia menyadari sesuatu, jadi mencari alasan untuk keluar membeli makan.

Namun, Lina langsung menahan lenganku.

"Barengan saja.“

Aku memandang matanya yang tertutup kacamata tebal, mencoba membaca ekspresinya, tapi sia-sia.

Aku memaksakan senyum dan menjawab, "Boleh, bareng saja."

Di jalan menuju kantin, lampu-lampu terang benderang dan pasangan-pasangan berdiri di sepanjang jalan.

Dengan banyaknya orang, aku merasa sedikit lebih aman.

Namun, Lina terlihat gugup, terus melihat ke sekeliling dan menggenggam lenganku semakin erat.

Jantungku berdetak kencang, jangan-jangan dia orang matinya?

Mungkinkah dia akan mencari tempat sepi agar bisa langsung membunuhku?

Tanganku mulai berkeringat dingin.

Aku teringat pesan sahabatku dan mencoba berbicara santai,

"Lina, kamu nggak apa-apa?"

"Kalau nggak enak badan, kita bisa beli makan dan langsung pulang saja."

Tiba-tiba, Lina menoleh, wajahnya berubah pucat.

Aku menahan diri agar tidak langsung menarik lenganku dan terus menunjukkan kekhawatiran padanya.

Waktu terasa berjalan sangat lambat dan senyumanku mulai kaku.

Tiba-tiba, Lina mendekat ke telingaku dan berbisik,

"Lisa, aku tahu Jenny sudah mati."
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status