Short
Manusia Kelabang

Manusia Kelabang

Oleh:  Emira ZeynathTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
9Bab
948Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kamu pernah dengar manusia kelabang? Pertama-tama, siapkan sepuluh ribu kelabang dewasa yang masih hidup. Tambahkan 13 gadis perawan. Pada bulan agustus, masukkan mereka semua ke dalam ruangan tertutup yang terbuat dari batu, tanpa diberi makan dan minum. Tiga puluh hari kemudian, sepuluh ribu kelabang dewasa dan para gadis itu akan berubah menjadi sesuatu yang berbeda.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Menjelang akhir tahun, aku ditugaskan ke daerah Bet untuk merekam beberapa materi. Di daerah ini ada banyak desa dengan kisah-kisah aneh yang beredar.

Aku duduk di atas kereta hijau tua, perhatianku tertuju pada seorang pria di dekatku.

Pria itu menutupi tubuhnya rapat-rapat, selain wajahnya, tidak ada bagian tubuh lain yang terlihat.

Dia diam membisu, seperti mayat yang dibalut kain kafan dan ditinggalkan begitu saja.

Aku berbincang santai dengan seorang pemuda di sebelahku.

Tiba-tiba, seorang nenek yang duduk di dekat jendela membuka suara. Wajahnya penuh kerutan yang dalam, menyerupai daging asap yang telah dikeringkan.

Dia berkata, "Mau ke Desa Kelabang? Kamu ... pasti akan suka di sana."

Belum sempat aku bertanya lebih jauh, tiba-tiba pria itu mendongak.

Nenek itu melirik ke arah pria itu dengan pandangan tajam.

Aku pun penasaran dan bertanya, "Desa kelabang?"

Nenek itu menjawab pelan,

"Benar, Desa Kelabang."

Aku mengernyitkan kening dan bertanya lagi, "Apa ada yang aneh dari tempat itu?"

Nenek itu menatapku dengan tatapan mata yang tajam. "Kamu nggak pernah dengar manusia kelabang?"

Tiba-tiba, kereta melaju ke terowongan gelap di gunung, angin dingin menyelinap, membuat bulu kudukku meremang.

Dengan suara gemetar, aku menjawab, "Apa itu?"

Nenek itu mulai berbicara dengan suara serak, mirip seperti radio rusak yang langsung menusuk telingaku.

"Pertama, siapkan sepuluh ribu kelabang besar."

"Kelabang besar ini berbeda dengan kelabang biasa yang kamu temukan di celah-celah batu."

"Mereka diberi makan daging mentah, tumbuh lebih gemuk, bahkan bisa sebesar lengan anak kecil."

Membayangkan kelabang merah yang besar, tubuhnya menggeliat dan terbelah-belah, dengan kaki-kaki kecil yang tak terhitung jumlahnya saja sudah membuatku mual.

Namun, aku tetap bertanya, "Lalu?"

Nenek itu melirik jendela sebelum kembali menatapku.

"Berapa umurmu sekarang?"

"24," jawabku.

Dia terdiam sesaat, sebelum menggumam dengan suara rendah, "Cocok."

Kemudian, wanita itu melanjutkan ceritanya,

"Kunci gadis perawan dibawah usia 25 tahun bersama dengan sepuluh ribu kelabang besar ke ruangan tertutup."

"Pastikan semua ruangannya gelap gulita, terbuat dari batu dan jangan lupa harus lembab, kelabang suka tempat seperti itu."

"Lepaskan semua pakaian, kunci rapat, nggak makan minum selama tiga puluh hari. Nak, menurutmu apa yang akan terjadi?"

Aku mendengarnya dengan perasaan takut, membayangkan kelabang besar yang merayapi tubuh para wanita.

Tak ada tempat untuk lari, hanya ada jeritan dan rasa jijik.

Dengan suara gemetar, aku berkata, "Kelabang itu akan menggigit mereka."

Nenek itu menyeringai samar.

"Kelabang besar suka merayap di celah. Begitu menyentuh tubuh manusia, mereka akan mencari lubang untuk masuk."

"Kalau nggak menemukan lubang, mereka akan menggigit, lalu langsung menggali ke dalam daging."

"Belum sempat gadis itu meringkuk ke sudut, tubuh mereka sudah dipenuhi kelabang."

"Saat itu, tubuh mereka akan tertimbun kelabang, seperti bukit kecil yang hidup."

"Tak butuh waktu yang lama, kelabang-kelabang itu akan menghilang dari permukaan tubuh."

Aku terkejut dan terteriak, "Apa?" Apa daging manusia dimakan habis oleh kelabangnya?

"Ke mana kelabang-kelabang itu?"

Nenek itu tertawa dingin.

"Tentu saja mereka semua sudah masuk ke dalam tubuh manusia."

"Dari jauh, gadis itu masih terlihat seperti manusia. Dari kepala, lengan, hingga kaki, bahkan mereka masih bisa berdiri dan berjalan."

"Tapi kalau dilihat lebih dekat, tubuh mereka penuh lubang berdarah, bahkan bola mata mereka sudah habis dimakan."

"Itulah kenapa disebut manusia kelabang."

Aku merasakan ketakutan yang semakin dalam.

Kereta tiba di terowongan berikutnya.

Dan mendadak, semua lampu di gerbong mati.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
9 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status