Home / Lainnya / Berondong Kampus / Aku butuh keperkasaanmu, bukan cintamu.

Share

Aku butuh keperkasaanmu, bukan cintamu.

Author: Andeski
last update Last Updated: 2025-03-24 22:18:06

"Pacarnya kali ya?"

Tak sengaja Sandra melintas di depan kos-kosan para mahasiswa yang di tempati Roy. Sandra mengehentikan laju mobilnya sejenak, lalu memperhatikan sebuah mobil yang terparkir di depan kamar kos yang di tempati oleh Roy.

Sandra bergumam ketika melihat pintu kamar Roy dalam keadaan tertutup, namun sebuah mobil terparkir di depan kamar. Sandra berpikir jika pemilik mobil adalah pacar Roy.

"Aku hanya butuh kehangatanmu saat di ranjang, aku gak butuh cintamu. Silahkan kamu mau pacaran dengan siapa, yang penting bagiku kamu ada setiap aku butuh," bisik Sandra sambil kembali melajukan mobilnya.

Tak ada sedikitpun rasa cemburu di hati Sandra jika Roy punya kekasih, dan tidak ada niat juga untuk mencintai Roy dalam artian sesungguhnya. Bagi Sandra, Roy hanya tempat berlabuh saat kesepian karena suaminya memberikan segala kemewahan, namun hanya satu yang di rasa tidak cukup bagi Sandra, yaitu kepuasan saat di ranjang.

Roy hanyalah tempat pelampiasan, bersama Roy ia mendapatkan kepuasan, hubungannya bersama Roy sebatas sama-sama butuh. Roy butuh uang, sedangkan Sandra butuh kehangatan seorang pria.

Sementara itu dalam kamar, Amella membenahi pakaiannya yang sempat berantakan. Walaupun hanya sebatas ciuman, pembungkus gundukan kembar miliknya sempat dilepas Roy.

"Roy, bantuin dong. Kamu yang lepasin, kamu juga yang pasang lagi," ujar Amella merengut sambil membelakangi Roy.

"He, he, he. Iya sayang," jawab Roy di barengi tertawa kecil ketika Amella menghadapkan belakang tubuhnya agar pengait penutup bukit kembarnya kembali di pasang oleh Roy.

"Roy, ahhhhh. Udah sayang." Amella kembali mendesis ketika sebelum kembali memasang pengait penutup bukit kembarnya, Roy masih menyempatkan tangannya untuk kembali meremas gundukan kenyal tersebut dari belakang.

Amella membalikkan badannya, kedua lengannya melingkar di leher Roy dengan pandangan redup. Roy tidak ingin kejadian berlanjut yang bisa mengakibatkan runtuhnya pertahanan janji mereka untuk tidak melakukan hal terlarang sebelum waktunya.

"Mel, pulang ya. Kalau kamu masih di sini, aku gak janji kalau setelah ini kamu tidak perawan lagi," bisik Roy di telinga Amella sambil memeluk mahasiswi cantik tersebut.

"Makasih, kamu masih ingin menjagaku. Aku berjanji akan memberikan semuanya untukmu setelah waktunya nanti dalam keadaan utuh tanpa cela," jawab Amella sambil menelusupkan wajahnya ke dada bidang Roy.

Roy membalas pelukan sang kekasih sambil membelai lembut pucuk kepala hingga ujung rambut Amella yang bergerai hingga ke punggungnya. Untuk beberapa saat lamanya kedua pasangan kekasih tersebut saling memeluk erat, seolah mereka akan berpisah dalam jangka waktu yang lama.

"Beneran tidur, awas aja kalau masih keluyuran," ujar Amella sambil melerai pelukan. Lagi-lagi ruam merah di leher Roy mengganggu pikirannya, namun Amella menepis prasangka buruk yang tiba-tiba saja melintas di pikirannya.

"Iya Mel. Tidurku pasti lebih nyenyak kalau kamu temani," jawab Roy menggoda sang kekasih sambil tersenyum simpul.

"Ngaco ahh." Sambil melayangkan cubitan kecil di perut Roy, Amella berbalik menuju pintu kamar.

Detik berikutnya Amella sudah menghilang di balik pintu kamar yang ia tutup sendiri dan berlalu pergi dari deretan kos-kosan yang mayoritas di huni oleh mahasiswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Setelah Amella pergi, Roy merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sebelum benar-benar mau tidur, Roy membuka aplikasi chat dan di sana sudah terdapat beberapa pesan chat dari Sandra.

"Mobil yang terparkir di depan kamar kamu, mobil pacar kamu ya?" Roy terdiam ketika membaca pesan chat yang di kirim Sandra.

"Gak papa, kamu berhak bahagia bersama gadis manapun yang kamu cintai. Aku tidak akan merusak hubungan kalian, selagi kamu tetap ada setiap aku butuhkan." Pesan chat berikutnya dari Sandra di baca Roy hingga beberapa pesan.

"Berarti Sandra lewat di depan kos barusan, makanya dia lihat mobil Amella," gumam Roy sambil menatap deretan beberapa pesan chat yang di kirim Sandra.

"Atau jangan-jangan memang Sandra mau ke sini, lalu berbalik pergi karena melihat ada mobil Amella." Gegas Roy menelpon Sandra, tidak ingin terjadi salah paham dengan Tante muda tersebut.

Panggilan tidak terhubung, Roy menatap layar ponselnya. Status panggilan berdering, namun tidak di jawab Sandra. Roy kembali mencoba untuk mengulang panggilan, namun sebuah pesan chat masuk dari Sandra.

"Jangan menelpon, suamiku lagi di rumah. Kenapa? Lagi pengen ya?" Roy meringis membaca pesan chat dari Sandra yang sengaja menggodanya. Roy membalas pesan dengan mengirimkan emot tertawa.

"Pantesan gak di jawab, rupanya pemilik lahan becek datang," gumam Roy sambil tertawa cekikikan sendiri menatap layar ponselnya ketika Sandra mengatakan bahwa suaminya baru saja datang.

"Walaupun becek, sedikit enak sih. Selebihnya enak banget." Roy masih saja cekikikan sendiri, tak berani membalas pesan genit yang di kirim Sandra.

"Kalau kamu lagi pengen banget, aku kirim nomor kontak teman aku nih. Kali aja di lagi pengen kayak kamu, tapi gak ada saluran." Roy menghentikan tawanya ketika membaca pesan chat berikutnya yang di kirim Sandra yang di sertai emot tertawa.

Belum sempat Roy membalas pesan, sebuah nomor kontak baru di kirim Sandra, nomor temannya yang juga sering merasa kesepian di tinggal pergi suaminya dalam jangka waktu yang lama, sama seperti Sandra.

"Gak papa tua dikit, tapi masih alot kok. Yang penting kamu dapat uang tip." Roy garuk-garuk kepala, ketika Sandra memberitahu bahwa pemilik nomor kontak yang baru saja ia kirim merupakan tante yang usianya sudah tidak muda lagi.

"Tua mana dari nenekmu?" Karena terus-terusan di goda Sandra melalui pesan chat, Roy akhirnya membalas pesan tersebut.

Sebelum Sandra membalas pesan dari Roy, terlebih dulu ia mengirim balasan dengan emot tertawa.

"Buruan telpon sana, gak kasihan apa? Si Jonimu tegang terus. Ntar kram lho." Sandra semakin menjadi-jadi menggoda Roy lewat balasan pesan chat.

"Aku maunya kamu," jawab Roy dalam balasan pesan.

"Sekarang gak bisa sayang, suamiku lagi di rumah. Noh lagi tidur, satu ronde aja udah langsung keok, mana puas aku." Sandra membalas pesan chat dari Roy.

Roy tidak ingin mengambil resiko untuk terus berbalas pesan chat dengan Sandra, karena tante muda tersebut sedang melayani suaminya yang baru datang setelah sekian bulan.

Roy menyimpan nomor kontak yang baru saja di kirim Sandra, dari foto profil, Roy melihat seorang wanita paruh baya dengan dandanan yang sudah tidak cocok dengan usianya. Sambil menatap foto profil tante tersebut, Roy tersenyum geli.

"Gak ada yang lebih tua dari ini apa?" Bukannya menghubungi nomor baru tersebut, Roy malah mengirim pesan chat pada Sandra. Terang saja pesan chat tersebut di balas Sandra dengan emot tertawa ngakak.

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Berondong Kampus   Buronan Janda Muda

    "Kencan apaan? Ngurusin orang teler iya!" jawab Roy, sembari mendorong pintu di belakangnya supaya tertutup lagi. Sementara Sandra menatap dengan tajam, kedua tangannya berpangku di depan dada, bak nyonya besar memarahi pembantunya."Bohong! Aku lihat motor kamu di parkiran. Alasan ngurusin orang mabok, siapa yang kamu urus?" Sandra terus ngoceh, saat Roy melewatinya. Sambil ngekor di belakang hingga Roy menghenyakkan bokongnya di sofa ruang tengah."Aku gak bohong, terserah kamu percaya atau tidak!" jawab Roy. "Lagi pula kamu gak perlu ngintip-ngintip aku kayak gitu, aku ke sana nyariin kamu," imbuh Roy lagi.Sandra tertegun mendengar jawaban Roy, ternyata bukan hanya ia yang mencari keberadaan Roy karena beberapa hari menghilang tanpa kabar. Roy juga tengah mencarinya hingga ke tempat hiburan malam. Pada saat Sandra mencari Roy ke tempat yang sama, ia melihat motor sport milik Roy terparkir di tempat parkiran. Namun pada saat itu Roy sedang pergi mengantarkan Shinta yang tengah mabo

  • Berondong Kampus   Mabok berat

    "Sudah, Shinta. Ini sudah terlalu banyak, kamu bisa celaka." Roy meraih botol cocktail yang kesekian botolnya dari tangan Shinta."Kamu tenang aja, Roy. Aku mau happy malam ini, tugas kamu hanya menemani aku. Antarkan aku pulang nanti," jawab Shinta, sembari mengelakkan botol cocktail dari jangkauan Roy.Dengan pandangan mata yang sudah mulai meredup, sesekali Shinta tercekat karena pengaruh alkohol yang ia konsumsi sudah mendekati ambang batas, Shinta mengeluarkan kartu nama dari dalam tas kecil, kemudian kartu nama yang tertera alamat rumahnya ia berikan pada Roy."Apa yang tengah ia alami sebenarnya, sepertinya Shinta tengah berhadapan dengan persoalan yang sangat rumit," bisik Roy dalam hati, setelah melihat kartu nama di tangannya, ia kembali menatap Shinta yang kembali meneguk cocktail hingga habis tak bersisa. Beberapa botol cocktail yang sudah kosong di atas meja, sementara isinya sudah diteguk Shinta, melihat hal tersebut Roy berkesimpulan bahwa janda muda di hadapannya sedan

  • Berondong Kampus   Janda Tajir Melintir

    "Buset, Tante Mirna ada di sini lagi! Mampus aku!" Roy melipir ke arah toilet umum di samping parkiran tempat hiburan malam untuk menghindari pertemuan dengan pemilik mobil yang tak lain adalah Tante Mirna. Setelah wanita paruh baya tersebut berkencan panas bersama Roy beberapa waktu yang lalu, ia ketagihan. Namun Roy sengaja menghindar, meskipun Tante Mirna berkali-kali menghubunginya.Roy bergegas menuju toilet, berpura-pura kebelet buang air kecil. Namun ia tercekat, langkahnya terhenti, dari dalam toilet khusus wanita muncul Tante Mirna. "Roy, kamu di sini? Kebetulan banget, Tante punya kabar baik buat kamu, sini!" Belum sempat Roy lepas dari rasa kagetnya, Tante Mirna menghampirinya, langsung menyeret Roy, bermaksud untuk membawa Roy memasuki tempat hiburan malam."Apa sih, Tante? Aku lagi kebelet pipis nih," jawab Roy, sembari menahan langkahnya saat Tante Mirna mencekal lengannya."Tante punya teman yang lagi galau banget, kamu temenin ya. Janda tajir lho, cantik lagi," ujar Ta

  • Berondong Kampus   Dasar jelangkung!

    "Brisik banget kalian!" Roy mengumpat dalam hati, saat pertama kali mengaktifkan ponselnya yang sengaja dinonaktifkan selama bersama Arumi. Setelah beberapa kilometer mengendarai motornya, menjauh dari rumah Arumi, baru Roy mengaktifkan kembali ponselnya. Dan seketika masuk pesan chat dan panggilan tak terjawab secara beruntun dari orang-orang yang merasa kehilangan dirinya.Roy hanya melihat dari notifikasi pesan dan panggilan tak terjawab, tanpa membalasnya. Kemudian memacu motornya, masih terngiang di telinganya kata yang diucapkan Arumi sebelum ia pergi, "Sesibuk apapun kamu, sempatkanlah untuk mengirim kabar padaku, mas. Aku akan setia menunggu bersama anakmu sampai kamu kembali," ujar Arumi sambil menangis.Roy sengaja meninggalkan Arumi seorang diri di rumah, dengan alasan harus bekerja. Dan Roy berjanji akan pulang sekali dalam seminggu, karena keadaan Arumi percaya saja apa yang dijanjikan Roy. Sampai sejauh ini Arumi hanya tahu bahwa Roy bekerja sebagai supir pribadi, dan Ar

  • Berondong Kampus   Berkorban demi sahabat

    "Amella tuh, udah ngomel-ngomel! Roy gak ada kabar juga, cariin napa, entah kemana gitu?" Ketika panggilan Alya terhubung, terdengar suaranya di ujung sambungan. Enda buru-buru menjawab panggilan tersebut, karena tidak ingin sang kekasih ikut-ikutan ngamuk."Kemana lagi harus aku cari, Al. Udah aku datangi tempat-tempat biasanya Roy nongkrong, tapi gak ketemu. Roy itu licin kayak belut, sepertinya ia sudah tahu kalau aku sering mengikutinya secara diam-diam," jawab Enda, setelah menghela napas. Tadinya ia mengira bahwa Alya juga ikut-ikutan marah seperti Amella, sekilas ia tatap layar ponsel."Kasihan Amella, barusan dia telpon nangis-nangis. Amella coba hubungi kamu, tapi gak dijawab. Amella benar-benar stres mikirin Roy," ujar Alya dari ujung sambungan, menyampaikan pada sang kekasih bahwa Amella mengubunginya setelah gagal mengubungi Enda untuk menanyakan apakah Roy sudah bisa dihubungi."Barusan aku lagi dijalan, Al. Tapi pesan chat dari Amella udah aku baca, tapi bingung mau jawa

  • Berondong Kampus   Hari-hari sunyi

    Sandra melamun sendirian di rumah megahnya, setelah seorang pengusaha luar negeri menyelamatkan hidupnya dari dunia hiburan malam. Sejak saat itu ia sudah terbiasa berteman dengan kesepian, sang suami yang memiliki istri sah di luar negeri, hanya ketika ada urusan bisnis dalam negeri sang suami datang menemuinya.Rasa kesepian itulah yang mempertemukan Sandra dengan Roy, hingga terjadi hubungan terlarang. Meskipun Sandra sudah terbiasa dengan kesepian, namun ketika Roy menghilang tanpa kabar, terasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Roy bukan hanya mengisi ruang sepinya, tapi semakin hari timbul rasa ingin memiliki dan takut kehilangan. Sandra sadar sesuatu yang tidak mungkin telah ia biarkan tumbuh tanpa mampu untuk menolaknya, rasa takut kehilangan Roy."Kenapa tiada kabar darimu membuatku sakit? Aku sadar tidak seharusnya aku seperti ini, aku sadar antara kita terdapat jurang yang tak mungkin kita lalui bersama. Perbedaan antara kita begitu nyata, kamu dengan masa depanmu yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status