Share

Roy rada aneh.

Penulis: Andeski
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 01:16:26

"Mungkin kecurigaan kamu berlebihan, Mel. Bisa jadi Roy sedang banyak tugas, sehingga ia terlihat begitu lelah dan butuh istirahat. Saran aku nih, buang jauh-jauh curiga kamu, toh selama ini hubungan kalian baik-baik saja." Seorang sahabat baik Amella memberi nasehat ketika mereka sedang duduk santai di balkon kamar Amella di lantai dua rumah mewah milik Amella. Dialah Alya, mahasiswi pintar dan cerdas yang selalu menemani Amella di setiap waktu senggang. Alya di minta datang oleh Amella ke rumahnya.

"Entahlah, mungkin memang benar aku yang terlalu berlebihan dalam menyikapi perubahan sikap Roy. Sebenarnya bukan perubahan sikapnya saja yang menggangu pikiranku, tapi ..." Amella tidak melanjutkan ucapannya, karena hal tersebut bersifat sangat pribadi dan sensitif. Jujur, Amella malu untuk mengungkapkannya, walaupun Alya adalah teman dekatnya sendiri.

"Tapi apa?" tanya Alya sambil menatap wajah Amella, menunggu kata selanjutnya. Amella menunduk malu, wajahnya bersemu merah.

"Tapi apa, Mel? Kamu gak percaya aku?" Alya mengulang pertanyaannya, tatapannya semakin lekat pada Amella yang semakin menunduk.

"Aku malu, Al. Entah itu aku yang buat sendiri tanpa sadar," jawab Amella sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Buat apa sih? Bingung deh, sebenarnya masalah apa yang terjadi antara kalian?" Alya tidak mengerti apa yang terjadi pada sahabatnya tersebut. Amella sepetinya sangat terganggu dengan perubahan sikap Roy, namun ia tidak berani untuk berterus terang.

"Ruam merah di leher Roy, itu sih sebenarnya yang menggangu pikiranku. Entah aku yang buat tanpa sadar, atau memang aku yang terlalu takut jika Roy punya cewek lain selain aku," jawab Amella dengan wajah memerah seperti kepiting rebus.

Alya membelalakkan matanya menatap sang sahabat, tak menduga bahwa Amella sudah sampai sejauh itu menjalani hubungan dengan Roy. Dalam pandangannya selama mengenal Amella, hubungan cinta mereka terlihat biasa saja.

"Astaga, Mel. Kalian sudah melakukannya? Ntar hamil lho," tanya Alya sembari menatap lekat wajah Amella yang semakin memerah karena malu.

"Apaan sih? Cuma sebatas ciuman doang, gak lebih. Sampai sekarang aku masih suci, Al." Amella balas menatap Alya untuk meyakinkan sahabatnya tersebut kalau hubungannya dengan Roy masih dalam batas kewajaran.

"Sampai membekas merah di leher?" Sambil tersenyum simpul Alya bertanya, hal tersebut membuat Amella jadi salah tingkah karena merasa di ledek Alya.

"Itu dia yang membuat aku jadi kepikiran, perasaan aku gak melakukan itu. Kalau bukan aku, lalu siapa?" Akhirnya Amella tidak bisa lagi menyembunyikan apa yang menggangu pikirannya.

Alya yang tadinya sempat berpikir bahwa hubungan sahabatnya tersebut dengan Roy sudah terlanjur jauh hingga melakukan hal yang belum pantas mereka lakukan, sekarang paham kenapa Amella begitu memikirkan perubahan sikap Roy. Baginya sangat wajar jika Amella menaruh kecurigaan pada orang yang sangat ia cintai.

"Alya, gimana? Bantuin dong, malah diam," ujar Amella minta pendapat sahabatnya tersebut. Amella mengerucutkan bibirnya ketika melihat Alya terdiam sambil memikirkan sesuatu.

"Kamu yakin kalau ruam merah di leher Roy itu bukan kamu yang buat?" tanya Alya setelah terdiam sejenak.

"Yakin sih, tapi agak ragu juga," jawab Amella meringis sambil menggaruk tengkuknya sendiri. Antara yakin dengan tidak karena saat bermesraan dengan Roy ia nyaris hilang kendali. Sementara Alya berpikir sambil mengetuk-ngetukkan jemarinya sendiri.

"Gini aja, gimana kalau kita awasi Roy secara diam-diam. Nanti aku minta bantuan Enda deh." Amella kaget ketika Alya ngomong tiba-tiba menyampaikan idenya untuk mengawasi Roy, sampai-sampai Alya ingin melibatkan Enda kekasihnya yang berprofesi sebagai ojek online sehabis pulang kuliah.

"Astaga, bikin kaget aja! Ngomongnya biasa aja napa? Gak harus dadakan gitu. Tapi ide kamu bagus juga sih," jawab Amella di balas senyum simpul Alya.

"Tapi, apa Enda mau bantuin masalah yang beginian? tanya Amella lagi, karena ia tau bahwa Enda menjadi ojek online sepulang kuliah untuk mencari uang tambahan guna mencukupi kebutuhannya selama kuliah. Amella tidak ingin mengganggu pekerjaan sampingan pacar sahabatnya tersebut.

"Maulah Mel, kalau aku yang minta. Lagian sambil keliling juga kan cari penumpang?" jawab Alya meyakinkan Amella bahwa Enda tidak akan merasa terganggu pekerjaannya sambil mengawasi Roy.

"Al, aku tau Enda kerja sampingan untuk mencari tambahan uang saku. Anggap saja aku penumpangnya, tugasnya cuma ngawasi Roy kemana aja. Gak papa kan?" Amella tidak enak hati melibatkan Enda kekasih Alya dalam masalah pribadinya.

"Gak usah pikirkan itu, Mel. Enda gak perhitungan seperti itu kok, apalagi menyangkut kepentingan kamu. Kita berdua sama, tetap peduli sama kamu dalam keadaan apapun juga," jawab Alya sambil merangkul pundak Amella, memberikan dukungan kepada sahabatnya tersebut.

"Makasih Al, walaupun nantinya aku gak tau harus gimana jika kecurigaan aku ini nantinya ternyata benar. Aku rasanya gak sanggup menerima kenyataan kalau Roy mengkhianati aku, karena aku sangat mencintainya." Karena saking cintanya pada Roy, Amella menitikkan air mata dalam rangkulan Alya.

"Sudah, jangan pikirin macem-macem dulu. Semoga saja Roy tidak seperti itu," jawab Alya sembari menepuk pelan punggung Amella dalam rangkulannya.

Balkon kamar Amella hening untuk sesaat, Amella sibuk dengan pikirannya sendiri. Tak habis pikir kenapa Roy yang ia cintai sejak di SMA, sekarang seperti menyimpan rahasia. Sambil menyusup sisa air matanya, Amella membuka aplikasi chat. Hatinya berdenyut sakit ketika melihat status online di kontak Roy, entah sedang chat dengan siapa.

Sementara Alya lansung menghubungi Enda kekasihnya untuk minta bantuan mengawasi Roy. Alya menceritakan pada Enda tentang perubahan sikap Roy yang membuat Amella curiga. Terang saja Enda merasa geram jika saja Roy berani mengkhianati Amella.

Amella berusaha untuk tetap tenang sebelum menghubungi Roy yang sedang online. Ia merenung sejenak sambil merangkai kata-kata yang ingin ia tanyakan pada Roy, online dengan siapa.

"Lihat Al, dari tadi online terus. Entah sedang chat dengan siapa? Sepertinya sibuk banget, Roy kok jadi aneh gini sekarang?" Amella memperlihatkan layar ponselnya pada Alya, terlihat Roy sedang online.

Elya melihat sekilas pada layar ponsel, kemudian menatap sahabatnya tersebut sambil berkata.

"Sabar ya Mel. Enda sudah mulai bekerja mengawasi Roy secara diam-diam. Apapun hasilnya nanti kamu harus kuat menerimanya, harapan aku sih semua kecurigaan kamu ini salah, dan Roy tidak mengkhianati kamu," ujar Alya sambil meletakkan tangannya di pundak Amella agar sahabatnya tersebut tetap baik-baik saja bersama Roy.

Amella tertunduk sedih, bulir bening mulai bergulir di pipinya. Dalam hati ia juga berharap apa yang menjadi beban pikirannya tentang Roy, semuanya bohong. Ia sangat berharap Roy tidak berubah dalam mencintainya, dan tidak berpaling pada gadis lain, karena selain sangat mencintai, tidak sedikit pengorbanannya untuk Roy supaya tetap bisa sama-sama kuliah di kampus yang sama.

Bersambung ...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berondong Kampus   Biarkan aku pergi, Mas

    "Kemana aja sih, Mas? Aku takut ditinggal sendirian di sini lama-lama." Sembari bergelayut manja di lengan Roy, Arumi bertanya. Tatapan matanya terlihat sayu, wajah pucat, namun Arumi memaksakan bibirnya untuk tersenyum ketika Roy datang menemuinya di kamar penginapan setelah beberapa hari ditinggalkan."Kerja, kamu gak papa?" jawab Roy, ia menanyakan keadaan Arumi yang terlihat pucat. Tatapan sayu Arumi membuat Roy merasa iba."Aku gak papa, Mas. Cuma sering merasa mual dan pusing," jawab Arumi, usapan lembut jemari Roy di wajahnya membuat air mata Arumi seketika menetes."Aku kira kamu tidak akan datang lagi menemuiku," ujarnya sambil menangis.Diantara kegundahan hati, Roy menuntun Arumi duduk di ranjang dalam kamar penginapan."Mana mungkin itu aku lakukan setelah kamu korbankan yang paling berharga dalam hidupmu untukku. Aku akan membawamu ke Dokter, kamu harus menjalani pemeriksaan Dokter," ujar Roy, sembari menyusup air mata Arumi.Arumi menengadah menatap Roy yang berdiri di d

  • Berondong Kampus   Apa yang sedang terjadi padamu, Arumi?

    "Apa sih? Aku masih di kampus!" Roy menjawab panggilan Sandra dengan nada ketus, setelah beberapa kali panggilan tak terjawab dari Tante muda tersebut."Iss! Aku cuma mau bilang malam ini aku belum pulang ke rumah, suamiku masih banyak urusan dengan klien bisnisnya. Dan aku harus menemaninya," jawab Sandra dari ujung sambungan."Huufff! Selamat!""Apaaaa?!""Eh, anu! Itu teman aku kepeleset, hampir jatuh," jawab Roy tergagap, ia bernapas lega ketika mengetahui bahwa Sandra masih menemani suaminya. Namun tanpa ia sadari suaranya masih didengar oleh Sandra, karena panggilan ponsel masih tersambung. Roy meralat ucapannya, tentunya dengan berbohong."Ya, dah. Dari kampus, langsung pulang! Awas aja kalau kelayapan, simpan energimu buat aku setelah suamiku balik ke negaranya. Aku gak pernah puas, baru beberapa menit dia sudah semaput," ujar Sandra sebelum mengakhiri percakapan dengan Roy. Belum sempat tawa Roy berhenti, sambungan ponsel sudah diputus Sandra. Roy tertawa ngakak mendengar su

  • Berondong Kampus   Dihantui rasa berdosa

    "Gak papa, Mas. Kamu akan bertanggungjawab kan? Sekiranya nanti aku hamil?"Kata yang diucapkan Arumi selalu terngiang di telinga Roy, gadis belia tersebut melepas kepergian Roy dengan berlinang air mata, saat Roy meminta Arumi tetap menunggunya di penginapan, sebelum Roy pergi.Roy hanya duduk melamun di ruangan kelas kampus, saat seluruh mahasiswa bergegas keluar ruangan, kejar-kejaran dengan waktu istrahat yang hanya beberapa menit. Kantin adalah tempat yang akan dituju oleh para mahasiswa untuk menunda rasa lapar yang sudah melilit di perut."Hhhh, apa yang harus aku lakukan jika ternyata Arumi benar-benar hamil? Oh, tidak. Itu tidak akan aku lakukan," bisik Roy sembari mengusap wajahnya dengan kasar.Dari helaan napas, Roy terlihat begitu frustasi. Perkenalan singkat dengan Arumi membawa bencana bagi hubungannya dengan Amella, jika Arumi benar-benar hamil setelah dengan tanpa sadar Roy telah merenggut kesuciannya.Pernah terlintas dalam pikiran Roy untuk menggugurkan jika Arumi h

  • Berondong Kampus   Noda merah di seprai

    "Kucing sakit aja masih doyan ikan! Kau lebih parah dari kucing sakit, masa cewek cantik begini dianggurin! Sikat!" Bisikan Iblis akhirnya membuat pertahanan Roy ambruk.Sekuat-kuatnya Roy bertahan untuk tidak menodai Arumi, karena ia sudah berjanji untuk melindungi gadis belia tersebut. Namun sebagai laki-laki normal, Roy tidak kuasa menolak bisikan Iblis, terlebih Arumi tidak melepaskan pelukannya di tubuh Roy, saat mereka berdua mencoba untuk memejamkan mata dalam kamar penginapan."Masss! Ohhh," Arumi mendesah, mendongakkan kepalanya. Saat ciuman Roy berpindah dari bibir, turun ke leher jenjangnya. Di bawah tindihan tubuh Roy yang kekar, Arumi menggeliat meresapi setiap inci leher jenjangnya di cium Roy dengan beringas."Masss! Akhhh!" Kembali Arumi menjerit kecil, setelah seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya di lepas Roy satu persatu. Tubuh polos Arumi bergetar hebat, gundukan daging kenyal di dadanya diremas Roy. Bukan hanya diremas, tonjolan kecil kecoklatan pada gundukan k

  • Berondong Kampus   Korban broken home

    "Usia kamu berapa?""Sembilan belas tahun.""Kita pulang sekarang, bukan tempat kamu di sini!"Roy menggamit tangan Arumi, membawa gadis belia tersebut keluar dari tempat hiburan malam. Arumi sempat berontak kecil, namun karena Roy mencekal pergelangan tangannya, Arumi mau tak mau menurut.Dengan tergesa-gesa Roy keluar dari tempat yang seharusnya Arumi tidak berada di sana. Arumi bungkam, sesekali langkah kakinya terseok mengikuti langkah kaki Roy."Aku gak mau pulang!" Begitu tiba di luar, Arumi menghempaskan cekalan tangan Roy di pergelangan tangannya."Mendingan kamu pulang! Sekolah yang bener! Itu bukan tempat yang baik untuk kamu, alih-alih mencari kenyamanan sendiri, kamu malah bisa jadi santapan om-om genit. Dan akhirnya kamu sendiri yang celaka, harusnya kamu bersyukur ketemu sama aku. Kalau tidak, perut kamu akan membuncit dalam beberapa bulan kedepan, paham!" Roy menatap Arumi sangat dekat, sembari bicara keras."Aku memang bajingan! Tapi tidak akan memakan orang yang sehar

  • Berondong Kampus   Satu atap

    Perselingkuhan hanya akan menimbulkan satu kebohongan pada kebohongan berikutnya, begitupun yang terjadi antara Roy dan Amella. Alasan sebagai supir pribadi pada Amella, padahal Roy tinggal satu atap dengan Sandra yang berstatus masih istri seorang pengusaha asal luar negeri.Karena hanya menuruti tuntutan segepok dan sejengkal di bawah perut, Roy dan Sandra tega mengkhianati orang-orang yang mencintai dengan tulus. Roy butuh uang, sedangkan Sandra butuh kehangatan seorang pria.Roy punya ketangguhan di atas ranjang, yang sudah lama didambakan oleh Sandra, karena selalu hidup dalam kesepian. Sang suami yang warga negara asing, hanya kembali menemui Sandra setelah berbulan-bulan.Sandra memiliki segala kemewahan yang diberikan oleh sang suami, selain memiliki segala kemewahan, Sandra juga berparas cantik. Roy membutuhkan semua yang ada pada Sandra, uang dan kecantikan yang dimiliki Sandra membuat Roy melupakan Amella yang jauh memiliki segalanya.Amella pewaris tunggal perusahaan milik

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status