"Bos, ada titipan anak magang di pabrik rokok Kediri dari UNY. Ada satu nama yang mungkin menarik perhatian Anda, Pak Patra!" lapor Henri setelah membaca email corporate. Dia menyerahkan kertas print out daftar anak magang yang akan mulai masuk awal minggu depan.Dengan alis berkerut Patra menerima kertas tersebut, dia menemukan nama Danny Sasmita di deretan mahasiswa magang yang ditempatkan di pabrik rokok Halim Sampurna. "Hahaha. Bagus, Hen. Untung kamu jeli, kasih banyak kerjaan ke dia biar capek selama masa magang. Setelah sebulan bakal kutemuin di pabrik dan kuejek dia biar emosinya keluar. Kalau sampai berani kurang ajar sama aku, ancam nilai magangnya kagak bakal dikeluarin dari perusahaan ini!" ujar Patra licik."Ide cemerlang Pak Patra. Nanti akan saya update hasil kerja magang si Danny kepada Anda!" jawab Henri.Kemudian Patra berkata lagi, "Sudah beberapa bulan aku nggak dengar berita mengenai Tatiana. Apa kamu tahu dia lagi sibuk ngapain, Hen?" "Ohh ... dengar-dengar Mbak
"Selamat pagi, Lia Sayang. Ayo bangun!" sapa Danny ketika mentari mulai bersinar terang di ufuk timur. Posisi kamar hotel yang mereka tempati kebetulan menghadap arah yang sama dengan sang fajar merekah.Camelia membuka kelopak matanya yang masih berat oleh kantuk, dia menemukan senyuman pemuda yang mencintainya itu. "Pagi juga, tumben kok bangun lebih awal dari aku, Mas?" balasnya."Iya, aku masih kepikiran om dan tante kamu semalam yang suruh preman ngejar kita. Tidur pun rasanya nggak nyenyak. Kita check out hotel pagi-pagi aja sehabis sarapan. Yuk mandi dan siap-siap kemasi barang ke koper, Lia!" jawab Danny masih memeluk istrinya di bawah selimut tebal.Wanita itu terkikik mendengar ucapan Danny. "Ayo aja sih, Mas. Tapi, kapan mau bangun kalau aku dililit kayak korban ular Anaconda begini!" goda Camelia."Seronde dulu yuk, Lia. Mas tuh sudah keras sejak tadi, cuma lihat kamu kayak kecapekan jadi nahan-nahan," jawab Danny seraya mengecupi leher jenjang Camelia."Boleh aja kalau Ma
"Lia, malam ini nginep di rumah kami aja ya?" tawar Om Ahmad Wibowo, paman Camelia."Iya tuh, Mutiara pasti seneng bisa ketemu lagi sama kamu setelah bertahun-tahun nggak ada kabar!" timpal Tante Erina Listya.Camelia menoleh ke suaminya untuk meminta pendapat. Maka Danny yang menjawab, "Boleh, Om, Tante, kami berdua menginap malam ini di rumah. Tapi, ini masih jualan 'kan kiosnya? Gimana dong?""Ehh, maksud kami hanya Lia saja soalnya kamar di rumah hanya ada dua. Nanti Lia berdua tidur bareng Mutiara gitu. Kamu balik hotel dan jemput Lia besok pagi nggakpapa 'kan?" sahut bibi Camelia cepat-cepat.Sekilas nampaknya itu ide yang biasa, tetapi Danny yang pernah mendengar cerita Camelia mengenai paman dan bibinya licik serta kejam justru mendadak punya firasat buruk. "Saya tidur di sofa luar kamar atau lantai juga nggak masalah, Tante. Asalkan Lia nyaman, saya pun tenang!" usul Danny mencarikan solusi
Setelah bertukar ciuman yang penuh gairah bersama Camelia, dia pun menarik tangan istrinya menuju ke arah tempat tidur di tengah kamar hotel. Mereka saling melucuti pakaian masing-masing sebelum terguling-guling bersama di atas kasur.Perasaan rindu akan sentuhan suaminya membuat Camelia lebih cepat merespon hasrat Danny yang menggebu-gebu. "Ahh ... Mas, kamu keras banget!" desahnya saat bukti keperkasaan pemuda itu melesak masuk ke liang sempitnya dan mulai menggesek tiada henti di dalam inti kewanitaan Camelia."Ooh ... Lia, kita harus lebih sering melakukan ini ya. Mas pengin, tapi takut kamu belum siap setelah kejadian kemarin!" ujar Danny sembari menatap wajah istrinya yang merona karena terjerat gairah bersamanya."Boleh aja, Mas. Mungkin kita bisa mendapatkan pengganti calon buah hati yang kemarin telah tiada itu kali ini. Aku akan berusaha lebih hati-hati kalau hamil lagi!" balas Camelia penuh tekad.
Taman Bunga Selecta menjadi obyek wisata mereka berdua untuk pertama kalinya pagi jelang siang itu. Langit sedikit mendung dengan udara khas Malang yang sejuk dingin. Danny dan Camelia bergandengan tangan menyusuri jalan di antara hamparan tanaman bunga yang bermekaran subur."Wah bunga Gerbera di sana cantik deh, banyak banget yang lagi mekar ya, Mas!" seru Camelia riang sembari menunjuk ke salah satu area taman.Danny pun meminta Camelia berpose lalu dia memotret menggunakan kamera handphone. "Cantik semua, mbak model dan bunganya!" gombal pemuda itu seraya terkekeh."Ehh ada patung dewi bunga tuh, Mas. Foto bareng di sana yuk!" ajak Camelia sembari menarik tangan Danny penuh semangat. Mereka berlari-lari kecil sambil tertawa ceria.Setelah puas berkeliling menikmati keindahan berbagai jenis bunga warna warni di Taman Bunga Selecta, mereka pun mencari makan siang di dekat sana sebelum pindah ke Air
Liburan pergantian semester genap perkuliahan telah tiba, sesuai janjinya Danny mengajak Camelia melakukan perjalanan ke Jawa Timur. Mereka memesan tiket Kereta Api Malabar eksekutif yang beroperasi dari Bandung menuju ke Malang, melewati rute Stasiun Tugu Yogyakarta.Rute selatan Jawa itu akan melewati beberapa stasiun kereta api besar seperti Solo Balapan, Madiun, dan Blitar sebelum sampai di kota Malang. Danny dan Camelia berangkat sore hari dari rumah mereka menggunakan taksi online agar tidak merepotkan orang tua Danny.Tepat pukul 16.00 WIB, peluit kereta ditiup disertai pengumuman keberangkatan di Stasiun Tugu Yogyakarta. Danny duduk di samping Camelia sambil minum iced brown sugar milk boba. Mereka sempat membeli beberapa camilan yang dijajakan di outlet-outlet dalam stasiun tadi sebelum naik ke kereta."Kita dua hari di Malang nih nanti, Lia. Ada dua obyek wisata malam, kita kunjungi semua Malang Night Par