Share

Masalah Pertama Fathan

Seakan menikam mental dalam sekali entakan. Ini pertanyaan penuh darurat.

Rupa Abbas yang senantiasa menjadi sirene maupun rambu-rambu, selalu diperhatikan dengan hati-hati.

Napasku mendadak tertahan sesaat. Lalu mengembusnya secara perlahan sambil menjawab, “A-Apa yang kau tanyakan, Bang? Bukankah kau yang sendiri bilang kalau kedua orang tuaku bangkrut.”

Abbas memiringkan kepalanya, berdengus napas kecewa. Kemudian dia kembali melenggak tegas sambil memainkan tangan.

“Aduh, bangkrut sih bangkrut, Haira.” Sedikit berpikir, “Tapi kan siapa tahu dia punya simpanan lain.”

“Nggak mungkin kan orang bangkrut kehilangan segala hartanya secara nihil.”

Abbas menahan posisi tangan ditegakkan ke hadapanku.

Dia berharap agar aku meneruskan kalimatnya, yang sehingga mendorongku untuk mencegah atau mengungkap rahasia besar.

“Ah, kau ini mengada-ngada!”

Tanganku melambai ringan, sebaiknya aku melangkah untuk keluar dari ruang kamar.

Ditinggalkan sang suami duduk termenung. Akhirnya aku benar-benar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status