Share

Rumah yang Disita

Kini aku telah sampai di rumah. Aku memang memutuskan untuk pulang ke rumah saja. Untuk melepas penat dan lelah sebentar saja.

Saat aku sedang memarkirkan mobil, tiba-tiba ada dua orang laki-laki berperawakan besar yang datang. Mereka menggunakan motor besar. Tampang mereka juga seram sekali, seperti mau makan orang. Hati ini bergidik ngeri, takut mereka akan berbuat macam-macam padaku.

"Permisi, Bu. Kami mau menagih pembayaran hutang-hutang atas nama Pak Arman. Apakah sudah ada uangnya?" Aku benar-benar bingung mau menjawab apa. Karena Bang Arman juga sedang tak ada di rumah.

Ternyata mereka adalah debt collector yang waktu itu datang kemari. Bisa-bisanya aku sampai lupa. B*d*h!

"Sebentar ya, Pak? Saya mau menelpon suami saya dulu." Lelaki itu mengangguk, dan aku buru-buru menelepon Bang Arman.

Berulangkali aku menghubungi nomor ponsel suamiku itu, tapi tak kunjung diangkat olehnya. Arrgghh kesel! Bagaimana ini? Aku harus berbuat apa? Aku benar-benar bingung.

"Bagaimana, Bu? Pak Arm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status