Home / Urban / Bertanggung Jawablah, Bos Arogan! / BERLIDAH TAJAM, BERHATI LEMBUT

Share

BERLIDAH TAJAM, BERHATI LEMBUT

Author: Ema Ryosa
last update Last Updated: 2025-02-19 02:01:39

Seharian Chase berusaha membereskan segala urusan dengan lebih cepat hingga akhirnya sore hari dia bisa kembali ke rumah Samantha.

Setelah menekan bel, Chase menunggu.

Perlahan pintu terbuka dan wajah jelita Bianca terlihat.

"Hai, kau kembali..."

"Iya, ada yang harus diurus, di mana...anakku dan mommy-nya?" tanya Chase lambat, sepertinya dia kebingungan mengucapkan kalimat itu.

Chase menunggu lalu mengangkat sebelah alisnya karena Bianca tidak segera menjawab pertanyaannya.

Bianca melipat kedua tangannya di depan dada, lalu dengan bahunya dia menunjuk ke lorong menuju kamar Tristan.

“Oke, thanks,” ucap Chase dan segera menuju ke kamar Tristan.

“Menyebalkan, kenapa dia begitu perhatian pada Samantha? Padahal baru saja Samantha bilang dia tidak tertarik pada Chase!” gumam Bianca.

Bianca tahu bahwa Chase adalah pria lajang yang kaya raya, dan Samantha telah memberi lampu hijau, jadi Bianca pun dengan bebas berusaha menarik perhatian Chase, aka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   DEJA VU

    Chase menunggu balasan telak dari Samantha, seperti yang selama ini terjadi. Nggak mungkin kalau hanya sekedar 'sorry' saja.Akan tetapi kalimat lanjutan yang ditunggu tak kunjung datang, berarti memang tidak ada balasan.Tidak ada sinisme.Tidak ada sarkasme.Tanpa pembelaan, hanya SORRY.“Hmm wanita penuh misteri,” batin Chase."Ikutlah, aku hanya akan mampir sebentar saja," Chase masih bersikeras agar Samantha bisa ikut dengannya.Entah kenapa Chase ingin sekali membawa Samantha pergi bersamanya. Di luar alasan agar Samantha tidak bisa kembali menghilang...ada alasan lain yang masih kabur, yang Chase sendiri pun tidak bisa menggambarkannya!"Aku merasa memang tidak perlu kami ikut, kasihan Tristan kalau harus keluar ke sana ke mari lagi,” tolak Samantha. “Seharusnya tidak ada pengaruhnya asal selama perjalanan dia nyaman bukan?” Chase terus mencoba untuk membujuk Samantha. Namun, dari wajahnya terlihat Samantha masih bersikeras meno

    Last Updated : 2025-02-20
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURGA TERBUKA...

    Akankah penyelidikan Chase berhasil menemukan bahwa ibu Tristan bukan Samantha? Samantha ngeri membayangkan apa yang akan terjadi kemudian. Dia sudah tenang hidup berdua dengan Tristan. Jangan sampai Tristan diambil darinya."Sorry, aku pikir memang sebaiknya kami berdua tidak ke mana-mana, sampaikan salamku pada kakekmu yang sudah begitu baik pada kami berdua," ujar Samantha lirih.Rahang Chase mengetat. "Apa yang sedang kau mainkan?""Aku tidak sedang bermain peran, kita baru bertemu beberapa kali...itu pun..." Samantha kebingungan menyampaikan isi hatinya. Nampak Chase diam menunggu. Samantha mengambil Tristan, membawanya pergi ke dalam menemui Mrs Barbara, lalu Samantha kembali, berdiri menghadap Chase yang masih diam seribu bahasa. Setelah menghela nafas panjang, Samantha melanjutkan, "jadi sebenarnya kita masih asing satu sama lain...kau asing bagi kami." Seketika Chase berdiri, hanya sekian centi dari hadapan Samantha yang bertahan tidak mundur, jadilah mereka berdiri

    Last Updated : 2025-02-22
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   BERMAIN DENGAN CARAKU!

    "Tidak! Kau harus bermain dengan caraku."Samantha terdiam, dia sudah mengeluarkan semua argumen yang sudah dia persiapkan sebelumnya, akan tetapi kalau itu juga tidak bisa mendapat persetujuan anak sulung klan Navarell, berarti sekarang waktunya diam dan mendengar!"Tidak mudah menemukan siapa ayah Tristan karena kalian berdua mabuk kan?Begitu banyak pria Navarell yang sehat dan memproduksi sperma dalam jumlah yang besar setiap harinya. Kami keluarga besar dan dominan pria, jadi satu-satunya jalan adalah kita tidak boleh tergesa-gesa memutuskan, biarlah keadaan akan membantu kita, jadi selama itu masih berjalan kalian adalah tanggung jawabku!" "Maksudnya?" "Kalian berdua di bawah tanggung jawabku!""Kami_""Jangan lagi membantah!""Jelaskan apa maksud 'dibawah tanggung jawabku' itu?Chase diam menatap Samantha, lalu duduk."Aku yang akan menjaga kalian, sampai kita tahu siapa ayah Tristan." "Aku harus memberi laporan kegiatan sehari-hari kepadamu?" "No!""No? So?""Kamu tidak us

    Last Updated : 2025-02-23
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   DUA HARI LAGI KITA MENIKAH(?)

    "Oke, akan segera dibuat, ada lagi?" "Ya, setiap dua minggu aku akan pergi selama dua hari mengurus pekerjaanku!" Chase termenung."Jumat malam aku pergi, Minggu malam aku kembali," sambung Samantha."Apa pekerjaanmu? Tidak bisa dari rumah?" Samantha terdiam bingung harus menjawab bagaimana..."Tidak bisa! Dan tempatnya berpindah-pindah_""Kenapa kalimatmu membingungkan?" Potong Chase.Samantha langsung menyemburkan kekesalannya."Karena aku tidak ingin menjawab! Kau pernah bertanya tentang pekerjaanku dan mendapat jawaban yang sama, kenapa masih mencoba lagi?" Saat itu tangan mungil Tristan mendarat di dada Samantha, gerakan samar Samantha terkejut dan berjengit tidak luput dari perhatian Chase. Perlahan Samantha membawa tangan Tristan ke lehernya. Berhasil! Akan tetapi sepuluh detik kemudian tangan itu kembali ke dada Samantha. Kini wajah Samantha mulai memerah. Dia tersipu karena dia tahu Chase masih memandangnya lekat-lekat. Samantha berdiri dan berjalan ke arah kamar

    Last Updated : 2025-02-24
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERNIKAHAN PURA-PURA...

    "Kau begitu ingin memastikan karena kau senang atau...sedih?" "Keduanya melibatkan perasaan, pernikahan kita tidak! Jadi aku tidak senang juga tidak sedih, aku hanya ingin memastikan agar aku bisa menelepon ibuku." "Kau akan memberitahu ibumu?" "Tentu saja!" Samantha melihat rasa heran yang mendominasi raut wajah Chase. "Jangan khawatir, aku sangat tahu kita hanya akan menikah di catatan sipil, tanpa pemberkatan, tanpa resepsi, tanpa syukuran keluarga, tanpa embel-embel apapun!" Chase mengangguk. "Aku memberi tahu ibuku karena tidak pernah ada rahasia apapun dalam keluarga kami, santai.." ** "Malam Mam." "Hai Sayang, kok tumben telepon jam sekian?" "Aduhhh, sorry Mam masih malam banget ya, kok Mama belum tidur? Papa mana?" "Disini! Papa merana karena dicuekin anak dan istrinya," jawab suara maskulin. "Papaaaaa." Pekik Samantha yang sangat senang mendengar suara ayahnya. "I Miss you so much Daddy, Mommy." "Mas, putri kita lagi berbunga-bunga sepertinya, masa manggi

    Last Updated : 2025-02-25
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HIDUP PUNYA JALANNYA SENDIRI

    "Apa yang bikin kamu seyakin itu, Tha? Nggak ada pria normal yang nggak jatuh hati sama anak Mama.""Karena saat pertama kali kami bertemu, Samantha sedang menyamar Mam, maksudnya untuk menghindari paparazi tapi akhirnya keterusan, waktu itu Samantha nggak mungkin membuka penyamaran karena dia yang memang nggak percaya bakal yakin bahwa Samantha wanita kurang kerjaan..." Samantha berharap enam bulan segera datang, biar semua kerumitan ini cepat berlalu"Hmm, jadi awalnya karena menghindari paparazi akhirnya masalah berbalik dan sekarang anak Mama bingung harus gimana?" "Tepat Mam." "Kalau menurut Mama ya Samantha harus berterus terang, karena kebohongan yang satu akan diikuti oleh kebohongan yang lain, tapi itu berarti Samantha harus siap kehilangan Tristan." "Kalau Samantha tahu pasti Tristan berada di tangan orang yang menyayanginya, Samantha rela Mam.""Itu dia masalahnya, hanya saja sebenarnya selalu ada dua sisi mata uang, saat Chase Navarell tahu hal yang sebenarnya bisa

    Last Updated : 2025-02-27
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   KAU MILIKKU

    "Sudah terlanjur Nold, aku mandi dulu terus kita bahas semuanya, tungguin bentar aja." Sesegera mungkin Samantha mandi dan berganti wujud dengan rambut pirang dan kacamata plus gaun over size, Samantha berusaha membeli gaun over size yang kwalitasnya bagus agar setidaknya Samantha merasa nyaman walau memakai gaun kebesaran. Setelah puas dengan penyamarannya Ini Samantha pun segera turun."Yuk kita bahas.""Tha, ngapain sih pakai gaun Mamakku!" Gerutu Arnold.Arnold paling nggak suka melihat Samantha pakai gaun dan kacamata samaran, baginya itu dosa besar, dia yang gay aja bisa-bisa berubah haluan kalau Samantha mengerahkan daya tariknya. Daya tarik alami tanpa dibuat-buat.Luar biasa jelita, baik hatinya, indah tubuhnya, merdu suaranya, banyak uangnya...kaya raya, tapi hidupnya membaur dengan mereka semua, mau bergaul dengan penjaga rumah mereka, pelayan, penggemar, siapapun juga akan dilayani Samantha dengan sepenuh hati. Hmm...sayang sekali, belum menemukan tambatan hati. "Soa

    Last Updated : 2025-02-27
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERNIKAHAN PURA-PURA

    Selesai mengucapkan kalimatnya, Chase langsung tahu itu salah. Pernikahan mereka bukan pernikahan sungguhan kan? Bagaimana bisa dia meradang hanya karena melihat Samantha dalam pelukan pria lain? Segera Chase meralat ucapannya."Aku tahu pernikahan kita pura-pura, tapi kau sendiri yang bilang jangan sampai ada kemesraan apapun dengan orang lain yang kita perlihatkan di depan Tristan! Itu berarti berpelukkan pun jangan!"Terlihat Samantha menatap Chase, pertanyaan terpancar dari sorot matanya. Chase berusaha menerka apa yang ada di otak Samantha. "Benar, asal jangan di depan Tristan! Kau bebas berpacaran dengan kekasihmu, barisan Barbie atau siapapun juga silahkan, pernikahan kita bukan pernikahan penuh bunga!" Chase makin mendekat hingga kini Samantha terjepit diantara Chase dan meja di ruang kerja Arnold."Kekasih? Barisan Barbie?" Chase mengulang pernyataan Samantha menjadi kalimat pertanyaan.Melihat Samantha diam saja kembali Chase melanjutkan. "Sudah mengerjakan PR rupan

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERJANJIAN BERAKHIR

    Sepanjang hari irama Chase melambat, dia menghitung sisa waktu sampai ke pukul 12 malam, saat perjanjian berakhir."Bos, ada tawaran besar dari klien kita, line satu." "Bereskan." Chase langsung memberikan instruksi lisan kepada wakilnya. "Bro, nggak nanya sebesar apa?" "Bereskan, Lim." "Oke." Kembali Chase melihat dokumen di hadapannya, akan tetapi fokusnya sudah bercabang. Dia merencanakan untuk memberi perhatian dan waktu sepenuhnya bagi Samantha saat mereka telah bertemu dan menemukan kata sepakat nanti. Giliran Chase yang menelepon Salim. "Lim, kemari." Hanya selang sesaat Salim sudah mengetuk pintu ruangan Chase. "Gitu lah, Bro! Top! Apapun yang terjadi bisnis is number one! Aku sambungkan langsung dengan klien kita, ok?" Chase langsung mengangkat wajahnya. "Kau belum bereskan?" Giliran Salim yang bingung."Sudah, tapi nggak tuntas karena dia minta bertemu langsung dengan decision maker." "Kan aku udah kasih kamu wewenang khusus, Lim. Kamu tinggal bilang kan kalau

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISE

    Chase bersama Salim sedang menghadiri gala dinner dari perusahaan rekanan yang cukup besar yang diselenggarakan di sebuah hotel berbintang lima. Chase mengupayakan datang karena mereka telah mengirim undangan sudah lama sekali. Mereka sedang duduk di meja undangan VVIP ketika sang pembawa acara mulai membuka rangkaian acara."Salim, kenapa acara baru dimulai?" Gumam Chase heran. Salim yang mendengar kalimat Chase hanya diam saja, memang Chase tidak tahu karena undangan Salim yang pegang. "Kau akan terhibur malam ini, duduk santai sajalah, Bos." "Tiga puluh menit lagi aku akan pergi.""Lhaaa, belum juga pegang tangan dengan Mr Ramji." "Kau saja yang tinggal, bilang mendadak aku ada urusan penting." Chase berusaha menahan diri, sebenarnya jangankan tiga puluh menit lagi, sebenarnya tadi Chase enggan untuk datang. Sejak Samantha pergi, hari hari hidupnya hanya dihabiskan dikantor, sendiri dengan dokumen, dikelilingi dinding-dinding kantor yang membisu, menghitung detik demi de

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MERINDUKANMU...SANGAT!

    Bianca menatap wajah jelita sahabatnya yang sedang memandang dengan tanda tanya besar di matanya. Melihat temannya hanya diam saja, Bianca berinisiatif untuk mengorek isi hati Samantha. "Gimana pendapatmu setelah mendengar ceritaku?" Nampak Samantha menggigit bibirnya."Mungkin apa yang dilakukannya terdorong oleh tanggung jawab yang besar terhadap Tristan." "Wrong answer, pilih jawaban lain." Nampak Samantha sedang berpikir mencari jawaban lain. "Mungkin dia takut kakeknya marah?""Kau yang lebih mengenalnya, menurutmu dia takut?" Samantha menggeleng. "Kalau kau lihat wajahnya kau akan tahu seberapa dalam kesedihannya, itu yang mendorong dia melintasi samudra secepatnya." Samantha tidak menjawab, tapi anehnya kondisinya sudah jauh lebih baik dibanding saat Bianca datang."Kalau kau tanya apa yang memicu kesedihannya, hanya kalian berdua yang bisa jawab? Urusan ranjang terpanas? Gaya terheboh? Atau_""Bi, memangnya besok kamu nggak ada shooting film?" Samantha memotong untuk

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   (BUKAN) PUNGGUK MERINDUKAN BULAN

    "Kenapa? Apa Tristan sakit?" tanya Chase mengingat kebiasaan Samantha yang sangat cemas saat Tristan sakit. "Tristan sehat," jawab Arnold. "Istriku..apakah dia baik-baik saja?" Arnold tidak menjawab, dia memandang Chase dengan tajam."Tadinya tidak, tapi sekarang dia sudah baik-baik saja, aku katakan padanya di bumi ada berjuta-juta pria yang mau mati bagi dia."Chase maju dan langsung mengangkat kerah leher Arnold. "Samantha istriku, selamanya dia istriku!" "Kalau itu yang ada di benakmu, seharusnya yang keluar dari mulutmu bukan hal yang menyakitkan hatinya." Chase menggertakkan giginya menahan rasa marah, bukan kepada Arnold, lebih kepada diri sendiri karena kalimat Arnold seketika mengingatkan dia akan kebodohannya menyuruh Samantha pulang! "Kalian apa-apaan sih?" teriakan Bianca membuyarkan lamunan Chase.Segera Chase melepaskan cengkeramannya lalu berlalu meninggalkan kedua sahabat Samantha, dia berjalan dengan posisi bahu turu

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SELAMANYA KAU ISTRIKU!

    Dokumen? Chase ngeri mendengar kalimat Bianca. Seketika Chase mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi Samantha. Chase memandang layar, dia sangat gelisah. Dia ingin sekali mendengar suara istrinya. 'Pleaseeee Sam! Please angkat, Sam.' Waktu terus berputar.... Detik demi detik terasa sangat lama hingga akhirnya telepon diangkat. Ada yang berdesir di dada Chase saat menunggu suara lembut yang dirindukannya. Chase senang sekaligus sedih, banyak sekali yang ingin dia katakan namun lidahnya kelu. "Chase?" Chase sampai tidak bisa berkata-kata, lehernya tersumbat. Bahkan iya kesulitan untuk menelan salivanya, pikirannya tiba-tiba kosong seolah ada sesuatu yang membuatnya takut, sebuah kata yang tak ingin ia dengar keluar dari bibir Samantha. "Chase?" kembali Samantha bertanya. Chase menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan istrinya. "Sayang....kamu di mana?" "Maaf aku sudah jauh, tapi kalau kamu mau mengirim dokumen perc_" "CUKUP, SAM! Tidak akan ada percera

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   COMPLICATED

    "Mom?" "Hai, Sayang." Mereka saling berpelukan, lalu Chase mempersilahkan ibunya masuk, sebaliknya Chase turun dari teras menuju mobil ibunya. Chase membuka pintu..lKosong... Chase terdiam dalam posisi kepala tertunduk sambil memegang pintu dalam waktu yang cukup lama. Lalu dia berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah dan duduk di hadapan ibunya. Sambil menangkupkan kedua tangannya, Chase bertanya. "Samantha yang mengirim Mom ke sini?" Nampak raut keheranan di wajah ibunda Chase. "Mom, Samantha pasti marah karena kejadian kemarin, sampai dia mengirim Mom ke sini." Tidak terdengar jawaban apapun dari ibunya membuat Chase menegakkan badannya dan memandang ibundanya. "Betul kan, Mom?" Ibunda Chase menggelengkan kepala perlahan. Chase mengernyit melihat gelengan ibunya. "Istriku tidak pergi menemui, Mom?" tanya Chase dengan kecemasan yang kental mewarnai suaranya. Siapapun pasti bisa menangkap nada saya

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PENYESALAN YANG DALAM

    Deg!Samantha kebingungan, nge-blank...'Aku yakin banget kan menuju rumah Mama, tadi aku punya alasan masuk akal, kenapa sekarang jadi nggak ada?' Samantha menarik nafas panjang...lalu ingat. "Oh, kan Samantha baru pulang dari Aussie, Ma." "Oh iya, Mama sampai lupa, ini langsung dari bandara ya, maklum Mama udah tua, Sam." Samantha diam saja, tidak membenarkan kalimat ibu mertuanya. "Maafkan Sam, Ma.' batin Samantha, dia merasa bersalah karena tidak bercerita secara utuh tentang apa yang terjadi. "Ma, Sam jemput Tristan dulu ya." "Yukkk.." Sedang mereka berjalan menuju kamar Tristan, Samantha mendadak teringat sesuatu. "Oh ya Ma, boleh Samantha titip ini, Ma?" Ibu mertuanya berbalik dan menatap apa yang Samantha pegang.Jam tangan! "Ini jam tangan siapa?" "Ini jam tangan ayahnya Tristan, Mam. Sejauh ini kami belum berhasil menemukan siapa pemilik jam tangan ini, jadi boleh titip dulu di Mama, mungkin Mama punya cara lain untuk menemukan siapa pemilik jam tangan ini, Ma."

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PRECIOUS

    Lebih baik dia akhiri sampai di sini saja paling tidak dia masih bisa pergi dengan kepala tegak tidak sampai hancur habis-habisan walau kenyataannya jauh di dalam hatinya kesedihannya begitu nyata menikam jantungnya menimbulkan kerusakan luka yang dalam. Samantha berdiri di samping Chase. "Chase..." Chase memandangnya dengan sorot yang tidak menampilkan apa yang ada di hatinya. Datar.... Samantha berusaha menebak apa yang sedang Chase pikirkan. Marah? Sedih? Kecewa? Benci? Dia bingung yang dia tahu hanyalah Chase tidak bereaksi atas semua pengakuan dan penjelasannya yang disertai permintaan maaf. Samantha memberanikan diri berjinjit lalu menempelkan bibirnya ke bibir suaminya. Dingin! Bibir Chase sangat dingin. Samantha perlahan bermain dengan bibir Chase, seakan ingin menghantar kehangatan. Selang berapa lama, Samantha berhenti mencium walau tidak.mundur. "Aku ingin meminta maaf, aku ingin kau tahu bahwa kau...berharga bagiku." Chase meneg

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PENOLAKAN

    "Apa yang nggak bisa terus?" "Ngomongnya." Terdengar helaan nafas lega dari sisi Chase. "Baguslah, harusnya memang bukan waktunya ngomong!" "Chaseeee." Teriakan Samantha tak bertahan lama karena dengan segera bibirnya mendapat serangan dari sang suami pura-pura. Tak berapa Chase menarik bibirnya dengan tubuh masih melekat. "Aku sudah kasih waktu lima menit, bahkan Dewa pun tidak akan tahan menunggu lama-lama dengan tubuh saling melekat begini, bicaralah dengan cepat, Sam." "Aku bukan mau bicara, aku mau mengakui sesuatu, aku ingin mengatakan bahwa selama ini aku telah.... kamu.........aku."Chase menegakkan badannya karena mendengar kalimat istrinya yang kacau balau kenapa Samantha sampai sebegitu nervous nya?"Hai santai, katakan ada apa?" Samantha segera melepaskan tangan Chase dari pinggangnya lalu dengan perlahan mundur. Saat kakinya menyentuh dinding, Samantha tahu itu sudah jarak terjauh yang bisa diupayakannya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status