Beranda / Urban / Bertanggung Jawablah, Bos Arogan! / (BUKAN) PUNGGUK MERINDUKAN BULAN

Share

(BUKAN) PUNGGUK MERINDUKAN BULAN

Penulis: Ema Ryosa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-03 23:59:54

"Kenapa? Apa Tristan sakit?" tanya Chase mengingat kebiasaan Samantha yang sangat cemas saat Tristan sakit.

"Tristan sehat," jawab Arnold.

"Istriku..apakah dia baik-baik saja?"

Arnold tidak menjawab, dia memandang Chase dengan tajam.

"Tadinya tidak, tapi sekarang dia sudah baik-baik saja, aku katakan padanya di bumi ada berjuta-juta pria yang mau mati bagi dia."

Chase maju dan langsung mengangkat kerah leher Arnold.

"Samantha istriku, selamanya dia istriku!"

"Kalau itu yang ada di benakmu, seharusnya yang keluar dari mulutmu bukan hal yang menyakitkan hatinya."

Chase menggertakkan giginya menahan rasa marah, bukan kepada Arnold, lebih kepada diri sendiri karena kalimat Arnold seketika mengingatkan dia akan kebodohannya menyuruh Samantha pulang!

"Kalian apa-apaan sih?" teriakan Bianca membuyarkan lamunan Chase.

Segera Chase melepaskan cengkeramannya lalu berlalu meninggalkan kedua sahabat Samantha, dia berjalan dengan posisi bahu turu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   KATA CINTA

    Ini sudah hari keempat mereka di Yunani. Hari ini Chase terbangun karena rinai hujan. Sungguh memukau...pemandangan yang indah ditambah aroma hujan pagi, apalagi merasakan tubuh lembut wanita yang dicintainya sedang meringkuk dalam pelukannya, walau ada sekelumit ganjalan yang mulai mengganggunya. Sudah 4 hari mereka berada di Yunani, sudah berpuluh-puluh kali mereka bercinta, akan tetapi belum satu kali pun Samantha mengucapkan KATA CINTA! Sebenarnya itu bukan syarat mutlak, akan tetapi jika Samantha memang cinta, bukankah akan sangat mudah kata itu terucap? Chase menyimpan saja kegelisahannya itu dalam hati, ada yang lebih penting untuk dipikirkan, yaitu telepon aneh, dan fans gila, selebihnya biarlah waktu yang akan membawa mereka berdua sampai ke tujuan akhir. Chase segera bangun, mandi dan kembali ke ranjang. Semburat jingga mulai terlihat, tapi sepertinya Samantha masih tertidur dengan nyenyaknya, Chase duduk di sisi pembaringan dan mema

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TELEPON ANEH

    "Ya sudah nggak usah nari buat suaminya nggak usah nyenengin suaminya kita belanja aja jalan-jalan terus sampai capek nggak papa. " Samantha memandang suaminya sambil menggigit bibir bawahnya," Apaan sih, Sayang? Pagi-pagi kok udah ngambek." Chase menatap Samantha dengan wajah ngambek bohongan. "Minggir dong, katanya mau sarapan." Belum juga Chase menjawab, terdengar dering ponsel Samantha. Samantha segera menghampiri lalu sambil tersenyum mengangkat teleponnya. "Halo?"Tidak ada suara, padahal masih terhubung tanpa nada putus. "Halo?" kembali Samantha menjawab. Karena tidak mendengar jawaban maka Samantha menarik tangannya dan melihat layar kemudian dia mengernyitkan keningnya. Nomor tak dikenal! Biasa Samantha tidak akan mengangkat telepon jika tidak terdaftar di kontaknya akan tetapi karena sedang teralihkan oleh suaminya maka dia langsung mengangkatnya. "Siapa, Sweetheart?" Chase bertanya sambil berjalan mendekat demi melihat ekspresi istrinya yang seperti sedang

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   POSISI PAS

    Samantha menggeleng-gelengkan kepalanya, menyangkal pernyataan Chase. "Dalam beberapa kali pertemuan, Mark sangat tidak menyenangkan, walaupun tidak diucapkannya secara langsung tapi aku bisa menangkap bahwa dia merasa aku nggak cocok masuk dalam keluarga kalian, aku nggak cocok jadi ibu Tristan, bahasa kasarnya aku nggak sekelas gitulah!" Chase tidak mengiyakan tapi juga tidak menolak statemen Samantha, walau dalam hati Chase membenarkan pernyataan Samantha. Di awal perkawinannya mereka semua sangat sering melontarkan pertanyaan bagaimana Chase bisa beristrikan wanita seperti Samantha. Chase tahu kenapa mereka berpendapat seperti itu karena mereka tidak pernah punya kesempatan untuk berkomunikasi lebih dekat dengan Samantha, mereka tidak menemukan karakter yang yang luar biasa, mereka hanya melihat dari luar saja. "Mark memang begitu gayanya," Nampak wajah Samantha tercenung, dia menatap Chase dengan mulut terbuka."Mungkin kau salah, mungkin tema

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   RIAK BULAN MADU

    Mood Chase langsung turun sejak menerima telepon dari adiknya, apalagi Mark membahas tentang Tristan. Penerimaan Mark bahwa Tristan adalah anaknya secara tidak langsung akan berdampak ke Samantha. Chase segera meletakkan ponselnya dan mencari Samantha yang ternyata sedang berada di depan meja rias. Mereka saling bertukar pandang lewat cermin. Dalam gerak lambat kedua tangan Chase memegang bahu mulus Samantha yang terbuka dan mengusap dengan ujung jarinya itu hobi barunya sejak mereka berbulan madu. Dia begitu mengagumi kehalusan kulit istrinya. "Pakai perawatan apa sampai bisa halus lembut begini?" Samantha memegang jari Chase yang masih bertengger di bahunya. "Nggak pakai ramuan khusus, hanya rutin mandi susu, kadang mandi kembang, dan akhir-akhir ini sering mandi madu." Seharusnya kalimat Samanta seperti rayuan akan tetapi bertolak belakang dengan ekspresi yang tercermin di wajah Samantha. Chase tahu itu karena apa...karena te

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   "KAN LAGI HONEYMOON!"

    Mereka naik private lift dengan kartu khusus, melihat gairah suaminya, Samantha berpikir Chase akan menghentikan lift, akan tetapi ternyata di dalam lift, Chase malah menjauh. Samantha memandang Chase, tahulah Samantha suaminya berusaha bertahan. "Sayang, kenapa di tahan?" Chase menggertakkan giginya, menahan umpatan yang keluar dari mulutnya. "Aku sedang berjuang mati-matian menahan gairahku agar aku tidak menerkam mu di lift! Jangan mengusik pertahanan yang sudah setipis kaca." Samantha mengangguk sambil memandang ke bawah perut Chase. Mengikuti arah pandangan Samantha makin membuat juniornya bereaksi. "Kan memang lagi bulan madu," gumam Samantha mengembalikan ucapan Chase tempo hari, ucapan Samantha sukses merobohkan pertahanan Chase, untungnya itu bersamaan dengan bunyi denting bel tanda mereka telah tiba. Chase menggendong Samantha, masuk ke penthouse mereka, menutup pintu dengan tendangannya, lalu mendudukkan Samantha di meja terde

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SENTUHAN MENENANGKAN

    Malam ini adalah malam ketiga mereka berada di Yunani. Chase sebenarnya enggan mengajak istrinya makan di luar, perdebatan mereka berputar di hal yang sama, Samantha pengen berkeliling sejauh mungkin sedangkan Chase hanya ingin berdiam diri di kamar saja. "Nggak mau Chase, kan seharian udah di kamar, malam ini kita nongki dong." "Memang Apa bedanya makan di luar sana sama makan di teras? Viewnya nggak kalah indah, udaranya malah lebih segar tanpa asap rokok, musiknya bisa milih musik favorit kita sendiri." Samantha tersenyum manja lalu memeluk leher suaminya, melompat dan melingkarkan kakinya di pinggang kekar suaminya. Mereka saling pandang dalam jarak dekat. "Wow, aku kenal strategi ini, please... Sayang! Aku memang nggak kebal, paling nggak tahan dengan rayuan istriku, apalagi rajukannya, jadi kalau digabung begini i am give up! Kita makan di luar, tapi 2 jam dari sekarang!" "Dua jam dari sekarang? Lama_"Bantahan Samantha hilang ditelan bibir ganas Chase. Hingga dua

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HARI-HARI YANG CERAH

    "Malu...mesum nggak sih?" Chase menyisipkan rambut Samantha, sambil tersenyum Chase memandang istri polosnya dengan pandangan memuja. "Kalau sama suami sendiri nggak mesum namanya, Sweetheart! Kan sudah sah!" "Tetep aja, kalau mesum ya mesum nggak sih?" "Gini aja, coba kita buat contoh, misal mau bilang kata apa?" Chase bertanya lalu diam menunggu jawaban istrinya. Nampak Samantha berpikir keras, lalu sepertinya Samantha telah menemukan kata itu, dengan tubuh condong ke arah Chase, Samantha berbisik. "Misalnya...senjata." Chase menahan tawanya demi mendengar kata yang istrinya ucapkan. "Sayang, kan ini kita lagi mau kasih contoh untuk menentukan mesum.apa tidak mesum, lha kalau langsung udah di samarkan ya nggak seru!"Samantha tersenyum malu, lalu dia mengusap wajah dengan kedua tangannya. "Ya udah ganti kata aja...dada," ujar Samantha lirih. "Mari kita perjelas,.maksudnya dada wanita kan?" Samantha mengangguk.

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HONEYMOON 1

    "Besok kita ke mana lagi, Sayang?" tanya Samantha sambil memakai gaun tidurnya, hari ini mereka berkeliling hingga baru sampai di hotel tengah malam, karena baru keluar sore hari dan tidak memperhitungkan long weekend yang membuat mereka mengalami kemacetan parah di jalanan.Chase berdiri di belakang Samantha, lalu menangkupkan kedua tangannya di dada istrinya, jadinya Samantha menurunkan gaunnya dari atas kepala menutupi kedua tangan Chase yang tetap hinggap di dadanya. Sambil tersenyum malu, Samantha pun meletakkan tangannya di atas tangan Chase, hanya terhalang sutra akan tetapi malah makin menambah sensasi, merasakan tangan Chase bergerak memijat tapi tidak nampak di kaca. "Sayang, besok kita ke mana?" ulang Samantha, sambil bergeser samar karena nikmat yang tercipta dari pijatan tangan maskulin suaminya. "Di kamar aja," jawab Chase parau. Mendengar jawaban suaminya bola mata Samantha membulat. "Hmm...maksudnya...habis bercinta, kita pergi kemana?" kembali Samantha berusaha

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   YANG PALING BERHARGA...

    Samantha melepaskan diri dari pelukan suaminya dan melangkah menuju ke tempat para pemain musik berkumpul diiringi sorak-sorai dari mereka semua yang sangat excited menyambut penampilan Sang Diva. Samantha memegang mic lalu duduk dengan santai di kursi bar di antara para pemain musik. "Hai semua...." Chase melihat salam pembuka istrinya, dan betapa wanita terlebih para pria begitu semangat membalas. "Sebenarnya malam ini saya hanya datang karena pesawat saya baru akan berangkat besok, jadi daripada bengong di rumah hitung-hitung menyenangkan hati teman." Samantha meledek Bianca yang langsung cemberut mendengar ledekan sahabatnya. "Terus ya Tha, ingat jaman kita susah bertiga." Samantha tertawa lepas. "Lagu yang akan aku nyanyikan ini khusus kupersembahkan buat sahabatku tercinta, aunty Bianca. Semoga makin bahagia di tahun-tahun yang masih panjang membentang." Lalu Samantha mulai menyanyikan sebuah lagu yang ternyata diciptakannya sendiri, sebuah lagu yang bercerita te

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status