Share

CINTA TAK BERSYARAT

Penulis: Ema Ryosa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-01 17:47:48

BAB S2.124 UNCONDITIONAL LOVE

Setelah menelpon Arnold, Chase yang tak bisa melakukan apa pun dan hanya bisa cemas memilih untuk tidur.

Ia pun berjalan ke arah kasurnya dan merebahkan diri.

Chase tidur di sisi yang biasa ditiduri Samantha, mengambil selimut lalu mematikan lampu.

Dia masih membawa ponselnya, hatinya sangat khawatir dan gelisah tapi ia tahu tak ada yang bisa ia lakukan saat ini, akhirnya ia pun mulai memejamkan mata dan tertidur.

Namun, baru satu jam berlalu Chase mulai gelisah kembali, tidurnya tidak nyenyak terlihat dari dahi yang mengernyit.

Entah apa yang Chase mimpikan yang pasti hal itu membuatnya langsung terjaga dengan napas yang tersengal.

Chase menatap kamarnya yang gelap lalu menyalakan lampu cabinet dan melihat jam dari ponselnya, ternyata masih dini hari.

Sementara Italia lebih lambat lima jam dari ibukota, jadinya di Italia masih malam.

Chase tidak yakin jika acara Samantha sudah berakhir, mengingat janji Samantha yang akan menelponnya setelah acara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   ACCIDENT

    'Argh! Sial! Mereka benar-benar telah mempermainkan aku! Apa ... mereka tahu jika aku juga melindungi Samantha? Karena itu mereka sengaja mengalihkan perhatianku sehingga mereka bisa mendekati Samantha? Tapi ada pengawal ketat di luar, kalau sampai mereka melewati pengawal kemungkinannya kecil, yang masuk akal adalah mereka sudah ada di dalam atau mereka memang punya akses untuk keluar masuk dan berada di dekat Samantha .' Analisa Arnold makin membuat dia waspada, karena itu artinya fans fanatik Samantha sudah sangat dekat di sekitar mereka.Dia tak menyangka jika telah tertipu seperti ini. Hal yang ia pikir sudah benar, ternyata dirinya masih saja salah.Saat ini Arnold hanya bisa berharap bahwa Samantha akan bisa mengakhiri penampilannya dengan cepat dan tanpa masalah hari ini. Hingga mereka bisa kembali ke Indonesia secepatnya. Arnold pun keluar dari ruangan dan menyusul Samantha yang sudah pergi terlebih dahulu. Samantha kembali berjalan menuju ke stage, dia bersyukur lagu

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TANDA TANYA

    Arnold terbelalak saat melihat Samantha yang diam tak bergerak di dalam ruangannya. Posisi Samantha sedang duduk tegak dan di hadapannya nampak menjulang sebuah boneka raksasa yang sama persis dengan yang baru saja Arnold suruh anak buahnya simpan.Bagaimana mungkin??? Boneka itu SAMA PERSIS! “Kenapa ... Samantha mendapatkannya juga? Apa ... dari orang yang sama?” batin Arnold dengan raut wajah yang cemas. Tapi saat Samantha menyadari kedatangannya, Arnold langsung tersenyum lebar seolah tak terjadi apa-apa. Arnold masuk sambil berusaha menyembunyikan rasa penasaran dan gusarnya. Dia tidak ingin membuat Samantha cemas, biar dia dan Chase yang akan memikirkan cara mengetahui identitas si fans gelap yang mulai meresahkan ini. "Hai Tha, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum penampilan terakhirmu." Arnold mengingatkan, Samantha mengangguk.Arnold melihat wajah Samantha yang keruh. "Tha, kenapa wajahnya suntuk?" Samantha menggeleng, tapi Arnold berpikir pasti Samantha tida

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TANDA TANYA

    Arnold terbelalak saat melihat Samantha yang diam tak bergerak di dalam ruangannya. Posisi Samantha sedang duduk tegak dan di hadapannya nampak menjulang sebuah boneka raksasa yang sama persis dengan yang baru saja Arnold suruh anak buahnya simpan.Bagaimana mungkin??? Boneka itu SAMA PERSIS! “Kenapa ... Samantha mendapatkannya juga? Apa ... dari orang yang sama?” batin Arnold dengan raut wajah yang cemas. Tapi saat Samantha menyadari kedatangannya, Arnold langsung tersenyum lebar seolah tak terjadi apa-apa. Arnold masuk sambil berusaha menyembunyikan rasa penasaran dan gusarnya. Dia tidak ingin membuat Samantha cemas, biar dia dan Chase yang akan memikirkan cara mengetahui identitas si fans gelap yang mulai meresahkan ini. "Hai Tha, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum penampilan terakhirmu." Arnold mengingatkan, Samantha mengangguk.Arnold melihat wajah Samantha yang keruh. "Tha, kenapa wajahnya suntuk?" Samantha menggeleng, tapi Arnold berpikir pasti Samantha tida

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TANDA TANYA

    Arnold terbelalak saat melihat Samantha yang diam tak bergerak di dalam ruangannya. Posisi Samantha sedang duduk tegak dan di hadapannya nampak menjulang sebuah boneka raksasa yang sama persis dengan yang baru saja Arnold suruh anak buahnya simpan.Bagaimana mungkin??? Boneka itu SAMA PERSIS! “Kenapa ... Samantha mendapatkannya juga? Apa ... dari orang yang sama?” batin Arnold dengan raut wajah yang cemas. Tapi saat Samantha menyadari kedatangannya, Arnold langsung tersenyum lebar seolah tak terjadi apa-apa. Arnold masuk sambil berusaha menyembunyikan rasa penasaran dan gusarnya. Dia tidak ingin membuat Samantha cemas, biar dia dan Chase yang akan memikirkan cara mengetahui identitas si fans gelap yang mulai meresahkan ini. "Hai Tha, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum penampilan terakhirmu." Arnold mengingatkan, Samantha mengangguk.Arnold melihat wajah Samantha yang keruh. "Tha, kenapa wajahnya suntuk?" Samantha menggeleng, tapi Arnold berpikir pasti Samantha tida

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PANIK

    Saat itulah suster mendengar salah satu dari pria yang baru datang sedang menghardik dua pria sebelumnya yang berusah memaksanya. “Siapa kau? Kenapa mengganggu mereka?” ucap pria yang hanya memakai kacamata hitam tanpa masker. "Tidak usah banyak tanya! jangan mengganggu kami." "Kau tidak tahu siapa dia?” salah satu dari dua pria terakhir balas menghardik. "Jangan ganggu urusanku, pergi saja kalau tidak mau terluka!” ancam pria sebelumnya. Terjadi perdebatan, suster hanya menangkap kalimat 'jangan ganggu mereka' karena perasaan takutnya sudah melebihi batas hanya itu saja yang bisa dicernanya, menangis saja suster sudah tidak bisa. Ia berharap kedua pria yang baru saja datang adalah penolongnya dan membawanya pergi ke tempat yang lebih aman. Pria yang baru saja datang berjalan dengan cepat mendekati pria sebelumnya dengan tatapan mengancam, mereka terlibat dalam percakapan dengan suara rendah. Entah apa yang ia lakukan, namun kedua pria yang

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   ANGGUR

    Suster yang teringat akan keberadaan playground berpikir mungkin saja Tristan akan tenang jika dibawa ke sana... hanya saja dia tidak tahu posisi pastinya karena tempat itu dilewatinya saat mereka sedang diantar oleh bellboy. Suster mengambil telepon hotel dan menghubungi bagian informasi. “Halo, apa aku boleh bertanya di mana letak playground untuk anak anak? Apa masih buka?” “Masih, playground berada di lantai satu di sebelah restoran sushi.” “Baik, terimakasih.” Dengan semangat, suster pun langsung mengambil beberapa barang dan susu Tristan lalu pergi keluar dari kamar hotel. Ia membawa Tristan menuruni lift hingga lantai satu. Tristan mulai tenang saat dibawa keluar dari kamar. Hingga sampai di playground Tristan pun sudah tidak rewel dan sangat menyukai bermain di sana.Ada tiga anak yang sedang bermain. Mereka terlihat sangat bahagia dan aktif bermain di sana.Walau pun tidak bisa ikut berlarian dan bermain papan seluncur akan tet

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status