Share

ANGGUR

Author: Ema Ryosa
last update Last Updated: 2025-06-01 23:59:43

Suster yang teringat akan keberadaan playground berpikir mungkin saja Tristan akan tenang jika dibawa ke sana... hanya saja dia tidak tahu posisi pastinya karena tempat itu dilewatinya saat mereka sedang diantar oleh bellboy.

Suster mengambil telepon hotel dan menghubungi bagian informasi.

“Halo, apa aku boleh bertanya di mana letak playground untuk anak anak? Apa masih buka?”

“Masih, playground berada di lantai satu di sebelah restoran sushi.”

“Baik, terimakasih.”

Dengan semangat, suster pun langsung mengambil beberapa barang dan susu Tristan lalu pergi keluar dari kamar hotel. Ia membawa Tristan menuruni lift hingga lantai satu.

Tristan mulai tenang saat dibawa keluar dari kamar.

Hingga sampai di playground Tristan pun sudah tidak rewel dan sangat menyukai bermain di sana.

Ada tiga anak yang sedang bermain. Mereka terlihat sangat bahagia dan aktif bermain di sana.

Walau pun tidak bisa ikut berlarian dan bermain papan seluncur akan tet
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SUPER MOMENTS

    “Samantha jatuh!” “Apa? Kenapa?”“Permisi, beri saya jalan!” teriak Arnold yang terhalang karena para penonton langsung mendekat ke arah panggung begitu melihat Samantha yang terjatuh dan tak sadarkan diri. Tetapi saat Arnold sudah naik ke atas panggung, ia masih kalah cepat dengan pria pembawa bunga, dia sudah membopong Samantha dan turun dari sisi yang lain.Tanpa kata, beberapa kru memberikan jalan untuk pria itu yang langsung membawa Samantha keluar dari hotel tersebut. Di area drop off sebuah Limousine sudah menunggu kedatangan mereka.Saat Samantha hendak dibawa masuk ke mobil tersebut menuju rumah sakit, Arnold datang dan menahan langkah pria itu. “Berikan Alana padaku, biar aku yang mengurusnya,” ucap Arnold dengan tegas. “Kesehatan Alana lebih penting, jadi bukan siapa yang lebih berhak mengurusnya. Biarkan Alana pergi ke rumah sakit terlebih dahulu,” ucap pria itu lebih tegas dan lugas. Dia bahkan langsung masuk limousinenya meninggalkan A

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   ACCIDENT

    'Argh! Sial! Mereka benar-benar telah mempermainkan aku! Apa ... mereka tahu jika aku juga melindungi Samantha? Karena itu mereka sengaja mengalihkan perhatianku sehingga mereka bisa mendekati Samantha? Tapi ada pengawal ketat di luar, kalau sampai mereka melewati pengawal kemungkinannya kecil, yang masuk akal adalah mereka sudah ada di dalam atau mereka memang punya akses untuk keluar masuk dan berada di dekat Samantha .' Analisa Arnold makin membuat dia waspada, karena itu artinya fans fanatik Samantha sudah sangat dekat di sekitar mereka.Dia tak menyangka jika telah tertipu seperti ini. Hal yang ia pikir sudah benar, ternyata dirinya masih saja salah.Saat ini Arnold hanya bisa berharap bahwa Samantha akan bisa mengakhiri penampilannya dengan cepat dan tanpa masalah hari ini. Hingga mereka bisa kembali ke Indonesia secepatnya. Arnold pun keluar dari ruangan dan menyusul Samantha yang sudah pergi terlebih dahulu. Samantha kembali berjalan menuju ke stage, dia bersyukur lagu

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TANDA TANYA

    Arnold terbelalak saat melihat Samantha yang diam tak bergerak di dalam ruangannya. Posisi Samantha sedang duduk tegak dan di hadapannya nampak menjulang sebuah boneka raksasa yang sama persis dengan yang baru saja Arnold suruh anak buahnya simpan.Bagaimana mungkin??? Boneka itu SAMA PERSIS! “Kenapa ... Samantha mendapatkannya juga? Apa ... dari orang yang sama?” batin Arnold dengan raut wajah yang cemas. Tapi saat Samantha menyadari kedatangannya, Arnold langsung tersenyum lebar seolah tak terjadi apa-apa. Arnold masuk sambil berusaha menyembunyikan rasa penasaran dan gusarnya. Dia tidak ingin membuat Samantha cemas, biar dia dan Chase yang akan memikirkan cara mengetahui identitas si fans gelap yang mulai meresahkan ini. "Hai Tha, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum penampilan terakhirmu." Arnold mengingatkan, Samantha mengangguk.Arnold melihat wajah Samantha yang keruh. "Tha, kenapa wajahnya suntuk?" Samantha menggeleng, tapi Arnold berpikir pasti Samantha tida

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TANDA TANYA

    Arnold terbelalak saat melihat Samantha yang diam tak bergerak di dalam ruangannya. Posisi Samantha sedang duduk tegak dan di hadapannya nampak menjulang sebuah boneka raksasa yang sama persis dengan yang baru saja Arnold suruh anak buahnya simpan.Bagaimana mungkin??? Boneka itu SAMA PERSIS! “Kenapa ... Samantha mendapatkannya juga? Apa ... dari orang yang sama?” batin Arnold dengan raut wajah yang cemas. Tapi saat Samantha menyadari kedatangannya, Arnold langsung tersenyum lebar seolah tak terjadi apa-apa. Arnold masuk sambil berusaha menyembunyikan rasa penasaran dan gusarnya. Dia tidak ingin membuat Samantha cemas, biar dia dan Chase yang akan memikirkan cara mengetahui identitas si fans gelap yang mulai meresahkan ini. "Hai Tha, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum penampilan terakhirmu." Arnold mengingatkan, Samantha mengangguk.Arnold melihat wajah Samantha yang keruh. "Tha, kenapa wajahnya suntuk?" Samantha menggeleng, tapi Arnold berpikir pasti Samantha tida

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TANDA TANYA

    Arnold terbelalak saat melihat Samantha yang diam tak bergerak di dalam ruangannya. Posisi Samantha sedang duduk tegak dan di hadapannya nampak menjulang sebuah boneka raksasa yang sama persis dengan yang baru saja Arnold suruh anak buahnya simpan.Bagaimana mungkin??? Boneka itu SAMA PERSIS! “Kenapa ... Samantha mendapatkannya juga? Apa ... dari orang yang sama?” batin Arnold dengan raut wajah yang cemas. Tapi saat Samantha menyadari kedatangannya, Arnold langsung tersenyum lebar seolah tak terjadi apa-apa. Arnold masuk sambil berusaha menyembunyikan rasa penasaran dan gusarnya. Dia tidak ingin membuat Samantha cemas, biar dia dan Chase yang akan memikirkan cara mengetahui identitas si fans gelap yang mulai meresahkan ini. "Hai Tha, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum penampilan terakhirmu." Arnold mengingatkan, Samantha mengangguk.Arnold melihat wajah Samantha yang keruh. "Tha, kenapa wajahnya suntuk?" Samantha menggeleng, tapi Arnold berpikir pasti Samantha tida

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PANIK

    Saat itulah suster mendengar salah satu dari pria yang baru datang sedang menghardik dua pria sebelumnya yang berusah memaksanya. “Siapa kau? Kenapa mengganggu mereka?” ucap pria yang hanya memakai kacamata hitam tanpa masker. "Tidak usah banyak tanya! jangan mengganggu kami." "Kau tidak tahu siapa dia?” salah satu dari dua pria terakhir balas menghardik. "Jangan ganggu urusanku, pergi saja kalau tidak mau terluka!” ancam pria sebelumnya. Terjadi perdebatan, suster hanya menangkap kalimat 'jangan ganggu mereka' karena perasaan takutnya sudah melebihi batas hanya itu saja yang bisa dicernanya, menangis saja suster sudah tidak bisa. Ia berharap kedua pria yang baru saja datang adalah penolongnya dan membawanya pergi ke tempat yang lebih aman. Pria yang baru saja datang berjalan dengan cepat mendekati pria sebelumnya dengan tatapan mengancam, mereka terlibat dalam percakapan dengan suara rendah. Entah apa yang ia lakukan, namun kedua pria yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status