Share

Tamu Tak Terduga pada Pagi Buta

“Jadi Ayah sekarang kerja di pusat kebugaran?”

Kulirik Xai. Tidak perlu kutanya dari mana dia tahu, sudah pasti dia bisa mendengarkan perdebatan sengit kami dini hari tadi. Aku mengangguk saja sebagai jawaban untuknya.

“Aku ikut ke sana boleh, Yah?”

“Kalau kamu mau serius, Ayah bisa jemput kamu sepulang sekolah. Tapi, bukannya kamu harus belajar main gitar di rumah temanmu?”

Xai mendesah kecewa, tetapi dia tidak menyerah. “Kalau malam bisa, Yah?”

“Kamu harus belajar, Xai,” potong Rati.

“Aku sudah belajar di sekolah, Buk.”

“Kamu masih harus tumbuh tinggi, jangan dulu membentuk tubuh.” Alasan yang digunakan oleh Rati amat sangat salah. Entah dari mana dia mendengar hal semacam itu, tapi itu sama sekali tidak benar. Tidak ada hubungannya berolahraga di pusat kebugaran dengan pertumbuhan tinggi badan. Kalau dilakukan secara berlebihan, ya itu beda lagi cer

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status