Share

Between Love and Ideals
Between Love and Ideals
Author: Umi Fadilah_

Prolog

“Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un.”

“Siapa yang meninggal, Bun?” Keina membulatkan bola matanya.

“Pak Hasan, yang rumahnya di pertigaan depan.”

“Semoga amal beliau diterima di sisi Allah ya, Bun.”

“Aamiin. Udah kamu tidur sana. Besok kamu harus sekolah, ‘kan?”

"Iya, Bun. Ya udah Keina tidur dulu."

***

Keina Ayu Pratibha. Siswi baru yang kini tengah mengikuti Masa Orientasi Siswa. Gadis kelahiran Semarang ini adalah anak periang dengan berbagai mimpi dan selalu bersemangat menjalani hari. Keina selalu bermimpi untuk bisa mengelilingi dunia, terutama Indonesia. Selain periang, dia juga gadis yang mandiri dan pantang menyerah.

Sejak kecil, Keina sangat ingin menjadi seorang penulis profesional. Berbagai penghargaan sudah dia dapatkan dari berbagai lomba menulis yang dia ikuti. Di SMA ini Keina berharap, dia dapat memperdalam kemampuannya dalam menulis. Selain berbagai hal baik, Keina juga memiliki dua kebiasaan buruk dalam dirinya.

Kring! Kring! Kring!

Keina terbangun dari tidur lelapnya lalu menatap ke sumber suara berada. Kedua matanya terbelalak saat mendapati bahwa jam mungil itu menunjukkan pukul setengah tujuh. Tanpa pikir panjang Keina segera beranjak dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi.

Setelah memakai seragam dengan rapi, Keina menggapai tas yang tergantung di dinding kamar dan kemudian mengenakannya.

“Ayah, Bunda, Keina berangkat dulu ya. Udah telat soalnya.” Setelah mencium tangan Arya dan Winda, dengan tergesa-gesa Keina melangkah pergi.

“Eh, sarapan dulu!” seru Winda, ibu Keina.

Keina kembali ke meja dapur dan menenggak segelas susu.

“Biar Ayah anterin aja ya, Na,” ujar Arya dengan menatap naik turun menyesuaikan suara tenggorokan Keina.

“Nggak usah, Yah. Keina naik angkot aja, masih keburu kok, tenang aja.”

Arya dan Winda hanya bisa menghela napas, melihat sikap Keina yang selalu bisa mengatasi masalahnya sendiri.

Entah apa alasan Keina lebih memilih naik angkot daripada menggunakan salah satu mobil yang berbaris rapi di garasi. Keina memang sosok yang sangat dewasa. Berbagai fasilitas mewah yang dimiliki tidak menjadikan dirinya menjadi anak yang manja seperti anak-anak bungsu pada umumnya. Keina lebih senang berusaha keras daripada hanya mengandalkan segala akses yang dia miliki.

Dengan penuh semangat Keina menyusuri jalan hingga sampai di tempat biasa angkot melintas. Dia bahkan rela menunggu dan berdesakan duduk di dalam angkot yang berukuran sangat kecil. Melihat Keina seperti sekarang ini sudah dapat dipastikan jika orang lain akan menganggap bahwa dia berasal dari keluarga sederhana. Namun, nyatanya itu salah besar. Keina bak putri raja yang bisa mendapatkan apa pun yang dia mau.

Selain mandiri, otak Keina sudah seperti komputer. Dia sangat cerdas. Hal itu membuat Winda dan Arya begitu memperhatikannya dalam urusan pendidikan. Bahkan mereka sudah menyiapkan daftar universitas yang nantinya akan menjadi tempat Keina melanjutkan belajarnya setelah masa SMA. Wajar saja, orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Jakarta, kota padat penduduk ini sebetulnya bukanlah kota kelahiran Keina. Dia lahir di Semarang. Iya, Arya memutuskan untuk memboyong mereka ke Jakarta agar lebih mudah dalam urusan pekerjaan. Jadi mau tidak mau Keina harus meninggalkan semua temannya dan mulai belajar untuk mencoba memulai lembaran baru. Tentunya dengan orang-orang baru juga, dan di sinilah perjalanan Keina dimulai.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status