Share

Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!
Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!
Author: Nisa cantik

Masuk Daftar List Utang

Author: Nisa cantik
last update Last Updated: 2024-04-17 14:57:53

"Bodoooh! Kenapa malah kamu melahirkan secara caesar, Nadine? Buang-buang uang saja!" maki sang suami pada Nadine dengan suara menggelegar.

Padahal, kondisi wanita itu saja masih lemas pasca operasi yang mempertaruhkan nyawanya. Hanya saja, Damar tampak tak peduli.

Beberapa orang di ruang rawat sampai menengok saking penasaran akan pertengkaran sepasang suami istri itu.

"Air ketubannya sudah kering, Mas. Jadi, harus segera operasi," papar Nadine, "kalau tidak segera dilakukan, maka anak kita tidak akan selamat!" 

Dia sungguh berharap suaminya mengerti.

Nadine sudah berjuang saat mengalami pecah ketuban seorang diri di rumah.

Bahkan, Nadine harus meminta seorang tukang ojek pangkalan untuk mengantarkannya ke rumah sakit terdekat. Sepanjang perjalanan, dia menghubungi nomor suaminya berkali-kali. Tapi, tidak dijawab!

Padahal, dari story W******p dari kakak iparnya, Nadine akhirnya tahu bahwa keluarga suaminya ternyata tengah makan-makan di restoran ternama.

Operasi caesar harus segera dilakukan untuk menyelamatkan anak mereka, sehingga tanpa pikir panjang Nadine menandatangani surat persetujuan operasi caesar untuk dirinya sendiri.

Karena itu juga, Nadine harus mengambil jalur umum karena tak ada yang bisa mengurus surat-suratnya bila menggunakan BPJS.

Sayangnya, Nadine kini mendapati Damar yang malah menatapnya tajam. "Alahhhhh! Itu alasanmu saja, kan? Bilang saja, kamu tidak mau merasakan sakit karena melahirkan. Padahal, itu sudah kodratmu sebagai perempuan!"

Mendengar tuduhan sang suami, air mata luruh begitu saja di pipi Nadine yang terlihat pucat.

Sungguh, ia tak percaya jika suaminya tidak mendukungnya setelah melahirkan anak mereka dan malah setega itu padanya hanya karena dia memilih Caesar?

"Tega kamu, Mas! Di mana hati nuranimu? Saat aku menghubungi karena pecah ketuban saja kau tak datang, padahal--" 

Belum sempat Nadine menyelesaikan ucapannya, Damar sudah berkata ketus, "Lalu? Siapa yang menandatangani surat persetujuan Caesar? Kamu ke sini sendiri, kan?" 

"Iya, Mas. Aku yang menandatangani surat persetujuan untuk melakukan operasi caesar untuk diriku sendiri."

"Bagus! Kalau begitu, uang yang untuk biaya operasi aku masukkan ke dalam list hutangmu kepadaku!" kata Damar kemudian.

Nadine menatap pria itu tak percaya. Tapi, dia pun tak mampu untuk membantah perkataan Damar.

Percuma! Toh, ia sangat hapal jika suaminya itu memiliki sifat yang sangat tak bisa untuk dibantah. 

"Jangan khawatir, aku akan mengurus BPJS untuk biaya lahiranku ini meskipun aku melahirkan darah keturunanmu!" kata Nadine pada akhirnya.

Damar berdecih sinis. "Asal kau tahu, tadi, aku sudah mengupayakan untuk itu. Tapi, pihak rumah sakit menolak karena kamu sudah mencantumkannya dengan jalur umum."

"Totalnya 10 juta belum termasuk uang perawatan dan obat-obatan yang terpakai!" kata Damar dengan nafas yang kembang kempis, "aku jadi terpaksa membayarnya tadi!"

Tatapan pria itu semakin tajam. "Ingat, Nadine! Pokoknya biaya lebih operasi caesar tadi akan aku masukkan sebagai utangmu yang wajib  kau cicil setiap bulan! Paham?"

Deg!

Nadine terdiam.

Dengan apa, dia harus membayarnya?

Selama ini, Damar hanya memberikanya uang 600.000 untuk kebutuhan rumah tangga.

"Tapi, Mas--"

Lagi-lagi, Damar memotong ucapannya, "Jangan banyak alasan!"

"Kalau kau tak bisa bayar, uang jatah bulanan untukmu akan kupangkas," kata Damar dengan kejamnya.

Nadine sendiri hanya bisa terdiam memerhatikan sang suami yang kini malah asyik memainkan hpnya setelah memakinya.

Sungguh, wanita itu tak mengerti. Anak yang dilahirkan Nadine, bukan hanya miliknya seorang. Tapi, juga milik Damar.

Apakah pria ini layak menjadi ayah anaknya?

****

"Sudah melahirkan, kan? Bagaimana dengan kondisi cucuku? Apakah besok pagi sudah bisa pulang?"

Belum selesai masalah dengan sang suami, Ibu Pratiwi, sang mertua, mendadak datang dengan Sarah dan Santi, ipar Nadine.

Tampak ketiganya heboh mencari cucunya, tapi tak peduli keadaan Nadine sama sekali.

"Mana bisa, Bu? Nadine saja melahirkan secara caesar!" kata Damar ketus, "kita terpaksa nunggu jahitannya kering dulu sampai satu minggu!" 

"APA? Caesar? Kenapa bisa begitu?"

Ibu Pratiwi tampak tak terima. Ditatapnya Nadine tajam. "Sudah malas, kok kamu tak tahu diri, sih? Apa maksudmu menghamburkan uang putraku dengan melahirkan secara caesar?"

Telunjuk wanita itu mendarat ke kening Nadine.

Nadine lagi-lagi tidak bisa melawan dan hanya bisa pasrah menerima perlakuan dari sang ibu mertua.

Bukannya dia tak bisa, tapi dirinya masih menjaga adabnya sebagai seorang menantu.

Ia tak mau berlaku kurang ajar kepada sang mertua.

Lagipula dibandingkan pukulan yang sudah terbiasa diterima oleh Nadine kecil dari orang tua angkat yang mengasuhnya, ini tak seberapa.

Dulu, Nadine kecil yang memang yatim piatu, bahkan tidak akan mendapatkan makanan jika dalam sehari dia tidak menghasilkan uang.

Jujur, Damar adalah harapan terakhirnya untuk bisa mengubah kehidupannya yang seperti neraka itu.

Siapa sangka, suaminya itu malah menjadi neraka kedua yang dirasakan Nadine?

Padahal dulu, Damar kekeuh memperjuangkan Nadine meski Ibu Pratiwi tidak pernah setuju dan berusaha menjodohkan pria itu dengan Nabila, seorang wanita karir yang mereka ketahui memiliki penghasilan sendiri dan memiliki jabatan cukup tinggi di perusahaan tempatnya bekerja.

Ibu Pratiwi jugalah yang menghasut Damar untuk tidak memberikan gajinya seutuhnya kepada sang istri.

"Ibu dan saudara perempuanmu masih merupakan tanggung jawabmu, Damar!" katanya waktu itu, sehingga gaji 8 juta yang menjadi 10 juta bila dapat bonus dan lembur itu disunat menjadi 600 ribu/bulan.

Hal ini membuat Nadine terpaksa bekerja sebagai buruh cuci dan juga bersih-bersih rumah tetangga tanpa sepengetahuan Damar untuk menambal kekurangan nafkah.

Selama 3 tahun pernikahan, tabungan Nadine  pun terkumpul walau tak seberapa. Hanya saja,  kini Nadine bingung.

Dia tak bisa bekerja seperti biasa pasca melahirkan. Padahal, dia punya utang yang harus dibayar ke suaminya.

"Dasar wanita tak ada guna! Kalau membunuh bukanlah dosa, maka saat ini kamu sudah aku bunuh!"

Makian sang mertua membuat Nadine sadar dari lamunan.

Hatinya semakin mencelos karena Damar lagi-lagi tak membelanya. 

"Ya, Roob ... haruskah aku bertahan dengan keadaan rumah tangga yang seperti ini?" batin Nadine menjerit memberontak dengan keadaannya yang dialaminya.

Tanpa sadar, air mata luruh kembali hari ini.

Hanya saja, adik iparnya malah tertawa.

Tak peduli jika dia harusnya menghormati Nadine sebagai kakak ipar.

"Udah deh Mbak Nadine! Gak usah sok nangis!" ejek Santi, "nanti kalau ada orang yang melihat, dikiranya kami jahat sama kamu! Padahal, mbak emang benalu! Kasihan banget ponakanku itu punya ibu macam Mbak"

Tangan Nadine sontak mengepal menahan amarah. 

Hanya saja, Damar dan keluarganya itu tak menyadarinya.

Bahkan, kesabaran Nadine pun ada batasnya.

"Jika selama ini aku yang kalian hina, aku masih bisa menahan diri. Tapi kali ini, aku sudah memiliki anak yang harus kulindungi. Setelah kepulanganku nanti, aku bersumpah akan memperjuangkan masa depan putraku, meskipun tanpa bantuan mereka!" sumpah Nadine dalam hatinya memperhatikan ipar dan mertuanya yang masih asyik tertawa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
for you
untung hanya cerita novel kalau nyata udah ku pentokin tuh kepala mertua dan lakinya ketembok
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Ending

    "Aku akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka, dari kebutuhan perut dan juga kebutuhan pendidikan, akan aku dedikasikan apapun yang aku punya untuk mereka semua....!" lanjutnya."Kak..." Kata Nadine tak mampu berkata-kata lagi, Airmata menggenang di pelupuk matanya. Rasa haru yang luar biasa ia rasakan atas ketulusan Anan dalam mencintainya, tanpa syarat dan tanpa menuntut."Demi Alloh kak, aku rela melepasmu untuk kelanjutan zuriatmu...!" Kata-kata itu kembali meluncur setelah sekian lama cukup terdiam tanpa pembahasan."Ahhhhh...!" teriak Anan frustasi."Bunuh saja aku Nadine, Tancapkan pisau belati tepat di jantungku ini...!" Kata Anan dengan menunjuk jantungnya. Ia begitu frustasi dan putus asa saat wanita yang sangat di cintainya itu kembali mengatakan keinginan untuk berpisah darinya."Aku mohon sayang, jangan seperti ini, Aku sanggup kehilangan dunia beserta isinya, bahkan aku sanggup kehilangan kedua orangtuaku, tapi aku tak sanggup jika di paksa untuk menyakitimu, a

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   bab 72

    Ine menatap tajam ke arah Sari, hatinya merasa curiga dengan permintaan maaf dari sahabatnya itu,"Jangan katakan kalau kamu nggak bisa Dateng ya mbak, aku marah nih...!" kata Ine."Maaf...!" jawab Sari sekali lagi tanpa berani melanjutkan kata-katanya yang semakin membuat Ine penasaran dan sekaligus geram."Sudahlah mbak Ine, jangan maksa mbak Sari Dateng kalau emang dasarnya nggak bisa Dateng. Acaranya akan tetap berlangsung meskipun tanpa kehadiran mbak Sari." Kini Nadine yang menyahut."Maafin aku, tdi Damar bilang hari pernikahan kami, maksud saya hari ijab qobul pernikahan kami tepat di tanggal 27 bertepatan dengan acara 7 bulanan Ine...!" Sari menjelaskan dengan menunduk."Bukan keputusan kami Din, tapi itu adalah keputusan dari sesepuh kampungku yng di mintai tolong untuk memperhitungkan hari yang tepat untuk kami...!" lanjutnya penuh rasa bersalah."Apakah tidak bisa di tukar harinya mbak? satu hari saja...!" Ine masih mencoba untuk menego supaya Sari bisa ikut hadir di acaran

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Bab 71

    "Aku tak tahu meski berkata apa, kita jalani saja dulu, jika memang pada akhirnya takdir membawa kita dalam sebuah komitmen, kita bisa apa?"jawab Sari. "Kamu tidak berniat untuk mengingkari takdir kan?"tanya Damar. Sari pun menggelengkan sebagai jawaban atas pertanyaan Damar."Berikan aku waktu, aku pun butuh memahami apa yang terjadi di dalam sini, konyol nggak sih?"kata Sari kemudian. "Tergantung dari bagaimana kamu memandangnya...!"jawab Damar. "Kita ini hanya makhluk, ibaratnya kita ini hanyalah wayang yang siap untuk menerima peran kita, tentu saja tidak mampu untuk menolaknya, siapa pula kita...?"kata-kata Damar terdengar sangat bijak. Setelah itu mereka pun saling pulang ke rumah mereka masing-masing, setelah sebelumnya mereka saling bertukar nomor ponsel. ***** Tak terasa 2 minggu telah berlalu, kini tiba saatnya Nadine dan juga Anan untuk mengambil surat hasil dari pemeriksaan mereka dua minggu yang lalu. Dalam hati Nadine sangat berharap jika hasil tesnya adalah

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Kamu bukan ibu kandungnya Nadine bukan?

    "Kak ih... Aku nggak suka kakak bilang seperti itu...!" kata Nadine merajuk.Anan semakin mengeratkan pelukannya, tapi dalam hati di tak pernah menyesali kata-katanya barusan. Baginya cinta yang dia berikan untuk Nadine adalah cinta tak bersyarat. Cinta yang akan selalu apa adanya dan selalu menerima segala keadaan.Keesokan harinya, Sesuai keinginan Nadine mereka pun memeriksakan diri berdua ke dokter kandungan, jika Anan santai, beda halnya dengan Nadine.Entah mengapa hatinya diliputi rasa was-was yang sangat mendalam, hatinya gelisah karena dia terus terngiang-ngiang kata-kata dari sang suami."Bagaimana jika seandainya aku tak bisa memberikanmu keturunan kak?" Tanya Nadine tiba-tiba."Tak masalah...!" jawab Anan santai."Tapi kakak adalah anak tunggal dari Mama dan Papa...!" perkataan Nadine tak selesai karena di sanggah terlebih dahulu oleh Anan."Dan aku bukanlah seorang pangeran yang wajib memiliki penerus untuk sebuah kerajaan yang di pimpin, ku kira itu cukup untukku jadikan

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Ucapan adalah Do'a

    Melihat Damar berlalu dengan rasa malu yang ditanggungnya membuat Sari sedikit merasa kasihan dan iba, tapi tak di pungkiri nya juga bahwa dirinya juga merasa jengah dengan tingkah absurd dari Nadine tersebut."Mbok ya sadar to mar, tak bisakah dirimu bermetamorfose menjadi lelaki baik seperti yang lainnya? andai kau itu normal seperti lelaki kebanyakan, mungkin aku akan bersedia menjadi pengganti Nadine...!"Batin Sari.Tapi setelahnya Sari pun langsung mengusap dadanya dan beristighfar berkali-kali karena fikiran konyolnya tersebut. setelah itu dia juga memukul-mukul kepalanya karena tak habis fikir bisa memiliki fikiran seperti itu."Sari Sari, kamu itu jangan ketularan tidak waras, Nadine saja dulu sampai tobat yang bukan soto babat menjadi istrinya,lah kok bisa-bisanya kamu memiliki fikiran menjadi istrinya. Eling Sari eling...!" gumamnya kemudian"Tapi kata pak ustadz kemaren, katanya jodoh tak ada yang tahu...!" katanya kemudian seolah membela diri atas pemikirannya tadi.*****

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Laki-laki halu rupanya

    "Cukup saja lah, aku ingin segera menyelesaikan liburan kita, aku sudah rindu sama Gibran...!"kata Nadine sendu saat mengingat sang putra."Kita pulang besok pagi saja ya? di penerbangan awal...!" jawab Anan menanggapi keinginan sang istri.Nadine mengangguk menyetujui keinginan sang suami, dia cukup senang dan lega karena keinginannya langsung di iyakan dan tak di persulit.Pagi harinya, sesuai janji Anan kepada sang istri mereka pun bertolak dengan penerbangan pertama, tujuan yang awalnya ingin langsung ke tempat wisata yang lain berubah haluan dengan menjemput Gibran untuk di bawa turut serta bersama mereka. Anan pun tak merasa keberatan karena ritual bulan madu yang seharusnya di lakukan pun belum bisa mereka lakukan.Sesampainya di kediaman orangtua Nadine, Ibu Liliana dan suami di buat terkejut dengan kepulangan Nadine dan juga Anan yang tak sesuai jadwal."Aretha? kok kalian pulang cepat? ada apa? ada masalah kah?" tanya Ibu Liliana sudah mewakili kebingungan sang suami."Kami

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status