Share

Nafkah 300 Ribu!

Author: Nisa cantik
last update Last Updated: 2024-04-17 14:59:27

Tak terasa, Nadine telah cukup pulih untuk diizinkan pulang.

Sayangnya, tak ada satu orang pun yang membantu kepulangannya.

Nadine lantas tersenyum miris. Dipesannya taksi online untuk dirinya pulang bersama putranya. 

"Mama berjanji akan memberikan yang terbaik untukmu, Nak. Percayalah Kamu tidak akan pernah menyesal lahir di dunia ini karena Mama tidak akan lelah berjuang untukmu meskipun keluarga ayahmu bahkan ayahmu sendiri pun tak mengharapkanmu!" Nadine berbicara kepada putranya yang jelas belum tahu apa-apa tentang perkataannya.

Untungnya, perjalanan menuju rumah kontrakan kecil yang ditempatinya tak berlangsung lama.

Jujur, orang pasti tak akan menyangka Damar yang berpenghasilan cukup tinggi akan tinggal di sana.

Dulu, Nadine memilih bersyukur saja. Setidaknya, dia terbebas dari mertua dan saudara toxic seperti Bu Pratiwi Santi dan juga Sarah.

Bahkan, uang 600 ribu yang diberikan oleh sang suami dipergunakan dengan sangat teliti agar cukup dan tidak sampai menghutang untuk menambal kebutuhannya.

Setiap hari, bekerja di tiga rumah sekaligus. 

Nadine juga selalu menyuguhkan yang terbaik untuk suaminya meskipun itu kadang hanya telur ataupun ikan asin saja.

"Bisa tidak kamu memberikanku makanan yang layak seperti masakan ibu?"

Suatu hari, Damar mengeluh saat melihat masakan di mejanya hanya ada ikan asin dan sayur asem.

"Maksudnya, Mas?" Nadine memastikan pertanyaan dari sang suami.

"Setiap hari, menu yang kamu sediakan itu cuma itu-itu saja! Kalau tidak telur, ya ikan asin. Apakah kamu tidak bisa memasak daging atau ayam? Bosan aku setiap hari melihat masakanmu seperti ini!" protes pria itu.

"Tapi, uang 600ribu per bulan bisa untuk apa, Mas? Beras 1 liter saja 15.000, tapi jatah harian darimu cuma 20 hari. Kita--"

"Bisa nggak sih kamu kalau dinasehati suami, jangan melawan?" Damar menghentikan ucapannya, "aku ini akuntan Nadine. Harusnya kamu bisa kelola dengan baik! Akui saja kalau kamu itu boros dan gak bisa berhemat!"

"Ck! Nggak selera aku makan seperti ini, mending aku ke rumah ibu saja.  Di sana pasti menu masakannya sangat lezat, tidak seperti masakan yang lebih layak diberikan kepada kucing!"

Perkataan nylekit dari Damar lagi-lagi membuat Nadine sakit hati.

Oekkkk!

Lamunan Nadin buyar saat mendapati putranya tiba-tiba saja menangis.

Segera Nadine memberikan Asi untuk sang putra yang sepertinya kelaparan.

Hanya saja, hatinya miris kala melihat putranya yang tak dapat perhatian ayahnya.

"Ya, Robb. Mohon petunjukmu atas pernikahan yang kujalani ini," keluh kesahnya ia ungkapkan kepada sang penciptanya meskipun itu hanya dalam hatinya saja....

****

Setelah memastikan anaknya tidur pulas, Nadine menghubungi ketiga tempat kerjanya. 

Untungnya, mereka memahami keadaan Nadine dan menawarkan cuti pasca persalinan.

Tapi, Nadine terpaksa menolak.

Dia harus fokus untuk merawat anaknya di rumah dan akan melakukan pekerjaan yang tanpa meninggalkan putranya tersebut.

Lewat hp miliknya, Nadine mencoba mencari cuan di sana meskipun HP milik Nadine tidaklah sebagus milik suaminya ataupun saudara-saudara iparnya.

Sambil menyusui, Nadine mulai berselancar di dunia maya.

Dia mulai men-scrol; dan membuka kembali akun sosmed yang sudah lama tak dipakainya.

Matanya tertuju pada sebuah aplikasi novel online.

Entah mengapa hatinya tertarik untuk bergabung dan mencari tahu bagaimana caranya.

Ternyata untuk bergabung di sana, dia harus mendownload aplikasi tersebut.

Diajukannya cerita dan menunggu review naskah editor yang membimbing penulisannya.

Meski hanya mengenyam pendidikan SD, tapi dia mulai mengerti proses menulis yang baik karena kegigihannya dalam belajar. 

Karyanya pun terkontrak di platform itu.

Dari sanalah, kisah Nadine dimulai. 

"Alhamdulillah, Nak! Bulan ini, Mama mendapatkan gaji $50 dari hasil menulis mama! Semoga menjadi karya terbaik ya nak? Mama akan terus belajar supaya bisa menerbitkan karya-karya yang lain!" kata Nadine kepada putranya yang tentunya hanya ditanggapi dengan senyuman saja.

Meski tak mengerti, dia seolah ikut senang dengan kebahagiaan Nadine.

Jujur, semenjak kepulangannya dari rumah sakit, bisa dihitung dengan jari suaminya itu menginap di rumah.

Bahkan, kini jatah yang diberikan untuknya sebagai nafkah bulanan hanya berkisar 300 ribu saja  sebagai ganti biaya dirinya melahirkan caesar.

"Lakukanlah sesukamu, Mas! Aku tak peduli lagi karena aku akan berjuang untuk putraku sendiri tanpa aku mengabaikannya! $50 ini adalah awal yang baik untuk perjalananku!" batin Nadin dalam hatinya.

Ia sudah bersumpah dalam hatinya untuk tidak memprotes lagi tentang jatah bulanan yang akan diberikan kepadanya, bahkan jika Damar tak memberikan jatahnya sekalipun dia pun tak akan pernah mempermasalahkannya.

Sayangnya, Damar ternyata malah semakin tak tahu diri!

Setelah 2 bulan Damar memberikan nafkah 300 ribu, dia datang dan menyindir Nadine, "Nah, kan? Kamu aja cukup  300 ribu untuk sebulan. Bahkan sekarang ada anak kamu!"

"Lalu apa kabar uang 600 ribu yang selama ini aku berikan kepadamu? Kangan-jangan selama ini kamu suka jajan di luar seperti yang dikatakan oleh ibu, ya?" tuduhnya lagi.

Nadin sudah malas untuk berdebat.

Di pun memilih diam dan mengangguk saja.

Sekarang ini fokusnya kepada putranya sendiri yang diberikan nama Gibran tersebut.

Putranya lebih layak mendapat perhatiannya, kan?

Akan tetapi, keterdiaman Nadine malah membuat Damar bingung.

Tangannya mengepal. Kenapa istrinya itu tak pernah protes?

"Kamu bisu? Kenapa setiap kuajakin ngomong, kamu hanya diam saja?!" teriak pria itu, kencang. Bahkan, dia mengangkat tangan kanannya dan mengarahkannya pada pipi Nadine.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   bab 72

    Ine menatap tajam ke arah Sari, hatinya merasa curiga dengan permintaan maaf dari sahabatnya itu,"Jangan katakan kalau kamu nggak bisa Dateng ya mbak, aku marah nih...!" kata Ine."Maaf...!" jawab Sari sekali lagi tanpa berani melanjutkan kata-katanya yang semakin membuat Ine penasaran dan sekaligus geram."Sudahlah mbak Ine, jangan maksa mbak Sari Dateng kalau emang dasarnya nggak bisa Dateng. Acaranya akan tetap berlangsung meskipun tanpa kehadiran mbak Sari." Kini Nadine yang menyahut."Maafin aku, tdi Damar bilang hari pernikahan kami, maksud saya hari ijab qobul pernikahan kami tepat di tanggal 27 bertepatan dengan acara 7 bulanan Ine...!" Sari menjelaskan dengan menunduk."Bukan keputusan kami Din, tapi itu adalah keputusan dari sesepuh kampungku yng di mintai tolong untuk memperhitungkan hari yang tepat untuk kami...!" lanjutnya penuh rasa bersalah."Apakah tidak bisa di tukar harinya mbak? satu hari saja...!" Ine masih mencoba untuk menego supaya Sari bisa ikut hadir di acaran

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Bab 71

    "Aku tak tahu meski berkata apa, kita jalani saja dulu, jika memang pada akhirnya takdir membawa kita dalam sebuah komitmen, kita bisa apa?"jawab Sari. "Kamu tidak berniat untuk mengingkari takdir kan?"tanya Damar. Sari pun menggelengkan sebagai jawaban atas pertanyaan Damar."Berikan aku waktu, aku pun butuh memahami apa yang terjadi di dalam sini, konyol nggak sih?"kata Sari kemudian. "Tergantung dari bagaimana kamu memandangnya...!"jawab Damar. "Kita ini hanya makhluk, ibaratnya kita ini hanyalah wayang yang siap untuk menerima peran kita, tentu saja tidak mampu untuk menolaknya, siapa pula kita...?"kata-kata Damar terdengar sangat bijak. Setelah itu mereka pun saling pulang ke rumah mereka masing-masing, setelah sebelumnya mereka saling bertukar nomor ponsel. ***** Tak terasa 2 minggu telah berlalu, kini tiba saatnya Nadine dan juga Anan untuk mengambil surat hasil dari pemeriksaan mereka dua minggu yang lalu. Dalam hati Nadine sangat berharap jika hasil tesnya adalah

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Kamu bukan ibu kandungnya Nadine bukan?

    "Kak ih... Aku nggak suka kakak bilang seperti itu...!" kata Nadine merajuk.Anan semakin mengeratkan pelukannya, tapi dalam hati di tak pernah menyesali kata-katanya barusan. Baginya cinta yang dia berikan untuk Nadine adalah cinta tak bersyarat. Cinta yang akan selalu apa adanya dan selalu menerima segala keadaan.Keesokan harinya, Sesuai keinginan Nadine mereka pun memeriksakan diri berdua ke dokter kandungan, jika Anan santai, beda halnya dengan Nadine.Entah mengapa hatinya diliputi rasa was-was yang sangat mendalam, hatinya gelisah karena dia terus terngiang-ngiang kata-kata dari sang suami."Bagaimana jika seandainya aku tak bisa memberikanmu keturunan kak?" Tanya Nadine tiba-tiba."Tak masalah...!" jawab Anan santai."Tapi kakak adalah anak tunggal dari Mama dan Papa...!" perkataan Nadine tak selesai karena di sanggah terlebih dahulu oleh Anan."Dan aku bukanlah seorang pangeran yang wajib memiliki penerus untuk sebuah kerajaan yang di pimpin, ku kira itu cukup untukku jadikan

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Ucapan adalah Do'a

    Melihat Damar berlalu dengan rasa malu yang ditanggungnya membuat Sari sedikit merasa kasihan dan iba, tapi tak di pungkiri nya juga bahwa dirinya juga merasa jengah dengan tingkah absurd dari Nadine tersebut."Mbok ya sadar to mar, tak bisakah dirimu bermetamorfose menjadi lelaki baik seperti yang lainnya? andai kau itu normal seperti lelaki kebanyakan, mungkin aku akan bersedia menjadi pengganti Nadine...!"Batin Sari.Tapi setelahnya Sari pun langsung mengusap dadanya dan beristighfar berkali-kali karena fikiran konyolnya tersebut. setelah itu dia juga memukul-mukul kepalanya karena tak habis fikir bisa memiliki fikiran seperti itu."Sari Sari, kamu itu jangan ketularan tidak waras, Nadine saja dulu sampai tobat yang bukan soto babat menjadi istrinya,lah kok bisa-bisanya kamu memiliki fikiran menjadi istrinya. Eling Sari eling...!" gumamnya kemudian"Tapi kata pak ustadz kemaren, katanya jodoh tak ada yang tahu...!" katanya kemudian seolah membela diri atas pemikirannya tadi.*****

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Laki-laki halu rupanya

    "Cukup saja lah, aku ingin segera menyelesaikan liburan kita, aku sudah rindu sama Gibran...!"kata Nadine sendu saat mengingat sang putra."Kita pulang besok pagi saja ya? di penerbangan awal...!" jawab Anan menanggapi keinginan sang istri.Nadine mengangguk menyetujui keinginan sang suami, dia cukup senang dan lega karena keinginannya langsung di iyakan dan tak di persulit.Pagi harinya, sesuai janji Anan kepada sang istri mereka pun bertolak dengan penerbangan pertama, tujuan yang awalnya ingin langsung ke tempat wisata yang lain berubah haluan dengan menjemput Gibran untuk di bawa turut serta bersama mereka. Anan pun tak merasa keberatan karena ritual bulan madu yang seharusnya di lakukan pun belum bisa mereka lakukan.Sesampainya di kediaman orangtua Nadine, Ibu Liliana dan suami di buat terkejut dengan kepulangan Nadine dan juga Anan yang tak sesuai jadwal."Aretha? kok kalian pulang cepat? ada apa? ada masalah kah?" tanya Ibu Liliana sudah mewakili kebingungan sang suami."Kami

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   bulan madu di tempat yang berbeda

    Akhirnya keputusan diambil untuk berwisata di Kalimantan, sesuai keinginan Nadine mereka berdua akan mengelilingi Kalimantan, dari Kalimantan timur selatan barat tengah dan Utara. Sementara Arkan pun lebih memilih menuruti keinginan sang istri yaitu berlibur ke luar negeri, tempat yang dituju oleh mereka adalah negeri impian Ine untuk dikunjunginya selama ini. Kedua pasang pengantin baru itu sangat bahagia menikmati bulan madu mereka, karena kedua pasang pengantin itu tak melewati masa pacaran, maka pacaran mereka lakukan setelah menikah. dan itu jauh lebih membahagiakan bagi mereka. "Dek aku tidak mau menunda kehamilan, apakah kamu bersedia untuk langsung merencanakan dedek bayi di sini?" tanya Arkan kepada Ine di suatu senja saat mereka berada di bawah menara Eiffel. Ine yang mendengar ucapan dari suaminya tersebut pun tersipu malu, meskipun sekarang Mereka adalah pasangan sah sebagai suami istri, namun Ine masih merasakan malu yang tak terkira jika dirinya membahas masalah inti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status