Pesan MenyapaFarah, tak bisa tidur. Ia terus saja memperhatikan wajah Raka, jika di lihat wajah suaminya memang tampan dan masih sanggup memikat wanita."Tak mungkin Bang Raka, ada main sama wanita lain!" gumam Farah, ia yakin jika Aisyah, sengaja menganggu suaminya.***Gita terbangun, dia mimpi buruk. Dengan cepat Gita turun dari ranjang, dan berjalan menuju kamar Ibunya."Bu," ujar Gita sambil menyalakan saklar lampu kamar."Syukurlah, hanya mimpi buruk." ucap Gita lirih, mengelus dadanya. Ia bermimpi jika sang Ibu meninggal dan terasa sangat nyata. Gita berjalan mendekati Ibunya, ia mengusap lembut rambut sang Ibu. "Ibu, Gita harap Ibu bisa berubah sebelum terlambat." ucap nya lirih dan tak tahan menahan tangis. Gita takut, ia amat takut Ibunya pergi sebelum ia belum berubah. Gita masih ingin melakukan banyak hal, dan bisa membuat Ibunya bahagia menggunakan uang hasil jerih payahnya sendiri.~~~~~Gita, menata kembali pakaian yang tadi di lihat oleh pembeli."Gimana, kamu betah
Pindah Depan RumahMata Farah menyipit kearah depan rumahnya, tampak ada tetangga baru yang menempati rumah di depan itu. Beberapa orang sibuk hilir mudik masuk keluar rumah, Farah bisa melihatnya karena pagar rumah itu terbuka.Rumah itu cukup besar, namun sudah 1 tahun kosong dan kini sudah di tempati seseorang. Tampak Stella, berjalan keluar dari dalam rumah besar itu.Stella berjalan mendekati Farah, saat melihat adik iparnya itu berada di depan rumah. "Gak ke toko, Far?" tanya Stella, menghampiri nya."Hari ini gak Mbak, oiya itu tetangga baru pindahan ya?" tanya Farah, menoleh kearah, Stella."Iya, dia teman arisanku namanya Aisyah, janda tapi sekarang sedang hamil!" jawab Stella.Mata Farah membulat sempurna, saat Stella mendengar nama, Aisyah. Seperti nama perempuan yang menganggu suaminya, atau mungkin dia adalah orang yang sama."Sedang hamil, mukanya putih dan makeup menor?" ucap Farah."Ya, kamu kenal dia?" sahut Stella dan duduk di tepian teras rumah, Farah. "Dia itu wa
Di Bela AzmiStella, menuju rumah Atikah. Ia kebetulan berjalan kaki dan melewati rumah Farah, tampak adik iparnya itu sedang memfoto beberapa tanamannya. Farah memang mengoleksi tanaman hias, ia juga menjual tanaman itu."Mau kemana, Mbak?" sapa Farah, saat melihat Stella, berjalan mendekati nya."Ke rumah Atikah, dia hari ini kan ada acara 7 bulan," jawab Stella, yang justu belok ke rumah Farah. "Oh, Mbak di suruh sama dia kesana ya?" tanya Farah, mengajak Stella duduk di bangku yang terletak pada teras rumah. "Iya, semalam dia minta aku datang. Kamu gak di undang ya?" tanya Stella, padahal ia sudah tahu jika Aisyah, tak mau Farah datang. "Enggak Mbak, di kan slek sama aku. Lagian dia itu nampak banget mau godain suamiku, gak mau juga aku datang walaupun di minta," jawab Farah, blak-blakan."Iya loh, aku rasa dia memang genit sama Raka. Masa semalam dia bilang sama aku suruh ngajak Raka, tapi gak aja kamu," ujar Stella, tak tahan lagi membicarakan tingkah absurd, Atikah. "Kan da
Apakah jodoh Gita?Penampilan Syakila, sangatlah berbeda. Ia menggunakan dress mini berwarna pink dusty di lengkapi sneakers. Rambutnya yang terurai dengan warna ash grey, dan riasan yang natural. Syakila, memegang tangan pria itu dengan manja. Pria itu mengecup pipi Syakila, di depan umum. Mereka tampak tidak merasa malu, mengumbar kemesraan di depan umum. "Dia siapa?" pertanyaan Anna, mengangetkan Gita, yang seksama memperhatikan Syakila."Bukan siapa-siapa, Mbak!" sahut Gita, dan mengalihkan pandangannya. "Tapi kamu kayak kenal, dari tadi merhatiin terus," ucap Anna, sembari menyiapkan ayam goreng ke mulutnya. "Nanti aku ceritain di rumah," jawab Gita, dan menyeruput minuman yang ia pesan tadi. "Ya udah, sekarang kamu makan dan setelah ini kita langsung pulang," ujar Anna, melanjutkan menikmati makanannya. Gita, merasa gugup. Ia takut Syakila menyadari keberadaannya. Sesekali ia melirik ke arah Syakila, namun seperti nya ia tak menyadari kehadiran, Gita. Setelah menikmati ma
Farah mengintip, dari balik gorden jendela kamarnya. Ia melihat Atikah, sedang memohon agar ia tak pergi dari rumah itu. Namun, suaminya mengancam akan menceraikan Atikah, jika ia tak mau patuh."Kamu ngapain, Far?" tanya Raka, berdiri di belakang Farah. Iya menggeleng melihat kelakuan sang istri, yang sesekali tertawa kecil."Lagi menyaksikan drama rumah tangga, wanita gatal itu!" sahut Farah, dan masih asik melihat, Atikah.Raka ikut mengintip, ia turut tertawa melihat Atikah, yang di marahi oleh suaminya. "Tapi kok, dia gak pergi sih Bang, dari sini? Itu suaminya pergi sendiri?" ujar Farah, saat menyaksikan kejadian itu. "Iya, kenapa dia gak di ajak pulang ya?" Raka, juga merasa heran karena melihat pria plontos itu masuk kedalam mobilnya sendiri dan pergi."Lebih baik kita tidur dan tak usah memikirkan ulat bulu itu!" seloroh, Farah.**Keesokan paginya, bell pintu rumah Farah, bebrbunyi berulang kali. Sepertinya tamu itu tak sabaran, menunggu sang tuan rumah membukakan pintu.
Hari pernikahan Gita, dan Azmi di langsungkan hari ini. Pesta di langsungkan dengan meriah. Karena orangtua Azmi, menggelar pesta yang megah untuk resepsi anak bungsunya. Pagi hari, Azmi mengucapkan ijab kabul di sebuah masjid. Penghulu yang menjadi wali Gita, ia sudah mencari keberadaan Junaedi sang Ayah kandung, namun tidak ketemu. Akhirnya Gita, pasrah. Azmi mengucapkan ijab kabul begitu lancar hingga saksi berkata "Sah" dan Gita kini resmi menjadi istri dari, Azmi. Dahlan, terharu melihat, Gita. Putrinya telah banyak berubah dan mendapatkan jodoh insyaallah, baik untuknya. Retno, menyaksikan ijab kabul itu dengan duduk di kursi rodanya. Air matanya mengalir, mungkin dia merasa bahagia dengan pernikahan sang putri. Semenjak Gita, memperkenalkan Azmi, pada Ibunya. Sikap Retno, berubah. Ia selalu menurut dan tak berontak lagi saat makan, dan tak pernah mengamuk. Bahkan Retno, rajin beribadah.**Usai resepsi, malam itu Azmi, mengajak Gita ke rumah yang akan mereka tempati. Ru
Season 2"Sudah empat tahun kamu menikah dengan Gita. Namun tak kunjung mendapatkan anak!" ujar Yasmine, Umi Azmi."Umi, jangan membahas persoalan ini terus. Kasihan Gita jika ia mendengarnya," jawab Azmi. Sudah berulang kali Uminya membahas hal yang sama, tentang Gita kapan hamil."Umi, sudah tidak sabar menimang cucu! Kamu tidak paham perasaan Umi." ungkap Yasmine."Ibu kan sudah mempunyai cucu dari Kak Irwan," "Tapi, Ibu mau juga mendapatkan cucu darimu, Azmi!" Yasmine, bersungut karena jawaban Azmi selalu sama. Dia adalah anak kesayangan Yasmine, dia ingin Azmi segera mempunyai anak, Yasmine, sebenarnya adalah istri kedua. Istri pertama suaminya sudah meninggal dan Firdaus suaminya menikah lagi, dengannya. Selama menikah dengan Firdaus, Yasmine mempunyai anak yaitu Azmi. Anaknya satu-satunya selama pernikahan mereka, sedangkan Kakak Azmi, adalah saudara beda Ibu. Yasmine, ingin Azmi mendapatkan setengah kekayaan sang suami. Firdaus akan memberikannya dengan syarat Azmi harus me
Aku Menolaknya!Julian memberikan amplop berwarna coklat pada wanita tua itu, yang ia ambil dari kantong celananya. Namun, setelah memberikan amplop itu ia langsung mencium punggung tangan wanita tua dan sepertinya akan pulang. Mobil Julian, melaju pergi meninggalkan rumah itu. "Far, suamiku beri nenek itu uang. Ada hubungan apa mereka ya?" ujar Stella, khawatir. Ada banyak pertanyaan yang bersarang di benaknya. "Kita datangi saja ruma nenek itu, dan menanyakan ada apa di antara mereka. Dari pada Mbak penasaran." saran Farah.Stella mengangguk menyetujui saran Farah. Mereka berdua menghampiri rumah itu, pagar rumah itu juga tidak di gembok dan mudah di buka. Jadi Stella dan Farah bisa masuk halaman rumah itu dengan mudah. "Assalamualaikum..!" seru Stella sembari mengetuk pintu rumah wanita tua.Tak ada sahutan dan tanda-tanda seseorang membukakan pintu. Stella kembali mengetuk kedua kali dan berkali-kali hingga akhirnya pintu terbuka. "Siapa kamu!" Stella terkejut saat melihat