Share

Dua puluh delapan

Ibu menarik tanganku dan mengajak masuk tanpa peduli dengan Mbak Vita yang sedang mengoceh di depan. Namun, ternyata Mbak Vita dan ibunya juga ikut masuk ke rumah itu dan tidak mungkin kami akan menahannya.

"Bu, beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan anak perempuan ibu ini di sebuah toko yang sangat besar dan ibu tahu apa yang dia bilang sama saya?" tanya Bu Hilya.

Ibu menggeleng.

"Asty bilang kalau toko itu miliknya padahal toko itu sangat besar dan menyediakan aneka kebutuhan rumah tangga dan memiliki beberapa pegawai. Tidak mungkin itu toko suaminya, kan, Bu?" cetus Bu Hilya seraya duduk di samping Mbak Vita.

Aku, ibu, dan Mas Ubay saling berpandangan.

"Maaf, ya, Bu. Biarkan anak dan menantu kami ini istirahat karena mereka berdua baru saja menempuh perjalanan yang sangat jauh. Mereka pasti kelelahan. Ibu ambilkan minum dulu, ya, As," ucap Ibu.

Wanita yang selalu kurindukan pelukannya itu hendak menuju ke dapur, tetapi aku menahan tangannya dan menggeleng, "Ibu duduk sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status