Share

Dua puluh sembilan

Hari masih pagi, tetapi suasana di rumah ibu sudah ramai oleh anak-anak. Aku tidak bisa berbuat banyak. Mereka ini adalah anak dari kakakku atau cucu ibu sendiri

Syafa yang usianya sudah tujuh tahun dengan mudah mengambil dua buah gelas lalu mengambil en*rgen dari dalam lemari dan menuangkan isinya, tanpa kesulitan gadis kecil itu menuang air panas yang baru saja kumasukkan ke dalam termos.

Bocah berambut ikal itu mengambil satu gelas untuknya dan satu gelas untuk sang adik, "tunggu sebentar, ya, Dek. Masih panas banget ini."

Kedua kakak beradik anak Mbak Sindi itu duduk di kursi sembari menunggu minuman yang masih mengepulkan asap itu menjadi dingin. Sesekali Syafa--sang kakak mengambil sendok untuk mencicipi minuman itu.

"Setiap hari mereka pasti datang ke sini untuk minum ene*gen bersama ibu." Ibu menjelaskan tanpa kuminta. Ia memberiku isyarat untuk membuatkan minuman juga untuknya.

Aku melaksanakan perintah ibu, menuang serbuk sereal lalu menambahkan air panas dan menyuguhkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status