Share

Dua puluh tujuh

Rasa gelisah yang kurasakan saat ini lebih parah dari pada tadi saat mereka tidak mau mengangkat teleponku. Buat apa Mbak Vita telepon kalau pada akhirnya tidak mau video call. Aku hanya ingin mendengar dan melihat ibu untuk memastikan kalau ibu baik-baik saja. Apakah aku lebay jika saat ini begitu mengkhawatirkannya?

Ponselku kembali berdering, tetapi aku sudah malas untuk mengangkatnya. Takut kalau menjadi korban PHP lagi. Namun, nada dering kembali berbunyi. Aku melirik dan melihat nama Mbak Vita di layar. Kugeser tombol gambar telepon meski kali ini sudah tidak bersemangat seperti tadi.

"Halo, As. Maaf tadi ponselku mati karena habis baterai. Seharian ini aku asyik main dengan alat ini sampai lupa ngapa-ngapain. Nggak masak, nggak mandi, sampai-sampai dimarahin sama Mas Danang. Maklum lah, ya, hape-nya baru, canggih lagi, mana mungkin aku bisa lepas dari hape ini meski hanya sedetik saja. Jangan heran kalau aku hanya akan berhenti saat habis baterai saja." Mbak Vita begitu bersem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status