Beranda / Romansa / Bidadari Surga Milik CEO / Bab 129. Menangis jika Bicara. 

Share

Bab 129. Menangis jika Bicara. 

Penulis: Ucing Ucay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-18 09:54:12

Karena tak boleh dikunjungi banyak orang meskipun sudah dipindahkan di bangsal perawatan, Dokter melarang lebih dari dua orang yang bisa menemui Ghina.

Siapapun yang mau memastikan keadaan wanita itu harus dilakukan secara bergantian.

Ini demi kenyamanan pasien dan proses pemulihannya.

"Masuklah saat Papa keluar," ucap Calvin, memberi kesempatan lebih dulu pada Kila yang sejak tadi menunggu dengan gelisah.

"Mari lakukan bersama." Kila membalas, suaranya serak. "Aku mungkin tidak akan bisa tahan melihat Bunda dalam keadaan seperti itu bila sendirian."

Mendengar Kila yang tidak percaya diri akan tegar selama berada di dalam, Calvin akhirnya menyetujui.

Namun sebelum masuk, ada yang ingin Calvin sampaikan. Sebuah pengalaman yang membuatnya banyak belajar.

"Hapus air matamu. Melihat putrinya menangis hanya akan menyulitkan Bunda." Calvin menyampaikan hal itu dengan tenang, melalui pendekatan terbaik yang ia berikan.

Satu tangannya terulur, menghapus jejak bening yang tetinggal di pipi san
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 161. Cinta dari Anak-anak. 

    Melihat Zalman dan Kila yang nampak asik menghabiskan waktu dengan berbincang bersama, Calvin yang juga sibuk sejak tadi mendekat.Keringat di kening membuatnya terlihat seksi, cool. Tidak perlu usaha untuk membuat Calvin menjadi idaman."Sedang mengobrol apa?" tanya lelaki berparas menawan, Zalman dimasa muda. "Ajakin, dong!"Kila buru-buru menyahut, ia sampai berdiri karena panik Zalman buka suara."Jangan bongkar rahasia kita, Pa! Jangan coba-coba memberitahu Bang Calvin sekecil apapun informasinya!" telak, seolah mengumumkan bahwa itu hanya soal mereka berdua, Kila begitu cekatan.Calvin yang disudutkan dan tak dipihak siapapun mengerutkan keningnya. "Ih, kok gitu?"Zalman hanya terkekeh geli.Lama mereka mengobrol hal yang hanya dipahami oleh kakak beradik itu, sebelum Calvin mendadak membahas sesuatu yang serius."Calvin punya sesuatu, Pa," kata putra sulung Zalman tersebut. "Sebenarnya, mau dikasih nanti. Tapi karena ingatnya sekarang, jadi sekarang aja."Kila juga ikut menyima

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 160. Matahari Tenggelam. 

    Hari beranjak sore, matahari yang semula gagah berani berdiri di langit, perlahan turun.Tenggelam di balik laut, perairan yang begitu tenang.Zalman yang kelelahan merapihkan, mengunjal, menata barang-barang memilih mengistirahatkan diri di bangku kayu yang dirinya dan Calvin buat sesaat lalu."Hari yang sangat panjang.""Saya akan coba untuk tidur dan beristirahat semenit saja," gumamnya, meracau tak jelas.Kala matanya hendak terpejam, suara langkah kaki yang mendekat mengurungkan niatnya."Pa, aku bawakan olahan minuman dingin!" Kila memberi kejutan, membuatkan sesuatu yang sejak tadi memang begitu Zalman butuhkan.Pria yang dipenuhi keringat sehabis bekerja itu segera membuka mata, bangkit. Sempat merintih sedikit karena merasa di beberapa bagian ototnya mendadak kaku."Minuman dingin?" ulang Zalman, berbinar excited. Mata dan mulutnya terbuka secara bersamaan. "Kamu yang buatkan?"Kila mengangguk bangga, melengkungkan senyum cerahnya. "Minuman ini akan mengisi ulang energi Papa

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 159. Perpisahan Di Bandara. 

    Aldi masih mencoba untuk menunggu balasan dari pesan yang beberapa satu lalu ia kirimkan. Matanya tidak berpaling sedikitpun dari ponsel. Kalau-kalau ia melewatkan detik berharga dimana Kila menelponnya.Namun naas, sepertinya tidak akan ada yang berubah dari tanda centang biru yang nampak di layar. Tidak pula ada panggilan masuk padahal Aldi telah menanti dengan sabar."Kenapa nggak dibalas, ya?""Kila sudah membaca pesannya, tapi dia sama sekali nggak memberi tanggapan apa-apa.""Apa ini berarti dia nggak mau gua tau lebih banyak? Soal kabar keluarganya, jangan-jangan dia memang sengaja merahasiakan hal ini?"Menyadari bahwa keberadaannya mungkin saja tidak diingankan oleh gadis itu, bila memaksa bertemu, membuat Aldi merenung lama.Jantungnya berdebar kencang, namun ia tak punya kuasa. Bagaimana mengusir gelisah yang menghimpit dadanya saja sudah membuatnya kewalahan."Padahal kami sudah berjanji antara satu sama lain untuk mengatakan segalanya dan nggak merahasiakan apapun.""Kena

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 158. Menunggu yang Tak Hadir

    "Aldi mengatakan sesuatu padamu, Bang?"Kila memberanikan diri untuk bertanya kepada orang yang sebelumnya ingin ia makan hidup-hidup, si menjengkelkan Calvin.Cukup lama, Calvin masih terus fokus menyetir mobilnya. "Nggak ada. Aldi mengabari kalau sempat mampir ke rumah, pas banget waktu kita berangkat.""Abang bilang hari ini kita memutuskan untuk pindah dan memulai hidup baru. Abang pikir kamu sudah ceritakan soal itu ke Aldi, tapi rupanya dia nggak tau."Kila menunduk, menghela napas berat. "Aku nggak bilang apapun mengenai masalah kita ke Aldi, Bang."Calvin mengangguk, merapatkan bibir. "Dia pasti kecewa karena terlambat tau."Kata-kata Calvin sukses membuat fokus Kila tertarik padanya."Bukan pengalaman yang menyenangkan ketika dua orang sudah seringkali berbagi banyak hal, tetapi tiba-tiba mendadak merahasiakan sesuatu untuk satu sama lain," lanjut Calvin.Mata Kila berkaca-kaca, penyesalan semakin besar menghimpit hatinya. "Jadi, apa menurut Bang Calvin, yang aku lakukan ini

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 157. Murungnya Kila 

    Zalman mengusap permukaan pipi istrinya. Kemudian mengharumkan tangannya melewati pundak Ghina.Mereka sedang menyaksikan beberapa barang diangkut ke mobil yang jauh lebih besar. Untuk nantinya dipindahkan ke tempat hunian baru."Sayang," panggil Zalman, berbisik tepat di samping telinga Ghina.Ghina mendongak sedikit, "Heum?""Saya sangat penasaran terhadap sesuatu.""Soal apa, Mas?""Kamu terlihat begitu tenang dan tidak keberatan, sejak tadi. Jujur saja, saya bingung dengan sikapmu ini," ungkap sosok di belakang wanita itu.Kali ini, balik Ghina yang kebingungan dengan pernyataan yang ditujukan kepadanya. Mencoba mengarahkan kepalanya ke belakang agar dapat beradu pandang dengan Zalman."Aku? Kenapa soal sikapku?""Jika sedih, kecewa, atau marah, kamu tidak harus menyembunyikannya. Kamu cukup bilang pada saya, itu rasanya jauh lebih baik," permintaan khusus itu diberikan.Zalman meminta Ghina meluapkan emosi alih-alih memendamnya. Ia tahu, perasaan sedih itu tidak mungkin bisa dihi

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 156. Kegagalan Zalman.

    Kila melangkah maju, menuju tempat Soraya berdiri. Wajahnya puas, seperti menemukan keajaiban di tengah kondisi gentingnya."Apa aku tidak salah dengar?" Gadis itu memastikan sekali lagi, "Apa artinya, aku bisa ikut kedua orang tuaku?"Soraya menyilangkan tangannya di depan dada, mengedipkan sebelah matanya, lalu tersenyum puas. "Tentu. Sudah kubilang persoalan ini bisa kutangani dengan mudah."Zalman yang penasaran langsung bertanya, "Kamu dapat solusinya, Ra? Tapi bagaimana bisa?""Anda adalah orang yang dihormati oleh para staff akademik di sekolah Kila, Pak Zalman." Soraya mengutarakan itu bukan hanya karena keteguhannya.Melaikan, juga berkat apa yang telah Zalman beri selama ini. Membantu banyak orang, kini berbuah manis."Mereka mengatakan akan memberi bantuan agar Kila tetap bisa menjalani ujian akhir di sekolah yang berbeda," ujar Asissten Zalman, binar matanya menandakan ia juga ikut senang.Ghina menghela napas lega, "Syukurlah. Jika memang benar begitu, aku tidak perlu lag

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status