Chapter: Bab 8. Padam Tiba-Tiba.Manik hitam yang tiba-tiba terbuka dan mengejutkan Zara berhasil menghipnotisnya. Arham terbangun dan langsung menunduk, wajahnya kini sangat dekat dengan wajah Zara.Wajah pria yang ada di depannya membuat Zara menahan napasnya.Tangan Arham menyentuh kening Zara, memastikan kalau calon istrinya itu sudah tidak panas lagi. Dan benar dugaannya. Suhu di kening gadis itu sudah tidak tinggi dalam arti lain sudah normal. Tapi bukan hanya kening yang Arham sentuh, leher jenjang Zara pun ikut dia periksa. Normal juga."Kamu sudah tidak pusing?" tanya Arham."Gak, Mas." Zara hendak bangun tapi Arham menahan pundaknya, hingga Zara kembali keposisi semula, di pangkuan Arham.Siapa sangka tiba-tiba pria itu menarik dagu lancip Zara hingga bibirnya terbuka sedikit kemudian mencium bibir ranumnya dengan lembut, awalnya, lama kelamaan ciuman itu menjadi menuntut.Arham mengerang ketika Zara tidak membalas tautan indra mengecapnya yang menerobos masuk lebih dalam lagi. Pertama Zara bingung harus ba
Huling Na-update: 2023-10-10
Chapter: Bab 7. Merawat ZaraZara menolak lagi ajakan Arham."Aku sudah minum obat, Mas. Istirahat sebentar lagi juga sembuh," ucap Zara menolak ajakan calon suaminya ke rumah sakit.Arham menghela napas pendek, pasrah."Baiklah, tapi kalau nanti sore tidak turun juga panasnya, aku akan gendong kamu ke rumah sakit," ancam Arham.Zara terkekeh, "Iya, iya.""Kamu sudah makan?" tanya Arham.Kepala Zara menggeleng pelan."Bagaimana mau sehat kalau makan aja belum!" singgung Arham.Pria itu melepas jas dan dasi yang melekat di tubuhnya. Menggulung tangan panjangnya hingga ke lengan membuat Zara terpesona dengan penampilan Arham."Tunggu sebentar di sini, saya akan buatkan kamu bubur," titah Arham."Mas mau masak? Bisa?""Kamu meragukan saya?"Arham langsung keluar kamar, menuju ke dapur. Sedikit kesulitan karena dia tidak hapal dimana Zara menyimpan alat-alat masaknya.Dengan tubuh yang masih lemas Zara menguatkan diri untuk keluar kamar, melihat apa yang Arham lakukan jangan sampai pria itu membakar unit apartementn
Huling Na-update: 2023-08-31
Chapter: Bab 6. Zara SakitMenikmati lumatan bibir Arham yang memabukan, Zara terlena hingga akhirnya dia menyadari sesuatu. Pria yang saat ini tengah menciumnya bukan miliknya melakukan milik wanita lain, meski dia adalah peran pengganti tetap saja Arham milik Gina bukan dirinya.Sekuat tenaga Zara mendorong tubuh Arham hingga pria itu melepas tautan bibirnya."Kenapa?" tanya Arham, serak."Sudah malam, Mas, aku harus pulang," kelit Zara.Arham menggedikan kedua pundaknya, "Kamu bisa menginap di sini malam ini, Sean dan ibu pasti senang."Zara menggigit bibir bawahnya, berpikir sesaat hingga akhirnya di menjawab lewat gelengan kepalanya."Besok aku ada kelas, Mas. Dan dosennya galak kalau aku gak masuk nanti aku gak lulus mata kuliahnya." Entah dari mana ide bohong itu, karena kebohongannya membuat perannya hampir terbongkar."Sejak kapan kamu kuliah?" tanya Arham menyelidik, matanya memincing tajam.Zara menelan saliva-nya melihat tatapan Arham seperti itu."Kamu terlalu sibuk, aku sampai tidak ada waktu membi
Huling Na-update: 2023-08-25
Chapter: Bab 5. Perubahan Sikap "Mas Arham," gumam Zara pelan."Apa yanng kamu lakukan di sini, Gina?""Heum, a-aku tadi kebetulan lewat dan lihat taman di sini cantik sekali," jawab Zara takut-takut.Mata Arham menyipit, "Sejak kapan kamu suka bunga?" selidiknya."Aku memang suka bunga, kamu saja yang tidak tahu," kelit Zara seraya membuang pandangannya asal."Kamu di cari ibu, ada yang mau dia bicarakan," ujar Arham memberitahu Zara bahwa calon mertuanya mencari dirinya.Zara mengangguk dan dia pergi lebih dahulu lewat depan Arham begitu saja. Pria itu menghela napas panjang setelah Zara berlalu. Dengan kedua tangan di dalam saku celana dia mengekor Zara."Ini dia calon menantu, Ibu, kamu gak nyasar kan?" seru Lusi ketika Zara datang bersama Arham."Maaf, Bu, tadi aku lihat taman belakang, bunganya cantik-cantik," jawab Zara.Lusi dan Arham saling tatap, keduanya bingung dengan perubahan sikap Gina, tidak seperti biasanya wanita itu peduli dengan sekelilingnya. Biasanya taman itu mau berbunga atau tidak Gina tidak
Huling Na-update: 2023-08-08
Chapter: Bab 4. Hari PertamaGina sudah pergi bersama kekasihnya, Zara sendiri yang mengantar sampai ke Bandara.Jujur pria yang bersama Gina tadi cukup tampan dan gagah, apakah dia lebih baik dari pria bernama Arham? Mengapa Gina lebih memilih Anton dari pada Arham?TIN!!!bunyi klakson mobil di belakang Zara membuyarkan lamunan gadis itu. Dia langsung menjalankan mobilnya karena lampu lalu lintas sudah berubah warna menjadi hijau.Zara kembali fokus menyetir tujuannya adalah rumah pria yang bernama Arham itu.***Menurut peta online dia sudah berada di titik yang tepat. Perlahan Zara melajukan mobilnya di tepi jalan karena yang sejak tadi dia lihat hanya tembok berlapis tanaman merambat."Dimana gerbang rumahnya ya?" gumam Zara di balik kemudinya.TIN!!!Zara tersentak, kaget. Ini kedua kalinya gadis itu dikejutkan karena bunyi klakson mobil. Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti didepannya.Kemudian, seorang pria bertubuh tinggi gagah keluar dari mobil mewahnya dan menghampiri mobil Zara.Tok! Tok! Tok!
Huling Na-update: 2023-08-04
Chapter: Bab 3. Perjanjian Hitam Di Atas Putih"Tanda tangan di sini."Gina menyodorkan sebuah kertas bermaterai berisi surat perjanjian dirinya dan Zara.Perlahan Zara membaca setiap pasal yang tertera di sana.Pasal satu tertulis kalau Gina sebagai pihak pertama akan membiayai pengobatan dan perawatan Eyang Ajeng hingga sembuh di rumah sakit.Pasal kedua tertulis Zara sebagai pihak kedua menggantikan posisi Gina dalam waktu yang tidak di tentukan, dalam arti jika Gina ingin kembali maka perjanjian tersebut selesai dan Zara bisa kembali ke jatidirinya. Akan tetapi, dia tetap membiayai pengobatan dan perawatan Eyang Ajeng sampai sembuh.Kedua pasal tersebut sudah cukup untuknya. Zara langsung membubuhi tanda tangannya di atas materai."Terima kasih." Gina tersenyum lebar, memasukan kembali surat perjanjian itu kedalam tasnya."Kamu bisa kembali ke rumah sakit, cari seseorang yang bisa kamu andalkan untuk merawat nenek kamu. Karena saya tidak mau penyamaran kamu terbongkar karena wara wiri ke rumah sakit," terang Gina menjelaskan.
Huling Na-update: 2023-08-02

CEO Tampan Mencari Istri Salihah
Akash Zimraan punya segalanya—wajah tampan, kekayaan berlimpah, jabatan CEO, dan deretan wanita cantik yang rela mengantri hanya untuk sekadar dilirik. Tapi di tengah gemerlap dunia, hatinya terasa kosong. Ada suara masa lalu yang terus memanggilnya—lantunan merdu ayat suci yang dulu dibacakan sang ibu, sebelum ia pergi untuk selamanya.
Di bulan Ramadhan yang suci, takdir mempertemukannya dengan Ahmed, seorang pengusaha dermawan yang memintanya membangun pesantren. Dari sanalah pertemuan itu terjadi—dengan Innara, gadis berhijab lembut yang suaranya mengaji mirip sang ibu. Untuk pertama kalinya, Akash jatuh cinta. Bukan pada rupa, tapi pada cahaya keimanan.
Namun, jalan menuju perubahan tak pernah mudah. Akash harus menghadapi keluarga angkat yang menolak keputusannya, ujian keimanan yang berat, dan pria lain yang berusaha merebut hati Innara dengan cara licik. Saat semuanya nyaris hancur, hanya kesungguhan hati dan keikhlasan yang mampu menyatukan cinta dalam ridha Ilahi.
Apakah cinta yang lahir dalam sujud dan air mata itu akan menemukan takdirnya?
Sebuah kisah tentang hidayah, cinta, dan perjuangan menjadi hamba yang lebih baik.
Basahin
Chapter: Bab 57. Harapan Besar. Esok Paginya, Langit masih gelap saat Akash sudah bersiap meninggalkan rumah. Udara pagi yang dingin menggigit kulit, tapi pikirannya jauh lebih penuh dari itu. Ia belum sempat menyentuh sarapan. Ada hal lain yang lebih mendesak baginya hari ini.Alih-alih langsung ke kantor, langkahnya membawanya ke tempat yang sudah lama jadi pelariannya—Masjid kecil di sudut kota, tempat di mana ia biasa mencari ketenangan dan menuntut ilmu agama dari seorang guru yang ia hormati: Ustaz Ali.Akash tiba tepat setelah salat Subuh. Cahaya lampu masjid masih temaram, dan suasana hening menyelimuti ruangan yang mulai kosong, menyisakan beberapa orang yang khusyuk berdzikir.Ia melihat sosok Ali sedang duduk bersandar di salah satu tiang masjid, wajahnya damai. Akash melangkah pelan menghampirinya."Assalamualaikum, Guru," sapa Akash penuh hormat."Waalaikumsalam, Akash. Tumben pagi-pagi sekali sudah ke sini. Ada apa?" tanya Ali sambil tersenyum, sedikit terkejut melihat muridnya yang satu itu.Akash me
Huling Na-update: 2025-06-19
Chapter: Bab 56. Belajar Ilmu BaruSemua langsung membetulkan posisi duduknya. Beberapa wajah tegang, beberapa lainnya sudah mulai membuka laptop masing-masing. Tidak ada yang berani protes, karena mereka semua tahu gaya kerja Akash yang keras namun selalu berhasil."Baik, saya akan bentuk tiga tim utama. Tim A urus dokumen dan legalitas, dipimpin sama Tania. Tim B desain dan konsep teknis, dipimpin Reza. Tim C handle RAB dan kebutuhan IT, gue sendiri yang mantau. Setiap tim wajib update dua kali sehari ke saya dan Rashid. Jelas?""Jelas!" jawab mereka serempak."Kalau gak bisa kerja dengan ritme seperti ini, silakan keluar dari proyek ini sekarang juga," ucap Akash dingin. Tidak ada yang bergerak. Semua diam.Rashid menahan senyum. Ia tahu meski gaya bicara Akash terdengar seperti menggertak, tapi itu yang justru membuat tim mereka bisa mengalahkan kompetitor berkali-kali di proyek besar."Oke, kalau gak ada pertanyaan, bubar. Tapi kerja mulai malam ini. Kalian bisa pakai ruang rapat atau ruang tim bawah."Semua mulai
Huling Na-update: 2025-06-19
Chapter: Bab 55. Pesan yang Mendebarkan HatiDi mobil yang melaju kencang, ponsel Akash yang terletak di konsol tengah menyala. Notifikasi pesan muncul di layar. Ia sempat melirik sekilas dan membaca nama pengirimnya.Innara.Namun dia tidak membukanya.Bukan karena tidak peduli. Tapi karena dia tahu, kalau dia terlalu lama memikirkan pesan itu sekarang—ia tidak akan bisa menjaga fokusnya di jalan. Dan lebih dari itu, dia tidak ingin menyentuh sesuatu yang belum siap dia mengerti.Waktu menunjukkan hampir pukul dua siang.Dia harus tiba di kantor sebelum pukul tiga. Jadwal rapat dengan tim sudah ditetapkan sejak pagi. Tapi kejadian mogok tadi membuat semua jadi mundur. Akash tidak menyesal telah membantu. Baginya, keselamatan dan rasa tanggung jawab lebih penting dari sekadar ketepatan waktu.Namun tetap saja, ada ketegangan yang tertahan di dada. Kombinasi antara adrenalin karena menyetir cepat dan denyut asing yang belum lama ini mulai tumbuh—setiap kali nama Innara terlintas di pikirannya.Ia kembali menatap lurus ke jalan to
Huling Na-update: 2025-06-19
Chapter: Bab 54.Tragedi Mobil Mogok. Dalam Perjalanan PulangDi dalam mobil, Akash menyandarkan tubuhnya sejenak pada jok kulit, lalu memasang bluetooth earphone di telinga kanannya. Jari-jarinya cepat menekan layar ponsel, menghubungi satu nama yang muncul paling atas: Rashid.Bukan untuk ngobrol basa-basi. Dia butuh laporan—tepatnya soal aanwijzing tender raksasa yang pagi tadi dihadiri Rashid mewakili perusahaannya.Sambungan tersambung."Hallo, Bos?" sapa Rashid dari seberang.“Gimana tadi?” tanya Akash langsung ke pokok pembicaraan.“Lancar,” jawab Rashid cepat, “Lo di mana sekarang? Udah kelar tuh acara pesantren?”“Di jalan pulang. Dua jam lagi sampai. Siapin rapat dua jam dari sekarang.”“Hah? Gila lo, Bro! Nggak capek? Besok pagi aja lah, waras dikit napa.”“Nggak, nggak! Gue mau bahas sekarang. Besok pagi semua tim tinggal eksekusi proposal tender itu. Jangan banyak alasan.”Belum sempat Rashid membalas, Akash sudah lebih dulu memutus sambungan. Ia mendesah pelan, pandangannya mengarah ke depan. Mobilnya baru s
Huling Na-update: 2025-06-19
Chapter: Bab 53. Pondasi PertamaInnara menangkap isyarat dari sang ayah yang memberikan kode halus padanya. Tanpa membuang waktu, ia segera membisikkan instruksi kepada pembawa acara untuk memulai rangkaian kegiatan hari itu.***Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.Bismillahirrahmanirrahim.Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,Marilah kita bersama-sama mengucap syukur yang tak henti kepada Allah SWT,Karena atas izin dan rahmat-Nya, kita diberi kesempatan untuk hadir dalam acara yang mulia ini.Semoga kehadiran kita di sini membawa berkah, rahmat, serta ampunan dari Allah SWT.Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, wassholatu wassalamu ‘ala asyrofil anbiya’i wal mursalin, wa ‘ala aalihi wa ashabihi ajma’iin. Amma ba’du.Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,beserta keluarga dan para sahabat beliau yang setia.***Acara demi acara berlangsung dengan lancar dan penuh khidmat. Setiap rangkaian berjalan sesuai r
Huling Na-update: 2025-06-19
Chapter: Bab 52. Acara di PondokAkash POVRasanya baru saja aku memejamkan mata, lalu tiba-tiba ponselku berdering, memecah mimpiku... mimpi yang membuat jantungku berdetak tak karuan.Innara.Dia muncul dalam mimpiku, begitu nyata, begitu hidup. Setelah makan malam bersama, dalam mimpi itu kami pulang ke sebuah rumah. Entah rumah siapa—aku tak begitu ingat—tapi suasananya hangat, seperti rumah yang sudah kami tinggali bertahun-tahun bersama.Lalu ... kami tenggelam dalam keintiman.Batas-batas antara benar dan salah kabur dalam kabut hasrat yang begitu menguasai. Aku tahu ini mimpi, tapi sensasinya begitu riil, seolah tubuhku benar-benar menyentuh kulitnya. Sentuhan demi sentuhan. Ciuman yang berlanjut jadi lebih dari sekadar pelukan. Tubuh kami saling melengkapi, saling memuaskan, dalam irama yang tak terucap oleh kata-kata.Yang paling membekas adalah ketika Innara berbisik memanggil namaku dengan suara nyaris parau, penuh gairah, tepat saat dirinya mencapai puncaknya. Suara itu... bahkan setelah bangun, masih ter
Huling Na-update: 2025-06-16
Chapter: Bab 160. Pulang (Tamat)Arta berlari keluar dari rumah sambil menangis. Namun ketika dia baru saja menginjakkan kakinya, dia terhenti dan tertegun karena mendapati Arthur dan Lintang ada di pintu gerbang halaman rumah mereka. "Arta!" panggil Lintang, matanya tampak sudah berkaca-kaca menatap Arta dengan penuh kerinduan. Namun tatapan mata Arta tertuju pada Arthur, anak itu tampak masih memiliki pandangan yang sama yaitu kebencian. "Anakku!" ucap Arthur seraya berjalan mendekat pada Arta. Ketika itu tampak Fala dan Alya keluar dari rumah untuk mengejar Arta, namun mereka pun terhenti dan sedikit terkejut karena mendapati Arthur dan Lintang ada di sana. Arta tampak berdiri kaku menunggu Arthur mendekatinya, tangannya mengepal dengan erat. "Tolong maafkan aku, apapun akan aku lakukan agar kamu bisa menerimaku!" ucap Arthur dengan mata penuh kesedihan. Arta tak menjawab, namun dia membuang muka seolah tak sudi untuk menatap Arthur. "Mama bahkan sudah memaafkan kami, kenapa kamu saat membenci Papa?" ucap Ar
Huling Na-update: 2023-05-19
Chapter: Bab 159. Bertindak TegasDengan semangat membara Arthur pun berusaha untuk pulih secepatnya. Dia berusaha untuk berjalan dengan menggunakan tongkat, menyangga tubuhnya yang masih terasa lemah.Lintang pun melihat perkembangannya, antara gembira dan juga sedih karenanya. Juga di sisi lain dia mencemaskan keadaan Candra yang semakin hari justru semakin mengkhawatirkan. Itu membuat mereka semakin diburu waktu untuk secepatnya menemui Arta."Istirahat dulu, Sayang," kata Lintang ketika melihat Arthur yang terengah-engah dengan bulir-bulir keringat di wajahnya. Sudah sejak pagi dia berjalan-jalan di sekitar taman sampai matahari naik dan bersinar sedikit panas di atas mereka.Arthur pun mengangguk lalu berjalan menghampiri Lintang yang duduk di kursi taman."Kita harus segera pergi ke sana!" kata Arthur setelah meneguk minumannya.Lintang tersenyum mengangguk, "Ya, aku juga tidak sabar untuk segera memeluknya!" timpalnya.Arthur tersenyum letih, "Ya, kita pasti bisa!" ucapnya penuh keyakinan.Raut wajah Lintang be
Huling Na-update: 2023-05-19
Chapter: Bab 158. Arthur PulangLintang merasa dia harus bertindak. Dia ingin sekali menangis menumpahkan semua rasa lelah dan kesedihannya, tapi dia tidak boleh lemah. Karena saat ini dirinyalah satu-satunya yang bisa menyatukan keluarga Adiwilaga, termasuk membuat Arta kembali pada mereka.Hari ini Arthur pulang ke rumah, kondisinya sudah sedikit lebih baik dan menurut dokter masa pemulihannya bisa berjalan dari rumah."Senang rasanya kembali ke rumah!" ucap Arthur ketika turun dari mobil, Bram membantunya untuk duduk di kursi roda."Selamat datang kembali di rumah!" ucap Lintang, dia mencondongkan tubuhnya memeluk suaminya dengan hangat.Arthur tersenyum, namun matanya tidak bisa menepis pemandangan dari wajah Lintang yang tampak kelelahan dengan kantung hitam di bawah matanya."Apa kamu baik-baik saja, Sayang? Kamu terlihat tidak sehat!" tanya Arthur dengan khawatir.Lintang menatap ke arah Bram dan Mira bergantian, lalu tersenyum canggung."Tidak apa-apa, hanya sedikit kurang tidur saja" tepisnya.Arthur tersen
Huling Na-update: 2023-05-19
Chapter: Bab 157. Candra MelemahCandra melangkah menuju kamarnya, namun ada yang berbeda dengan langkahnya, yang tampak sedikit diseret dan tampak terhuyung-huyung. Pria tua itu membuka mulutnya untuk bernafas, dia merasa oksigen semakin menipis di sekitarnya sehingga dia tampak tersengal-sengal. "Ya, Tuhan!" keluhnya pelan, tangannya yang bebas bergerak naik meraba dada kirinya. Pria tua itu menghentikan langkahnya untuk sekedar beristirahat, berharap jika dia bisa mendapat sedikit tenaga. Namun kemudian dia mengernyit dengan nafas tertahan, bulir-bulir keringat bermunculan di dahinya. Tangannya yang memegang tongkat terlepas, bermaksud untuk mengjangkau dinding karena dia merasa tubuhnya lemas. Namun sebelum tangannya menyentuh tembok di dekatnya, Candra sudah ambruk di lantai. Tangannya tanpa sengaja mendorong sebuah guci sehingga oleng dan lalu jatuh pecah berantakan, membuat suara nyaring di sepanjang koridor kamar. Mira yang baru saja pulang dari kantor menjalankan perintah Candra terkejut mendengar suara b
Huling Na-update: 2023-05-19
Chapter: Bab 156. Lintang Pulang Tanpa ArtaBram menatap Arta menunggu jawaban anak itu, sorotan matanya terlihat tegas ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Arta. Dia tidak akan bersikap lunak pada anak itu karena dia takut jika Arta terlalu lama dibiarkan seperti ini, maka dia akan semakin menjauh dari ayah dan ibunya sendiri."Arta?"Arta pun tampak sedikit gentar menghadapi Bram, kepalanya tertunduk dalam."A-aku ... tidak ingin mengganggu istirahat Papa, lain kali saja aku akan datang, Paman!" ucapnya.Alya merangkul bahu Arta untuk membuatnya sedikit tenang, dia juga menyadari jika ternyata anak itu terlihat segan terhadap Bram daripada orang lain.Bram menarik nafas panjang."Baiklah, kamu beristirahatlah dengan lebih baik di sana sampai ayah dan ibumu menjemputmu nanti," kata Bram, dia maju untuk menyentuh kepala Arta. Dia juga merasa sedikit bersalah karena bersikap tegas pada anak itu.Arta pun mengangguk, "Terimakasih, Paman!" ucapnya.Bram kemudian menatap Fala, "Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku!" katanya.
Huling Na-update: 2023-05-19
Chapter: Bab 155. Arta PulangArta tampak tengah duduk di ranjangnya, memperhatikan Fala yang sedang membereskan barang-barang miliknya ke dalam tas. Dia sudah diperbolehkan pulang hari ini."Kamu siap untuk pulang?" tanya Fala tanpa menoleh, setelah menutup tas itu barulah dia memutar tubuhnya ke arah Arta.Anak laki-laki itu tak langsung menjawab, dia malah balik menatapnya. Sorot matanya terlihat ragu."Ada apa, Nak?" tanya Fala tanggap, karena dia melihat jika Arta sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Dia lalu mendekat dan duduk di dekat anak itu.Arta tertunduk memandangi tangannya yang sedang memegang rubik. "Apa aku bisa pulang bersama kalian saja?" tanyanya.Fala tertegun mendengarnya. Itu memang menggembirakan, apalagi jika Alya tahu. Tapi situasinya saat ini sungguh riskan, dia tak bisa memutuskan begitu saja sekarang ini. Fala pun menghela nafas dan menyentuh kepala Arta dengan lembut."Kamu tahu sekarang kami sudah tidak berhak lagi menentukan, kecuali kamu meminta izin dulu pada orangtuamu," kata F
Huling Na-update: 2023-05-19