Home / Romansa / Bidadari Surga Milik CEO / Bab 90. Kecanggungan Di Meja Makan.

Share

Bab 90. Kecanggungan Di Meja Makan.

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2025-10-29 09:04:26

Pagi tiba jauh lebih cepat. Zalman tidak melihat Ghina bangun di sebelahnya, padahal baru pukul empat pagi.

Adzan subuh saja belum berkumandang, tidak biasanya Ghina keluar lebih dulu —meski bangun awal daripada Zalman.

Hal yang seringkali dilakukan wanita itu ialah memerhatikan wajah suaminya hingga beberapa menit, lamanya. Memberi pujian tentang seberapa memesonanya Zalman, dan seberapa bersyukurnya ia bisa jadi istri pria itu.

"Kemana perginya Ghina?" dengan suara serak, khas bangun tidur, Zalman bergumam tak jelas. "Apa di kamar mandi?"

"Sayang?"

"Sayang, kamu di kamar mandi?"

Tidak ada sahutan apapun.

Jelas saja keheningan karena tidak adanya Ghina di sisinya bisa langsung Zalman sadari, dan tanpa menunggu lama ia berniat untuk bergegas mencari.

Kemudian teringat apa yang telah mereka lalui semalam.

"Astaga. Saya lupa kalau dia sedang marah pada saya." Memijat pelipisnya yang semakin berdenyut tak karuan, pria itu mendesah kasar.

Hanya hitungan menit Zalman baru bisa terlelap, m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 113. Membujuk Soraya.

    "Lo serius mau menunggu di sini tanpa memencet tombol belnya, La?""Iya, Aldi." Kila membalas dengan gelagatnya yang menggemaskan, "Mau berapa kali kamu bertanya hal yang sama? Sudah kubilang, kita nggak punya pilihan lain."Aldi menautkan alis, masih tidak mengerti keputusan macam apa yang Kila ambil sesaat lalu."Terus, kalau sampai besok enggak ada yang keluar atau masuk, gimana?" seloroh sosok yang sama, masih meminta jawaban masuk akal dari sahabatnya ini.Kila menatap lurus ke arah lawan bicara di sebelahnya, "Enggak mungkin, Di. Enggak akan sampai selama itu, kok.""Entah itu Bunda yang keluar, atau Tante Soraya yang kembali setelah bekerja, pasti kita akan bertemu dengan mereka berdua hari ini," lanjut gadis itu, lebih optimis dari sebelumnya.Aldi tidak membantah lagi, memutuskan untuk memercayakan hal tersebut pada insting Kila.Gadis itu pasti punya alasan tersendiri mengapa sampai harus bertindak demikian. Mungkin saja ada yang ia pikirkan sehingga rela menanti hal yang je

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 112. Misi Bertemu Bunda.

    "Kamu yakin Bunda ada di sini?" Kila terdengar cukup ragu, khawatir bila sampai salah tujuan.Gadis itu terus memerhatikan ke arah gedung mewah di hadapannya, menghela napas frustasi.Akbar yang berada di sebelah Kila terlihat kembali memeriksa ponsel di genggaman."Dari pelacakan yang kita lakukan, ponsel tante Ghina berada di tempat ini.""Untuk jawaban lo, kita hanya bisa memastikan setelah berada di dalam. Menebak-nebak enggak akan membuat rasa penasaran kita tertuntaskan, La," ujar Aldi.Itu benar. Kila mengangguk paham usai Aldi berkata demikian."Pasti Bunda lo berada di salah satu lantai gedung ini," lanjut sahabat Kila itu, lebih yakin dibandingkan gadis tersebut. "Sayangnya, kita perlu waktu untuk memeriksa semua lantai.""Ini tempat tinggalnya tante Soraya." Kemudian Kila mengatakan sesuatu, dengan berbisik."Tante Soraya?" ulang Aldi, nama itu terasa tidak asing, baginya."Asisten Papa di perusahaan kami." Kila berbalik, menatap lurus pada Aldi yang mengerutkan alisnya.Se

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 111. Menghibur Kila.

    Seorang remaja laki-laki, dengan seragam SMA yang seluruh kancingnya tertanggal menampilkan kaos polos hitam sedang sibuk memerhatikan gadis yang sejak tadi melamun."Cie, dipandangin terus. Bola mata lo dikondisikan, hampir keluar, tuh!""Ngedip, Di, ngedip. Terpesona banget lo sama Kila. Kalau suka, disamperin dong Bro!"Sahut-menyahut, ejekan itu tidak berhenti diterima Aldi saat dirinya kepergok sedang diam-diam mengamati gerak-gerik si pentolan kelas.Hanya menanggapi dengan senyuman tipis, entah mengapa Aldi menyukai momen tersebut. "Ssstt, gak usah berisik. Awas aja kalau kalian sampe buat Kila gua enggak nyaman, ya!""Jiaaakh! Kila gua enggak, tuh. Di, lo kapan sih mau takennya? Kalau direbut orang, baru nangis lo!""Pacaran dosa, makanya Aldi diem-diem doang," timpal yang lain. "Kila paham agama banget. Enggak mau pasti yang gitu-gituan."Untuk yang satu itu, sukses membuat Aldi tertegun.Kalimat paling relate dengan apa yang ia hadapi.Sampai akhirnya, lamunan Aldi buyar tat

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 110. Ghina Juga Menderita.

    "Bundamu memilih menyerah terhadap hubungan ini.""Ghina yang memutuskan untuk tidak memperbaiki apapun dan hanya ingin berpisah, Vin."Adalah rentetan kalimat yang tertahan, tak berhasil pria berkacamata hitam itu sampaikan, bergumam dalam hati.Bila Zalman boleh jujur mengutarakan apa yang tidak henti-henti membuat perasaannya jadi gelisah ia begitu ingin menyampaikan kebenaran pada Calvin.Mengenai keterputusasaannya pada sikap Ghina yang menolak untuk berjuang pada hubungan mereka berdua.Hanya saja, Zalman memilih menyimpannya sendiri."Pa, kenapa tidak menjawab?"Lamunan Zalman seketika hirap saat suara Calvin menegurnya. Putranya itu masih mencoba mendesaknya agar bicara."Alasan lain apa yang Papa miliki jika tidak mempermasalahkan perihal masa lalu Bunda?"Karena yang Calvin kira, ini berkaitan dengan pernikahan yang sebelumnya pernah Ghina jalani.Siapa yang tidak terkejut saat tahu bahwa sebenarnya Ghina sudah sempat menjalin hubungan dengan orang lain sudah pernah menikah

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 109. Alasan Kemarahan Zalman.

    "Wajahmu akan cepat tua kalau ditekuk terus menerus seperti itu, Vin," sungut Zalman, menyelaraskan diri dengan kekesalan sang putra.Baginya, ini sangat tidak seimbang. Cuaca yang cerah dan aktivitas menyenangkan harus rusak karena penolakan yang dilakukan Calvin."Coba dulu nikmati, nanti kamu suka.""Suka darimana," jengah remaja tampan itu, "Sudah Calvin bilang, Calvin benci menunggu yang tidak pasti begini, Pa."Mata Zalman menyipit, mengarahkan jari telunjuknya ke bibir. "Ssttt, sejak kapan memancing disamakan dengan menunggu yang tidak pasti?""Kalau menunggu yang tidak pasti tuh, mencintai seseorang yang enggan untuk mencintai kita balik, Vin. Beda, dong," seloroh Zalman.Membuat Calvin merinding, tak tahan membayangkan harus berapa lama ia ada di sana."Kunci memancing itu harus sabar. Dengan begitu, umpan yang kita lempar pasti dapat hasilnya. Ini soal tabah dan penantian," ujar ayah dari lima orang anak itu, menasihati.Belum berselang sedetik dari menyelesaikan kalimatnya,

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 108. Sampai pada Zalman. 

    Bian yang jelas aja sudah terpojok dan tidak bisa menyangkal dari pertanyaan Zalman hanya mampu terdiam hingga beberapa lama."Apa Ghina benar baik-baik saja, Bian?" desak Zalman, menunggu kalimat penjelasan dokter muda kepercayaan keluarganya.Sementara Bian, jangan tanya betapa gugupnya ia.Memikirkan dengan cara apa bisa menarik perhatian Zalman ke arah lain tidak lagi berpokus membahas perihal kondisi kesehatan Ghina yang jawabannya jelas tidak mungkin ia rahasiakan."Sesuatu pasti terjadi, 'kan?""Ada yang salah dengan Ghina?""Dia baik-baik saja atau kamu berusaha menyembunyikan sesuatu yang berkaitan dengannya, Bian?""Katakan sesuatu, jangan hanya diam!"Awalnya, Zalman menjadi yang paling tidak peduli dan tertarik dengan hal ini. Bianlah yang memancing pria itu untuk mencurigai ada hal yang tidak beres."Bu-bukannya tadi kamu yang memutuskan enggak mau membahas soal Ghina lagi, Zalman?" Bian mengungkit sikap Zalman, sebelum perdebatan ini."Menurutku, akan percuma saja bila h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status