Home / Young Adult / Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version) / 3. Dia Tidak Seperti Seorang Teroris

Share

3. Dia Tidak Seperti Seorang Teroris

Author: Hakayi
last update Last Updated: 2021-09-15 18:10:15

David masih terbaring lemah menunggu kesembuhannya. Ia ingin sekali segera bertemu teman-teman di kampusnya untuk ‘melakukan sesuatu’ atas mahasiswi muslim di kampusnya itu jika benar ia seorang teroris, namun ayahnya selalu mengatakan bahwa dokter belum mengizinkannya untuk pulang.

Seminggu lebih di rumah sakit terasa setahun baginya. David sudah merindukan dunia di luar tembok rumah sakit itu. Suasana gereja tempat tinggalnya, aroma bebungaan taman gereja, para biarawan-biarawati yang selalu menunjukkan rasa sayang padanya, dan kehadiran Pinokio—anjing kecil kesayangannya—tentu saja.

David masih ingat bagaimana ia menemukan Pinokio yang terluka dan meraung lemah di depan gereja. Sebuah kalung bertulis ‘Pinokio’ sudah melingkar di lehernya. Keadaan itu mengingatkannya pada dirinya sendiri. Pada bagaimana ia ditemukan oleh Rushel. Bedanya, tak ada yang memasangi kalung di lehernya. Rushel lah yang menamainya David. Nama yang mengandung doa, agar kelak ia akan sesaleh David. Menjadi pelayan Kristus sepanjang hayatnya. Dan beda yang lainnya adalah … paru-paru Pinokio jauh lebih kuat dari paru-parunya karena serangan udara dingin saat ditelantarkan di depan gereja. David membutuhkan seminggu lagi untuk memulihkan kondisinya.

Dan akhirnya saat itu datang  juga. Dokter memperbolehkannya pulang. David dijemput sebuah mobil hitam dengan beberapa biarawan di dalamnya. Mereka menyambut David dengan senyum bahagia penuh ketulusan. Rushel tak henti memuji nama Tuhan melihat kondisi anaknya itu yang sudah pulih. David segera mengirim pesan singkat pada teman-teman di kampusnya bahwa ia akan datang ke kampus keesokan harinya, dan menyaksikan sendiri sang Gadis Teroris itu.

Dan di pagi selanjutnya, usai menyantap sarapan roti bakar kesukaannya, David berpamitan pada Rushel untuk pergi ke kampus. Ia kayuh sepeda silvernya dengan kencang. Pinokio menyalak-nyalak mengekori punggungnya.

“Tenanglah, teman! Aku segera pulang. Jadilah anak baik, ok?!” teriak David tanpa menghentikan sepedanya. Pinokio memperlambat larinya dan akhirnya tertinggal jauh di belakangnya. Jauh di belakang Pinokio, Rushel dan seorang biarawan berdiri memandangi David yang baru saja menghilang dari pandangan.

”Bapa, apakah David benar-benar sudah sembuh?” tanya sang Biarawan pada Rushel.

”Mukjizatlah yang menyembuhkannya. Kita harus membuat David selalu bahagia. Dokternya mengingatkan, David tidak boleh stress,” kata Rushel. “Jangan khawatir. Dia memakai mantelnya dan menghabiskan sarapannya. Dia juga meminum obatnya. Jadi, dia akan baik-baik saja.”

Biarawan itu terdiam, ada keharuan di hatinya. Remaja itu adalah milik gereja, milik mereka semua. Miliknya juga.

***

David disambut teman-temannya sejak ia tiba di depan gerbang kampus. Jardon langsung keluar dari kerumunan itu dan menghampiri David yang masih berada di atas sepedanya.

“Akhirnya pemimpin kita datang!” Jardon berseru.

David menoleh pada Jardon.

“Apa sebaiknya kita ke ruangan Rektor, sekarang?” tanya David, tak sabar.

“Aku ikut apa katamu, Dave.” jawab Jardon penuh semangat.

David pun meletakkan sepedanya di parkiran kampus. Ia diikuti Jardon dan beberapa mahasiswa dan mahasiswi lainnya. Setelah itu David mengajak mereka semua untuk langsung protes ke ruangan rektor. Semua setuju. Saat mereka mulai melangkah, Jardon melihat mahasiswi berkerudung itu datang. Jardon langsung melihat ke arah David dengan cemas.

“Dave, tunggu!” panggil Jardon.

David menoleh pada Jardon dengan heran,”Ada apa?” tanya David penasaran.

Jardon mendekat dan berbisik, “Itu dia datang, Dave!” Jardon berujar sambil menoleh ke arah seorang gadis yang baru memasuki area parkiran kampus sambil menunduk.

David pun ikut menoleh melihat ke arah yang ditunjuk Jardon itu. David terperangah, matanya menangkap sesosok gadis berwajah cerah yang terus menunduk, tak mempedulikan sekitarnya. Kelopak matanya yang merunduk, hidungnya yang mancung, serta alisnya yang tebal dan nyaris menyatu membuat David diam terpaku. Dia tidak yakin kalau perempuan itu adalah teroris. Dalam bayangannya saat Jardon pertama kali mengatakan padanya bahwa di kampusnya ada mahasiwi teroris, David membayangkan mahasiwi itu berwajah masam dan bermata penuh dendam layaknya para penjahat dalam film-film yang pernah ditontonnya. Tapi saat melihat wajah seteduh dan seramah itu, dia tak yakin kalau sangkaan teman-temannya itu benar. David menoleh pada Jardon.

“Kau yakin dia orangnya?” tanya David pada Jardon.

“Lihat penutup kepalanya yang besar itu,” jawab Jardon sambil melihat ke arah Maryan.”Kau masih tidak percaya? Mungkin kau baru akan percaya saat nanti melihatnya menyembunyikan bom di baliknya.” Jardon masih berusaha mempengaruhi David.

“Aku tak mau ke ruangan Rektor sekarang,” ucap David tiba-tiba.”Aku yakin dia bukan teroris.”

Jardon terkejut. Dan teman-teman sekampusnya yang mendengar ucapan David barusan tampak terkejut juga, mereka memandangi wajah David dengan tatapan aneh. Mereka heran melihat David tiba-tiba berubah pikiran. Padahal dia baru saja begitu bersemangat mengajak mereka untuk protes pada Rektor untuk menyelesaikan urusan ‘Mahasiswi Teroris’ di kampus mereka itu.

Jardon emosi dengan sikap David yang berubah begitu,“Oh, ayolah Dave! Ada apa denganmu? Kau tidak percaya padaku? Pada kami? Dia itu teroris!” teriak Jardon meyakinkan.

Maryam terus saja berjalan dan dia tak mau mempedulikan perdebatan mereka yang tak sengaja didengarnya tadi. Tadi, saat dia melintas di hadapan David, dia sempat melihat ke arah David sekilas dan tersenyum sebelum akhirnya berlalu.

David masih memandangi punggung Maryam yang kian menjauh dari pandangan matanya.

“Dave?” teriak Jardon lagi pada David.

David terkejut lalu menoleh pada Jardon dengan marah.

Buddies! Percayalah padaku, dia bukan teroris,” David berkata tegas. “Sekarang sebaiknya kita ke kelas saja.”

Jardon kesal bukan main mendengar kata-kata itu dari David.

“Kalau kau sampai masuk kelas untuk ikut jam perkuliahan bersama mahasiwi berkerudung itu, berarti kau bukan ketu BEM kami lagi,” ancam Jardon.

David menghela napas.

“Itu pilihan kalian. Tapi percayalah padaku, gadis itu tidak tampak seperti teroris. Aku bisa melihatnya. Dia tidak tampak seperti gadis yang akan menyembunyikan bom di balik kerudungnya,” ucap David lalu Ia pergi meninggalkan Jardon dan teman-temannya di sana. Dia ingin mengikuti jam perkuliahan seperti biasanya.

Jardon memandangi David yang mulai menjauh darinya.

“Dave!” panggil Jardon.

David menoleh padanya.

“Kalau kau tidak mau bekerjasama!” teriak Jardon,”orang tua kami sepertinya harus turun tangan! Kampus tak akan bisa berbuat banyak!”

David tak peduli. Ia kembali berbalik lalu menghilang dari pandangan mata Jardon. Dan teman-teman sekampus yang lain tampak kecewa dengan sikap David yang mendadak berubah seperti itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ar_key
mungkin aku sebagai pembaca kampung, membaca bab ini terlalu elit / bagus kalimatnya. soalnya aku emang gak paham bahasa modern .........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   48. Maukah Kau Menikah denganku?

    “Masih maukah kau menikah denganku?” Tanya David. Maryam terperangah. Sudah lama sekali dia menunggu kalimat itu terucap oleh David. Dan sekarang, saat semuanya telah berubah menjadi lebih baik, dan David benar-benar mengucapkan itu padanya, lelaki itu sudah memiliki seorang anak.“Kau bisa bilang pada ayahmu bahwa aku sekarang seorang muslim,” bujuk David. “Bukan karena orang tuaku muslim, bukan karena cinta untuk mendapatkanmu, tapi karena hatiku telah mantap memilihnya.” Ditatapnya wajah Maryam yang menunduk dalam.”Aku masih mencintaimu, Dave. Aku tidak bisa melupakanmu. Demi Allah.” Suara Maryam bergetar, kemudian melanjutkan, ”Tapi bagaimana kau menjelaskan perihal anak laki-laki yang memanggilmu ‘Daddy’ tadi?”David tersenyum lembut. “Ibrahim!”panggilnya. anak lelaki berpipi merah seperti tomat matang itu keluar ragu-ragu dari dalam, menemui David.“Y

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   47. Maryam, Tunggu!

    ”Bapa, saya ingin menemui David, dan saya ingin Bapa ikut bersama saya.” Di tengah isak tangisnya yang menyiratkan keharuan, Maryam berujar.”Bapa tidak bisa ikut denganmu. Pergilah dan temui dia. Kau bisa memakai mobil Bapa. Sampaikan salam Bapa pada David, bilang padanya untuk berkunjung ke sini karena ayah angkatnya begitu merindukannya.””Sekarang kau juga anakku, Maryam,” lanjutnya lagi.”Terima kasih atas kebaikanmu, Bapa.” Maryam menunduk dengan takzim, meminta izin untuk segera undur diri dari kediaman pastur itu dan segera mencari alamat David.Saat Maryam hendak membuka pintu mobil, Pinokio, Anjing kesayangan David, menyalak seakan menuntut perhatian Maryam.”Bawalah Pinokio bersamamu, Maryam. Dia sudah sangat rindu pada David,” ucap Pastur itu. Maryam pun akhirnya membawa serta anjing itu bersamanya.Maryam melaju kencang menembus kota Washington bersama

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   46. Surat Terakhir

    Maryam menerimanya dengan tangan bergetar. Amplop surat itu terlihat sedikit usang, menandakan telah cukup lama usia pembuatannya. Pelan dibacanya isi surat itu. Maryam... Tahukah kamu? Sejak pertama kali aku melihatmu di gerbang sekolah itu, hatiku langsung luluh, entah mengapa. Aku sama sekali tak percaya kalau kau seorang teroris seperti yang dikatakan oleh teman-temanku di sekolah, padahal aku sungguh ingin mengusirmu dari sekolah sejak aku menerima i

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   45. Dia Tidak Ada Lagi di Sana

    Sebuah taksi mengantarkannya ke tempat itu. Semua masih terlihat sama seperti beberapa tahun lalu. Maryam mengintip dari balik jendela taksi sebelum akhirnya memutuskan untuk turun. Dia menghela nafas, berusaha menepis gemuruh di hatinya. Matanya memicing begitu melihat seekor anjing menyalak-nyalak, menatapnya dari kejauhan.Tiba-tiba segala kenangan bersama David kembali terngiang.“Maryam,” panggil David.Maryam menoleh heran pada David.“Ya?” jawab Maryam. ”You must be starving. Here are for you. Have them!” tawar David sambil menyodorkan makanan dan minuman di tangannya dengan sedikit gugup. Maryam sedikit terkejut melihat kebaikan siswa pembelanya yang mendadak itu. ”Maaf, aku sedang berpuasa,” ucap Maryam mencoba menjelaskan. “Puasa? Maksudmu, tidak makan tidak minum?” tanya David masih belum

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   44. Kembali ke Kota Itu

    Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, Khaled menunggu Maryam untuk bisa menyentuh tubuhnya. Namun Maryam tak juga mengizinkan Khaled untuk menyentuhnya. Hingga suatu hari, Khaled duduk di samping Maryam. ”Maryam, aku menyerah. Hari ini... Ya, tepat hari ini.. Aku... Aku... Aku akan menceraikanmu...” Derai air mata tercurah dari mata bening Khaled. Dia gugup mengatakannya.Bagai tersengat listrik, Maryam kaget luar biasa mendengar ucapan Khaled yang tiba-tiba itu.

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   43. Tidurlah, Aku Tak Akan Menyentuhmu

    ”Maryam....Berhenti...! Maryam...Berhenti...!” Teriak David lagi.Maryam pias begitu melihat sosok David berada di belakang, berusaha mengejar mobilnya.”Kemudikan mobil ini cepat-cepat, Pak!” Pinta Maryam pada sopir keluarga itu. Dihapusnya sisa airmata yang masih menggenangi pipinya.Khaled merasa iba saat mengetahui David begitu gigih ingin menemui Maryam untuk terakhir kalinya. Sementara ayah dan ibu Maryam tak kalah pias. Namun mereka lebih memilih diam, tak tahu harus berbuat apa.”Maryam... Aku mohon... Aku ingin bicara sekali lagi... Untuk yang terakhir kalinya...!” Teriak David.” Hentikan mobilnya!” Ayah Maryam menyuruh menghentikan mobilnya dan kemudian berujar pada Maryam, ”Turunlah, Nak. Temui dia untuk yang terakhir kalinya.”Saat mengetahui mobil itu berhenti, David langsung menghempaskan sepedanya. Dia berlari menuju mobil itu. Sesaat kemudian Maryam turun dari mobil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status