Share

4. Cinta Pada Pandangan Pertama

Author: Hakayi
last update Last Updated: 2021-09-15 18:11:40

David melangkah memasuki kelas itu dengan pelan dan dengan tanya—yang sama dengan yang dilontarkan Jardon dan teman-temannya beberapa saat lalu—di kepalanya. Mengapa ia sampai berubah pikiran untuk tidak ikut campur dengan pernyataan teroris yang dituduhkan pada gadis itu?

Gadis itu sedang duduk sambil membaca sesuatu saat David berjalan menuju bangkunya. David duduk di sebelahnya. Lama tak ada pembicaraan di antara mereka. Bagi David, wajah se-innocent itu tidak tampak seperti menyimpan niat jahat untuk menghancurkan kampus dengan bom. Dan seperti kata ayahnya, gadis itu wajib diperlakukan seperti warga Amerika lainnya. Justitia omnibus. David mengingatnya lagi.

Maryam sendiri merasa tenang karena akhirnya ia merasa memiliki teman yang mendukungnya. Meski tak melihat wajahnya, ia yakin, mahasiswa yang masuk ke kelas itu adalah mahasiswa yang beberapa saat lalu berdebat dengan teman-temannya di parkiran kampus. Maryam ingin mengucapkan terima kasih pada remaja itu karena telah membelanya, namun ia tak tahu bagaimana harus memulainya.

Mereka berdua masih terdiam, padahal di dalam hati kedua anak manusia berbeda ras itu sangat ingin saling bertegur sapa. Namun, mereka tak kuasa dan tetap memilih diam. Lalu tiba-tiba, seorang dosen laki-laki berumur awal empat puluhan masuk ke kelas. Mr. Lizon. Dosen matematika bertubuh tinggi yang sedikit bungkuk.

Good morning. Ouch, only two of you? Ke mana mahasiswa dan mahasiwiku yang baik dan cerdas-cerdas itu, David?” tanya Lizon.

“Mereka semua pergi, Pak!” David tak melanjutkan kata-katanya. Ia menoleh ke arah Maryam, lalu akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada gurunya. Ia khawatir akan membuat Maryam tersinggung dan gusar.

”Mereka kenapa?” tanya guru itu lagi.

”Mereka pikir aku seorang teroris, Pak,” sahut Maryam. “Padahal aku pindah ke sini jauh-jauh dari Dubai karena mengikuti ayahku yang bertugas di kedutaan besar Uni Emirat Arab untuk Amerika Serikat. Aku hanya mahasiswi biasa, bukan teroris.” Maryam berusaha menjelaskan.

”Begitu, ya?” ucap Lizon.lalu mendekat ke arah David, “Ini tanggung jawabmu sebagai BEM di kampus ini. Kau harus meyakinkan semua temanmu bahwa Maryam tidak seperti yang mereka duga.”

“Aku percaya dia bukan teroris, Pak. Dan aku akan berusaha semampuku untuk meyakinkan mereka,” ucap David dengan serius.

Maryam menoleh ke arah David. Selama bersekolah di Dubai, ia sama sekali tak pernah berada sekelas dengan anak lelaki. Ia kuliahkan di sebuah kampus khusus perempuan. Maryam merasa agak gugup, namun dia merasakan sesuatu yang berbeda. Ia merasa nyaman melihat seseorang yang begitu tulus mempercayainya.

Lizon memutuskan untuk tetap mengajar di kelas itu. Hari ini, Maryam tidak sendiri lagi.

***

Jam istirahat tiba. David beranjak dari duduknya. Ia ingin mengajak gadis berkerudung itu keluar untuk makan bersama, namun ia tak berani. Ia lihat Maryam malah tetap duduk dan membaca sebuah buku tebal. David akhirnya meninggalkannya.

Di perjalanan menuju kantin, David mencoba menelepon Jardon. Dia meraih handphonenya dan memencet nomor sahabatnya itu. Beruntung, Jardon di seberang sana mengangkatnya.

“Jardon?” sapa David setelah Jardon mengangkat teleponnya.

“Kau bukan temanku lagi. Untuk apa kau menghubungiku lagi, hah?” jawab Jardon ketus.

“Jardon, mari kita bicarakan ini lagi. Percayalah padaku. Gadis itu bukan teroris. Bahkan dosen-dosen kita percaya bahwa dia bukan teroris. Dia anak duta besar Uni Emirat Arab untuk Amerika Serikat. Ayolah, kenapa kalian bersikap begitu? Ayolah, kita semua teman. Bantu aku meyakinkan yang lain dan minta mereka untuk kembali kuliah,” pinta David.

”Kau ini kenapa, Dave? Kau bisa begitu saja percaya, padahal baru tadi pagi kau melihatnya. Kau belum tahu semuanya tentang gadis itu, bukan? Oh My God! Aku yakin kau pasti terhipnotis dengan parasnya. Karena kecantikan timur tengahnya itu kau jadi berubah pikiran. Ternyata benar, wanita bisa menghancurkan dunia. Kau ingat perkataan Mrs. Violen tentang Bill Clinton? Kau akan seperti dia, Dave. Hancur gara-gara wanita,” ucap Jardon.

“Jardon, kumohon. Percaya padaku kali ini saja. Kalau kau salah, kau akan menyesal.” David memohon.

”Dan kalau aku benar, apa kau akan menyesal? Ah, love at the first sight. Is it Dave?”

”Ini konyol, Jardon! Ini bukan tentang cinta. Ini soal keyakinanku bahwa dia bukan teroris!”

”Kau membelanya tanpa bukti, Dave. Sangat mungkin kau sedang jatuh cinta. Tapi aku tidak peduli lagi. Kita bukan teman lagi, kan?” ucap Jardon lalu mematikan handphone-nya tiba-tiba.

”Jardon!” Panggil David tapi sambungan itu telah terputus.

David terdiam sesaat. Ia terduduk di sebuah bangku di koridor dan mencoba memikirkan kata-kata Jardon.

Cinta? Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama? Tidak. Itu tidak mungkin! Jardon tidak tahu apa-apa. Dia hanya kesal. Tidak. Ini tidak seperti itu!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ar_key
mulai ada konflik dengan teman si David
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   48. Maukah Kau Menikah denganku?

    “Masih maukah kau menikah denganku?” Tanya David. Maryam terperangah. Sudah lama sekali dia menunggu kalimat itu terucap oleh David. Dan sekarang, saat semuanya telah berubah menjadi lebih baik, dan David benar-benar mengucapkan itu padanya, lelaki itu sudah memiliki seorang anak.“Kau bisa bilang pada ayahmu bahwa aku sekarang seorang muslim,” bujuk David. “Bukan karena orang tuaku muslim, bukan karena cinta untuk mendapatkanmu, tapi karena hatiku telah mantap memilihnya.” Ditatapnya wajah Maryam yang menunduk dalam.”Aku masih mencintaimu, Dave. Aku tidak bisa melupakanmu. Demi Allah.” Suara Maryam bergetar, kemudian melanjutkan, ”Tapi bagaimana kau menjelaskan perihal anak laki-laki yang memanggilmu ‘Daddy’ tadi?”David tersenyum lembut. “Ibrahim!”panggilnya. anak lelaki berpipi merah seperti tomat matang itu keluar ragu-ragu dari dalam, menemui David.“Y

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   47. Maryam, Tunggu!

    ”Bapa, saya ingin menemui David, dan saya ingin Bapa ikut bersama saya.” Di tengah isak tangisnya yang menyiratkan keharuan, Maryam berujar.”Bapa tidak bisa ikut denganmu. Pergilah dan temui dia. Kau bisa memakai mobil Bapa. Sampaikan salam Bapa pada David, bilang padanya untuk berkunjung ke sini karena ayah angkatnya begitu merindukannya.””Sekarang kau juga anakku, Maryam,” lanjutnya lagi.”Terima kasih atas kebaikanmu, Bapa.” Maryam menunduk dengan takzim, meminta izin untuk segera undur diri dari kediaman pastur itu dan segera mencari alamat David.Saat Maryam hendak membuka pintu mobil, Pinokio, Anjing kesayangan David, menyalak seakan menuntut perhatian Maryam.”Bawalah Pinokio bersamamu, Maryam. Dia sudah sangat rindu pada David,” ucap Pastur itu. Maryam pun akhirnya membawa serta anjing itu bersamanya.Maryam melaju kencang menembus kota Washington bersama

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   46. Surat Terakhir

    Maryam menerimanya dengan tangan bergetar. Amplop surat itu terlihat sedikit usang, menandakan telah cukup lama usia pembuatannya. Pelan dibacanya isi surat itu. Maryam... Tahukah kamu? Sejak pertama kali aku melihatmu di gerbang sekolah itu, hatiku langsung luluh, entah mengapa. Aku sama sekali tak percaya kalau kau seorang teroris seperti yang dikatakan oleh teman-temanku di sekolah, padahal aku sungguh ingin mengusirmu dari sekolah sejak aku menerima i

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   45. Dia Tidak Ada Lagi di Sana

    Sebuah taksi mengantarkannya ke tempat itu. Semua masih terlihat sama seperti beberapa tahun lalu. Maryam mengintip dari balik jendela taksi sebelum akhirnya memutuskan untuk turun. Dia menghela nafas, berusaha menepis gemuruh di hatinya. Matanya memicing begitu melihat seekor anjing menyalak-nyalak, menatapnya dari kejauhan.Tiba-tiba segala kenangan bersama David kembali terngiang.“Maryam,” panggil David.Maryam menoleh heran pada David.“Ya?” jawab Maryam. ”You must be starving. Here are for you. Have them!” tawar David sambil menyodorkan makanan dan minuman di tangannya dengan sedikit gugup. Maryam sedikit terkejut melihat kebaikan siswa pembelanya yang mendadak itu. ”Maaf, aku sedang berpuasa,” ucap Maryam mencoba menjelaskan. “Puasa? Maksudmu, tidak makan tidak minum?” tanya David masih belum

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   44. Kembali ke Kota Itu

    Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, Khaled menunggu Maryam untuk bisa menyentuh tubuhnya. Namun Maryam tak juga mengizinkan Khaled untuk menyentuhnya. Hingga suatu hari, Khaled duduk di samping Maryam. ”Maryam, aku menyerah. Hari ini... Ya, tepat hari ini.. Aku... Aku... Aku akan menceraikanmu...” Derai air mata tercurah dari mata bening Khaled. Dia gugup mengatakannya.Bagai tersengat listrik, Maryam kaget luar biasa mendengar ucapan Khaled yang tiba-tiba itu.

  • Bilang Ayahmu Aku Muslim (Extended Version)   43. Tidurlah, Aku Tak Akan Menyentuhmu

    ”Maryam....Berhenti...! Maryam...Berhenti...!” Teriak David lagi.Maryam pias begitu melihat sosok David berada di belakang, berusaha mengejar mobilnya.”Kemudikan mobil ini cepat-cepat, Pak!” Pinta Maryam pada sopir keluarga itu. Dihapusnya sisa airmata yang masih menggenangi pipinya.Khaled merasa iba saat mengetahui David begitu gigih ingin menemui Maryam untuk terakhir kalinya. Sementara ayah dan ibu Maryam tak kalah pias. Namun mereka lebih memilih diam, tak tahu harus berbuat apa.”Maryam... Aku mohon... Aku ingin bicara sekali lagi... Untuk yang terakhir kalinya...!” Teriak David.” Hentikan mobilnya!” Ayah Maryam menyuruh menghentikan mobilnya dan kemudian berujar pada Maryam, ”Turunlah, Nak. Temui dia untuk yang terakhir kalinya.”Saat mengetahui mobil itu berhenti, David langsung menghempaskan sepedanya. Dia berlari menuju mobil itu. Sesaat kemudian Maryam turun dari mobil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status