Share

Bab 56 Secangkir Kopi

Penulis: Namaria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-25 20:10:45

Sore menjelang malam, syuting sudah selesai. Titan masih mengganti pakaian di ruang ganti, sementara Gallen memutuskan untuk keluar sebentar membeli kopi di kedai dekat lokasi.

Ia berdiri di antrian, masih mengenakan kaos hitam dan jaket denim santai. Baru saja hendak mengambil pesanannya, sebuah suara menyapa dengan nada merendahkan dari belakangnya.

"Eh, Mantan CEO Alpha Star Entertainment," sindir Adhara sambil melangkah mendekat.

Gallen menoleh perlahan, ekspresinya datar, santai. "Adhara, kenapa dia ada di sini?" batinnya. Ia menghela napas pelan. "Tempat sebersih ini pun lalat masih bisa masuk."

Kata-kata yang dilontarkan Gallen, membuat aliran darah Adhara mengalir cepat naik ke kepalanya. Bergemuruh.

Adhara lalu membalasnya dengan cibiran "Kamu pikir dengan menjadi manajer artis , dirimu masih berkelas? Dari ruang rapat ke ruang ganti. Turun kasta ya?"

Gallen hanya mengangkat bahu sambil mengambil dua cup kopi. "Lebih menyenangkan hidup tanpa beban. Mengatur jadwal
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 84 Kecelakaan

    Acara Ketiga: Tantangan Belanja di Pasar. Pagi itu, para peserta mendapat tantangan baru: setiap pasangan diberi uang Rp100.000 dan harus berbelanja bahan makanan di pasar tradisional untuk dimasak bersama saat makan siang. Mobil-mobil kecil sudah disiapkan untuk masing-masing pasangan. Gallen dan Titan menaiki mobil mereka sendiri, sementara Rigel berangkat bersama Mentari—pasangan sementara yang sengaja disandingkan oleh tim produksi demi variasi hiburan. Di dalam mobil, suasana awalnya terasa ringan. Titan menyetel musik dari ponselnya dan bersenandung pelan. Gallen fokus menyetir, menanggapi sesekali dengan senyum tipis. Namun, saat mereka melewati turunan panjang dan agak curam, Gallen mulai merasakan ada yang tak beres. Pedal rem terasa kosong. Gallen menginjaknya lagi—tidak ada reaksi. Senyumnya memudar, tapi ia berusaha tetap tenang. "Titan," gumam Gallen pelan, matanya tetap tertuju ke jalan. "Kamu percaya sama aku, kan?" Titan menoleh cepat, sedikit bingung den

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 83 Tantangan Terus Berlanjut

    Saat Titan dan Gallen kembali ke tenda peserta untuk istirahat sejenak, Rigel menghampiri mereka dengan senyum tipis. "Hebat banget tadi di tantangannya," ujar Rigel, matanya menatap Titan agak lama sebelum bergeser ke Gallen. "Kalian memang cocok banget, ya." Titan hanya membalas dengan anggukan sopan. Gallen mendekap bahu Titan sedikit lebih erat, seolah ingin menandai sesuatu. "Kamu dapat pasangan siapa tadi?" tanya Gallen datar pada Rigel. "Mentari. Tapi dia terlalu sibuk selfie sama kamera, jadi ya... kita dapet skor paling rendah," jawab Rigel santai, lalu menoleh lagi pada Titan. "Tapi aku tidak keberatan kalau ganti pasangan di tantangan berikutnya." Titan tersenyum kecil tapi tajam. "Aku juga tidak keberatan... selama Gallen tetap pasanganku." Rigel terdiam sejenak. Mulutnya membentuk senyum, tapi ada bayangan kecewa di matanya. Segmen: Misi Pencarian Harta – Survival Challenge. Para peserta dibagi ke dalam dua tim besar. Tim A dipimpin oleh Rigel, Tim B oleh

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 82 Bintang Tamu Spesial

    Di hari pertama syuting reality show "Bertemu Cinta Sejati", Titan tiba di lokasi dengan wajah tenang, meski hatinya sedikit ragu. Ia bukan tipe yang nyaman berada dalam program yang mengeksplorasi sisi pribadi, terutama soal cinta. Tapi manajernya meyakinkan ini akan menjadi bagian penting untuk memulihkan citra. Rigel juga hadir, menyapanya dengan sopan. "Semoga kita bisa kerja sama dengan baik, Titan." Titan membalas dengan senyum tipis. "Tergantung kamu bisa jaga sikap atau tidak." Acara berlangsung ringan di awal. Mereka diperkenalkan ke beberapa permainan, sesi ngobrol santai dengan peserta lain, dan beberapa tantangan. Namun semuanya berubah saat produser mengumumkan: "Hari ini, kita akan kedatangan satu bintang tamu spesial yang akan ikut sebagai peserta!" Lampu sorot berpindah ke pintu masuk. Titan nyaris menjatuhkan minumannya ketika sosok tinggi dengan setelan kasual tapi berkelas muncul. Gallen Alpha Pratama. Semua kamera langsung mengarah padanya. Riuh par

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 81 Kamu Selalu Jadi Penyemangat ku

    Malam menyelimuti kota. Dari lantai tinggi apartemen Titan, lampu-lampu tampak seperti bintang kecil yang tersebar di permukaan bumi. Mobil-mobil berlalu lalang seperti semut, kecil dan sibuk. Titan duduk sendirian di balkon, menyelimuti dirinya dengan cardigan tipis. Angin malam meniup rambutnya pelan. Ia memandangi kejauhan, membiarkan pikirannya melayang. Suara pintu terbuka terdengar dari dalam. Langkah berat memasuki ruang tamu, lalu mengarah ke balkon. Saat Titan menoleh, ia melihat Gallen berdiri di ambang pintu, wajahnya tampak lelah… tapi langsung berubah saat matanya menangkap sosok Titan. "Pemandangan di luar bagus," kata Titan tanpa menoleh sepenuhnya. "Pemandangan di sini lebih bagus," jawab Gallen, suaranya rendah tapi hangat. Ia berjalan mendekat, lalu memeluk Titan dari belakang. Kepalanya bersandar di pundak Titan, ndusel-ndusel seperti anak kucing mencari kehangatan. Titan tertawa kecil. "Kamu bau jalanan," Titan menutup hidung, bercanda. "Cinta itu m

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 80 Kamu... Bukan Lawanku

    Setelah beberapa hari menepi dan menata hati, Titan kembali berdiri di pelataran lokasi syuting. Langkahnya mantap, wajahnya tenang, dan sorot matanya—kembali menyala. Proyek film ini adalah salah satu produksi paling ambisius tahun ini, dengan Orion Dewangga sebagai sutradara dan Rigel sebagai lawan mainnya. Tak heran, sejak pagi lokasi sudah dipadati kru, asisten, dan media yang berharap bisa menangkap satu potong gambar Titan setelah badai pemberitaan yang sempat menghantam. Titan mengenakan jaket panjang dan jeans gelap. Rambutnya diikat rapi, wajahnya hanya dipoles tipis—tapi aura bintangnya tak bisa disembunyikan. Orion menyambutnya dengan senyum lebar dan pelukan singkat. "Kamu kelihatan lebih hidup sekarang." "Terima kasih sudah sabar menungguku," ujar Titan tulus. "Dan terima kasih sudah memilih kembali," jawab Orion serius. "Kita semua tahu kamu bisa saja menyerah." Titan hanya tersenyum. Di belakang Orion, Rigel berdiri memperhatikan. Ia mengenakan kostum karakt

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 79 Ada Kamu... yang Selalu Di sisiku

    Satu Minggu setelah konferensi pers itu, Titan mengistirahatkan pikirannya sejenak, gadis itu duduk bersandar di sofa rumah Vega, menatap kosong ke depan. Secangkir teh hangat di tangannya sudah tak tersentuh. "Aku kira aku sudah cukup kuat," bisiknya lirih. Vega duduk di sebelahnya, memegang tangan Titan dengan lembut. "Kamu kuat, Tan. Tapi bahkan yang paling kuat pun butuh tempat bersandar." Titan menghela napas. "Kenapa mereka selalu menyerangku? Aku tidak pernah mengganggu siapa pun." Vega menatapnya penuh kasih. "Karena kamu bersinar. Dan sinar yang terang selalu menarik bayangan." Seketika air mata menggenang di mata Titan. Tapi kali ini, ia tidak merasa lemah. Ia merasa... manusiawi. Rumah Vega berada di pinggiran kota. Halamannya luas, rindang, dengan pohon mangga tua yang selalu berbunga meski musim tak menentu. Di sanalah Titan menemukan sejenak ketenangan. Sudah tiga hari ia tinggal di sana. Tiga hari tanpa sorotan kamera, tanpa ponsel yang tak henti bergeta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status