Home / Romansa / Bintang Kesayangan CEO Tampan / Bab 60 Cemburu yang Menggemaskan

Share

Bab 60 Cemburu yang Menggemaskan

Author: Namaria
last update Last Updated: 2025-05-27 08:43:11

Titan baru saja selesai melakukan live Instagram dengan para penggemarnya. Ia duduk santai di sofa, masih memegang ponsel dan membaca komentar yang terus berdatangan. Di belakang, Gallen sibuk menyortir kostum untuk jadwal pemotretan besok.

Tiba-tiba, komentar membanjiri:

"Mana manajer gantengnyaaaa?"

"Bawa Gallen dong ke live-nya!"

"Kami tidak minta banyak, cuma Gallen say ‘halo’ sajaaaa plis!"

Titan mendengus geli. "Astaga, kalian fans aku apa fans manajerku sih?"

Gallen melirik dari belakang sofa. "Mereka sayang kamu... lewat aku."

"Padahal dulu mereka bilang kamu tua, kaku dingin, bla... bla... bla... tapi, lihat sekarang!" Titan memutar bola matanya.

"Mereka bisa berubah," ujar Gallen.

"Apa, setelah kamu dikenal banyak orang, kamu juga, bisa berubah?"

Gallen yang tengah menyortir baju, berhenti. Ia melangkahkan perlahan menghampiri Titan, memeluknya dari belakang.

"Tidak," ucapnya tegas. "Tapi, kalau aku berubah, tolong, ingatkan aku," Gallen mengecup puncak kepala Titan.

Titan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 72 Berdiri Berdampingan

    Lampu-lampu sorot mulai mengarah ke panggung utama. Musik penghargaan bergema di seluruh ruangan. Pembawa acara memanggil nama pembaca nominasi untuk kategori Artis Naik Daun Terfavorit. Dan tentu saja, nama itu, Adhara Bagaskara. Penonton mulai berbisik. Kamera menyorot wajah-wajah penonton yang tampak tegang. Galaksi menyentuh lengan Titan. "Siap-siap ya… si Ratu Drama mau tampil," tutur Galaksi. Adhara melangkah anggun ke atas panggung dengan senyum teatrikal. Gaunnya berkilau, wajahnya penuh percaya diri. Adhara berbicara di mikrofon, dengan nada manis. "Selamat malam semuanya. Malam ini, saya akan mengumumkan nominasi untuk kategori Artis Naik Daun Terfavorit. Tapi rasanya, semua yang duduk di ruangan ini sudah tahu siapa yang sedang ramai dibicarakan... Bukan karena prestasi semata, tentu saja, tapi juga karena—yah, hidupnya seperti sinetron." Tawa kaku terdengar. Kamera menyorot wajah Titan. Galaksi langsung bergumam kesal, Gallen mengepal tangannya. Adhara mela

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 71 Malam Penghargaan

    Titan baru tiba di lokasi syuting bersama Galaksi. Wajahnya tampak segar setelah semalam mendapat pelukan panjang dan cokelat hangat dari Gallen. Ia tak memberitahu kejadian semalam pada Gallen tentang Adhara, karena tak ingin prianya itu banyak pikiran. Hari ini, ia akan menjalani beberapa adegan dengan Rigel dalam film yang disutradarai oleh Orion. Di lokasi, Rigel sudah datang lebih dulu. Ia menyambut Titan dengan ramah seperti biasa. "Pagi, Titan. Siap bikin baper se-Indonesia?" ucap Rigel dibarengi senyuman khasnya. Titan tertawa, "Asal jangan baper beneran. Bahaya." Galaksi mengawasi dari samping sambil mencatat di buku kecilnya, lalu melirik Rigel seolah ingin menyalakan alarm peringatan. "Ingat, Rigel. Kakakku bisa senyum lembut, tapi bisa juga marah kayak iblis kalau kamu terlalu over akting." Rigel tertawa, "Tenang, aku masih sayang nyawa." Orion datang membawa naskah tambahan. "Oke, hari ini kita shoot adegan intens. Tapi sebelum itu, kalian sudah lihat belum

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 70 Bertemu Adhara, Lagi...

    Titan datang dengan gaun elegan, disambut ramah oleh sang produser dan istri. Ia berusaha bersikap hangat meski pikirannya masih belum tenang karena gosip yang belum reda. Galaksi tak kelihatan, entah pergi kemana pria itu? "Selamat ulang tahun," ucap Titan memberi selamat. "Terima kasih Titan. Mana Gallen apa dia tidak ikut?" tanya istri sang produser sembari mencari keberadaan Gallen. "Gallen tidak bisa datang, masih banyak kerjaan." "Ya sudah, nikmati pestanya, ya." Di tengah kerumunan, suara yang sangat ia kenali menyapa. "Wah, aku tidak menyangka kamu juga diundang." Adhara mendekat dengan gelas anggur di tangan, senyumnya dingin. Titan tetap tenang. "Iya, aku juga tidak menyangka kamu juga diundang," Titan menyeringai. Adhara melangkah lebih dekat, matanya menyapu Titan dari atas ke bawah. "Kamu hebat ya. Dibuang orang tua kandung, diangkat anak, sekarang diisukan merusak rumah tangga orang tua angkat." Ia tertawa kecil. "Mungkin itu kenapa kamu dibuang. Kar

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 69 Sial, Aku Tidak Bisa Tidur

    Esok paginya, Titan membuka mata perlahan. Kepalanya terasa berat dan sedikit berdenyut. Namun, bukan hanya itu yang membuatnya terkejut. Ada sesuatu yang melingkar di pinggangnya—sebuah lengan yang memeluk erat. Titan refleks menoleh. Gallen. Pria itu tertidur lelap di sebelahnya, memeluknya seperti bantal guling. Spontan, Titan menendang Gallen hingga pria itu jatuh tersungkur ke lantai. "Aduh!" Gallen meringis sambil mengusap pantatnya. "Titan, kenapa kamu nendang aku?" Titan duduk tergesa di ranjang, matanya membulat. "Ke… kenapa kamu tidur di ranjangku?!" Gallen bangkit, masih mengerutkan dahi. "Kamu sendiri yang narik aku semalam. Waktu aku mau pulang, kamu merengek minta aku temenin tidur." "Mas… masa sih?" Titan mencoba mengingat, tapi kepalanya malah makin pusing. Tanpa banyak bicara lagi, Gallen beranjak ke kamar mandi. Di bawah guyuran air hangat, ia menghela napas panjang. "Kalau saja aku pria brengsek" pikir Gallen, "Mungkin aku sudah ambil kesempatan tadi

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 68 Kembali Duduk di Kursi Kebesaran

    Setelah beberapa bulan menikmati kebebasannya, Gallen kembali melangkah ke lobby megah perusahaan yang dulu ia pimpin. Kali ini, bukan dengan tekanan atau beban, tapi dengan semangat baru. Suara tepuk tangan riuh menyambut kehadirannya. Karyawan dari berbagai divisi berdiri di sepanjang lorong, tersenyum dan mengucapkan selamat datang. "Selamat datang kembali, Pak Gallen!" "CEO kebanggaan kami!" Gallen tersenyum, mengangguk sopan ke kiri dan kanan. Galaksi yang berjalan di sebelahnya hanya bisa menghela napas panjang—berulang kali. "Yah... saat aku menggantikan posisi Kakak dulu, kenapa tidak ada sambutan seperti ini sih? Tidak adil," keluh Galaksi dengan nada sok sedih. Gallen melirik adiknya. "Karena kamu datang di waktu yang tidak tepat. Suasananya mencekam, dan waktu kamu menggantikan aku, semua orang berpikir kamu tidak kompeten." "Cih, Itu karena mereka belum mengenalku," Galaksi cemberut. Seluruh ruangan tertawa, termasuk Gallen yang menepuk pundak Galaksi. Suasan

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 67 Mungkin Sudah Waktunya...

    Hari ini syuting selesai cepat, Titan duduk di kursi make-up, masih bercanda dengan Rigel dan Orion, ketika Gallen menerima panggilan di ponselnya. Ia melihat nama Kakek Pratama tertera di layar. Wajahnya langsung berubah serius. "Ya, Kek?" ucap Gallen pelan, menjauh dari keramaian. Suara dari seberang terdengar tegas dan tanpa basa-basi. "Datanglah ke rumah besar malam ini. Ada hal penting yang harus kita bicarakan. Bawa Galaksi juga." Gallen mengangguk meski tak terlihat. "Baik, Kek." Gallen menggenggam ponselnya erat dengan wajah datar. Kepalanya menoleh ke Titan. Gadis itu masih bercanda dengan Rigel. Helaan napasnya panjang, ada kegelisahan yang ia rasakan. Malam harinya, Gallen datang bersama Galaksi. Gallen dan Galaksi duduk berdampingan di ruang kerja Pratama Wira yang megah dan mencekam. Kakek mereka berdiri di dekat jendela, tangannya bertaut di belakang punggung. "Sudah cukup kalian berdua bermain-main, sekarang sudah saatnya kalian kembali," ucap Pratama W

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status