Home / Romansa / Bintang Kesayangan CEO Tampan / Bab 71 Malam Penghargaan

Share

Bab 71 Malam Penghargaan

Author: Namaria
last update Last Updated: 2025-05-31 09:00:36

Titan baru tiba di lokasi syuting bersama Galaksi. Wajahnya tampak segar setelah semalam mendapat pelukan panjang dan cokelat hangat dari Gallen. Ia tak memberitahu kejadian semalam pada Gallen tentang Adhara, karena tak ingin prianya itu banyak pikiran.

Hari ini, ia akan menjalani beberapa adegan dengan Rigel dalam film yang disutradarai oleh Orion. Di lokasi, Rigel sudah datang lebih dulu. Ia menyambut Titan dengan ramah seperti biasa.

"Pagi, Titan. Siap bikin baper se-Indonesia?" ucap Rigel dibarengi senyuman khasnya.

Titan tertawa, "Asal jangan baper beneran. Bahaya."

Galaksi mengawasi dari samping sambil mencatat di buku kecilnya, lalu melirik Rigel seolah ingin menyalakan alarm peringatan.

"Ingat, Rigel. Kakakku bisa senyum lembut, tapi bisa juga marah kayak iblis kalau kamu terlalu over akting."

Rigel tertawa, "Tenang, aku masih sayang nyawa."

Orion datang membawa naskah tambahan. "Oke, hari ini kita shoot adegan intens. Tapi sebelum itu, kalian sudah lihat belum
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 75 Kesabaran yang Terus Diuji

    Hari ini ada yang berbeda di kantor Alpha Star Entertainment. Bukan karena jadwal meeting yang berubah. Tapi karena… senyum Gallen. Iya, senyum. CEO muda yang biasanya datang dengan ekspresi datar bak papan catur—senyumnya tipis, setipis kesabaran emak-emak menghadapi anak yang minta jajan padahal baru makan—tiba-tiba pagi ini datang dengan wajah sumringah, menyapa semua orang dengan senyum full HD. "Selamat pagi," sapanya pada satpam yang biasa dia lewati begitu saja. "Selamat pagi, Pak Gallen," balas satpam dengan raut bingung. Di lobi, dua wanita yang berdiri di balik meja resepsionis hampir menjatuhkan tablet saat Gallen lewat dan mengangguk padanya sambil tersenyum lebar. "Astaga, Bos senyum. Aku harus catat ini di kalender!" bisik salah satu wanita itu berbicara pada rekan di sampingnya. Semakin hari berjalan, semakin banyak karyawan yang merasa ada yang tidak beres. "Ada apa sih? Biasanya kalau dia senyum itu pas project sukses atau pas marah dalam diam sebelum ng

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 74 Malu-Malu Kucing

    Cahaya pagi menyusup lewat celah tirai, menghangatkan ruangan yang masih diselimuti keheningan. Titan membuka mata perlahan. Seketika rasa nyeri menyergap tubuhnya, terutama di bagian bawah. Ia mengerang pelan, lalu menoleh ke sisi ranjang. Gallen masih tertidur pulas di sampingnya, napasnya teratur, wajahnya terlihat jauh lebih tenang daripada semalam. Titan memperhatikan pria itu dalam diam, napasnya tercekat saat kenangan semalam menyergap. "Titan!" Gadis itu menepuk kepalanya sendiri, merasa bodoh. "Menyerahkan diri apanya, mungkin itu memang keinginanku yang terpendam," gumamnya geli. Perlahan, Titan duduk, menarik selimut hingga menutupi dadanya. Ia mengingat satu momen dari masa lalu—pertemuan mereka di kamar hotel, malam ketika ia terbangun tanpa ingatan dan mengira sesuatu telah terjadi antara mereka. Dulu ia percaya, Gallen tak menyangkal karena itu benar. Tapi sekarang... dia mulai meragukannya. Dengan hati-hati, Titan mencoba turun dari tempat tidur, tapi sebelum k

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 73 Segel yang Terbuka

    Gallen menoleh pada Titan yang baru saja ia minta pulang lebih dulu bersama Galaksi. "Antar Titan pulang." Galaksi mengangguk pelan. Lalu meminta Titan masuk ke mobil. Gallen tinggal, ia masih harus melanjutkan sesi sosial dengan para petinggi dunia hiburan dan beberapa produser. Ia ingin memanfaatkan momen ini untuk memperkuat jaringan. Namun kepergian Titan meninggalkan kehampaan kecil yang tak bisa dijelaskan. Saat Gallen kembali ke ballroom, Adhara muncul dari kerumunan, membawa dua gelas anggur. "Aku tidak melihat Titan di dekatmu. Aku pikir ini kesempatan yang pas untuk mengucapkan selamat," ucap Adhara dengan senyum tipis. Gallen menoleh dingin. "Selamat untuk apa?" "Untuk Titan tentunya. Dia menang penghargaan artis naik daun, kan?" Adhara menyerahkan segelas anggur pada Gallen. "Rayakanlah." "Harusnya, kamu mengucapkan itu langsung pada Titan," Wajah Gallen datar sambil menolak minuman dari Adhara dengan kibasan tangan. "Sayangnya, Titan tidak ada di sini,"

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 72 Berdiri Berdampingan

    Lampu-lampu sorot mulai mengarah ke panggung utama. Musik penghargaan bergema di seluruh ruangan. Pembawa acara memanggil nama pembaca nominasi untuk kategori Artis Naik Daun Terfavorit. Dan tentu saja, nama itu, Adhara Bagaskara. Penonton mulai berbisik. Kamera menyorot wajah-wajah penonton yang tampak tegang. Galaksi menyentuh lengan Titan. "Siap-siap ya… si Ratu Drama mau tampil," tutur Galaksi. Adhara melangkah anggun ke atas panggung dengan senyum teatrikal. Gaunnya berkilau, wajahnya penuh percaya diri. Adhara berbicara di mikrofon, dengan nada manis. "Selamat malam semuanya. Malam ini, saya akan mengumumkan nominasi untuk kategori Artis Naik Daun Terfavorit. Tapi rasanya, semua yang duduk di ruangan ini sudah tahu siapa yang sedang ramai dibicarakan... Bukan karena prestasi semata, tentu saja, tapi juga karena—yah, hidupnya seperti sinetron." Tawa kaku terdengar. Kamera menyorot wajah Titan. Galaksi langsung bergumam kesal, Gallen mengepal tangannya. Adhara mela

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 71 Malam Penghargaan

    Titan baru tiba di lokasi syuting bersama Galaksi. Wajahnya tampak segar setelah semalam mendapat pelukan panjang dan cokelat hangat dari Gallen. Ia tak memberitahu kejadian semalam pada Gallen tentang Adhara, karena tak ingin prianya itu banyak pikiran. Hari ini, ia akan menjalani beberapa adegan dengan Rigel dalam film yang disutradarai oleh Orion. Di lokasi, Rigel sudah datang lebih dulu. Ia menyambut Titan dengan ramah seperti biasa. "Pagi, Titan. Siap bikin baper se-Indonesia?" ucap Rigel dibarengi senyuman khasnya. Titan tertawa, "Asal jangan baper beneran. Bahaya." Galaksi mengawasi dari samping sambil mencatat di buku kecilnya, lalu melirik Rigel seolah ingin menyalakan alarm peringatan. "Ingat, Rigel. Kakakku bisa senyum lembut, tapi bisa juga marah kayak iblis kalau kamu terlalu over akting." Rigel tertawa, "Tenang, aku masih sayang nyawa." Orion datang membawa naskah tambahan. "Oke, hari ini kita shoot adegan intens. Tapi sebelum itu, kalian sudah lihat belum

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 70 Bertemu Adhara, Lagi...

    Titan datang dengan gaun elegan, disambut ramah oleh sang produser dan istri. Ia berusaha bersikap hangat meski pikirannya masih belum tenang karena gosip yang belum reda. Galaksi tak kelihatan, entah pergi kemana pria itu? "Selamat ulang tahun," ucap Titan memberi selamat. "Terima kasih Titan. Mana Gallen apa dia tidak ikut?" tanya istri sang produser sembari mencari keberadaan Gallen. "Gallen tidak bisa datang, masih banyak kerjaan." "Ya sudah, nikmati pestanya, ya." Di tengah kerumunan, suara yang sangat ia kenali menyapa. "Wah, aku tidak menyangka kamu juga diundang." Adhara mendekat dengan gelas anggur di tangan, senyumnya dingin. Titan tetap tenang. "Iya, aku juga tidak menyangka kamu juga diundang," Titan menyeringai. Adhara melangkah lebih dekat, matanya menyapu Titan dari atas ke bawah. "Kamu hebat ya. Dibuang orang tua kandung, diangkat anak, sekarang diisukan merusak rumah tangga orang tua angkat." Ia tertawa kecil. "Mungkin itu kenapa kamu dibuang. Kar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status