Share

Ayah Kamu bukan Bapak Kamu

“Batalkan semua agenda saya hari ini,” titah Alif kepada asistennya via telepon. Dia langsung turun dari mobil dan meninggalkan parkiran. Secepatnya menyusul Nun menuju lobi Pangkalan Hati.

Sepanjang jalan keringatnya mengucur deras di dahi. Dia tidak sabar bertemu Kafka saat ini juga meski jantungnya berdebar tidak karuan karena mengingat perbincangannya beberapa waktu lalu dengan pemilik Biro Jodoh tersebut.

“Gue enggak suka lu perlakukan The Nun seperti wanita murahan kayak gitu!” hardik dia saat menemui Kafka di luar kantor, sehari setelah dia memergokinya di taman kota.

“Sabar, Bro! Ada apa sebenarnya?”

“Lu nikung jodoh gue, Ka!”

“Maksud lu apa?”

“Lu pikir aja sendiri! Buat apa lu bangun Biro Jodoh, tetapi malah ngancurin jodoh klien lu sendiri?”

Saat itu Kafka mengerjap-ngerjapkan mata. Namun, Alif membacanya sebagai sebuah kepura-puraan semata.

&ldqu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status