Beranda / Romansa / Bisikan Dosa / Bab 48 - Aku mau tidur di sini

Share

Bab 48 - Aku mau tidur di sini

Penulis: Lee Sizunii
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-12 21:29:27

Brak!

Pintu kamar Alana terbanting keras hingga gema suaranya memantul ke seluruh ruangan. Gadis itu tersentak, tubuhnya terhuyung ke belakang. Buku yang tadi digenggamnya terlepas, jatuh menimbulkan suara berdebam kecil di lantai.

“Kak A–Axel?!” seru Alana panik, menatap sosok laki-laki yang kini berdiri tepat di depan pintu, dadanya naik turun menahan sesuatu, entah emosi atau amarah yang hampir meledak.

Axel tak menjawab. Matanya tajam, menusuk dalam seperti hendak menelanjangi isi hati Alana. Ia melangkah mendekat, jarak mereka kian menyempit hingga punggung Alana menempel di dinding.

“Ada… ada apa, Kak?” suara Alana bergetar.

Axel tak langsung menjawab. Ia hanya menatapnya lama, pupil matanya bergetar, menahan sesuatu di dalam dada. Bayangan Alana yang tertawa bersama Nero di meja makan tadi masih terpatri jelas di kepalanya, dan entah kenapa, itu membuat jantungnya berdetak tak karuan.

“Aku mau tidur di sini malam ini,” katanya akhirnya, pelan tapi tegas.

“Hah? Apa?” Alana spont
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bisikan Dosa   Bab 52 - Mading sekolah

    Bruk.Suara benturan keras ketika bahu Reina menghantam tembok halaman belakang kampus membuat beberapa orang di sekitarnya menoleh.“Aw!” Reina memekik, memegangi bahunya sambil meringis.Axel berdiri di depannya dengan napas terengah, dada naik-turun. Matanya menyala tajam. Ia menatap Reina seperti menatap sesuatu yang menjengkelkan sampai ke tulang.“Dengar, aku sudah bersabar,” suara Axel menggelegar, menahan kemarahan yang menggelembung. “Sebenarnya kamu mau apa? Kita sudah putus, bukankah itu sudah jelas?”Reina menoleh, bibirnya gemetar tapi ekspresinya cepat berubah jadi manja. “Axel… ayo dong, jangan gitu. Jangan serius amat. Kita bisa baikan, kan? Kamu tahu aku sayang kamu.”Axel mengernyit, hela napasnya panjang. “Reina, cukup. Aku udah bilang, aku nggak ada perasaan apa-apa lagi. Hubungan kita selesai.” Ia melangkah mendekat, suaranya jadi lebih dingin. “Dan satu lagi, jangan rusuhin rumahku. Buat orang-orang rumah nggak nyaman. Di rumah itu, nggak ada yang benar-benar te

  • Bisikan Dosa   Bab 51 - Seperti tuan rumah

    Cahaya matahari pagi menembus tirai ruang makan, membuat aroma roti panggang dan kopi menguar di udara. Suara sendok beradu dengan piring terdengar pelan, menciptakan suasana khas pagi keluarga yang tampak damai, setidaknya di permukaan.Langkah kaki Alana terdengar menuruni tangga. Ia mengenakan kemeja putih dan celana jeans biru muda. Rambutnya yang masih sedikit basah terurai ke bahu.Begitu sampai di bawah, matanya langsung menangkap pemandangan yang membuat langkahnya sempat terhenti.Ayah dan ibunya sudah duduk rapi di meja makan, dengan Reina di antara mereka, tertawa kecil sambil membantu Vivianne menuang jus jeruk. Sementara Nero duduk di sisi kanan meja, tampak tenang seperti biasa, tapi pandangannya langsung beralih begitu melihat Alana.Wajah dingin itu, untuk sesaat, melunak.“Pagi, Sayang.” Suara Vivianne memecah keheningan kecil. “Cepat duduk, sayang. Mama udah siapkan sarapan.”Alana menelan ludah. Ia berusaha tersenyum, tapi entah kenapa perutnya terasa menolak. Melih

  • Bisikan Dosa   Bab 50 - Katakan yang kau mau

    Dengan tubuh mereka yang basah dan bersentuhan di bawah aliran air hangat, Axel merasa sangat "on". Gairahnya membara, dan dia tak bisa menahan diri untuk tidak menggesek-gesekkan miliknya yang sudah keras di sela-sela pantat Alana yang montok. Rintihan lembut terus terdengar dari mulut Alana."Kak... tolong, hentikan," pinta Alana, suaranya lemah dan penuh kebingungan.Tapi Axel justru semakin menggila. Bibirnya mulai menelusuri garis bahu Alana dari belakang, menciumi kulit yang halus sambil kedua tangannya dengan lancap meraih payudara Alana yang berukuran pas di genggaman."Ah! Jangan..." protes Alana, namun tubuhnya justru melengkung ke belakang, menyandarkan diri pada tubuh Axel.Axel tersenyum puas. Tangannya mulai meremas dan memelintir kedua puncak payudara itu dengan penuh hasrat. "Dadamu sangat cantik, Al. Pas sekali di tanganku.""Mmhh... ah..." Desahan kecil akhirnya terlepas dari bibir Alana.Sensasi yang sama, kenikmatan gila yang pernah ditimbulkan Axel sebelumnya, kem

  • Bisikan Dosa   Bab 49 - Mandi bareng

    Matahari pagi menyelinap lewat celah tirai, menyinari ruangan yang masih berantakan. Alana mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan pandangan dengan cahaya.Yang pertama kali dilihatnya justru sepasang mata hitam yang sudah menatapnya dengan intens. Axel, yang bersandar di bantal sebelah dengan sikap santai, tersenyum."Pagi, cantik," suaranya serak dan berat, baru saja terbangun.Alana bergidik, rasa malu dan bingung menyergapnya."Apaan sih, Kak? Kok belum pergi dari sini?" protes Alana sambil menarik selimut hingga ke dagu. Wajahnya masih dipenuhi sisa-sisa kantuk.Axel hanya terkekeh pendek, senyum nakal mulai mengembang di bibirnya. "Lagi malas. Terus, aku baru sadar, kamu cantik banget pas bangun tidur, tau gak?" katanya, matanya menyapu seluruh wajah Alana yang masih semburat merah.Alana mendadak tersipu, pipinya memerah. Dia menunduk, menghindari tatapan Axel yang terasa membakar. "Apaan sih? Gak jelas.""Ayo mandi bareng?" usul Axel tiba-tiba, membuat mata Alana membelala

  • Bisikan Dosa   Bab 48 - Aku mau tidur di sini

    Brak!Pintu kamar Alana terbanting keras hingga gema suaranya memantul ke seluruh ruangan. Gadis itu tersentak, tubuhnya terhuyung ke belakang. Buku yang tadi digenggamnya terlepas, jatuh menimbulkan suara berdebam kecil di lantai.“Kak A–Axel?!” seru Alana panik, menatap sosok laki-laki yang kini berdiri tepat di depan pintu, dadanya naik turun menahan sesuatu, entah emosi atau amarah yang hampir meledak.Axel tak menjawab. Matanya tajam, menusuk dalam seperti hendak menelanjangi isi hati Alana. Ia melangkah mendekat, jarak mereka kian menyempit hingga punggung Alana menempel di dinding.“Ada… ada apa, Kak?” suara Alana bergetar.Axel tak langsung menjawab. Ia hanya menatapnya lama, pupil matanya bergetar, menahan sesuatu di dalam dada. Bayangan Alana yang tertawa bersama Nero di meja makan tadi masih terpatri jelas di kepalanya, dan entah kenapa, itu membuat jantungnya berdetak tak karuan.“Aku mau tidur di sini malam ini,” katanya akhirnya, pelan tapi tegas.“Hah? Apa?” Alana spont

  • Bisikan Dosa   Bab 47 - Belajar bareng

    “Ini, cobain,” ucap Nero sambil menaruh sepotong daging panggang di atas piring Alana.Alana langsung mengerutkan hidung. “Gak mau, Kak. Amis,” rengeknya dengan nada manja.“Amis dari mana? Ini udah aku panggang sendiri,” jawab Nero santai, tapi bibirnya menahan senyum. “Ayo, cobain dulu. Kalau gak enak, aku habisin buat kamu.”Alana melirik sekilas potongan daging itu, lalu menatap Nero dengan tatapan ragu. “Kamu yakin gak diracunin?”Nero tertawa kecil. “Kalau diracun, masa aku ikut makan juga, Na?”“Ya kali itu akting,” balas Alana, pura-pura curiga, tapi akhirnya tetap menusuk daging itu dengan garpu dan mencicipinya pelan.Begitu potongan kecil itu masuk mulut, ekspresinya langsung berubah.“Hmm…” Alana mengangguk pelan. “Oke deh, gak amis.”“Nah, kan,” ucap Nero puas. “Bilang aja dari tadi.”Meja makan malam itu terasa lebih hidup dari biasanya. Vivianne sibuk mengobrol dengan Reina dan Edward, sementara tawa ringan kadang muncul dari sisi Alana dan Nero. Sesekali Vivianne ikut

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status