author-banner
Lee Sizunii
Lee Sizunii
Author

Novels by Lee Sizunii

Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia

Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia

Manjadi seorang istri tentunya sangat tidak mudah untuk Valeria, apalagi keluarga dari suaminya selalu saja menuntut Valeria menjadi sempurna. Setelah melahirkan seorang anak, tubuh Valeria yang berubah drastis membuat suaminya berselingkuh dengan alasan Valeria tidak cantik lagi. Tak lama setelah itu, Valeria juga kehilangan anak yang baru saja dia lahirkan. Semua orang menyalahkan Valeria karena tidak becus menjaga anak. Julian menceraikan Valeria, di saat yang bersamaan, keluarga Valeria membawanya pulang dan diam-diam dia menerima warisan dari keluarganya yang pura-pura bangkrut selama ini. Valeria kembali bangkit, dia mulai mengubah penampilannya dan menjadi CEO di perusahaannya. Perlahan, Valeria membalaskan dendamnya kepada keluarga Julian. Saat Valeria menyelidiki ternyata keluarga Julian bekerja sama dengan seorang mafia untuk memperlancar bisnisnya. Karena Valeria hanya fokus membalas dendam, dia tak tahu jika mafia itu tertarik dengan Valeria. Valeria yang sudah trauma dengan percintaan kini di goyahkan lagi dengan pria mapan dan berwibawa itu. Dengan semua usaha yang di kerahkan Salvatore, Valeria mulai kembali membuka hati. Sal bahkan membuat Valeria semakin bertumbuh menjadi wanita yang jauh lebih baik. Mereka menjadi pasangan yang paling di segani di dunia perbisnisan.
Read
Chapter: EPILOG
Lima Tahun Kemudian ....Di markas Il Leone d'Ombra, seorang gadis kecil duduk di samping seorang pria bertubuh kekar. Suasana ruangan itu penuh dengan aroma logam dan minyak senjata, namun gadis kecil itu tampak tidak terganggu sedikit pun.Antonio, pria yang tengah merapikan senjata, berkali-kali menarik napas panjang. Di sebelahnya, Elettra—gadis kecil berusia lima tahun dengan rambut ikal kecokelatan dan mata secerah musim semi—terus berbicara tanpa jeda."Uncle Antonio, kenapa peluru ini warnanya beda? Apa senjatanya juga beda? Kalau senjata ini bisa buat tembak monster nggak? Kenapa di sini gelap banget? Uncle nggak takut hantu?"Antonio menghela napas, berusaha tetap fokus membersihkan senjatanya. "Elettra, bukankah kau seharusnya menggambar atau bermain boneka? Anak seusiamu biasanya tidak tertarik pada senjata.""Aku bukan anak kecil biasa, Uncle. Aku Elettra Marino! Aku harus tahu semuanya supaya bisa melindungi Mommy dan Daddy. Kalau Uncle nggak mau jawab, aku tanya sama Da
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 210
Elena menangis tak henti-henti di pelukan Lorenzo. Tubuhnya bergetar, wajahnya penuh kekhawatiran."Tuhan, jangan ambil putriku ..., jangan ambil cucuku ...," isaknya berulang kali.Lorenzo mencoba menenangkan istrinya, meski dalam hatinya sendiri ada badai yang tak kalah hebat. "Tenanglah, sayang. Valeria perempuan yang kuat. Dia akan baik-baik saja." Meski suaranya terdengar tenang, genggaman tangannya pada bahu Elena menunjukkan betapa kerasnya dia menahan diri untuk tidak ikut larut dalam kepanikan.Sementara itu, Anna mondar-mandir di koridor rumah sakit. Setiap detik terasa seperti menit, setiap menit terasa seperti jam."Kenapa lama sekali? Kenapa belum ada kabar?" Anna bergumam, tatapannya kosong.Di tengah semua kegaduhan itu, Salvatore justru terdiam. Dia berdiri di sudut ruangan, tubuhnya kaku seperti patung. Matanya tertuju pada pintu ruang operasi, seolah menunggu keajaiban. Namun, dalam keheningannya, tubuhnya gemetar. Keringat dingin membasahi pelipisnya."Valeria ...,
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 209
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Kini perut Valeria sudah semakin membesar, hampir memasuki usia delapan bulan.Musim semi menghiasi kota dengan udara hangat dan bunga bermekaran. Valeria duduk di bangku kayu di tepi jalan, menikmati es krim stroberi yang mencair perlahan di tangannya.Wajahnya berseri-seri, matanya berbinar penuh kebahagiaan. Di sampingnya, Salvatore duduk santai, sesekali menyeka tetesan es krim yang hampir jatuh ke gaun Valeria."Kau tahu, Salvatore," ucap Valeria sambil menjilati sendok es krimnya. "Aku berharap anak kita nanti suka es krim sepertiku. Bagaimana menurutmu?"Salvatore tertawa kecil. "Kalau begitu, aku harus siap-siap mengisi freezer penuh es krim. Anak kita akan jadi pecinta es krim garis keras sepertimu."Valeria tertawa terbahak. Suara tawanya menggema lembut di tengah keramaian jalan. Beberapa orang yang lewat ikut tersenyum melihat pasangan itu, seolah kebahagiaan mereka menular.Tas belanja di kaki mereka penuh dengan perlengkapan ba
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 208
Matahari mulai tenggelam, menciptakan gradasi oranye dan ungu di langit senja. Salvatore duduk di kursi balkon kamar Valeria, memandangi langit dengan tatapan kosong.Angin sore berhembus lembut, namun tidak mampu mendinginkan pikirannya yang berkecamuk. Kata-kata Julian terus terngiang di kepalanya, mengalun seperti nada minor yang menghantui."Lepaskan Sofia .... Hentikan penyiksaannya ...."Salvatore memijit pelipisnya. Rasa pusing itu kembali datang, semakin tajam seiring bayangan-bayangan samar yang muncul. Wajah Sofia, jeruji penjara, dan suara erangan kesakitan yang entah berasal dari mana. Apa benar semua itu ulahnya?Dia mendesah panjang, rasa bersalah mulai merayapi hatinya. Bagaimana mungkin dia mencintai Valeria namun di saat yang sama menyakiti orang lain? Apakah ini sisi gelapnya yang tersembunyi?"Salvatore?"Suara lembut Valeria membuyarkan lamunannya. Salvatore menoleh, melihat Valeria berdiri di sampingnya dengan segelas jus segar di tangannya. Senyum perempuan itu t
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 207
Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, Salvatore dan Valeria keluar dengan senyum lega. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi mereka baik-baik saja. Kaki Salvatore hanya memerlukan sedikit terapi, dan kehamilan Valeria dalam keadaan sehat. Beban yang sempat menggantung di benak mereka pun perlahan terangkat."Ayo, kita makan siang. Aku sudah lapar," ujar Valeria ceria, menggenggam tangan Salvatore dengan erat."Aku juga," Salvatore tersenyum hangat. "Ada restoran di sekitar sini yang katanya enak. Mau coba?""Tahu darimana?""Tadi aku sempat mendengar percakapan orang di rumah sakit. Mau coba makan di sana?"Valeria mengangguk antusias. Mereka berjalan bergandengan tangan menuju restoran kecil berdesain klasik yang tak jauh dari rumah sakit. Suasananya tenang dengan dekorasi kayu dan jendela besar yang menghadap ke taman kota.Mereka memilih meja di dekat jendela, menikmati pemandangan hijau di luar sembari menunggu pesanan datang. Percakapan ringan mengalir, sesekali diiringi
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 206
Sinar matahari pagi menerobos jendela ruang makan, menciptakan pola-pola cahaya yang menari di atas meja kayu panjang yang telah dipenuhi oleh berbagai hidangan sarapan. Aroma roti panggang yang baru matang, telur dadar lembut, dan kopi hitam pekat menguar di udara, memberikan suasana hangat di rumah keluarga Valeria.Di ujung meja, Salvatore duduk dengan rapi dalam setelan kasual, mengenakan kemeja putih yang digulung hingga siku dan celana panjang gelap. Di sebelahnya, Valeria tampak anggun dalam gaun sederhana berwarna pastel yang lembut membungkus tubuhnya yang kini tengah mengandung. Tangannya sesekali mengusap perutnya yang mulai membuncit, seolah secara naluriah melindungi kehidupan kecil di dalamnya.Elena meletakkan cangkir kopi di depannya, kemudian duduk di samping Lorenzo. Giulia dan Roberto juga telah mengambil tempat, memulai sarapan dengan senda gurau kecil."Kalian tampak rapi pagi ini." Elena membuka percakapan dengan senyum keibuan. "Ada acara khusus?"Valeria dan Sa
Last Updated: 2025-03-07
Mainan Malam Sang Miliarder

Mainan Malam Sang Miliarder

Datang ke pesta hanya untuk pekerjaan sambilan, Yara tak pernah menyangka satu kebohongan kecil akan mengubah hidupnya. Demi menjaga harga diri di hadapan musuh lamanya, ia asal tunjuk pria asing dan mengaku sebagai pacarnya. Masalahnya, pria itu bukan orang biasa. Nathan Liu—pewaris dingin dari keluarga konglomerat—bukan hanya menerima akting gila Yara, tapi juga menawarinya kontrak cinta bernilai miliaran. Awalnya terlihat seperti keberuntungan, sampai Yara tahu satu hal: Nathan sudah menikah. Kini, Yara terjebak dalam permainan berbahaya yang melibatkan cinta palsu, rahasia kelam, dan sebuah keluarga yang tak segan menghancurkan apa pun... termasuk dirinya.
Read
Chapter: Bab 42
Langit London mulai meredup, cahaya jingga menyelinap perlahan di antara gedung-gedung tinggi yang menjulang. Jalanan mulai dipenuhi lampu-lampu kota yang menyala satu per satu.Di balik kemudi sebuah mobil hitam mewah, Nathan Liu menyetir dengan tenang tapi penuh tekanan dalam dadanya.Setelan jas hitamnya rapi, dasi abu gelapnya terikat sempurna, dan aroma parfum maskulin mahal menguar samar di dalam kabin mobil. Ia dalam perjalanan untuk menjemput Clara—istri yang secara sah tercatat sebagai pendamping hidupnya. Namun, ada yang berbeda sore ini.Satu tangannya menggenggam setir, tapi matanya sesekali melirik layar ponsel di tempat duduk samping. Tidak ada kabar. Tidak ada pesan masuk. Adrian belum mengabari soal Yara.Dan itu membuat Nathan semakin gelisah.Namun tiba-tiba, pandangannya menangkap sosok yang tak asing di pinggir jalan, tepat di depan sebuah restoran kecil yang terletak di sudut jalan King’s Cross.Tubuh ramping dengan hoodie abu-abu yang menutupi sebagian wajahnya.
Last Updated: 2025-05-19
Chapter: Bab 41
Di lantai tertinggi Liu Corporation, di balik dinding kaca yang menyuguhkan panorama kota London yang sibuk, Nathan Liu duduk membungkuk di meja kerjanya. Setelan jas hitamnya masih rapi meski waktu telah menunjukkan pukul dua siang.Tangannya sibuk mengetik di atas keyboard laptop, suara klik-klik terdengar teratur. Tapi tatapannya ..., tidak benar-benar tertuju pada layar.Sesekali, jemarinya berhenti. Matanya menatap kosong ke layar yang kini memunculkan data grafik penjualan. Namun bukan itu yang mengisi pikirannya.Bayangan wajah Yara muncul begitu saja—matanya yang sembab, suara tangisnya yang bergetar, dan tubuh mungilnya yang membelakanginya setelah tahu satu kebenaran besar: Nathan sudah menikah.Suara tangis gadis itu masih terngiang di telinganya. Bahkan meski dia mencoba mengabaikan, tetap saja, rasa bersalah menusuk perlahan. Dan itu membuat Nathan kesal—terutama pada dirinya sendiri.Tok. Tok.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.Pintu terbuka perlahan dan Adrian,
Last Updated: 2025-05-18
Chapter: Bab 40
Di sebuah rumah megah yang berdiri anggun di tengah kota London. Sinar matahari pagi menyelinap lembut melalui tirai-tirai panjang, menari di atas lantai marmer putih yang mengilat.Ruang makan besar itu sunyi, hanya terdengar detik jam antik di sudut ruangan. Meja makan panjang yang penuh dengan sentuhan kemewahan dipenuhi sajian sarapan lengkap—croissant hangat, omelet lembut, potongan buah segar, dan teko teh porselen yang mengepulkan aroma harum melati.Clara Zhang duduk anggun di ujung meja. Gaun satin berwarna krem membalut tubuh rampingnya dengan sempurna, riasan tipis mempercantik wajahnya yang sudah menawan secara alami.Matanya yang tajam menatap ke arah pintu, penuh kesabaran. Ia tampak tenang, namun jelas sedang menunggu seseorang.Langkah kaki terdengar mendekat. Tegas, rapi, dan penuh wibawa. Nathan Liu muncul di ambang pintu.Setelan jasnya sempurna, dasinya terikat rapi, dan rambutnya tertata tanpa cela. Wajahnya dingin, tidak menunjukkan emosi apapun. Begitu ia memasu
Last Updated: 2025-05-17
Chapter: Bab 39
Yara tidak tidur semalaman. Mata sembapnya menjadi saksi bagaimana air mata turun begitu deras tanpa aba-aba.Isakan lirih sering kali terdengar meski ia berusaha menyumpalnya dengan bantal. Dada Yara seperti dilubangi sesuatu yang tajam dan tak henti-henti menyayat.Dia tidak tahu, sebenarnya apa yang paling menyakitkan—fakta bahwa Nathan adalah suami orang, atau fakta bahwa ia benar-benar merasa kehilangan saat membaca tulisan itu.Pagi menjelang, mentari London hanya menyinari kamar lewat celah tirai, tanpa menghangatkan. Yara terbangun dari posisi meringkuk, rambutnya acak-acakan, gaun tidurnya kusut.Dia keluar dari kamar. Matanya langsung menoleh ke arah pintu kamar Nathan."Apa dia sudah pergi kerja ya? Huh ..., siapa yang peduli?" gumamnya lirih.Tapi hatinya menolak keras ucapan itu. Ada bagian kecil di sana yang justru bertanya-tanya, apa Nathan sudah lebih baik? Apa demamnya sudah turun?Yara menggeleng cepat, seperti menepis bisikan hatinya sendiri. Dia kembali menyeret ka
Last Updated: 2025-05-15
Chapter: Bab 38
Malam sudah larut. Langit di luar jendela apartemen berwarna kelabu gelap, diterangi kelap-kelip lampu kota yang terlihat seperti bintang-bintang palsu.Yara baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya masih agak basah, namun tubuhnya sudah bersih dan harum. Ia mengenakan gaun tidur panjang bermotif bunga-bunga kecil berwarna pastel. Lembut, seperti dirinya yang saat itu sedang rapuh.Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang, menatap langit-langit kamar yang sunyi. Tapi pikirannya justru ramai. Ingatan itu datang seperti badai, menyapu habis ketenangan yang sempat ia rasakan sejak Nathan memutuskan pulang dari rumah sakit."Perebut suami orang."Kalimat itu terngiang lagi dan lagi. Perempuan itu, siapa namanya? Yara bahkan tidak tahu. Tapi dia begitu yakin dan menatap Yara seolah Yara adalah penjahat dalam drama murahan.Dan sekarang ..., entah mengapa, Yara baru benar-benar berpikir. Sejak pesta itu, dia tak pernah tahu siapa Nathan sebenarnya. Lelaki itu muncul tiba-tiba, menyelamatk
Last Updated: 2025-05-14
Chapter: Bab 37
Malam baru saja tiba, menyelimuti kota dengan sunyi dan remang lampu jalanan yang temaram. Di dalam ruang inap bernuansa netral itu, udara dingin dari pendingin ruangan terasa menusuk kulit, tapi tak seberapa dibandingkan dinginnya suasana hati Yara.Gadis itu duduk menyamping di sofa pojok ruangan sambil mengupas apel. Gerakannya pelan dan penuh kehati-hatian, seolah kulit apel itu bisa pecah jika ia terlalu terburu-buru. Wajahnya datar, tak berseri seperti biasanya. Matanya sayu, dan bibirnya sama sekali tak tertarik untuk sekadar meringis.Sejak pagi, Nathan tidak mengizinkannya keluar ruangan. Semua kebutuhan dikirim langsung ke dalam. Ada saja yang diutus Nathan—perawat, staf rumah sakit, bahkan Adrian pun muncul dua kali hanya untuk menyampaikan hal sepele. Tapi satu hal yang pasti: Nathan tak ingin Yara ke mana-mana.Saat ini, lelaki itu tengah bersandar di ranjang, fokus pada layar ponselnya. Jemarinya sesekali mengetik cepat, mata tajamnya membaca deretan pesan dan laporan da
Last Updated: 2025-05-13
You may also like
Cintaku Terhalang Weton
Cintaku Terhalang Weton
Romansa · Rindu Rinjani
10.4K views
For Husband
For Husband
Romansa · Demina07
10.4K views
Cinta Seorang Pria
Cinta Seorang Pria
Romansa · Lavender_fla2875
10.4K views
Mr. Park Revenge (Indonesia)
Mr. Park Revenge (Indonesia)
Romansa · Chameleon
10.3K views
Suami Tak Ada Akhlak
Suami Tak Ada Akhlak
Romansa · Evie Edha
10.3K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status