Share

05. Bertemu lagi

"Serang!"

Kang Haeun yang masih belum memprediksi langkah selanjutnya pun mulai panik. Kumpulan gadis remaja itu mulai mendekatinya. Ia terus berusaha untuk memutar otaknya. Matanya menyapu ke segala arah. Sampai akhirnya ia menemukan sosok yang bisa menolongnya. Secepat kilat, ia menarik tubuh Heeyoung yang berada di barisan depan. Ia baru ingat kalau adiknya itu tergabung dalam komunitas Soovers yang bisa di bilang fans fanatik Youngsoo.

Heeyoung sempat terkejut, tapi dengan sekali kedipan, gadis itu langsung mengerti maksud kakaknya tersebut. Layaknya aktris yang handal, Heeyoung mampu dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi sangat ketakutan. Padahal biasanya, ia bisa saja dengan mudah mengalahkan siapa pun yang mengganggunya. Tapi demi pekerjaan kakaknya, ia rela menjadi penakut seperti ini.

"Jika kalian bergerak 1 cm saja, gadis ini akan terluka!" teriak Haeun.

Rombongan gadis itu pun membeku di tempat masing-masing. Mereka tidak mau salah satu ketua komunitasnya terluka. Mereka mulai mundur beberapa langkah. Namun tiba-tiba muncul seorang gadis berjaket merah yang memprovokasi rombongan tersebut.

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan pada Heeyoung? Kau tidak membawa apa pun!" teriak gadis itu dengan keras.

Suasana yang sunyi mendadak kembali ricuh akibat teriakan tersebut. Haeun langsung panik saat rombongan gadis itu sudah mengelilinginya. Ia mendesis pelan karena sudah tidak memiliki rencana lain. Mau tak mau, karena sudah terdesak ia pun mengeluarkan sepucuk pistol dari belakang rok pendeknya. Ia memang sudah mendesain rok itu agar dilengkapi tempat untuk menyimpan pistol jika ada hal yang mendesaknya. Tapi ia sama sekali tidak membayangkan kalau ia harus mengeluarkan pistol itu hanya karena dikelilingi rombongan gadis remaja seusia adiknya. Haeun mengangkat pistol itu ke udara, tangannya sudah bersiap menarik pelatuk.

"Aku bisa saja menembak gadis ini jika kalian tidak meninggalkan tempat ini dalam hitungan ke sepuluh!" teriak Haeun dengan lantang.

Suara Haeun yang begitu lantang cukup menarik perhatian beberapa orang yang melintas. Mereka menyempatkan diri untuk menonton dari sisi jalan walau sama sekali tak bisa melihat apa yang sedang terjadi karena terhalang oleh kerumunan gadis tersebut. Usaha Haeun cukup membuahkan hasil. Mereka mulai menghambur bersamaan dengan Haeun yang mulai menghitung mundur.

"Sepuluh!"

"Sembilan!"

"De—"

Heeyoung menepis lengan Haeun yang mengurungnya. Lalu ia menatap kakaknya itu dengan kesal.

"Hentikan, mereka sudah pergi!" kata Heeyoung.

Haeun mengangguk pelan. Ia kembali menyimpan pistolnya tersebut. Lalu pandangannya terarah pada pria paruh baya yang tergeletak di jalan. Begitu juga dengan Youngsoo, ia langsung menghambur keluar dari dalam mobil. Ia tak peduli lagi jika ada wartawan atau orang yang memotretnya saat ini.

"Ahjussi!" teriak Youngsoo.

Youngsoo yang panik hanya bisa berdiri di tempatnya dengan wajah yang pucat. Ia bisa dahi Sangwoon yang mengeluarkan darah segar. Melihat Youngsoo yang sama sekali tak bereaksi pun membuat Haeun menjadi gemas. Ia langsung memapah Sangwoon dengan seluruh kekuatannya.

"Ahjussi, mian—"

"Hei, bodoh! Cepat bantu aku!" teriak Haeun dengan kesal.

Youngsoo memutar tubuhnya hingga menghadap Haeun yang kesulitan membawa masuk Sangwoon ke dalam mobil. Layaknya patung, Youngsoo sama sekali tak bergerak di tempatnya.

"Hei! Apa kau ingin dia mati?!" kata Haeun dengan kesabaran yang hampir habis.

Youngsoo berlari kecil mendekati Haeun. Lalu ia masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Ia menyusupkan kedua lengannya di antara ketiak sopir pribadinya tersebut. Lalu sekuat tenaga ia menarik pria paruh baya itu masuk ke dalam mobil. Haeun yang tak melihat kehadiran sang manager pun sedikit bingung.

"Di mana managermu?" tanya Haeun.

Youngsoo menggaruk tengkuknya. "Hmmm, dia sedang libur hari ini."

Haeun menganggukkan kepalanya. "Cukup berbahaya jika mengatasi kejadian seperti tadi tanpa bantuan petugas keamanan. Lain kali tolong halangi paman ini berbuat nekat," kata Haeun.

Youngsoo tak merespon, ia sibuk mengamati Haeun yang terlihat begitu mencurigakan. Terutama dengan seragam dan pistol tersebut.

"Siapa kau sebenarnya? Mengapa kau membawa pistol dan mengenakan seragam seperti ini?" tanya Youngsoo.

Haeun tersenyum miring, ia mengeluarkan pistol dari sakunya. Lalu ia menodongkan pistol tersebut ke arah Youngsoo.

"Aku akan membunuhmu agar dapat membeli mobil tesla."

~~~

Baekyung meremas berkas yang ada di tangannya. Entah sudah hari ke berapa sejak pertemuannya dengan wanita bernama Kim Haeun tersebut. Ia sudah memerintahkan orang kepercayaannya untuk mencari informasi tentang wanita tersebut, tapi hasilnya tetap nihil. Sama sekali tidak ada data tentang wanita tersebut, semuanya memiliki wajah yang berbeda.

"Apakah wanita itu menipuku?" tanya Baekyung pada dirinya sendiri.

Baekyung tersenyum tipis, lalu ia mengambil ponselnya. Ia membuka sebuah folder yang berisi rekaman suara. Ia sengaja merekam percakapan mereka sewaktu berada di dalam mobil. Baekyung yang dari awal menaruh curiga pada wanita itu langsung menghidupkan perekam suara. Jika ia tidak bisa melacak wanita itu lewat namanya, maka ia bisa melacaknya lewat suara.

Baekyung mengirim semua rekaman itu pada orang kepercayaannya. Kini yang harus ia lakukan hanyalah menunggu hasil. Sementara itu, ia akan menyapu lokasi pertemuannya dengan wanita itu. Tiba-tiba ia teringat dengan bantal dan selimut milik wanita itu. Ia masih menyimpannya sejak pertemuan itu. Ia keluar dari mobil, lalu membuka bagasinya. Wanita itu cukup ceroboh meninggalkan barangnya seperti itu.

"Jika dia membawa bantal dan selimut, berarti dia tinggal tak jauh dari lokasi kejadian," gumam Baekyung.

Baekyung tersenyum tipis, lalu kembali masuk ke mobilnya. Setelah itu ia melajukan mobilnya ke lokasi tempat penikaman tersebut. Dengan begitu, ia akan dengan mudah menemukan wanita misterius bernama Kim Haeun. Ia memutar kemudinya menuju jalan yang pernah dilaluinya beberapa hari yang lalu. Namun tiba-tiba sebuah mobil tesla berwarna putih melesat dengan kecepatan di atas rata-rata. Bahkan mobil itu menerobos saat lampu lalu lintas berwarna merah.

Tanpa berpikir panjang, Baekyung pun ikut menaikkan kecepatannya agar dapat mengejar mobil tersebut. Saat sudah berada tepat di samping mobil tesla itu, samar-samar ia melihat seorang gadis mengenakan seragam sekolah tengah duduk di kursi kemudi. Baekyung mengernyitkan dahinya, bagaimana bisa seorang pelajar diizinkan mengendarai mobil di jalan. Ia menaikkan kecepatan mobilnya lagi agar bisa mendahului mobil tersebut. Ia tersenyum saat melihat sebuah tikungan yang cukup mendukung untuknya menghentikan mobil tersebut.

Cittt!!!

Suara decitan antara ban dan aspal itu terdengar begitu keras. Baekyung berhasil memblokade jalan mobil tesla itu. Mau tak mau mobil berwarna putih itu berhenti, namun sama sekali tak ada yang keluar dari sana. Akhirnya Baekyung memilih untuk turun dan melihat keadaan pengendara mobil itu. Ia mengetuk kaca mobil tesla itu beberapa kali. Lalu kaca mobil itu pun terbuka, menampakkan seorang wanita cantik yang mengenakan seragam sekolah. Baekyung hampir saja tidak mengenali sosok itu, karena penampilannya sangat berbeda sejak pertemuan terakhirnya.

"Aku menemukanmu, Kim Haeun."

Bersambung ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status