"Loe ikut gue." Ucap Rayhan seraya menunjukkan jarinya kepada Anggun.
Anggun berjalan mengikuti langkah Rayhan.
Tok..tok ..tok..
"Masuk" terdengar suara dari dalam.
"Masuklah tuan Ardy ingin bicara." Ucap Rayhan lalu membuka pinta sebuah ruangan.
Aku masuk ke ruangan yang di depan sudah ada meja, kursi, sofa dan sekeliling ruangan itu ada rak yang penuh dengan buku.
Dia melirik dengan ekor matanya lalu kembali menatap laptop di depannya melanjutkan pekerjaan nya selama beberapa waktu.
"Duduklah. To the point' gue mau loe jadi pacar pura-pura gue. Dan ini perjanjiannya. Baca dulu lalu tandatangani." Ucap Ardy datar.
Deg....
"Maksud tuan bagaimana?"
" Loe ga usah terlalu banyak tanya. Cukup diam dan ikuti permainan ku. Gue kasih loe gaji tambahan buat sandiwara ini. Perjanjian dimulai dari hari ini. Kita harus mengahadapi para wartawan di depan gedung."
Anggun membaca perjanjian tersebut. Dalam perjanjian itu tertulis bahwa Anggun bekerja sebagai bodyguard dan pacar pura-pura tuan Ardy tanpa batas waktu serta berlaku mesra di depan umum. Anggun tidak boleh mengenakan seragam bodyguard. Bonus 2 kali dari gaji tiap bulan yang disepakati dan di transfer ke rekening yang akan dibuatkan dari Perusahaan Suhendra group. Serta mendapatkan beberapa fasilitas seperti baju, sepatu, tas, make up, ponsel dan beberapa hal yang menunjang penampilan.
Membaca penghasilan yang akan dia dapatkan membuat Anggun senang. Uang yang didapatkan bisa digunakan untuk kebutuhan Mbah Siti di desa. Anggun menandatangani perjanjian itu tanpa banyak bicara lalu keluar dari ruangan itu.
Sebelumnya Ardy telah menyuruh Rayhan untuk menyelidiki siapa Anggun, siapa orang yang dekat dengannya, bagaimana kehidupan di desa, dan lain-lain. Semua informasi sudah didapatkannya melalui penyelidikan Rayhan, lalu memberikan penawaran kerjasama untuk berpura-pura menjadi sepasang kekasih.
Ardy merasa kecewa dan dibohongi oleh tunangannya. Tunangannya hanya mau uangnya dan berselingkuh di belakangnya. Maka dari itu Ardy bekerja sama dengan Anggun untuk menjadi pacar pura-pura nya. Selama ini Ardy telah memutuskan tunangannya tapi mantan tunangannya tidak mau diputuskan, bahkan pihak keluarga mantan tunangannya juga ikut campur untuk memojokkannya.
Flash back on
Apartemen Nadine 1 tahun lalu
Malam ini Ardy pamit kepada tunangannya yang bernama Nadine untuk pergi ke luar kota mengurus masalah yang terjadi di cabang perusahaannya selama 1 minggu.
Nadine menjadi seorang model papan atas dukungan dari perusahaan Ardy. Wajah yang cantik, tinggi , kulit putih mulus menjadikannya seorang model dengan bayaran yang fantastis. Selain model, dia juga menjadi artis. Untuk melancarkan karirnya, dia harus rela menjual tubuhnya tanpa sepengetahuan Ardy.
Nadine yang mempunyai hasrat besar langsung mencium dan melum*t bibir Ardy. Ardy terbawa suasana membalas ciuman Nadine, mencium dan menghisap leher jenjang Nadine. Tangannya sudah berada di dalam baju Nadine dan merem*s salah satu bukit kembar Nadine secara bergantian hingga suara desahan terdengar di ruangan itu. Entah kapan Nadine sudah tidak mengenakan pakaian. Tubuh bagian atasnya polos dan bukit kembarny terlihat menantang.
"Aaahhh..ahhh.."desah Nadine kala Adry memainkan put**g nya.
Setelah puas dengan tubuh bagian atas Nadine, Ardy menghentikan kegiatannya dan memakaikan kembali pakaian Nadine.
Nadine merasa tanggung dan mencoba terus merayu Ardy untuk melanjutkan kegiatan panas mereka tapi Ardy tidak mau dan memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Nadine geram karena Ardy selalu menolaknya, membuat nya tidak bisa melancarkan rencananya.
Sesampainya di rumah, Ardy baru mengingat bahwa ada berkas yang tertinggal di apartemen Nadine. Karena hujan lebat kepergiannya di tunda esok pagi. Sebelum kepergiannya esok pagi keluar kota Ardy berencana untuk mampir ke apartemen Nadine mengambil berkas yang tertinggal.
Rayhan telah menunggu di depan rumah Ardy untuk berangkat keluar kota.
"Ray, kita ke apartemen Nadine dulu, saya mau ambil berkas yang ketinggalan."
" Baik tuan."
Sekitar 30 menit mereka sampai di parkiran apartemen Nadine, Ardy naik lift dan menekan angka 8 tempat Nadine tinggal.
Seperti biasa Ardy memencet password apartemen lalu masuk dan mengambil berkasnya yang ketinggalan di meja ruang tamu. Ketika akan berbalik, dia mendengar suara desahan seorang wanita. Suara itu sangat familiar di telinganya. Perlahan mendekat ke sumber suara yang ternyata berasal dari dalam kamar Nadine.
"Ahhh" Seru bersamaan kedua manusia yang baru saja selesai dengan kegiatan panas mereka.
"Nad, kamu harus secepatnya menguasai harta Ardy. Buat dia secepatnya menikahimu." Ucap seorang pria yang tengah bersama Nadine dengan hanya berbalut selimut.
"Aku akan berusaha yank. Dia ga mau melakukan hubungan intim denganku, memaksanya juga sudah kulakukan. Bahkan orang tuaku sudah mendesak Ardy untuk menikahiku. Tapi dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan mengacuhkan ku." Jawab Nadine bersandar manja pada lelaki itu.
Tanpa suara pintu dibuka sedikit untuk melihat siapa yang tengah memadu kasih dengan Nadine.
"Marko." Ardy terkejut karena Marko adalah sahabatnya sejak kuliah.
"Akan ku balas kalian. Dasar jalang, jalang dan penghianat memanglah cocok." gumam Ardy pelan dengan mengepalkan kedua tangannya.
Ardy pergi meninggalkan apartemen Nadine dengan menahan amarah. Lalu melanjutkan perjalanan keluar kota untuk mengurus masalah perusahaan.
Flash back off
Rayhan memanggil sekertarisnya untuk membawa Anggun ke ruang tamu. Dalam ruangan itu sudah ada make up artist dan beberapa dress yang di bawa dari butik-butik ternama di kota itu.
Rayhan menyiapkan ruangan untuk diadakannya konferensi pers dan memberikan klarifikasi atas masalah pertunangannya dengan Nadine.
Setelah di make over, penampilan Anggun menjadi lebih elegan, tampak sangat cantik dan dewasa. Ardy terbengong melihat penampilan Anggun.
Deg..
"Sangat cantik" gumam Ardy pelan yang tidak bisa di dengar oleh siapa pun.
"Hemmmh "Ardy berdeham untuk menetralkan jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.
"Ayo kita keluar untuk menghadapi para pencari berita itu." Ucap Ardy.
Ardy memberikan lengannya untuk digamit Anggun. Mereka berjalan bersama menuju ruang konferensi pers.
"Selamat siang semuanya. Terima kasih atas kedatangan dan perhatiannya. Saat ini saya akan konfirmasi mengenai hubungan saya dan Nadine mantan tunangan saya. Saya telah membatalkan pertunangan kami 1 tahun yang lalu. Jadi gosip tentang saya menghamili Nadine semuanya adalah kebohongan."
"Di samping saya saat ini adalah tunangan saya." Ucap Ardy menggenggam tangan Anggun serta memperlihatkan cincin pertunangan keduanya.
"Saya akan menuntut siapapun yang telah merusak nama baik saya. Jadi saya harap setelah konferensi pers ini, berita simpang siur itu bisa diluruskan dan tidak menyudutkan saya serta tidak berdampak negatif terhadap perusahaan saya." Sambung Ardy.
"Kami tidak membuka sesi tanya jawab. Sekian penjelasan dari kami. Terima kasih." Ucap Ardy menutup konferensi pers tersebut.
Mereka menuruni podium lalu pergi meninggalkan perusahaan.
.....
Nadine yang melihat konferensi pers yang disiarkan dari layar televisi tidak terima dan menjadi sangat marah. Semua barang di kamarnya menjadi berantakan karena ulah Nadine.
Pelayan yang sedang membersihkan di lantai 2 merasa terkejut karena suara teriakan dan barang-barang pecah dari kamar Nadine. Pelayan tersebut segera memberi tahu kepada mama Nadine.
Mama Nadine yang mendapat laporan segera naik ke lantai 2 menuju kamar Nadine.
Tok..tok..tok..
"Nadine buka pintunya. Ini mama sayang. Ada apa?" Ucap mama Nadine cemas.
"Aaaaaa...Mama, aku tidak terima diputuskan oleh Ardy." Teriak Nadine frustasi.
Pintu dibuka paksa oleh pelayan laki-laki atas perintah mama Nadine.
"Nadine tenanglah mama akan membantumu." Mama Nadine memeluk dan mengusap-usap punggung Nadine.
"Aku mau Ardy ma.." kata Nadine sambil terisak.
Di tempat lain, Marko yang melihat acara konferensi pers di televisi mengepalkan tangannya. "Nadine sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Ternyata cintanya kepada Nadine tidak sebesar yang kupikirkan. Ardy,aku akan membuatmu menderita." Geram Marko. "Kau harus membayar yang sudah kau lakukan kepada Stella" seringai licik Marko. "Bas, segera selidiki siapa wanita itu. Aku mau laporan lengkap mengenai wanita itu sore ini sebelum acara pesta pernikahan itu. Aku yakin Ardy dan tunangannya pasti akan datang ke sana." Perintah Marko kepada asisten pribadinya yang bernama Bastian. "Baik tuan segera saya laksanakan." Jawab Bastian seraya keluar dari ruangan. ...... "Nanti malam ikut denganku ke pesta pernikahan rekan Bisnisku. Siapkan dirimu jangan membuatku malu." Perintah Ardy "Baik tuan." Jawab Anggun lalu melangkah masuk ke kamarnya. Ardy masuk ke ruang kerja bersama dengan Rayhan membahas beberapa pekerjaan dan masalah konfe
Ardy yang merasa sudah tidak bisa menahannya lagi, langsung menggendong Anggun dan membaringkannya di ranjang hotel. Dia mengambil ponsel untuk menyalakan video dan meletakkan kembali ponselnya di tempat yang bisa merekam aktivitas mereka. "Setelah dia sadar pasti akan marah besar dan tidak mengingat kejadian ini. Aku harus membuat bukti bahwa dia yang menginginkan semua ini."ucap Ardy dalam hati. Ardy berjalan mendekati Anggun yang terus saja menggeliat. Anggun langsung menarik Ardy hingga terjatuh diatasnya lalu menekan tengkuk Ardy. Ketika bibir keduanya hampir bersentuhan, Ardy menahannya dan bertanya " Sadarlah.. Apakah kamu tahu siapa aku?" "Katakan siapa aku?"Ardy menatap dalam mata Anggun yang terlihat sayu akibat gairahnya. " Ka..kau adalah tu..tuan Ardy." Ucap Anggun terbata-bata menahan hasratnya yang menggebu-gebu akibat obat perangsang yang diberikan Marko. "Kau yakin akan melakukan ini denganku?" "I i iya. Tolong
Setelah kejadian itu Ardy dan Anggun menjadi semakin canggung bila bertemu. Bila mengingat kejadian malam itu Anggun merasa sangat malu. Ardy memperlihatkan rekaman video malam itu, bagaimana dia begitu liar menggoda Ardy......Hari ini Anggun meminta ijin kepada kepala pengurus rumah untuk pergi ke kos yang selama ini dia tempati. Anggun berencana akan berkemas dan mengosongkan kamar kos nya dan akan menemui Rama untuk memutuskan hubungan mereka.Pagi itu Anggun pergi dari rumah mewah itu menggunakan kendaraan umum. Sesampainya di kos, Anggun langsung beres-beres barangnya yang hanya sedikit karena sebagian pakaian sudah dia bawa di rumah tempat dia bekerja. Setelah selesai dia berpamitan kepada pemilik kos itu dan mengembalikan kunci kamar tersebut. Lalu dengan berjalan kaki menuju apartemen Rama berbekal alamat yang pernah diberikan kepadanya.Anggun sudah menelan Rama berkali-kali namun tidak diangkat-angkat."Permisi pak, numpang
Setelah membersihkan diri, Rama berangkat ke kantor dan Luna pun telah pergi dari apartemen setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Rama telah menggunakan seluruh uang Anggun untuk investasi yang ditawarkan oleh temannya. Uang itu berasal dari hasil gaji yang ditransfer ke rekeningnya dari PT Permata Cemerlang, perusahaan jasa bodyguard tempat Anggun bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Rama tidak tahu jika Anggun telah dibukakan rekening baru oleh Ardy saat dia mulai bekerja sebagai bodyguard pribadi Ardy. Selama ini Rama merasa bahwa Anggun adalah gadis desa yang lugu dan mudah untuk dibohongi. Rama sama sekali tidak merasa bersalah kepada Anggun. Rama bekerja di anak cabang perusahaan milik Ardy. ..... Di tempat lain, Wulan pulang ke mansion utama milik orang tua Ardy dengan perasaan kesal, kaki dihentak-hentakkan dan cemberut. Selama di kota J, Wulan dan mamanya tinggal di mansion utama milik orang tua Ardy. "Kenapa kamu pulang-pu
Keesokan harinya Wulan terus saja membujuk mamanya untuk pergi menemui Ardy di kantornya. Dia mengikuti ke manapun kaki mamanya melangkah dan terus memohon. Akhirnya Mamanya setuju untuk pergi berbicara dengan Ardy. Sesampainya di lobby perusahaan milik Ardy, Wulan menggandeng mamanya menuju lift khusus. Resepsionis yang melihat itu menegur mereka dengan sopan. "Maaf nyonya, lift itu hanya untuk orang-orang tertentu di perusahaan ini. Anda ingin mencari siapa biar saya bantu." "Kami mencari bapak Ardy." Ucap Irma. "Apakah anda sudah memiliki janji dengan tuan Ardy?" "Saya belum membuat janji, tapi katakan saja jika nyonya Irma mencarinya." "Sebentar nyonya, saya akan menghubungi sekertaris beliau terlebih dahulu. Mohon ditunggu nyonya." Setelah beberapa saat resepsionis itu berkata kepada Irma "Tuan Ardy ada di ruangannya. Tolong untuk menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya." "Kamu!!" Geram Wulan lalu ditahan mamanya. Irma
"Keluar kalian dari mobil." Gertak beberapa orang preman kepada orang yang berada dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam. Di dalam mobil itu ada 2 bodyguard, 1 asisten pribadi, dan seorang pria paruh baya pemilik mobil itu. Sedangkan diluar ada banyak sekali preman. Ada 4 mobil yang menghadang mereka, 2 mobil menghadang di depan, 1 mobil di samping kanan dan 1 mobil menghadang di belakang sehingga mobil sedan yang berada di tepi jalan itu tidak bisa bergerak ke mana pun. "Tuan jangan keluar biarkan saja mereka. Biar kami saja yang keluar. Tuan di dalam mobil saja, dan tunggu bantuan datang. Jumlah mereka terlalu banyak. Saya sudah menelepon untuk meminta bantuan. Kami akan berusaha mengulur waktu" Ucap seorang seorang bodyguard yang berada dalam mobil itu. Sebenarnya ada 2 mobil lagi yang berangkat bersama mobil sedan itu tetapi entah mengapa ditengah jalan mereka terpisah. Beberapa preman terus saja menggedor-gedor kaca mobil agar orang di dalam mob
Tampaklah sebuah desa nan asri. Penuh dengan pepohonan, rumah-rumah penduduknya yang jaraknya berjauhan, udaranya sangat sejuk dan tidak ada polusi. Jauh dari perkotaan dan kebisingan. "Mbah Siti... Anggun kangen banget." gumam Anggun pelan setelah sampai di depan rumah sederhana dengan suasana hangat. Rumah tua tanpa cat dengan halaman yang luas. Banyak pepohonan di halaman rumah itu. Terlihat beberapa orang tetangga sedang berada bercengkrama di dalam rumah itu. Tok..tok..tok.. "Mbah, Anggun pulang." Ucap Anggun lalu masuk ke dalam rumah bersama dengan Devi. Mendengar ada suara orang dari luar, semua orang di dalam memutar kepala mereka untuk melihat siapa yang datang. Semua orang yang berada di rumah terkejut melihat kedatangan Anggun. Penampilan Anggun terlihat berbeda, terlihat sangat cantik, pakaian dan aksesoris yang dia kenakan terlihat mewah. Anggun yang tidak suka berdandan di paksa Ardy untuk ikut les kecantikan di sela-sela kegiatan
Ardy yang melihat kedekatan antara Anggun dan Rahmat merasa panas. Keduanya duduk di kursi ruang tamu lalu mengobrol. Walaupun pembicaraan mereka hanya menanyakan kabar tetapi Ardy melihat dari pancaran mata Rahmat yang mengatakan bahwa dia menyukai Anggun. Ardy merasa tidak rela jika wanitanya di tatap pria lain dengan tatapan mendamba."Wah bakalan ada perang nii di rumah ini." Ucap Rayhan was was saat melihat Ardy mengintip dari balik pintu."Aku nonton saja. Aku tidak mau ikut campur, panjang nanti urusannya." Tambah Rayhan.Akhirnya Ardy memutuskan untuk keluar dari kamar dan berpura-pura meminta diambilkan minum karena haus. Ardy berjalan mendekati Anggun lalu berkata:"Anggun, mas bisa minta tolong untuk diambilkan air? Mas haus.""Baik mas, akan Anggun ambilkan. Mas mau teh atau kopi?""Teh saja sayang.""Bang Rahmat mau teh atau kopi?" Tanya Anggun kepada Rahmat."Teh saja."Sebelum Anggun beranjak pergi ke dapu