Apartemen Rama
Sementara itu kedua sejoli itu masih tidur berbalut selimut tebal tanpa sehelai benang pun mulai mengerjabkan mata mereka karena terusik suara alarm dari ponsel Rama.
"Selamat pagi sayang, maaf tidurmu jadi terganggu. Hari ini aku harus bekerja." Ucap Rama kepada seorang wanita seksi yang menginap di apartemen nya yang bernama Luna lalu mencium bibirnya.
"Pagi juga sayangku."ucap Luna.
"Mandilah lebih dulu, aku pesen dulu sarapan untuk kita." Ucap Rama seraya bangkit dari tempat tidur dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya. Mengambil ponselnya untuk mengorder makanan.
Luna berjalan berlenggak lenggok ke kamar mandi dengan tubuh polos menggoda Rama. Rama yang melihat adegan itu, meletakkan ponselnya dan langsung berjalan mengikuti Luna ke kamar mandi. Terjadilah sesuatu yang diinginkan di dalam kamar mandi. Yang seharusnya mandi biasa hanya 30 menit menjadi berjam jam akibat hasrat yang bergelora.
Begitulah Rama sehari-hari yang melakukan hubungan seks dengan Luna kekasihnya dan juga dengan beberapa wanita malam tanpa diketahui oleh Luna untuk menuntaskan hasratnya. Luna dan Rama sudah berpacaran selama 3 tahun. Selama berpacaran Luna mengetahui bahwa Rama juga menjadikan Anggun sebagai pacarnya. Akan tetapi Rama menjelaskan bahwa dia hanya memanfaatkan Anggun. Dia tidak tertarik dengan gadis desa udik dan kampungan seperti Anggun.
.....
Anggun dan teman temannya berlatih dengan giat. Selama 1 bulan mereka berlatih bersama sama sehingga menjadi dekat.
Selama 1 bulan itu Rama tidak pernah mengunjungi Anggun. Mereka hanya bertukar kabar melalui telepon atau SMS. Menurut Anggun itu adalah hal yang biasa karena saat berada di desa Rama juga seperti itu, Anggun pun memakluminya karena kesibukan masing-masing.
Hari ini adalah hari yang dinantikan setiap karyawan, apalagi kalau bukan terima gaji.
Drrrttt..drrrttt..
"Hallo, ada apa kamu telepon aku?"ucap Rama malas.
"Ram, hari ini aku gajian. Bisakah kamu memberikan uangnya kepadaku. Hari ini ibu kos sudah menagih uang kos." Jawab Anggun.
"Ya. Nanti sore aku ke kos mu." Rama menjawab singkat dan langsung mematikan sambungan telepon dari Anggun.
Sore harinya Anggun dan Rama bertemu di depan kamar kos Anggun.
" Nggun, bagaimana kabarmu? Pekerjaan mu lancar?" Tanya Rama basa-basi.
"Baik. Kamu kenapa jarang sekali datang ke sini? Kata pengurus di kantor besok akan ada kontrak dengan klien besar." Jawab Anggun apa adanya.
"Aku sibuk kerja. Aku juga sedang berinvestasi dengan temanku. Bagaimana kalau kamu ikut berinvestasi? Menanamkan sejumlah uang secara berkala dan mendapatkan keuntungan yang besar. Nanti aku akan memberikan uang sesuai kebutuhan mu dan sisanya bisa di investasikan. Kita harus memikirkan masa depan kita." Rayu Rama sambil memegang tangan Anggun.
"Tapi aku ingin mengirim uang ke desa juga."
"Uangnya kita investasi kan dulu supaya berkembang. Nanti kalau uangnya sudah berkembang kamu bisa memberikan uang ke desa dalam jumlah banyak."
"Apakah investasi itu bisa di percaya?"
"Tenang saja aku berinvestasi di tempat yang aman dan terpercaya"
"Baiklah. Atur kau saja."
Mereka berdua berbincang dan menikmati sore bersama.
.....
Pagi hari ini di kantor kedatangan klien besar dari perusahaan internasional CEO Suhendra group yang ingin memakai jasa bodyguard untuk menambah penjagaan di rumah nya.
Terlihat ada 2 mobil yang masuk ke halaman kantor Anggun. 1 mobil berisi 4 bodyguard dan 1 mobil ada 1 supir dan 2 orang pria.
Pak Soni selaku pemilik perusahaan tempatku bekerja menyambut kedatangan klien besar itu bersama dengan pak Budi dan pak Toni.
Mereka masuk ke dalam ruang rapat yang telah disiapkan untuk membahas kerja sama yang akan di lakukan.
"Kita langsung ke intinya saja. Saya ingin menambah 10 bodyguard untuk memperketat penjagaan rumahnya dan 4 bodyguard pribadi yang akan menemaninya di manapun. Untuk bodyguard pribadi saya akan memilih sendiri." Ucap CEO yang bernama Ardyan Suhendra.
"Sebelumnya kami sangat berterimakasih karena selalu dipercaya untuk menjaga keamanan anda. Baik tuan kami akan menyiapkan 10 bodyguard terbaik kami dan ini adalah dokumen kerjasama nya." Ucap pak Soni lalu memberikan dokumen tersebut kepada asisten pribadi CEO yang bernama Rayhan. Rayhan membaca dan meneliti dokumen itu. Setelah dirasa semua sesuai dengan keinginan bosnya, lalu menyerahkan dokumen itu kepada Ardy untuk ditandatangani.
"Saya ingin memilih bodyguard pribadi saya." Ucap Ardy sambil menyerahkan dokumen yang telah ditandatangani olehnya.
"Mari tuan, silahkan."ucap pak Soni lalu berdiri dan mempersilakan keluar ruangan menuju tempat latihan para bodyguard.
Ardy memilih bodyguard pribadinya. Saat Ardy dan Anggun saling berhadapan, ada getaran aneh dalam diri Ardy yang belum pernah dia rasakan. Ardy telah memilih 4 bodyguard pribadinya. 2 dari senior yang telah lama bekerja sebagai bodyguard, Devi dan Anggun.
"Mulai besok mereka akan mulai bekerja. Jam 6 harus sudah ada di rumah tuan Ardy dan tinggal di sana selama kerja sama ini." Ucap Rayhan sang assisten kepada bodyguard yang telah terpilih lalu pergi meninggalkan tempat itu.
.....
Di depan pintu gerbang rumah CEO, Anggun bertemu dengan Devi yang sedang menunggu satpam rumah itu membuka pintu gerbang.
Setalah pintu gerbang di buka, kami memasuki halaman yang luas penuh dengan bunga dan tanaman di sekitar jalan berbatako untuk dilintasi mobil, dan ditengah halaman ada kolam air mancur. Kami berjalan cukup jauh lalu terlihat rumah yang sangat besar seperti istana. Perabotan di rumah itu sangat mewah. Ternyata di dalam sudah ada beberapa orang bodyguard laki-laki yang menunggu untuk bekerja di sana.
"Silahkan memperkenalkan diri satu per satu." Ucap Rayhan.
Perlahan Ardy terlihat menuruni tangga berjalan mendekati kami. Lalu kami memperkenalkan diri. Setelah selesai, kami diberikan beberapa lembar kertas yang berisi peraturan di rumah ini kemudian kepala pelayan mengantar kami ke paviliun belakang yang dikhususkan untuk para pekerja yang tidur di rumah itu.
Setelah meletakkan barang, kami mulai bersiap-siap untuk bekerja. Aku, Devi dan 2 bodyguard laki-laki sebagai bodyguard pribadi tuan Ardy. Aku dan Devi menjadi teman 1 kamar. Kami mengikuti ke manapun tuan Ardy berada.
3 mobil berangkat dari kediaman tuan Ardy menuju ke kantor pusat Suhendra group. 1 mobil di depan berisi 6 bodyguard. Aku, bodyguard pribadi lelaki menjadi supir bersama tuan Ardy dan tuan Rayhan. Dan di belakang ada 1 mobil berisi 6 bodyguard termasuk Devi. Hanya aku dan Devi, wanita yang bekerja sebagai bodyguard CEO Suhendra group.
Sesampainya di depan lobby kantor terdapat banyak sekali wartawan yang sedang menunggu kedatangan CEO Suhendra group. Semua bodyguard turun dari dan membuat barisan untuk melindungi tuan Ardy. Aku turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk tuan Ardy. Kami berjalan bersama sampai menuju ruang CEO. Hanya kami berempat sebagai bodyguardy pribadi yang berjaga di depan pintu ruang CEO.
"Apakah benar pertunangan anda di batalkan?"
"Menurut isu yang beredar anda memutuskan pertunangan karena anda selingkuh dengan wanita lain."
"Apakah nona Nadine benar sedang hamil anak anda?"
"Tolong luangkan waktu untuk konfirmasi nya tuan."
Begitulah teriakan para wartawan dan masih banyak lagi teriakan mereka untuk mengkonfirmasi berita yang beredar di luar.
"Ray, buat surat kontrak untuk Anggun." Ucap Ardy ketika memasuki ruangannya. Rayhan yang sudah mengerti langsung menuju ke ruangannya untuk membuat surat kontrak tersebut.
"Loe ikut gue." Ucap Rayhan seraya menunjukkan jarinya kepada Anggun. Anggun berjalan mengikuti langkah Rayhan. Tok..tok ..tok.. "Masuk" terdengar suara dari dalam. "Masuklah tuan Ardy ingin bicara." Ucap Rayhan lalu membuka pinta sebuah ruangan. Aku masuk ke ruangan yang di depan sudah ada meja, kursi, sofa dan sekeliling ruangan itu ada rak yang penuh dengan buku. Dia melirik dengan ekor matanya lalu kembali menatap laptop di depannya melanjutkan pekerjaan nya selama beberapa waktu. "Duduklah. To the point' gue mau loe jadi pacar pura-pura gue. Dan ini perjanjiannya. Baca dulu lalu tandatangani." Ucap Ardy datar. Deg.... "Maksud tuan bagaimana?" " Loe ga usah terlalu banyak tanya. Cukup diam dan ikuti permainan ku. Gue kasih loe gaji tambahan buat sandiwara ini. Perjanjian dimulai dari hari ini. Kita harus mengahadapi para wartawan di depan gedung." Anggun membaca perjanjian tersebut. Dalam per
Di tempat lain, Marko yang melihat acara konferensi pers di televisi mengepalkan tangannya. "Nadine sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Ternyata cintanya kepada Nadine tidak sebesar yang kupikirkan. Ardy,aku akan membuatmu menderita." Geram Marko. "Kau harus membayar yang sudah kau lakukan kepada Stella" seringai licik Marko. "Bas, segera selidiki siapa wanita itu. Aku mau laporan lengkap mengenai wanita itu sore ini sebelum acara pesta pernikahan itu. Aku yakin Ardy dan tunangannya pasti akan datang ke sana." Perintah Marko kepada asisten pribadinya yang bernama Bastian. "Baik tuan segera saya laksanakan." Jawab Bastian seraya keluar dari ruangan. ...... "Nanti malam ikut denganku ke pesta pernikahan rekan Bisnisku. Siapkan dirimu jangan membuatku malu." Perintah Ardy "Baik tuan." Jawab Anggun lalu melangkah masuk ke kamarnya. Ardy masuk ke ruang kerja bersama dengan Rayhan membahas beberapa pekerjaan dan masalah konfe
Ardy yang merasa sudah tidak bisa menahannya lagi, langsung menggendong Anggun dan membaringkannya di ranjang hotel. Dia mengambil ponsel untuk menyalakan video dan meletakkan kembali ponselnya di tempat yang bisa merekam aktivitas mereka. "Setelah dia sadar pasti akan marah besar dan tidak mengingat kejadian ini. Aku harus membuat bukti bahwa dia yang menginginkan semua ini."ucap Ardy dalam hati. Ardy berjalan mendekati Anggun yang terus saja menggeliat. Anggun langsung menarik Ardy hingga terjatuh diatasnya lalu menekan tengkuk Ardy. Ketika bibir keduanya hampir bersentuhan, Ardy menahannya dan bertanya " Sadarlah.. Apakah kamu tahu siapa aku?" "Katakan siapa aku?"Ardy menatap dalam mata Anggun yang terlihat sayu akibat gairahnya. " Ka..kau adalah tu..tuan Ardy." Ucap Anggun terbata-bata menahan hasratnya yang menggebu-gebu akibat obat perangsang yang diberikan Marko. "Kau yakin akan melakukan ini denganku?" "I i iya. Tolong
Setelah kejadian itu Ardy dan Anggun menjadi semakin canggung bila bertemu. Bila mengingat kejadian malam itu Anggun merasa sangat malu. Ardy memperlihatkan rekaman video malam itu, bagaimana dia begitu liar menggoda Ardy......Hari ini Anggun meminta ijin kepada kepala pengurus rumah untuk pergi ke kos yang selama ini dia tempati. Anggun berencana akan berkemas dan mengosongkan kamar kos nya dan akan menemui Rama untuk memutuskan hubungan mereka.Pagi itu Anggun pergi dari rumah mewah itu menggunakan kendaraan umum. Sesampainya di kos, Anggun langsung beres-beres barangnya yang hanya sedikit karena sebagian pakaian sudah dia bawa di rumah tempat dia bekerja. Setelah selesai dia berpamitan kepada pemilik kos itu dan mengembalikan kunci kamar tersebut. Lalu dengan berjalan kaki menuju apartemen Rama berbekal alamat yang pernah diberikan kepadanya.Anggun sudah menelan Rama berkali-kali namun tidak diangkat-angkat."Permisi pak, numpang
Setelah membersihkan diri, Rama berangkat ke kantor dan Luna pun telah pergi dari apartemen setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Rama telah menggunakan seluruh uang Anggun untuk investasi yang ditawarkan oleh temannya. Uang itu berasal dari hasil gaji yang ditransfer ke rekeningnya dari PT Permata Cemerlang, perusahaan jasa bodyguard tempat Anggun bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Rama tidak tahu jika Anggun telah dibukakan rekening baru oleh Ardy saat dia mulai bekerja sebagai bodyguard pribadi Ardy. Selama ini Rama merasa bahwa Anggun adalah gadis desa yang lugu dan mudah untuk dibohongi. Rama sama sekali tidak merasa bersalah kepada Anggun. Rama bekerja di anak cabang perusahaan milik Ardy. ..... Di tempat lain, Wulan pulang ke mansion utama milik orang tua Ardy dengan perasaan kesal, kaki dihentak-hentakkan dan cemberut. Selama di kota J, Wulan dan mamanya tinggal di mansion utama milik orang tua Ardy. "Kenapa kamu pulang-pu
Keesokan harinya Wulan terus saja membujuk mamanya untuk pergi menemui Ardy di kantornya. Dia mengikuti ke manapun kaki mamanya melangkah dan terus memohon. Akhirnya Mamanya setuju untuk pergi berbicara dengan Ardy. Sesampainya di lobby perusahaan milik Ardy, Wulan menggandeng mamanya menuju lift khusus. Resepsionis yang melihat itu menegur mereka dengan sopan. "Maaf nyonya, lift itu hanya untuk orang-orang tertentu di perusahaan ini. Anda ingin mencari siapa biar saya bantu." "Kami mencari bapak Ardy." Ucap Irma. "Apakah anda sudah memiliki janji dengan tuan Ardy?" "Saya belum membuat janji, tapi katakan saja jika nyonya Irma mencarinya." "Sebentar nyonya, saya akan menghubungi sekertaris beliau terlebih dahulu. Mohon ditunggu nyonya." Setelah beberapa saat resepsionis itu berkata kepada Irma "Tuan Ardy ada di ruangannya. Tolong untuk menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya." "Kamu!!" Geram Wulan lalu ditahan mamanya. Irma
"Keluar kalian dari mobil." Gertak beberapa orang preman kepada orang yang berada dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam. Di dalam mobil itu ada 2 bodyguard, 1 asisten pribadi, dan seorang pria paruh baya pemilik mobil itu. Sedangkan diluar ada banyak sekali preman. Ada 4 mobil yang menghadang mereka, 2 mobil menghadang di depan, 1 mobil di samping kanan dan 1 mobil menghadang di belakang sehingga mobil sedan yang berada di tepi jalan itu tidak bisa bergerak ke mana pun. "Tuan jangan keluar biarkan saja mereka. Biar kami saja yang keluar. Tuan di dalam mobil saja, dan tunggu bantuan datang. Jumlah mereka terlalu banyak. Saya sudah menelepon untuk meminta bantuan. Kami akan berusaha mengulur waktu" Ucap seorang seorang bodyguard yang berada dalam mobil itu. Sebenarnya ada 2 mobil lagi yang berangkat bersama mobil sedan itu tetapi entah mengapa ditengah jalan mereka terpisah. Beberapa preman terus saja menggedor-gedor kaca mobil agar orang di dalam mob
Tampaklah sebuah desa nan asri. Penuh dengan pepohonan, rumah-rumah penduduknya yang jaraknya berjauhan, udaranya sangat sejuk dan tidak ada polusi. Jauh dari perkotaan dan kebisingan. "Mbah Siti... Anggun kangen banget." gumam Anggun pelan setelah sampai di depan rumah sederhana dengan suasana hangat. Rumah tua tanpa cat dengan halaman yang luas. Banyak pepohonan di halaman rumah itu. Terlihat beberapa orang tetangga sedang berada bercengkrama di dalam rumah itu. Tok..tok..tok.. "Mbah, Anggun pulang." Ucap Anggun lalu masuk ke dalam rumah bersama dengan Devi. Mendengar ada suara orang dari luar, semua orang di dalam memutar kepala mereka untuk melihat siapa yang datang. Semua orang yang berada di rumah terkejut melihat kedatangan Anggun. Penampilan Anggun terlihat berbeda, terlihat sangat cantik, pakaian dan aksesoris yang dia kenakan terlihat mewah. Anggun yang tidak suka berdandan di paksa Ardy untuk ikut les kecantikan di sela-sela kegiatan