Share

Bodyguard Gagah Dari Kampung
Bodyguard Gagah Dari Kampung
Penulis: Benjiro Hirotaka

Chapter 1 : Pertama

Seorang pemuda berperawakan tinggi tapi sedikit kurus, baru saja keluar dari pintu Stasiun. Sebuah tas ransel besar tersampir di punggungnya. Senyumnya mengembang melihat banyaknya orang yang keluar masuk stasiun.

Namanya adalah Dario. Selama 12 jam lebih dia berada di kereta. Tujuannya adalah kota ini, Roswell. Salah satu kota besar di Negara Neatherland.

Roswell adalah ibukota provinsi Hidenburgh. Perdagangan dan industrinya terhitung maju. Beberapa perusahaan multinasional juga berkantor pusat disini.

Dario belum pernah ke kota ini. Selama 22 tahun hidupnya, ibukota kabupaten tempat kampungnya berada, adalah tempat paling jauh yang pernah dia datangi.

"Aku harus berhasil disini. Roswell aku datang."

sebut Dario sambil melangkah mantap ke jalanan ramai.

Hari menjelang gelap, tetapi jalanan masih terlihat ramai. Ciri khas kota besar yang tak pernah tidur. Dario membaca kembali alamat yang ditulis pamannya di bawah lampu jalanan.

Alamat itu adalah tempat kenalannya tinggal.

Pamannya bilang kenalannya itu adalah teman seperjuangannya dulu waktu masih muda. Dia dapat membantu Dario untuk sementara.

Setelah bertanya sana-sini, alamat kenalannya ternyata berada di belakang stasiun yang terpisah oleh sebuah sungai yang membelah kota. Dario harus melewati jembatan untuk sampai kesana.

Pemukiman itu terlihat padat dengan rumah-rumah yang berdiri berdempetan. Lampu-lampu sudah menyala di masing-masing rumah.

Jalanannya agak suram karena lampu di tiang-tiang listrik banyak yang hampir mati. Tidak banyak juga orang yang lalu lalang di sini.

Dia ingin bertanya pada seseorang saat suara orang berlari keluar dari sebuah gang. Seorang wanita dengan setelan baju dan rok putih berlari terburu-buru. Dario dan wanita itu sempat saling melirik sebelum dia menjauh berbelok ke gang yang lain.

"Cepat tangkap dia."

Beberapa pria juga keluar dari gang yang sama.

"Minggir!"

Salah satu pria itu mencoba mendorong Dario untuk menyingkir. Tapi yang di dorong tak bergeming sedikit pun. Pria itu keheranan. Keduanya saling tatap.

Sementara temannya yang lain tetap mengejar wanita itu, si pria malah berhenti. Sebuah tinju kemudian melayang ke wajah Dario yang tentu saja dia langsung hindari.

"Aku tidak ada masalah denganmu. Kenapa kau menyerang ku?" tanya Dario sambil menjauh.

Pria itu nampak kesal tinjunya tak menemui sasaran.

"Tampang mu membuatku muak," kata pria itu.

Sekali lagi si pria itu menyerang. Kali ini lebih ganas daripada tadi.

Dario dengan lincah menghindari semua serangannya. Dalam suatu kesempatan, tinjunya mendarat di perut pria itu, membuatnya tersungkur ke jalanan.

Dario mendekati lawannya yang sudah terbaring tak berdaya. Sambil jongkok di dekatnya, dia bertanya dengan nada dingin.

"Kenapa kalian mengejar wanita itu?"

Pria itu tetap diam, menatap Dario penuh dengan amarah. Dia kesal dengan pemuda dihadapannya ini, tetapi justru dia yang malah terbaring kalah.

Dario langsung meninju jalan aspal yang berada di samping kepala pria itu, meninggalkan sebuah retakan seperti sarang laba-laba.

Pria itu hanya melirik kesamping, dengan tinju seperti itu, kepalanya bisa pecah seperti bubur.

"Baik,,, baik aku akan mengatakan. Tapi kau haru melepaskan aku."

Suara pria itu bergetar. Tidak ada lagi amarah, hanya tinggal ketakutan yang tersisa. Dario hanya diam.

"Kami hanya disuruh menangkap wanita itu. Seseorang membayar mahal untuk membawanya,"

kata pria itu lagi.

"Siapa yang menyuruh kalian?"

"Aku,,, aku tidak tahu. Bos yang tahu."

"Dimana bos mu?"

"Dia yang punya tato di lehernya."

Dario menatap ke gang tempat wanita itu pergi.

Bukk!!

Pri itu pingsan sekali pukul. Dia pun diseret ke tepi jalan dan di dudukan disana. Dario segera berlari menyusul ke arah wanita dan para pria pengejarnya pergi.

xxx

Lili terpojok di sudut jalan buntu, sementara para bajingan itu berjalan perlahan mendekatinya dengan senyum menyeringai.

"Apa mau kalian?" tanyanya sambil mengambil sikap waspada.

"Apa mau kami?" seorang pria berbadan besar dengan tato di lehernya bertanya balik. "Tentu kami mau kamu nona. Ada yang berani membayar mahal untukmu."

"Berapa? Sebutkan harganya! Aku bisa membayar kalian dua kali lipat."

Pria itu tertawa diikuti oleh yang lain.

"Ini bukan masalah uang, nona. Ini soal integritas. Aku Chad, dari gang Scorpio, akan selalu mengerjakan tugas sampai selesai."

Lili menatap gerombolan Chad dan anak buahnya dengan mata menyala. Dia sedikit menyesal tak membawa para bodyguard-nya.

Dia pikir, kabur kali ini akan tetap lancar seperti sebelum-sebelumnya. Siapa sangka dia justru bisa ditemukan dan di tangkap oleh gerombolan teri seperti ini.

"Apa kalian tidak kehilangan seseorang?"

Suara pria terdengar dari belakang Chad dan teman-temannya. Mereka melihat seorang pemuda awal 20-an membawa ransel besar berdiri dengan tenang di ujung jalan.

Chad dan yang lainnya kemudian saling pandang. Mereka akhirnya sadar salah satu temannya tidak ada diantara mereka.

"Robert tidak ada. Apa yang kau lakukan padanya?"

pria paling dekat dengan Dario langsung menatap tajam padanya.

"Oh, orang itu namanya Robert rupanya. Dia tiba-tiba pingsan, aku hanya membawanya ke pinggir jalan biar tidak tertabrak mobil."

"Sialan! Itu pasti ulahmu, bocah!"

Pria itu maju langsung menyerang.

"Sama-sama tidak sabaran kalian semua, ya?"

Dario mengelak dengan santai. Ransel besarnya tidak terlihat mengganggu. Setelah beberapa serangan, pria itu justru jatuh tersungkur.

Yang lain tak tinggal diam. Mereka menyerang secara bersamaan. Sayangnya, hanya dalam hitungan beberapa detik, semuanya bernasib sama seperti pria pertama.

Tinggal Chad yang menatap nanar. Anak buahnya sudah melewati banyak pertempuran. Mereka bukan preman biasa. Tetapi sekarang semua jatuh seperti tahu lembek.

"Siapa kau, anak muda?" tanya Chad. "Kami tidak pernah menyinggung mu sebelumnya, bukan?"

Dario tersenyum. Dia melihat tato di leher pria itu. Seperti kata Robert, pria ini adalah bosnya.

"Kau benar. Kita tidak ada masalah sebelumnya. Tapi wanita itu yang punya masalah. Tanyakan saja padanya. Jika dia bilang aku pergi, aku akan pergi."

Dua orang pria yang masih berdiri menatap Lili menunggu jawaban. Tatapan gadis itu bergantian ke arah Chad dan Dario.

Yang pertama adalah bajingan yang ingin menangkapnya. Yang kedua adalah orang asing yang tiba-tiba saja muncul. Meski dia mengalahkan anak buah Chad, itu tidak menjamin kalau mereka tidak berkomplot.

"Kalahkan dia, aku akan membayarmu."

Lili melihat Dario hanya tersenyum penuh arti mendengar kata-katanya.

"Disini kau salah paham, nona. Aku tidak meminta uang mu. Anak buahnya sudah menyerang ku, aku hanya membalas. Itu sudah impas sebenarnya. Aku bisa pergi sekarang."

Kali ini Lili dan Chad yang menatap Dario bingung. Pemuda ini tiba-tiba datang dan menghajar semua orang. Tapi kini dia akan pergi begitu saja?

"Kalau kau pergi, aku Chad, kepala geng Scorpio akan berterima kasih dan akan mengajakmu bersulang di lain waktu."

Lili nampak gelisah. Meski hanya Chad sendiri, tapi dia bukan lawan pria itu. Hanya pemuda aneh ini harapan satu-satunya.

"Baik. Tolong tinggallah disini, tuan!" pinta Lili. Dia pun melihat kearah Chad. "Dia bermaksud jahat padaku. Aku sangat berterimakasih kalau kau menolong ku."

Kali ini Chad yang tidak senang.

"Aku akan pergi," kata Chad akhirnya. "Tapi sebelum itu, aku ingin tahu namamu anak muda?"

"Namaku Dario."

"Baiklah, Dario. Kali ini kami gagal menangkap wanita itu. Tapi lain waktu mungkin tidak. Aku harap tidak bertemu lagi dengan mu."

Dario hanya tersenyum melihat Chad membangunkan anak buahnya yang sudah babak belur lantas pergi. Tinggal dia dan Lili disitu.

"Well, kau sudah selamat nona. Para penjahat pun sudah pergi. Maka aku pun harus pergi. Selamat tinggal."

Dario berbalik untuk pergi, tapi suara Lili menahannya.

"Tunggu. Namamu Dario kan?"

Dario kembali berbalik menatap Lili. Bila diperhatikan dengan seksama, wanita itu memang cantik. Wajahnya oval, matanya bulat dengan iris hitam pekat. bibir tipisnya terlihat ranum. Kulitnya pun seputih susu.

"Iya benar," jawab Dario. Apa kau ada perlu denganku?"

"Kau bukan asli orang sini dan baru datang, kan?"

"Sekali lagi kau benar. Jadi apa mau mu nona?" tanya Dario balik sambil tidak sabaran dengan maksud lawan bicaranya.

"Bekerjalah untukku! Jadilah Bodyguard ku!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Trader Kecil
sampai di kota rosewell.. penduduk nya boleh bercakap indonesia.. hehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status