"Memilihku? Apa maksudmu dengan memilihku?" tanya Elena sambil mengejar Nina yang sudah melenggang pergi dengan banyak paper bag di kedua tangannya.
"Kenapa kau dan kakakmu sok misterius sekali? Tinggal menjawab saja apa susahnya, sih?" gerutunya ketika gadis itu bahkan terus melanjutkan langkah sampai ke mobilnya.Nina menatapnya sejenak, lalu mengibaskan rambutnya yang baru disadari Elena kini berwarna coklat dan bergelombang."Kau adalah pebisnis, seharusnya paham kenapa tidak semua pertanyaan harus langsung dijawab."Ia hanya bisa mengangakan mulutnya ketika gadis itu memasuki mobil dan menyalakan mesinnya. Klakson yang terdengar keras membuatnya terlonjak."Cepatlah. Kakakku akan membunuhku jika sampai kau tidak kunjung sampai di rumahnya."Tanpa banyak protes lagi, Elena segera masuk ke sisi penumpang di sebelah Nina. Gadis itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membuatnya kembali berpegangan pada jok di belakangnya."Kenapa kau sepertinya tahu banyak tentangku dan skandal yang menimpaku? Kau bahkan tahu mengenai Lucas," tanya Elena penasaran."Aku adalah adiknya Jack. Jadi seharusnya kau tidak perlu heran.""Apa? Tapi Jack adalah bodyguard bukan detektif. Apakah bodyguard harus tahu banyak tentang majikannya?"Nina tertawa sampai matanya menyipit. "Banyak yang kau tidak tahu mengenai kakakku. Kau hanya perlu menjadi cantik dan dia akan terus menjagamu."Ada makna tersirat dari kalimat gadis itu, namun Elena memilih untuk tak ambil pusing. Sudah cukup ia dibuat kacau dengan apa yang menimpa hidupnya dalam waktu singkat, ia tidak mau mengulik tentang kehidupan pribadi bodyguardnya.Tunggu, apakah Jack masih bisa disebut sebagai bodyguardnya sekarang? Ia bahkan akan menumpang hidup pada pria itu."Kita sudah sampai. Ayo masuk. Kakakku sudah menunggu di dalam."Suara riang milik Nina membuatnya tersentak. Ia melihat bangunan di hadapannya. Beberapa kali mengerjapkan matanya karena tidak yakin dengan apa yang saat ini dilihatnya."Nina, kau yakin kita tidak salah rumah?"Gadis itu sudah keluar dari mobil dan sibuk membuka bagasi mobil sebelum mengeluarkan barang belanjaan mereka.Elena mengamati rumah itu sekali lagi. Sebuah rumah mewah tiga lantai, bukan, lebih tepatnya mansion! Tunggu, ada yang salah di sini. Mansion? Bangunan ini bahkan lebih besar dari mansion milik keluarga Pierce.Tanpa sadar mulutnya menganga ketika melihat seorang pria berpakaian ala kepala pelayan buru-buru menyongsong Nina dan bertingkah seolah-olah gadis itu adalah seorang putri.Ia kembali melihat bangunan di hadapannya. Tidak salah lagi, itu adalah mansion.Bodyguard mana yang memiliki mansion sebesar itu? Jika sudah seperti ini, Elena mendadak merasa minder. Ia merasa tidak pantas menjadi majikan Jack. Yang ada malah Jack seperti menampung Elena yang mendadak menjadi gelandangan.Sekarang ia jadi penasaran, sebenarnya Jack itu siapa? Tidak mungkin dia hanya seorang bodyguard. Rumah milik Lucas bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mansion milik Jack."Elena, ayo masuk! Jangan sampai kakakku marah-marah." Nina berteriak dari depan pintu mansion.Pandangan Elena terhadap Nina sekarang berubah. Ia pikir Jack dari keluarga biasa-biasa saja, begitu juga dengan Nina. Sekarang ia merasa malu pada dirinya sendiri karena bertingkah seolah-olah dia adalah yang paling kaya.Oh, ia bahkan lupa ketika Nina mengeluarkan kartu hitam ketika berada di salon kecantikan. Pantas saja gadis itu terlihat biasa saja ketika memasuki salon itu."Dia adalah laki-laki yang kaku dan menyebalkan. Sangat tidak suka dengan keterlambatan dan perempuan yang manja. Suatu hal yang aneh ketika dia bahkan mau menjadi bodyguard seorang putri konglomerat."Terkadang Nina suka mengoceh tentang hal-hal yang membuat Elena heran sekaligus berpikir keras. Pria yang menjadi bodyguard-nya itu lebih terdengar seperti seorang bos ketimbang pengawal pribadi."Rumah yang bagus," ucapnya ketika memasuki ruang tamu.Seharusnya ia merasa biasa saja karena mansion mewah seperti ini bukanlah hal yang baru di matanya. Tapi sebagai seorang pengangguran, ia merasa seperti orang miskin sekarang.Apalagi pemilik mansion ini adalah bawahannya. Seseorang yang seharusnya hanya tinggal di sebuah apartemen kecil. Memangnya berapa sih gaji seorang bodyguard? Dia bahkan tidak tahu siapa yang merekrut Jack.Seingatnya ia baru mendapatkan bodyguard setahun yang lalu. Itupun ia pernah menolak dengan keras pada ayahnya. Tapi ayahnya malah diam saja. Terpaksa ia harus menerima bodyguard itu."Selera Jack memang sederhana. Ayah kami pernah menawarkan rumah yang lebih besar dari ini, tapi dia menolak," sahut Nina dengan santai sambil menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang terlihat mewah.Hampir saja Elena tersedak ludahnya sendiri. Mansion sebesar ini dia bilang sederhana? Rasa penasaran itu semakin mencekiknya. Keluarga mereka pastilah orang yang luar biasa kaya melebihi keluarga Pierce.Ia semakin yakin bahwa Jack bukanlah bodyguard biasa. Mungkin laki-laki itu hanya iseng saja menjadi bodyguard?Tiba-tiba ia merasa gerah. Hoodie yang ia kenakan membuatnya berkeringat sejak keluar dari salon kecantikan di mall tadi. Mungkin efek dari pijatan yang diberikan oleh perempuan berambut violet.Ia melepaskan hoodie itu dan meletakkannya di atas sofa."Kenapa kau lama sekali? Kemana saja kau membawa Ele..."Bruk!Elena terlonjak ketika mendengar suara benda yang jatuh dengan keras. Ia menoleh ke asal suara dan keningnya berkerut ketika melihat pria yang sejak tadi ia cari keberadaannya.Di hadapannya saat ini, pria yang masih saja terlihat terlalu tampan dan seksi meskipun hanya mengenakan pakaian rumahan itu, tengah menatapnya dengan tubuh membeku. Kedua matanya membelalak."Jack, kau baik-baik saja? Aku tidak melihatmu di rumah sakit tadi," kata Elena dengan senyum di bibirnya.Tiba-tiba pria itu mengetatkan rahangnya dan kedua tangannya terkepal dengan erat. Jack berbalik meninggalkan mereka begitu saja menaiki tangga menuju ke lantai dua.Elena yang tidak menyangka akan mendapatkan reaksi seperti itu hanya bisa mematung di tempatnya. Kedua matanya mengerjap, mencerna apa yang sedang terjadi.Beberapa saat kemudian, Jack menuruni tangga dengan celana jeans dan jaket. Melewati Elena begitu saja dengan tergesa-gesa tanpa sekalipun menatapnya. Pintu mansion dibanting dengan keras setelah pria itu keluar.Elena hanya bisa bengong dengan mulut menganga melihat pria itu tiba-tiba pergi begitu saja. Apa yang terjadi? Kenapa?"Ya Tuhan, ini semua salahku.""Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?"Elena tidak mau jika harus berada di posisi ini terus-menerus. Sebelum kejadian memalukan di kamar hotel itu, ia bahkan tidak begitu peduli dengan Jack. Selama ini ia hanya fokus pada pekerjaannya dan Lucas. Ia bahkan tidak merasa harus didampingi oleh seorang bodyguard meskipun ayahnya memiliki banyak musuh. Itu karena Alan yang menjabat sebagai asistennya selalu menemaninya kemana-mana.Jadi kehadiran Nathan sebagai bodyguardnya selama setahun ini ia anggap sebagai teman. Begitu pula dengan Jack yang menggantikan Nathan ketika pria itu tiba-tiba mengundurkan diri dua bulan yang lalu.Dan sekarang, tiba-tiba ia harus menghadapi sisi lain dari Jack yang membuatnya berkali-kali merasa...rendah diri.Reaksi Jack setelah mereka tidak sengaja tidur bersama membuatnya berpikir. Apakah ia memang sangat tidak menarik? Apakah Jack merasa jijik padanya? Sejelek itukah dirinya sehingga lelaki itu bahkan tiba-tiba pergi dari hadapannya?"Elena, ma
Cerita Nina mengenai kisah cinta kakaknya yang suram membuat Elena ikut merasakan sakit. Ternyata mereka berada di posisi yang sama. Sama-sama patah hati.Bedanya, ia dikhianati oleh kekasihnya dan adik tirinya. Sementara Jack? Kasihan sekali pria itu. Kalah sebelum berperang. Pukulan telak bagi kaum laki-laki yang lebih mengedepankan egonya.Sekarang Elena tahu kenapa Jack begitu dingin dan irit bicara. Ia mengerti kenapa pria itu terlihat seperti baru saja mendapatkan hadiah tak terduga ketika mereka sama-sama tak sadar di kamar hotel itu.Pria itu mengira bahwa ia adalah Claire. Hal yang tentu saja tidak akan pernah terjadi di dunia nyata jika Jack dalam keadaan sadar. Rasa ibanya pada pria itu meningkat.Meskipun Jack terlihat keras dan menyeramkan di luar, tapi hati pria itu rapuh. Entah kenapa Elena tidak rela jika pria itu berkubang dalam rasa cinta yang tak akan pernah bisa diraih. Jack berhak mendapatkan kebahagiaan. Seperti dirinya.Apa yang menimpa Jack memang tidak separah
Tusukan di lengan Elena membuatnya sedikit terlonjak, namun kedua matanya tetap terpejam. Ia merasa sekujur tubuhnya nyeri luar biasa dan rasanya seperti terbakar."Dia sedang stres dan tertekan. Ditambah dengan benturan akibat kecelakaan itu, membuatnya demam tinggi. Dia akan merasakan nyeri di sekujur tubuhnya selama beberapa hari."Suara seorang laki-laki memasuki indra pendengarannya, namun setelah itu ia kembali terlelap.Tiba-tiba ia melihat ibunya berdiri tak jauh dari ranjangnya. Kedua matanya langsung membelalak tak percaya."Mama!" pekiknya sambil berlari mendekati wanita kesayangannya itu dan memeluknya dengan erat.Kedua matanya menumpahkan air mata dengan deras. Ia menangis sesenggukan."Mama, ayah mengusirku. Aku dijebak oleh seseorang dan semua orang mempermalukanku. Hidupku hancur, Mama. Aku tidak kuat menanggung beban ini sendirian. Aku membutuhkanmu."Belaian di rambutnya membuat tangisnya semakin keras. Ia bukanlah putri konglomerat yang manja, tapi ia tidak pernah
Segelas susu sudah tandas. Sepiring macaroni schotel sudah bersih tanpa sisa. Elena membanting gelas di tangannya ke atas meja, menimbulkan suara yang cukup keras di malam yang semakin beranjak."Aku sudah menuruti kemauanmu untuk menghabiskan semuanya. Sekarang ceritakan padaku. Aku benci tidak tahu apa-apa," ujarnya dengan mata menatap tajam pada dua pria yang sejak tadi memperhatikannya.Selama menjadi CEO di usia yang terlalu muda, ia dituntut untuk selalu tahu dan sigap setiap kali ada masalah. Beban yang terlalu berat itu mempengaruhi cara berpikirnya.Ia menjadi dewasa sebelum waktunya, hingga ia lupa bagaimana caranya menikmati hidup. Tapi Elena tetaplah seorang perempuan muda yang mengedepankan emosi. Sekali terkena masalah yang begitu besar, ia langsung tumbang dan kehilangan arah. Seperti sekarang ini. Ia mendadak menjadi seorang wanita labil seperti gadis remaja. Ia bahkan tidak lagi pusing memikirkan kelangsungan perusahaan milik keluarganya. Seolah-olah beban berat yan
Amelia Pierce adalah putri sulung dari keluarga Pierce, keluarga konglomerat yang dihormati di kota Portland. Perusahaan mereka bergerak di bidang consumer goods yang memiliki cabang di beberapa kota. Mereka termasuk dalam jajaran orang-orang paling kaya di negara bagian Oregon.Demi memperkuat jaringan bisnis mereka, Alexander Pierce menjodohkan Amelia dengan Edward Thorne Brown, anak dari pemilik perusahaan e-niaga multinasional yang mengoperasikan pasar online. Pernikahan mereka tentu membuat perusahaan keluarga Pierce, Greenlake group, semakin dikenal berkat kerjasamanya dengan eMark. Produk mereka semakin dikenal di seluruh negara bagian Amerika dan penjualan mereka meningkat drastis secara online.Edward yang dari awal memang sudah mencintai Amelia secara diam-diam sejak mereka bertemu secara tak sengaja di Universitas Portland, tentu saja sangat bahagia karena berhasil memperistri wanita itu.Pernikahan mereka begitu bahagia. Atau setidaknya itulah yang dirasakan oleh Edward. P
"Kau sudah gila? Aku tidak mau menikah di usia muda," bentak Elena sambil menepis tangan laki-laki yang baru diketahuinya sebagai kakak kandungnya itu."Dengan menikah dengannya, nama baikmu yang rusak akan kembali. Skandal yang menimpamu akan dilupakan dengan sendirinya begitu kau menikah dengan Jack," jelas Alan dengan menggebu-gebu."Bukankah itu akan semakin memperkuat skandal yang menimpaku?""Tidak, itu akan menyelamatkan nama baikmu. Bagaimana jika kau hamil? Akan lebih baik jika statusmu sudah menikah ketika ternyata kau mengandung. Jika kau tidak menikah, skandal itu mungkin akan dilupakan. Tapi kehamilanmu akan menjadi pertanyaan di kemudian hari, dan skandal itu kembali muncul ke permukaan," ucap Alan.Deg! Ia sama sekali tidak memikirkan kemungkinan itu. Mereka tidak mengenakan pengaman, jadi besar kemungkinannya ia akan hamil.Kalau ia hamil tanpa menikah, tentu nama baiknya akan semakin tercemar. Entah ia bisa keluar untuk sekedar menghirup udara segar atau tidak. Orang
"Perjanjian, kesepakatan. Aku akan menikah denganmu, sebagai gantinya aku akan memberikan perlindungan padamu."Elena menatap pria itu dengan pandangan heran, seolah-olah Jack baru saja berbicara dengan bahasa alien."Kenapa kau tetap ingin menikah denganku? Kita melakukan itu bukan atas keinginan masing-masing. Kita dijebak. Itu bukan salahmu dan kau tidak perlu bertanggungjawab," kata Elena."Aku bukan pria brengsek. Sadar atau tidak, aku telah menodaimu dan menghancurkan reputasimu. Kalaupun kau menolak untuk menikah denganku, apakah ada jaminan di kemudian hari akan ada lelaki yang mau menikahimu karena skandal itu?""Tapi perempuan seperti Bella bisa mendapatkan laki-laki dengan mudah dan dia tetap bisa mendapatkan Lucas," bantah Elena.Pria itu menatapnya dengan sabar, seolah-olah sedang menghadapi anak kecil."Elena, kau berbeda dengan Bella. Kau adalah perempuan terhormat, sedangkan adik tirimu dengan mudah membuka kakinya demi uang. Dan kau adalah ahli waris keluarga Pierce d
Pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang perempuan paruh baya yang melihat mereka dengan mata menyipit.Wanita itu berambut hitam legam, dandanan yang terlihat sederhana namun elegan, dan auranya terlihat berwibawa. Membuat Elena yang nafasnya terengah-engah langsung menelan ludah gugup.Ia merasa seperti tertangkap basah sedang melakukan tindakan asusila, apalagi ketika pandangan mata biru itu terarah pada lehernya, lalu turun ke arah pinggangnya yang ternyata masih ada tangan Jack di sana."Eh, ma-maaf...""Jack, Mama tidak pernah mengajarimu untuk mengambil kesempatan pada anak gadis orang," potong wanita itu yang ternyata adalah ibunya Jack.Elena hanya bisa menunduk, merasa sangat malu karena kondisinya benar-benar memalukan ketika wanita itu masuk."Jangan hanya menyengir tidak jelas begitu. Cepat turun dan makan malam bersama. Sudah lama kau selalu menghindar setiap kali Mama mengajakmu untuk makan malam bersama."Tiba-tiba wanita itu meraih tangannya dan menariknya keluar da