Share

bab. 116 membentak Rey

Aku tersenyum tipis, pujian dari reynan benar-benar mampu membuatku terbang, bak kapas putih yang diterpa angin, meskipun tak tahu akan kemana semua akan berlabuh.

“Viv, segera tidur ya! Jaga kesehatanmu.”

“terima kasih.”

Aku kembali merebahkan diriku, menatap langit-langit kamar rumah ini. hal yang biasa kulakukan sebelum tidur dengan irama dengkuran dari lelaki di sebelahku. Aku menoleh, dan kosong. Ada rindu yang tak akan mampu untuk diobati, rindu yang hanya mampu mengenang, dan benar-benar tak akan lagi mampu menyapa. Rindu yang terasa berat, dan hanya mampu direngkuh untuk doa, rindu berbeda dunia.

“Haikal, surga untukmu,” ucapku lirih.

Kucoba memjamkan mata, namun pelupuk mata ini seperti enggan untuk menyatu. Bayangan reynan datang bersamaan aroma tubuh yang terkesiap dari balik pakaian yang dikenakan. Masih jelas kuingat, Ketika aku menoleh ke arahnya, dan menatap wajahnya dengan dekat, pipi dengan pori yang sedikit membuka, dan beberpa komedo di ujung hidungnya. Aku yakin se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
Viv baru merasa kehilangan setelah Haikal tiada. padahal selama ini dia mengabaikan Haikal.
goodnovel comment avatar
Ckhu Fiza
kasihan ma lesta
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status