Caramel mendengar suara ketukan pintu, karena berfikir itu mamahnya Caramel pun langsung membuka pintu tersebut.“Hai, apa kabar?”Caramel sangat tidak suka ketika dia harus berhadapan dengan Leon, apalagi lelaki itu tampak tersenyum padanya dengan kedua tangan yang sedang memengang kantong besar.“Ngapain kesini?” ketus Caramel.Leon menunjukkan barang bawaannya, “Aku mau ngasih ini buat anak kita!”Caramel masih merasa terganggu ketika Leon berbicara kalau anak yang dia lahirkan itu anaknya dengan Leon. “Gak usah! Bawa pergi lagi aja!” tolak Caramel.Caramel hendak menutup pintu, namun dengan sengaja Leon menahannya dengan kakinya. “Jangan ditutup dulu!” ujar Leon. “Apa salahnya terima barang pemberian aku ini? Lagian ini untuk anak aku, bukan kamu. Tolong terima barang ini!” Leon menyodorkan kedua kantong besar itu pada Caramel.Caramel menghela nafasnya kasar, lalu dia mengambil kantong itu. “Makasih! Tapi lain kali gak usah ngasih barang-barang lagi!” setelah mengucapkan itu, Car
“Apa? Kamu sudah menikah dengan Caramel?”Kemal langsung menoleh pada arah datangnya suara, dia begitu kaget ketika melihat kedua orang tuanya sudah ada diambang pintu masuk rumah. Begitu juga dengan Keyra yang terlihat terkejut melihat kedatangan orang tuanya yang mendadak.“Apa benar apa kamu sudah menikah?” tanya papah Kemal dengan tatapan tajam, sambil berjalan dan duduk disamping Kemal, sementara Keyra langsung berdiri dan duduk disamping mamahnya.Kemal masih merasa takut ketika melihat tatapan mata tajam dari papahnya, bahkan saat ini dia menundukkan kepalanya. “Jawab Kemal!”Kemal langsung menegakkan kembali kepalanya. Dia terdiam beberapa detik untuk mempersiapkan dirinya dan menjawab pertanyaan dari papahnya itu.“Kenapa kamu diam saja?” tanya mamah Kemal, “Keyra! Apa benar kakak kamu sudah menikah?”Keyra tersentak kaget saat mamahnya bertanya padanya, “Emm… itu….” Keyra sangat bingun akan menjawab seperti apa, lalu dia melirik pada kakaknya.“Aku bisa jelasin, mah pah!”“J
Leon kini sedang berada di ruangan sendirian menemani Alexa yang masih terbaring diatas ranjang rumah sakit. Dengan perlahan Leon mengenggam tangan Alexa, dia hanya tidak ingin kalau peralatan yang dipasang ditubuh Alexa terganggu oleh gerakan tangannya.“Xa, anak kamu udah lahir. Kamu gak mau buka mata kamu? Kasian loh anak kamu harus disimpan diinkubartor sedangkan kamu masih belum buka mata kamu. Banyak yang nunggu kamu sadar, salah satunya papah kamu. Kamu gak kasian liat papah kamu kecapean ngurusin kamu? Belum lagi Caramel yang baru aja melahirkan. Bangun yah Xa!” Leon menghela nafasnya. “Kalau kamu belum bangun, permasalahan kita gak akan pernah selesai Xa!” percuma saja Leon berbicara dengan Alexa, karena wanita itu sampai sekarang belum menunjukkan perkembangannya atau sekedar memberikan respon pun tidak pernah, dia hanya mendengar suara alat-alat yang ada didalam ruangan.Leon menoleh kearah pintu masuk saat mendengar ada seseorang yang membuka pintu. Ternyata itu adalah mam
Sudah hampir satu bulan, Alexa masih memejamkan matanya. Tetapi dia telah mengalami beberapa perkembangan yang bagus, salah satunya adalah dengan memberikan respon saat ada yang berbicara dengannya.Saat ini Caramel sedang menjenguk Alexa, dia tetap memaksa walaupun mamahnya belum mengizinkannya untuk keluar dari rumah. Tetapi Caramel tetap ingin menjenguk adiknya ini.“Lo gak mau bangun? Lo gak kasian sama anak lo yang nungguin lo bangun?” tanya Caramel, “walaupun saat lo masih sehat kita sama sekali gak pernah akur, tapi sekarang lo itu adik gue. Gue gak mau lo terus-terusan terbaring diatas ranjang, lo harus lihat anak lo, kita beresin masalah kita sama-sama,” Caramel menyeka air matanya yang mengalir disudut pipinya. “Kalau lo tau gue nangis, pasti lo bakalan ngetawain gue, tapi gue bener-bener berharap lo bangun dan hubungan kita bisa membaik layaknya saudara!” Lalu Caramel berdiri dari tempat duduknya. “Gue pulang dulu anak gue udah nungguin di rumah. Nanti gue jenguk lo lagi!”
Leon mengendarai mobilnya dengan kencang, dia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bisa berdua dengan Caramel walaupun hanya sekedar menjemputnya dari rumah sakit. Bagi Leon itu adalah salah satu tanda kalau Caramel masih perduli padanya, karena pada saat Leon menelepon Caramel dan akan menjemputnya dia sama sekali tidak menolak perkataan Leon.Tentu saja hal itu membuat Leon sangat senang, karena dengan kesempatan ini dia bisa berbicara dengan Caramel dan Leon tidak ingin melewatkan kesempatan yang langka ini.Kini Leon sudah sampai di parkiran rumah sakit, bahkan setelah memarkirkan mobilnya pun Leon sedikit berlari untuk mempercepat waktunya bertemu dengan Caramel. Tak jauh dari pandangan Leon, dia melihat Caramel yang sedang berdiri didepan rumah sakit. Lalu dengan cepat Leon menghampiri Caramel.Caramel menatap Leon aneh, karena lelaki itu sudah didepan Caramel dengan nafas yang ngos-ngosan. “Kenapa lari?” tanya Caramel.Leon masih berusaha untuk mengatur nafasnya, “Karena tad
“Gue mau ngomong mau nanya soal rencana lo yang akan menceraikan Alexa, karena gue akan menikahi dia setelah lo menceraikannya!” “Lo mau nikahin Alexa?” tanya Leon.Kemal menganggukkan kepalanya, “Maka dengan itu gue mohon sama lo buat menceraikan Alexa, bagaimana pun anak yang Alexa lahirkan itu anak gue dan anak lo ada sama Caramel. Gue mau bertanggung jawab dengan apa yang telah gue perbuat!” kata Kemal, “Gue tau, gue seperti orang yang gak tau malu karena gue dengan secara terang-terangan meminta lo untuk menceraikan Alexa, tapi ini juga demi kebaikan kita semua dan anak kita nantinya agar mereka gak kebingungan mana ayah mereka yang sebenarnya. Gue harap lo mau mempertimbangkan permintaan gue barusan!”Leon tidak menjawab perkataan Kemal barusan, dia langsung meninggalkan Kemal yang masih berdiri dibelakangnya dan kembali ke ruangan Alexa.“Kamu kok lama banget keluarnya?” tanya Alexa dengan suara pelannya.“Ada urusan dulu!” jawab Leon. Alexa menghela nafasnya, “Anak aku ada di
“Jangan ceraikan anak saya! Apa kamu bisa memenuhi permintaan saya?” tanya papah Dion. “Sebelum kamu memutuskan, saya hanya ingin mengingatkan kamu kalau saya juga bisa menjatuhkan kamu dari jabatan kamu sekarang. Tanpa bantuan dari saya untuk membujuk paman kamu, kamu tidak akan seperti ini bukan?”Leon sangat sadar, dulu dia tidak bisa membujuk pamannya. Tetapi dengan dibantu oleh papah mertunya ini pamannya mau memberikan jabatannya pada Leon. Tetapi, jika mamahnya tidak ikut dalam membujuknya untuk mau menjadi ceo mungkin semuanya tidak akan jadi seperti ini.“Tapi pah…”“Saya tegaskan sekali lagi, jangan ceraikan anak saya. Kalau kamu tetap menceraikan anak saya dan kamu berencana untuk kembali lagi bersama dengan Caramel. Akan saya pastikan kalau Caramel tidak akan pernah menerima kamu lagi dan jabatan kamu sebagai ceo pun akan terancam. Saya juga mempunyai saham di perusahaan kamu, karena itu juga paman kamu mau menerima kamu!” lalu papah Dion berdiri dari tempat duduknya. “Pik
“Lalu kenapa kalian memutuskan untuk bercerai?” Kemal terdiam tidak menjawab perkataan papahnya. “Papah tau, kalian masih belum terlalu dewasa untuk menikah makanya kalian pun bercerai karena ego kalian yang masih tinggi. Papah memaklumi hal itu. Apa kamu mau rujuk dengan Caramel kembali?” Kemal hanya menundukkan kepalanya, melihat hal itu membuat papahnya merasa sangat geram. “Kenapa kamu malah diam dan tidak menjawab pertanyaan papah Kemal?”Kemal langsung menegakkan kembali kepalanya, “Itu menjadi urusan aku pah, aku kembali lagi atau tidak bersama Caramel itu bukan urusan papah!”“Tentu saja ini menjadi urusan papah!” sanggah papah Kemal. “Kamu seharusnya tau dan berfikir betapa kecewanya papah saat mengetahui kamu sudah menikah bahkan sudah bercerai dengan Caramel tanpa papah ketahui, apalagi mamah kamu. Tapi dia berusaha untuk tetap menerima semua ini. Papah hanya menginginkan kedewasaan kamu sebagai lelaki!”Kemal langsung berdiri dari tempat duduknya. “Aku pulang dulu pah, aku