Sebelum Caramel naik ojol itu Caramel melihat tak jauh diarah depan ada seseorang yang sedang melihatnya dengan tatapan sangat tajam.
“Leon?” gumam Caramel. Caramel yang sudah memengang helm yang telah diberikan oleh tukang ojol itu mengembalikan helm itu kembali. “Pak, mohon maaf tunggu sebentar yah pak!”Tukang ojol itu pun menganggukkan kepalanya, “Iya, Mbak! Tapi jangan lama-lama yah Mbak!” Caramel hanya menganggukkan kepalanya.Melihat Caramel yang hendak pergi membuat Kemal penasaran, “Eh lo mau kemana?” tanya Kemal. Caramel tidak mendengar perkataan dari Kemal dan terus berjalan menuju Leon yang hendak masuk ke dalam mobilnya kembali.“Leon!” panggil Caramel. Sebelum Leon masuk ke dalam mobilnya, Caramel sudah terlebih dahulu menahan Leon, “Tunggu Leon!”Leon menatap Caramel datar, “Apa?” tanya Leon dengan nada ketus.Caramel masih belum terbiasa dengan sikap ketus Leon, sehingga membuat hatinya merasa sakit. Caramel berusaha untuk memengang tangan Leon, namun laki-laki itu langsung menepis tangan Caramel. “Jangan berani-beraninya kamu menyentuh tangan saya!”Caramel sangat kaget. Mata Caramel muali berkaca-kaca kembali. “A..aku hanya mau bertanya sama kamu Leon!” ucap Caramel sambil menunduk dengan air mata yang mulai mengalir.“Saya tidak punya waktu untuk berbicara sama kamu!”Leon hendak masuk ke dalam mobilnya, namun Caramel masih bisa menahan Leon. “Aku mohon Leon. Aku hanya ingin bertanya sama kamu, kenapa kamu tega meninggalkan aku di hari pernikahan kita? Kenapa kamu tega meninggalkan aku disaat aku mengandung anak kamu?”Leon masih tetap menatap Caramel dangan tatapan datarnya. “Sudah sangat jelas, tadi siang saya ngomong sama kamu kalau saya tidak mencintai kamu. Saya mencintai Alexa!”Caramel menggelengkan kepalanya, dia masih tidak percaya dengan apa yang sudah Leon katakan. “Bohong!” Caramel kembali menggelengkan kepalanya. “Kamu bohong Leon! Aku pikir aku bodoh, kita sudah berpacaran hampir 5 tahun Leon!”Leon tertawa, hal itu membuat Caramel manatap Leon heran. “Iya, kamu emang bodoh. Seharusnya saya mendengarkan apa yang mamah saya katakan dari dulu, kalau wanita miskin kayak kamu itu tidak cocok dengan saya,” Leon menatap Caramel dari bawah sampai atas, “Terlebih, wanita miskin kayak kamu ternyata sangat murahan juga yah!”“Maksud kamu apa bilang aku murahan?” tanya Caramel dengan derai air mata.Leon tersenyum miring, “Selain murahan ternyata kamu tidak tau diri juga yah! Karena itu juga saya meragukan kalau anak yang kamu kandung itu anak saya!”Entah mendapatkan dorongan dari mana, tiba-tiba Caramel menampar pipi Leon. Bukan hanya Leon yang terkejut Caramel juga sama terkejutnya. “Tadi siang aku masih bisa menahan emosi aku saat kamu bilang kalau anak yang ada didalam kandungan aku ini bukan anak kamu, tetapi kenapa kamu begitu tega sekali sama aku Leon? APA SALAH AKU SAMA KAMU?” jerit Caramel.“Daripada kamu menjerit seperti orang gila, lebih baik kamu kembali sama lelaki yang ada dibelakang kamu itu!”“Maksud lo apa ngomong kayak gitu Yon?” tanya Kemal yang baru saja datang.Leon tersenyum sinis, “Tertanya disini ada dua orang yang sama sekali tidak tau diri,” Leon menatap Kemal tajam, “Lo bukan apa-apa kalau bukan bokap gue dulu yang menolong orang tua lo!” lalu tatapan Leon kembali pada Caramel dan mengakatakan hal yang sangat menyakitkan untuknya. “Lebih baik kamu pergi dari hidup saya kalau bisa juga keluar dari perusahaan saya! Saya heran bisa-bisanya ibu kamu melahirkan wanita seperti kamu, apa dia juga memiliki sifat yang sama sama kamu? Saya juga berharap anak yang kandung tidak menyesal karena memiliki seorang ibu seperti seorang pelacur!” lalu Leon masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan Caramel.∞∞∞∞Caramel memberikan helm yang dia kenakan kepada tukang ojol itu tak lupa juga memberikan uang. “Makasih yah pak!”Sebelum masuk ke dalam pagar rumahnya, Caramel sempat mendengar ibu-ibu yang sedang berkumpul dan sedang membicarakan dirinya.“Eh emang bener kali yah apa yang dibicaraiin sama ibu-ibu yang lain. Kalau anaknya mbak Yuni itu hamil di luar nikah. Keliatan aja tuh badannya yang mulai agak isi!” kata salah satu ibu-ibu yang sedang duduk disana dan belum menyadari kehadirian Caramel.Ibu-ibu yang lain pun menganggukkan kepalanya, “Eh iya kali yah, gak yangka banget yah. Wajahnya aja sok polos ternyata wajahnya tidak seperti kelakuannya!” sahut teman dari ibu-ibu tersebut.Caramel yang mendengarnya pun merasa sangat marah. Caramel mengepalkan tangannya, disaat hatinya sedang hancur ada lagi orang yang menambah kehancuran dihatinya. Caramel tidak habis pikir dengan ibu-ibu jaman sekarang yang sangat hobi membicarakan kejelekan orang lain. Caramel berusaha menahan dirinya agar tidak menangis dan tidak menghampiri ibu-ibu biang gosip itu. “Siapa yang dengan tega menyebarkan berita ini?” gumam Caramel.Sampai pada akhirnya ada salah satu ibu-ibu yang menyadari kehadirannya dan memberikan kode kepada teman-temannya itu.Ibu-ibu yang membicarakannya tadi itu tersenyum sinis ketika melihat kehadiran Caramel, “Kasian banget yah, udah ditinggal nikah. Hamil pula!“Wajah polos tapi kelakuan kayak setan!”Caramel merasa kalau sekerang dia sama sekali tidak memiliki tenaga lebih untuk melawan perkataan ibu-ibu tadi dan Caramel lebih memilih untuk segera masuk ke dalam rumahnya.Disaat Caramel sudah membuka pintu rumahnya, dia sama sekali tidak menemukan keberadaan mamahnya. Caramel menyimpan tasnya diatas sofa dan memilih mencari mamahnya, “Mamah aku udah pulang!” ucap Caramel, tidak ada sautan dari mamahnya yang membuat Caramel memutuskan untuk melihat ke kamar mamahnya itu.“Mamah?” Csramel melihat Yuni yang sedang duduk disamping ranjang. Caramel mendekatkan dirinya pada Yuni.“Mah! Mamah kenapa?’ tanya Caramel dan Yuni sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Caramel. “Mah!” panggil Caramel kembali.“Pergi!” usir Yuni pada Caramel.Caramel menatap Yuni sangat lekat, “Mah, mamah kenapa sih?”Yuni menatap Caramel dengan tatapan marahnya, “Mamah bilang kamu pergi! Hari ini mamah sudah cukup sangat malu dengan apa yang terjadi hari ini Caramel! Semua orang sudah tau kalau kamu hamil diluar nikah dan bukan Leon yang menghamili kamu! Mamah malu Caramel, malu!” ucap Yuni menggebu-gebu dengan amarah.Caramel meneteskan air matanya kembali, Caramel sudah mengecewakan mamahnya yang sudah sangat sabar terhadapnya dan karena Caramel sendiri mamahnya terkena imbas dari apa yang telah dia lakukan. “Mah, mamah kan udah maafin aku mah, tapi kenapa mamah kembali seperti ini?” tanya Caramel sambil menangis.Yuni menatap Caramel tajam, “Karena semua orang tau kamu hamil Caramel, mau ditaro dimana muka mamah? Bahkan tadi pak rt langsung datang ke rumah Caramel karena banyak yang bilang kalau kamu hamil diluar nikah. Bukan hanya mencoreng nama baik keluarga!”Caramel menggenggam tangan Yuni, “Mah, aku minta maaf mah! Mamah juga tau ini bukan kesalahan aku sepenuhnya mah! Tolong maafin aku!” ucap Caramel sambil menangis.“Pergi dari hadapan mamah Caramel!” usir Yuni.Caramel menggelengkan kepalanya dengan tangannya yang masih menggenggam tangan mamahnya, “Enggak mah!”“PERGI Caramel!” bentak Yuni.Melihat mamahnya yang masih marah padanya dan Caramel tidak mau kehadirannya dikamar mamahnya membuat Yuni tidak mau berbicara dengannya lagi, membuat Caramel lebih baik keluar dari kamar mamahnya itu. Caramel melepaskan genggaman tangannya itu, “Iya aku keluar mah, tapi mamah jangan terlalu banyak pikiran, karena mamah cepet sakit!” Caramel berdiri dari tempat duduknya, “Aku keluar dulu mah!” Caramel keluar dari kamar mamahnya dengan hati yang sangat sakit.Kali ini Caramel merasa kalau dia membenci dirinya sendiri. karena dirnyalah yang membuat mamahnya kecewa terhadapnya.Caramel menagmbil tasnya yang ada diatas sofa itu dan membawanya ke dalam kamar dan langsung duduk diatas kasurnya. Caramel membuka tasnya dan membuka undangan yang tadi diberikan oleh Alexa.Caramel tersenyum miris. Tanggal pertunangan mereka tinggal satu minggu lagi. Begitu cepat Leon untuk memilih bertungan dengan Alexa, tanpa memikirkan perasaannya. “Tega sekali kalian! Begitu bahagianya kah melihat gue hancur?”Kesal, marah dan sedih. Semua rasa itu bercampur didalam pikiran Caramel, sudah dua minggu lebih anaknya menghilang dibawa oleh orang lain, tapi perkembangan dari pihak kepolisian tidak ada perkembangan sama sekali.Disisi lain juga dia meminta bantuan dari pihak kepolisian, Caramel meminta bantuan dari para ustad untuk mendoakan anaknya agar segera ketemu dan bisa balik lagi bersama dengan Caramel. Bukannya Caramel tidak percaya dengan pihak kepolisian, namun dia berfikir semakin banyak orang yang mendoakan anaknya, maka anaknya akan semakin cepat untuk ditemukan.Tetapi, Caramel sudah tidak bisa menahan rasa rindunya lagi kepada anaknya itu. Dia ingin bertemu dengan anaknya hari ini juga tidak perduli bagaimana caranya.Mamah Yuni yang melihat penampilan anaknya sekarang, dia sangat khawatir. Mamah Yuni tau kalau Caramel sangat merindukan anaknya sampai dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Bahkan selama dua minggu ini pun mamah Yuni tidak pernah meninggalkan Caramel sendirian di
Keyra menarik Kemal untuk keluar dari apartemen Caramel, “Kak ini maksudnya apa? Kenapa kak Leon mau mengambil Emir? Ada apa ini?” tanya Keyra bertubi-tubi.Kemal menyenderkan punggungnya didinding, “Nanti, nanti kakak kasih tau kamu, yang harus kamu ketahui sekarang adalah semua yang ada dipikiran kamu itu tidaklah benar!”Keyra mendekati Kemal, “Melihat kakak berbicara seperti barusan membuat aku semakin yakin kalau kakak sedang berbohong sama aku. Apa yang kakak sembunyiin dari aku?” tanya Keyra serius. “Aku terus merasa sangat aneh apalagi ketika aku melihat anak kak Alexa yang terlihat mirip dengan kakak, dan setelah aku bandingkan dengan Emir dia tidak ada kemiripan sedikit pun dengan kakak. Apa yang kakak sembunyiin dari aku dan kedua orang tua kita kak, aku mohon kakak jawab dengan jujur pertanyaan aku ini!”Kemal menghela nafasnya, Keyra tetap ingin mengetahui kebenarannya tetapi Kemal belum bisa memberitahu Keyra sekarang ditambah dengan janji Kemal kepada Caramel untuk teta
Keyra tidak melanjutkan perkataannya karena suara dering handphone milik kakaknya, “Sebentar kakak angkat telepon dulu!”Sedangkan disisi lain, Caramel sudah berada didalam rumahnya dan semua orang pun mengikutinya ke apartemen termasuk dengan Leon dan Alexa.“Caramel, aku tidak main main dengan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengambil Emir dari kamu karena kamu sudah tidak bisa merawat anakku!”Caramel yang sudah tidak bisa membendung kemarahannya, dia mendekati Leon dengan tatapan marahnya. “Secara Negara lo bukanlah ayah Emir. Selama ini gue yang merawat Emir sedangkan lo sama sekali tidak pernah merawat Emir dan sekarang lo mau mengambil Emir dari gue? Lo gak tau malu atau gimana?”Leon menganggukkan kepalanya, “Oke, aku emang gak tau malu. Tapi, melihat kelalayan kamu itu aku bisa menjadikan bukti kalau kamu emang gak bisa jadi ibu yang baik. Aku bakalan merebut Emir secara hukum!”“Mamah setuju dengan apa yang kamu bicarakan Leon, bagaimanapun mamah gak bisa percaya lagi dengan
“Maksud mamah bukan salah Caramel iya begitu? Bagaimana pun Emir itu anak aku dan Caramel meninggalkan Emir, dia gak becus jaga anaknya sendiri sampai Emir hilang seperti ini!”Melihat Caramel yang ditunjuk seperti itu oleh Leon, membuat amarah dari mamah Yuni naik. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menampar Leon.“Mamah!” jerit Caramel dan Alexa berbarengan.“Mamah apa-apan sih? Kenapa mamah malah nampar Leon? Kenapa mamah nampar suami aku?” tanya Alexa yang tersurut emosi. “Seharusnya yang mamah tampar itu dia, dia sendiri yang gak becus jaga anaknya!”“Karena Leon berhak mendapatkan tamparan itu!”“Mah sudah cukup mah, Alexa dan Leon itu benar. Semuanya gara-gara aku!”“Bagus kalau lo nyadar. Lo tau gak sih, lo itu ngerepotin papah gue!”“Alexa stop!” ucap papah Dion. “Ini bukan waktunya kita bertengkar, dan kamu juga Leon tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu kepada Caramel!”Leon memalingkan kepalanya kearah lain, dia sangat kesal kepada diirnya sendiri dan kepada
Caramel langsung berfikir kalau itu memang orang tuanya. “Iya mbak, sama-sama!” setelah mengucapkan kata itu, Caramel langsung kembali ke tempat duduknya semula. “Loh Emir kemana?”Pikiran Caramel langsung kalut, panik bercampur dengan cemas. Caramel terus berjalan mencari anaknya ke seluruh tempat di taman ini, dia hanya takut kalau ada seseorang yang mengambil anaknya.“Pak mohon maaf saya mau beratanya, apa bapak melihat bayi yang sedang digendong oleh seseorang bapak? Bayi itu memakai pakaian biru?” tanya Caramel pada seorang penjual.“Maaf bu, banyak banget anak kecil atau bayi yang pake baju warna biru. Jadi bapak gak tau, ibu nyari anak ibu bukan?” tanya balik sang penjual bakso.Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Iya pak, saya sedang mencari anak saya!”“Coba atuh bu tanya sama satpam disana, siapa tau anak ibu kerekam di cctv!” kata penjual bakso sambil menunjukkan kearah satpam berada.“Terimakasih pak!”“Sama-sama bu!”Tanpa menunggu lama lagi, Caramel langsung menu
Setelah pergi meninggalkan rumah Alexa, Leon tidak pergi ke rumahnya melainkan ke apartemen miliknya. Apartemen ini sudah lama dia tinggalkan, Leon memang sengaja tidak menjual apartemen ini karena beberapakali juga Leon pernah kesini untuk menenangkan dirinya saja.Leon merebahkan dirinya diatas kasur, dia menatap ke langit-langit kamarnya. Leon teringat kalau dulu dia dan Caramel pernah berada dikamar ini berdua dan tidur bersama disini.Leon merogoh handphone yang ada didalam saku celananya. Dia mencari-cari kontak nomor Caramel lalu dia langsung menekan tombol panggilan. Panggilan pertama Caramel tidak mengangkat teleponnya. Leon langsung mencoba kembali tetapi panggilannya tetap tidak diangkat oleh Caramel.“Kamu lagi sibuk ngurusin anak kita?” gumam Leon sambil menatap layar handphonenya yang berisikan foto Caramel. Leon terkekeh geli, karena dia berbicara pada foto Caramel yang sudah dipastikan tidak akan pernah dijawab.Sedangkan disisi lain, Caramel memang sengaja tidak menga